Anda di halaman 1dari 30

PENYAKIT-PENYAKIT

BERBASIS LINGKUNGAN

NISSA NOOR ANNASHR, SKM, MKM


Penyakit Berbasis Lingkungan
D
E Ilmu yang mempelajari proses kejadian atau
F fenomena penyakit yang terjadi pada sebuah
I kelompok masyarakat, yang berhubungan,
berakar (bounded), atau memiliki keterkaitan
N erat dengan satu atau lebih komponen
I lingkungan pada sebuah ruang dalam mana
masyarakat tsb bertempat tinggal atau
S beraktivitas dlam jangka waktu tertentu.
I Penyakit tsb bisa dicegah atau dikendalikan,
kalau kondisi lingkungan yang berhubungan
atau diduga berhubungan dengan penyakit
tsb dihilangkan.
Gangguan Penyakit Berhubungan dengan Senyawa
Kimia Toksik

 Senyawa kimia toksik masuk ke dalam tubuh


manusia melalui media air, udara maupun pangan.
 Setelah masuk ke dalam tubuh, terdapat 4 proses yg
berperan dalam penentuan dampak, yakni :
1. Absorpsi
2. Distribusi
3. Ekskresi
4. Metabolisme
 Dosis pemajanan : senyawa toksik yang terukur di dalam suatu
media lingkungan (udara, air, tanah, makanan/minuman)
sebuah komunitas dalam sebuah wilayah.
 Dosis pemajanan diperoleh dgn mengukur kandungan bahan
pencemar dalam media tertentu, sebagai parameter pemajanan
sebuah kelompok terpajan.
 Contoh : pengukuran kandungan CO dalam udara ambient di
sebuah wilayah perkotaan, yg mengasumsikan semua penduduk
di pinggir jalan akan menerima sejumlah konsentrasi CO yg
sama  Variabilitas absorpsi atau up take antarindiidu dlm
kelompok terpajan
 Dosis terserap : jumlah dosis pemajanan sebenarnya
yang masuk ke dalam tubuh manusia atau kelompok
 up take
 Dosis pemberian : jumlah yg diberikan pada anggota
dan /atau kelompok, biasanya diberikan secara oral,
gavage, atau injeksi.
 Dosis total : jumlah semua dosis yang diberikan
secara individual dan kelompok komunitas
Absorpsi melalui Pencernaan

 Banyak bahan beracun masuk melalui makanan atau


pangan melalui sistem pencernaan
 Sistem pencernaan juga merupakan tempat masuk
berbagai bahan dari luar tubuh dalam jumlah sedikit dan
dalam waktu lama.
 Racun yg tertelan pada dasarnya perlu waktu beberapa
menit hingga jam untuk menimbulkan dampak racun
sebelum terserap dalam jumlah besar, kecuali bahan tsb
sangat iritatif, melukai dinding usus
 Racun dapat diabsorpsi sejak berada di mulut,
kerongkongan, hingga usus halus bahkan usus besar dan
rektum.
 Usus dikenal memiliki kapasitas kecil untuk menyerap
asam organik , namun karena permukaan usus halus amat
luas, maka memiliki potensi penyerapan racun dalam
waktu yg relatif singkat., terutama saat dalam usus tdk
terdapat makanan lain.
 Untuk bahan yg sifatnya lipid soluble relatif cepat diserap
Absorpsi melalui Paru

 Bahan pencemar yg dikenal mudah terabsorpsi


bahkan menimbulkan keracunan akut adalah karbon
monoksida (CO) dan silika yg menyebabkan silikosis.
 Bahan beracun yg dikenal efektif diserap melalui
sistem pernafasan selain CO adalah NO2 (gas).
 Bahan beracun berupa uap dari bahan olatile atau
volatilizable liqquid, adalah benzene dan CCL4, serta
berbagai bahan berupa aerosol yg juga efektif
diansorpsi paru.
 Bahan toksik terutama yg berbentuk gas dan vapour
sebelum mencapai target organ paru akan dipengaruhi
 kondisi anatomis saluran hidung dan tenggorokan.
 Untuk aerosol dan partikel , tingkat absorpsi selain
ditentukan oleh water solubility , juga ditentukan oleh
derajat lipid solubility dan kemampuan ionisasi dari
bahan pencemar
 Absorpsi melalui paru juga ditentukan oleh intensitas
dan frekuensi napas
 Inhalasi  satu2nya rute perjalanan partikel mikro
atau debu
 Ukuran partikel yg membahayakan umumnya
berkisar 0,1-2,5 mikron
 Partikel berukuran sekitar 2,5 mikron  dapat
langsung masuk ke dalam paru dan mengendap di
alveoli
 Sebagian debu yg mengandung bahan kimia
berbahaya  dampak iritatif hingga kumulatif
Absorpsi melalui Kulit

 Gas Sarin dapat menembus kulit dengan baik, CCL4,


dan banyak insektisida seperti golongan karbamat
dan organoposfat juga dapat masuk melalui kulit
dan menimbulkan keracunan umum.
 Mekanisme difusi dapat terjadi melalui stratum
cornemum (lapisan terluar).
 Lapisan kulit yg rusak terluka atau inested oleh
parasit akan memudahkan masuknya berbagai
bahan kimia ke dalam tubuh.
Dampak Pestisida

 4 macam pestisida :
1. Karbamat  menghambat kerja enzim asetilkolinesterase,
dengan gejala dan tanda keracunan dibagi 2 yaitu : efek
muskarinik dan efek nikotinik.
Efek muskarinik  keringat berlebih, salivasi, lakrimasi,
bronkokonstriksi, pinpoint pupil, peningkatan produksi lendir
bronkhus, kram perut, muntah-muntah dan diare, serta
brikardi.
Efek nikotinik  gejala stimulasi simpato mimetic seperti
lemah, kramp, peningkatan denyut jantung dan nadi, rasa
cemas, gelisah dan penurunan tekanan darah.

Efek dari karbamat biasanya reversibel dan durasinya singkat


2. Organoklorin
Masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi, pencernaan dan
absorpsi kulit.
Metabolisme dalam sel melibatkan berbagai mekanisme,
seperti oksidasi dan hidrolisis.
Bersifat lipotropik  tersimpan dalam sel yg banyak
menganduk lemak, ex. Susunan saraf pusat, hati, ginjal dan
otot jantung  merusak fungsi dari sistem enzim dan
menghambat aktivitas biokimia sel.
3. Organofosfat
Efek toksik terjadi melalui 3 reaksi utama 
hambatan thdp aktivitas enzim kolinesterase,
hambatan thdp neuropathy target esterase
(NTE) dan terjadinya neuropati secara lambat,
dan pengelepasan dari gugus alkil yg terikat pada
atom posfat dan terjadinya alkilasi dari
makromolekul termasuk RNA dan DNA
4. Pirethroid
 Pb (timbal)  dampaknya bervariasi tergantung dari tingkat
dan lama pajanan, ex. Dampak thdp sistem pembentukan
darah, sistem syaraf, sistem ginjal, sistem reproduksi, sistem
imun dsb. Penelitian menyebutkan timbal akan menghambat
pengikatan yodium  yodium tdk dpt masuk ke dalam
kelenjar tiroid dan sistesis hormon tiroid terganggu
 Absorpsi timbal yang meningkat  penurunan Hb,
penurunan jumlah dan pemendekan masa hidup eritrosit,
peningkatan jumlah retikulosit (eritrosit muda) dan
peningkatan jumlah eritrosit berbintik basofilik
 Cadmium (Cd)  jalur masuk utamanya pernafasan, melalui
pencernaan hanya 5-8%.
Dampak  penyakit ginjal, hipertensi, osteoporosis,
leukemia, maupun keganasan pada paru, ginjal, kandung
kemih, pankreas, payudara dan prostat.
 Merkuri (Hg)  toksis thdp organisme
Merkuri anorganik toksik pd konsentrasi sekitar 5 µg/liter,
merkuri organik pd konsentrasi 10 x lebih rendah.
Dalam sel, efek toksiknya berhubungan dgn densitas sel dan
konsentrasinya dalam substrat, umumnya irreversible
 Mangan (Mn)  pertambangan mangan adalah mendapatkan MnO2
(mangan dioksida)
 Mn diabsorpsi melalui inhalasi atau sistem pernapasan, berupa partikel
tidak larut dalam air, sebelum akhirnya mencapai aleoli dan diabsorpsi,
juga dapat masuk melalui pencernaan.
Kadar Mn tidak boleh lebih dari 20 µg/liter darah, 2 µg/liter air seni
atau 3 mg/kg rambut.
Pajanan terus menerus  manganisme (efek thdp sistem syaraf pusat).
Tanda pertama keracunan (muncul bebrapa bulan hingga 2 tahun)
gangguan kapasitas mental.
Pajanan lanjut  gangguan psikomotor, disarthria (gangguan bicara)
dan gangguan gaya berjalan  gejala psikosis manic (agresif) atau
depresif dan akhirnya Parkinson
Gangguan Penyakit Berhubungan dengan Energi
yg Diradiasikan

 Energi yg dipancarkan dari sumbernya  agen fisik


 Kebisingan menimbulkan gangguan komunikasi, gangguan
pendengaran, hipertensi, gangguan pembuluh darah jantung
(ischemic), ejakulasi dini, gangguan pencernaan, gangguan
tidur, gangguan sistem kekebalan, kelainan kongenital bayi, dsb.
 Getaran atau vibration, mula2 menimbulkan rasa sakit yg akan
hilang setelah getaran berhenti. Dapat menimbulkan sindroma
VWF (Vibration-induced White Finger), menimbulkan
perubahan pada tendon, otot, tulang dan sendi, bahkan syaraf
terutama ekstremitas. Secara bersama menimbulkan gangguan
HAVS (Hand-Arm Vibration Syndrome)
 Sinar matahari (cahaya)
Dampak sinar matahari yg paling banyak terjadi adalah
kanker kulit. Penduduk kulit berwarna lebih tahan terhadap
bahaya kanker kulit dibandingkan yang kulitnya putih.
Radiasi sinar ultraviolet dapat menimbulkan gangguan
imunitas seluler.
Pada tukang las atau orang yang memandang matahari dalam
waktu cukup lama akan timbul kerato konjunctivitis yaitu
radang akut kornea dn dapat menimbulkan kebutaan
Penyakit Akibat Agen Mikroorganisme

 Jalur masuk mikroorganisme ke dalam tubuh


manusia (port de entry) : sistem pernafasan, sistem
pencernaaan, kontak kulit.
 Penularan ke manusia melalui media : pangan atau
makanan, air, udara, binatang dan manusia melalui
hubungan seksual atau kontak intim
DIARE

 Diare  gejala buang air besar berulang dengan


konsistensi encer, kadang dalam kondisi akut disertai
muntah, demam dan dehidrasi serta gangguan elektrolit.
 Diare yang spesifik antara lain diare yg disebabkan
mikroorganisme Escherichia coli, Vibrio cholerae,
Salmonella sp., Campilobacter sp.
 Diare juga bisa bersamaan dengan penyakit lain seperti
malaria dan campak.
 Diare akut seringkali dipicu pertumbuhan berlebih dari
toksin Clostridium difficile.
DIARE

 Di berbagai negara kini berkembang gejala diare yg


disebabkan oleh bakteri yg diduga hasil mutasi
genetik dr beberapa spesies uatamanya E. coli,
antara lain E. coli 0157:H7 yg sebelumnya bukan
pathogen enteric
 Penularan melalui berbagai media seperti air,
pangan dipengaruhi oleh sanitasi yang buruk,
termasuk juga produk peternakan yg tidak
dimasak dengan higienis
Pneumonia Pneumokokal

 Di negara berkembang, pneumonia merupakan pembunuh


balita nomor 1.
 Pneumonia disebabkan oleh Pneumococcal merupakan
infeksi bakteri kut yg ditandai dgn serangan mendadak
demam menggigil, nyeri pleural, sesak napas, batuk
produktif, pada anak kecil disertai kejang.
 Penyebab penyakit paling sering  Streptococcus
pneumonia
 Cara penularan melalui media udara, percikan ludah, kontak
langsung lewat mulut dan melalui kontak benda-benda yg
digunakan bersama.
 Faktor risiko utama adalah kepadatan hunian
Tuberkulosis

 Penyakit ini merupakan penyebab kematian terutama di


negara berkembang.
 Penyakit ini menyerang paru dengan gejala umum
adalah batuk lebih dari 1 minggu dgn demam yg tidak
khas. Lama kelamaan disertai kepucatan, lemah dan
tidak nafsu makan serta kurus dan tidak produktif.
 Mycobacterium sangat sensitif thdp sinar ultraviolet 
rumah sehat membantu mengurangi bakteri di lantai ,
genteng kaca dapat membantu memasukkan sinar
ultraviolet matahari masuk ke dalam rumah dan
mengeliminasi kuman
Penyakit Parasit

 Aspergillosis disebabkan oleh jamur Aspergillus


fumigates atau Aspergillus flavus.
 Media utama penularannya  udara
 Aspergillosis muncul dgn berbagai sindroma klinis .
 Penderita yg alergi dapat terkena penyakit ini
menyebabkan allergic bronchopulmonary aspergillus
 Jamur Aspergillus juga dapat bergabung dgn bakteri
menyebabkan abses paru, sedangkan Aspergillosis
invasive (menyerang seluruh sistem) trjadi pada
penderita yg menerima imunosupresif.
 Jamur bisa menyerang ke seluruh organ khususnya
jantung dan otak
Malaria

 Gejala malaria bervariasi bergantung agen penyakit


Plasmodium sp. (Plasmodium malariae, P. vivax, P.
ovale, P. palcifarum)
 Plasmodium palcifarum dianggap paling
memberikan gejala akut dan mematikan., gejalanya
bervariasi seperti demam, menggigil, berkeringat,
batuk, diare, sakit kepala, gangguan pernapasan dan
pucat.
 Sebagian besar vektor nyamuk malaria pada
manusia bersal dari genus Anopheles.
Filariasis

 Penyebabnya adalah cacing nematoda (Wuchereria


bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori).
 Penderita filariasis kronis bisa berkembang menjadi
elephantiasis atau kaki gajah.
 Penularannya oleh vektor nyamuk Culex
quinquefasciatus, Anopheles gambiae, An. funestus,
An. scapularis dan An. pseudosctutellaris
 Untuk Brugia malayi, vektornya adalah Mansonia
sp., Anopheles sp. dan Aedes sp.
Filariasis

 Cacing tinggal dalam sistem limfatik/saluran


kelenjar limfa,  cacing betina menghasilkan anak
berupa mikrofilaria yg dapat mencapai aliran darah
 menyumbat saluran limfe pada daerah kaki,
payudara, kantong testis, sehingga menimbulkan
pembesaran.
 Gejala penyakit mula2 asimptomatik, bahkan ada
kelompok tanpa gejala dan parasitnya negatif.
Chikungunya

 Penularana oleh nyamuk Aedes aegypti dan


mungkin juga oleh nyamuk lain.
 Dapat sembuh dengan sendirinya.
 Gejala sakit persendian (arthralgia) luar biasa ,
terutama sendi lutut, siku pergelangan kaki dan
lainnya hingga penderita tidak dapat berjalan.
Dapat berlangsung 1 hingga 10 hari atau
berminggu2.
Japanese Enchepalitis (JE)

 Telah tersedia vaksin untuk mencegah JE pada manusia.


 Nyamuk Culex annulirostris saat ini diduga menjadi vektor
utama di Indonesia.
 Gejala penyakit bervariasi dan tergantung dari berat
ringannya penyakit. Sebagian besar tidak bergejala,
sebagian gejala ringan kadang disertai sakit kepala dan
demam atau berupa aspectic meningitis.
 Infeksi berat ditandai dengan sakit kepala, demma tinggi,
tanda2 radang selaput otak, disorientasi, gemetar, kejang
spastik teutama pada anak2 yg koma

Anda mungkin juga menyukai