MG Catur Yuantari1
ABSTRAK
Pestisida organoklorin merupakan bahan kimia yang digunakan petani untuk membasmi hama, namun
disamping manfaatnya yang dapat meningkat hasil pertanian pestisida dapat membahayakan kesehatan
dan dapat mencemari lingkungan. Pestisida organoklorin seperti DDT yang sudah dilarang
penggunaannya di Indonesia tetapi dari beberapa hasil penelitian masih ditemukan. Untuk menghindari
dampak negatif dari penggunaan pestisida, maka perlu adanya peningkatan pengetahuan dan praktik
yang benar dalam menggunakan pestisida di lahan pertanian. Disamping itu petani hendaknya
menggunakan alat pelindung diri pada waktu menggunakan pestisida serta menerapkan Pengelolaan
Hama Terpadu.
ABSTRACT
Organochlorine pesticides are chemicals that farmers used to eradicate the pest, but in addition to the
benefits that can increase agricultural pesticides can harm health and can contaminate the environment.
Organochlorine pesticides such as DDT that have banned its use in Indonesia, but from some research
results are still found. To avoid negative impacts of pesticide use, the need to increase knowledge and
practices are correct in using pesticides in agricultural land. Besides, farmers should use personal
protective equipment when using pesticides and implement Integrated Pest Management.
A. PENDAHULUAN
1. DEFINISI PESTISIDA
Hasil pertanian di Indonesia semakin meningkat dengan menggunakan pestisida, Petani
menjadi senang dengan melihat hasil tanam yang melimpah serta tidak rusak diganggu dengan
hama dan gulma. Penggunaan pestisida sudah sangat meluas, berkaitan dengan dampak positifnya,
yaitu meningkatnya produksi pertanian dan menurunnya penyakit-penyakit yang penularannya
melalui perantaraan makanan (food- borne diseases) atau pun vektor (vector-borne diseases).
(Weiss et al 2004).
Pestisida berasal dari kata pest, yang berarti hama dan cida, yang berarti pembunuh, jadi
pestisida adalah substansi kimia digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama.
Secara luas pestisida diartikan sebagai suatu zat yang dapat bersifat racun, menghambat
pertumbuhan/perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan, kesehatan, pengaruh hormon,
penghambat makanan, membuat mandul, sebagai pengikat, penolak dan aktivitas lainnya yang
mempengaruhi OPT. Sedangkan menurut The United State Federal Environmental Pestiade
Control Act, Pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau
mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad
renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteri atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan
binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang digunakan sebagai pengatur
Sumber: http://www.dioxins.nl/Difference/related_info_diff/related_IMG/Calux_diff.gif
Gambar . Mekanisme masuknya dioksin ke dalam tubuh
Dari paparan pestisida organoklorin, sebagian metabolit akibat ini akan menjadi toksik dan sebagian
lagi menjadi karsinogen yang aktif. Kanker yang disebabkan dioksin antara lain dapat berupa kanker
paru-paru, kanker hati dan sebagainya, terlebih lagi dapat menyerang fungsi reproduksi.
Dari hasil penelitian terbukti terdapat hubungan antara risiko kanker otak pada anak-anak dan paparan
ayah untuk pestisida selama 2 tahun sebelum kelahiran, khususnya untuk astrocytoma dan paparan
herbisida.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Penggunaan DDT juga ditemukan disekitar tepian Danau Buyan walaupun kadarnya masih dibawah
ambang yang diperkenankan sekitar 5,02 ppb.(Putra Manuaba,2007). Berdasarkan hasil pemantauan
kadar total pestisida organoklorin yang dilakukan dibeberapa muara sungai perairan teluk Jakarta kadar
pestisida sudah melebihi ambang batas yang diperkenankan untuk kehidupan biota dengan hasil 51,126
ppb.(Khozanah, 2005). Pada penelitian di sungai Oven dan King di Australia ternyata ditemukan juga
DDE, DDT dan dieldrin pada sampel air dan sedimennya. (Mc.kenzie smith, 1993)
Pemakaian pupuk dan pestisida dalam jumlah yang besar menimbulkan pencemaran tanah dan air
tanah dengan kadar racun yang beraneka ragam. Degradasi tanah pertanian sudah makin parah dan
dengan sudah mengendapnya pestisida maupun bahan agrokimia lainnya dalam waktu yang cukup lama.
Untuk mengembalikan nutrisinya tanah memerlukan waktu ratusan tahun, sedangkan untuk merusaknya
hanya perlu beberapa tahun saja. Hal ini terlihat dari menurunnya produktivitas karena hilangnya
kemampuan untuk memproduksi nutrisi.
Apabila penyemprotan dilakukan secara berlebihan atau takaran yang dipakai terlalu banyak, maka
yang akan terjadi adalah kerugian. Tanah disekitar tanaman akan terkena pencemaran pestisida.
Akibatnya makhluk-makhluk kecil itu banyak yang ikut terbasmi,
DAFTAR PUSTAKA
Mc.Kenzie, D.Tiller, D.allen; Organochlorine Pesticide Residues in Water and Sediments from the Oven and King
Rivers, North East Victoria, Autralia: Arch. Environ. Contam Toxicol 26, 483-490, October 1994.
Herawaty, Ahmad Nadhira, Kajian Penggunaan Pestisida Oleh Petani Pemakai serta Informasi Dari Berbagai Stakeholder
Terkait Dikabupaten karo Sumatra Utara.
http://lppm.ut.ac.id/jmst/jurnal_2009.2/persistent_organic_pollutants_dan_konvensi_stockholm.pdf
B. Putra Manuaba, Cemaran Pestisida klor organik dalam air Danau buyan Buleleng Bali, Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Udayana,Bukit Jimbaran, JURNAL KIMIA 1 (1), JULI 2007: 39-46 ISSN 1907-9850
Jennifer A. Rusiecki,1 Rahulkumar Patel,1 Stella Koutros,2 Laura Beane-Freeman,Ola Landgren,Matthew R. Bonner,
Joseph Coble,Jay Lubin,Aaron Blair,Jane A. Hoppin,4 and Michael C.R. Alavanja, Cancer Incidence among
Pesticide Applicators Exposed to Permethrin in the Agricultural Health Study, Environmental Health Perspectives,
volume 117, number 4, April 2009
Kardinan A, Pestisida Ramuan Nabati dan Aplikasi, PT. Penebar swadaya, Jakarta, 2000.
Khozanah Munawir, Pemantauan Kadar Pestisida Organoklorin dibeberapa muara Sungai di Perairan Teluk Jakarta,
Oseanologidan Limnologi di Indonesia 2005 - No. 37 : 15 – 25, ISSN 0125 – 9830.
Lina Warlina, Persistent Organic Pollutans(POPS) dan Konvensi Stockholm, Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi,
Volume 10, Nomor 2, September 2009, 102-111, Diakses
Panut Djojosumarto, Pestisida & Aplikasinya; Penerbit PT.Agromedia Pustaka, Jakarta, 2008 Pascale R.
Salameh,a,_ Isabelle Baldi,b Patrick Brochard,b and Bernadette Abi Saleha, Pesticides in
Lebanon: a knowledge, attitude, and practice study, Environmental Research 94 (2004) 1–6
Pesticide Action Network Asia and the Pacific. Awas, Pestisida Bebahaya bagi Kesehatan. Yayasan Duta Awam,
1999
S Burgaz, B.L.Afkham, A.E Karakaya; Organoclorine Pesticide Contaminants in Human Adipose Tissue Collected in
Tebriz (Iran),Bull Environ. Contam Toxicol 1995 54:546-553 Springer Verlag New York inc, 1995.
Sara Yulia Paramita, Katharina Oginawati, Pengaruh Perubahan Musiam Terhadap Residu Insektisida Organoklorin
Pada Ikan, Air, dan Sedimen di DAS Citarum Hulu Segmen Cisanti Sampai Nanjung, Jawa Barat; ITB
Tina M. Saldana,1,2 Olga Basso,2 Donna D. Baird,2 Jane A. Hoppin,2 Clarice R. Weinberg,3 Aaron Blair,4 Michael C.R.
Alavanja,4 and Dale P. Sandler, Pesticide Exposure and Hypertensive Disorders During Pregnancy, Environmental
Health Perspectives • volume 117 | number 9 | September 2009
Warlison Girsang, Dampak negatif Penggunaan Pestisida, Fakultas Pertanian USI P.Siantar
http://usitani.wordpress.com/2009/02/26/dampak-negatif-penggunaan-pestisida. diakses pada tanggal 10 Maret 2011.
Priyanto, Toksisitas,Obat, Zat kimia dan terapi antidotum, Leskonfi, Jabar, 2007 Sri
A.Adiwisastra, Keracunan, Sumber Bahaya serta Penanggulangannya, Penerbit Angkasa, Bandung, 1985