Anda di halaman 1dari 15

PESTISIDA

David Laksamana Caesar


Pengertian

 Pestisida adalah bahan kimia atau campuran dari


beberapa bahan kimia yang digunakan untuk
mengendalikan atau membasmi organisme pengganggu
(hama/pest).
 Pestisida digunakan di berbagai bidang atau kegiatan,
mulai dari rumah tangga, kesehatan, pertanian, dan lain-
lain
 Pestisidamerupakan bahan kimia yang tergolong
sebagai endocrine disrupting chemicals (EDCs),
 EDCs yaitu senyawa kimia di lingkungan yang
mengganggu sintesis, sekresi, transport, metabolisme, aksi
pengikatan, dan eliminasi dari hormon-hormon dalam
tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan
(homeostasis), reproduksi, dan proses tumbuh-kembang
Permenkes No. 258 Tahun 1992
 Pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik
dan virus yang dipergunakan untuk:
 Memberantas/mencegah hama penyakit yang merusak tanaman
 Memberantas rerumputan
 Mengatur atau merangsang tumbuhnya tanaman (tidak termasuk pupuk)
 Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yg tidak diinginkan
 Memberantas/mencegah hama-hama luar pada hewan piaraan
 Memberantas/mencegah hama air
 memberantas/mencegah binatang/jasad renik dlm rumah, bangunan
 Mencegah binatang yg dapat menyebabkan penyakit pada manusia
Tingkatan Pestisida Berdasarkan Permenkes

 Kelas Ia : Pestisida yang sangat berbahaya sekali


 Kelas Ib : Pestisida yang sangat berbahaya
 Kelas II : Pestisida yang berbahaya
 Kelas III : Pestisida yang cukup berbahaya
LD 50 untuk tikus (mg/kg)
Klasifikasi Oral Dermal
Padat Cair Padat Cair
Ia. Sangat Berhaya Sekali <5 < 20 < 10 < 40
Ib. Sangat Berbahaya 5-50 20-200 10-100 40-400
II. Berbahaya 50-500 200-2000 100-1000 400-4000
III. Cukup Berbahaya >500 >2000 >1000 >4000
Jenis Pestisida

1. Fungisida
2. Bakteriasida
3. Rodentisida
4. Nematisida
5. Herbisida
6. Akarasida
7. Molluskisida
8. Insektisida
Senyawa Penyusun Pestisida

 Karbamat
 Organoklorin
 Organofosfat
 Piretroid
Patofisiologi
 Port the entry
Absorbsi melalui Kulit, Oral, Saluran Pernapasan
 Mekanisme Kerja Pestisida
 Mempengaruhi kerja enzim dan hormon. Bahan racun yang masuk
kedalam tubuh dapat menonaktifkan aktivator sehingga enzim atau hormon
tidak dapat bekerja
 Merusak jaringan. Masuknya pestisida menginduksi produksi serotonin dan
histamin, hormon ini memicu reaksi alergi dan dapat menimbulkan senyawa
baru yang lebih toksik
Diagnosa

 Standar penegakan diagnosa keracunan akibat paparan


pestisida adalh dg pemeriksaan laboratorium
 Namun orang yg mengalami keracunan akibat paparan
pestisida akan mengalami kondisi awal sebagai berikut:
 Pusing, sesak napas, diare, muntah
 Reaksi alergi
 Pingsan
 Khusus pestisida golongan karbamat dan organofosfat
dapat dilakukan uji cholinesterase
Dampak Pestisida

 Jangka Panjang yaitu dapat menyebabkan keracunan


 keracunan akut pestisida golongan organopospat dan karbamat,
berkaitan dengan stimulasi kolinergik yang berlebihan, seperti
kelelahan, muntah-muntah, mual, diare, sakit kepala,
penglihatan kabur, salivasi, berkeringat banyak, kecemasan,
gagal nafas dan gagal jantung
Dampak Pestisida

 Sementara keracunan kronis ditandai dengan adanya tanda-tanda


kolinergik dan penurunan aktivitas enzim kolinesterase di plasma,
sel darah merah dan otak
Dampak Pestisida

 Pajanan ringan jangka pendek, mungkin hanya


menyebabkan iritasi pada selaput mata atau kulit
 Pajanan ringan jangka panjang berpotensi menimbulkan
berbagai dampak kesehatan, seperti gangguan terhadap
sistem hormon bahkan keganasan
Dampak Pestisida

1. Hipotirodisme
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan di mana kelenjar tiroid tidak
dapat memproduksi hormon tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3)
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kadar hormon tiroid yang rendah akan meningkatkan produksi
Thyroid Stimulating Hormone (TSH), suatu hormon yang akan
memacu peningkatan sintesis hormon tiroid dan merangsang
pembesaran kelenjar tiroid (gondok, goiter), sehingga keadaan ini
sering disebut sebagai gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
Dampak Pestisida

2. Gangguan pertumbuhan (stunting)


 Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh
asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi
 Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan pun memicu
gangguan saluran pencernaan, yang membuat energi untuk
pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi
infeksi

Anda mungkin juga menyukai