0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pestisida, yaitu bahan kimia yang digunakan untuk membasmi hama. Pestisida dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika terpapar dalam jangka panjang, seperti menyebabkan hipotirodisme, gangguan pertumbuhan, bahkan kanker. Dokumen ini juga menjelaskan jenis, klasifikasi, dan patofisiologi pestisida.
Dokumen tersebut membahas tentang pestisida, yaitu bahan kimia yang digunakan untuk membasmi hama. Pestisida dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika terpapar dalam jangka panjang, seperti menyebabkan hipotirodisme, gangguan pertumbuhan, bahkan kanker. Dokumen ini juga menjelaskan jenis, klasifikasi, dan patofisiologi pestisida.
Dokumen tersebut membahas tentang pestisida, yaitu bahan kimia yang digunakan untuk membasmi hama. Pestisida dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika terpapar dalam jangka panjang, seperti menyebabkan hipotirodisme, gangguan pertumbuhan, bahkan kanker. Dokumen ini juga menjelaskan jenis, klasifikasi, dan patofisiologi pestisida.
Pengertian • Pestisida adalah bahan kimia atau campuran dari beberapa bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan atau membasmi organisme pengganggu (hama/pest). • Pestisida digunakan di berbagai bidang atau kegiatan, mulai dari rumah tangga, kesehatan, pertanian, dan lain- lain • Pestisida merupakan bahan kimia yang tergolong sebagai endocrine disrupting chemicals (EDCs), • EDCs yaitu senyawa kimia di lingkungan yang mengganggu sintesis, sekresi, transport, metabolisme, aksi pengikatan, dan eliminasi dari hormon-hormon dalam tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan (homeostasis), reproduksi, dan proses tumbuh-kembang Permenkes No. 258 Tahun 1992 • Pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk: – Memberantas/mencegah hama penyakit yang merusak tanaman – Memberantas rerumputan – Mengatur atau merangsang tumbuhnya tanaman (tidak termasuk pupuk) – Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yg tidak diinginkan – Memberantas/mencegah hama-hama luar pada hewan piaraan – Memberantas/mencegah hama air – memberantas/mencegah binatang/jasad renik dlm rumah, bangunan – Mencegah binatang yg dapat menyebabkan penyakit pada manusia Tingkatan Pestisida Berdasarkan Permenkes • Kelas Ia : Pestisida yang sangat berbahaya sekali • Kelas Ib : Pestisida yang sangat berbahaya • Kelas II : Pestisida yang berbahaya • Kelas III : Pestisida yang cukup berbahaya LD 50 untuk tikus (mg/kg) Klasifikasi Oral Dermal Padat Cair Padat Cair Ia. Sangat Berhaya Sekali <5 < 20 < 10 < 40 Ib. Sangat Berbahaya 5-50 20-200 10-100 40-400 II. Berbahaya 50-500 200-2000 100-1000 400-4000 III. Cukup Berbahaya >500 >2000 >1000 >4000 Jenis Pestisida 1. Fungisida 2. Bakteriasida 3. Rodentisida 4. Nematisida 5. Herbisida 6. Akarasida 7. Molluskisida 8. Insektisida Senyawa Penyusun Pestisida • Karbamat • Organoklorin • Organofosfat • Piretroid Patofisiologi • Port the entry Absorbsi melalui Kulit, Oral, Saluran Pernapasan • Mekanisme Kerja Pestisida – Mempengaruhi kerja enzim dan hormon. Bahan racun yang masuk kedalam tubuh dapat menonaktifkan aktivator sehingga enzim atau hormon tidak dapat bekerja – Merusak jaringan. Masuknya pestisida menginduksi produksi serotonin dan histamin, hormon ini memicu reaksi alergi dan dapat menimbulkan senyawa baru yang lebih toksik Diagnosa • Standar penegakan diagnosa keracunan akibat paparan pestisida adalh dg pemeriksaan laboratorium • Namun orang yg mengalami keracunan akibat paparan pestisida akan mengalami kondisi awal sebagai berikut: – Pusing, sesak napas, diare, muntah – Reaksi alergi – Pingsan • Khusus pestisida golongan karbamat dan organofosfat dapat dilakukan uji cholinesterase Dampak Pestisida • Jangka Panjang yaitu dapat menyebabkan keracunan – keracunan akut pestisida golongan organopospat dan karbamat, berkaitan dengan stimulasi kolinergik yang berlebihan, seperti kelelahan, muntah-muntah, mual, diare, sakit kepala, penglihatan kabur, salivasi, berkeringat banyak, kecemasan, gagal nafas dan gagal jantung Dampak Pestisida – Sementara keracunan kronis ditandai dengan adanya tanda-tanda kolinergik dan penurunan aktivitas enzim kolinesterase di plasma, sel darah merah dan otak Dampak Pestisida • Pajanan ringan jangka pendek, mungkin hanya menyebabkan iritasi pada selaput mata atau kulit • Pajanan ringan jangka panjang berpotensi menimbulkan berbagai dampak kesehatan, seperti gangguan terhadap sistem hormon bahkan keganasan Dampak Pestisida 1. Hipotirodisme Hipotiroidisme adalah suatu keadaan di mana kelenjar tiroid tidak dapat memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3) cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kadar hormon tiroid yang rendah akan meningkatkan produksi Thyroid Stimulating Hormone (TSH), suatu hormon yang akan memacu peningkatan sintesis hormon tiroid dan merangsang pembesaran kelenjar tiroid (gondok, goiter), sehingga keadaan ini sering disebut sebagai gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) Dampak Pestisida 2. Gangguan pertumbuhan (stunting) – Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi – Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan pun memicu gangguan saluran pencernaan, yang membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi