Anda di halaman 1dari 22

toksikologi

TOKSISITAS PEPTISIDA
Kelompok 4
Kelompok 4

Astri Sugih Hartati Devi Pitriani


24041120144 24041120149

Ikhsan Maulana Rindu Rahma


Ibrahim Yuanita
24041120120 24041120168
Latar Belakang
● Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun
yang digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang
merugikan manusia. Dalam sejarah peradaban manusia,
pestisida telah cukup lama digunakan di bidang kesehatan
(bidang permukiman dan rumah tangga) dan terutama
dibidang pertanian (pengelolaan tanaman) (Kementrian
Pertanian, 2012).
Latar Belakang
● Pestisida telah digunakan secara luas untuk meningkatkan produksi
pertanian, perkebunan dan pemberantasan vektor penyakit. Sebagian besar
cara penggunaan pestisida oleh petani adalah dengan cara penyemprotan.
Saat penyemprotan merupakan keadaan dimana petani sangat mungkin
terpapar bahan kimia yang terdapat dalam pestisida yang digunakan. Bahaya
yang dapat terjadi saat penyemprotan tersebut dapat mengakibatkan
gangguan yang dapat mengakibatkan penyakit. Gangguan yang dapat terjadi
antara lain adalah gangguan pernafasan, keracunan, gangguan pada darah
dan gangguan lainnya (Rahmawati dan Martiana, 2014).
Peptisida
Menurut SK Menteri Pertanian RI Nomor
434.1/Kpts/TP.270/7/2001 yang disebut pestisida adalah
semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan
virus yang digunakan untuk: Memberantas atau
mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman,
bagian tanaman, atau hasil-hasil pertanian.
Penggolongan
Insektisida Fungisida
Semua zat kimia dan bahan pestisida yang digunakan
lain serta jasad renik, serta untuk membasmi fungi/
virus yang dipergunakan jamur.Petani menyebutkan
untuk memberantas atau bahwa penggunaan
mencegah binatang-binatang fungisida adalah untuk
yang dapat menyebabkan mengendalikan penyakit
penyakit pada manusia. busuk daun, busuk batang,
Toksisitas Peptisida
Toksisitas merupakan istilah dalam toksikologi yang
didefinisikan sebagai kemampuan bahan kimia untuk
menyebabkan kerusakan/injuri. Istilah toksisitas
merupakan istilah kualitatif, terjadi atau tidak terjadinya
kerusakan tergantung pada jumlah unsur kimia yang
terabsorpsi.
Kategori Toksisitas
Kategori I Kategori II Kategori III
Semua jenis pestisida yang Digunakan untuk senyawa Yang termasuk dalam

tergolong dalam jenis ini pestisida yang mempunyai kategori ini ialah semua

mempunyai LD 50 yang aktif kelas toksisitas pertengahan, pestisida yang daya racunnya

dengan kisaran antara 0-50 mg dengan daya racun LD 50 oral rendah dengan LD 50 akut

perkilogram berat badan. yang akut mempunyai kisaran melalui mulut berkisar antara
antara 50-500 mg per kg berat 500-5000 mg per kg berat
badan. badan (Panut 2008)
Senyawa-Senyawa
Peptisida

Terdiri dari beberapa kelompok yang


Organokhlorin/ diklasifikasi menurut bentuk kimianya.
chlorinated
Yang paling populer dan pertama kali
hydrocarbon
disinthesis adalah “Dichloro-diphenyl-
trichloroethan” atau disebut DDT.
Senyawa-Senyawa
Peptisida

Senyawa Organofospat merupakan


penghambat yang kuat dari enzim
cholinesterase pada syaraf. Golongan ini
Organofosfat
sangat toksik untuk hewan bertulang
belakang. Pestisida yang termasuk dalam
golongan organofosfat antara lain: . Asefat,
Kadusafos, Klorfenvinfos, Klorpirifos,
Kumafos DLL
Senyawa-Senyawa
Peptisida

Golongan karbamat pertama kali disintesis


15 pada tahun 1967 di Amerika Serikat
dengan nama dagang Furadan. Golongan
Karbamat
karbamat merupakan racun kontak yang
menurunkan aktivitas enzim kolinesterase
darah dan bekerja sebagai racun saraf
sebagaimana halnya dengan racun
golongan organofosfat.
Uji Toksisitas
1. Pengujian Toksisitas Secara Non Klinik, Uji Toksisitas Praklinik
secara in vivo adalah uji yang dilakukan pada hewan uji untuk
mendeteksi efek toksik pada sistem biologi dan untuk memperoleh
data dosis- respon yang khas dari sediaan uji. Uji Toksisitas
Nonklinik secara in vivo dalam Peraturan meliputi: uji toksisitas
akut oral; uji toksisitas subkronik oral; uji toksisitas kronik oral; uji
teratogenisitas; uji sensitisasi kulit; uji iritasi mata; uji iritasi akut
dermal; uji iritasi mukosa vagina; uji toksisitas akut dermal; dan uji
toksisitas subkronik dermal.
Uji Toksisitas
2. Metode Uji Toksisitas Secara Umum
Metode uji toksisitas dapat dibedakan menjadi dua golongan,
yaitu uji toksisitas yang dirancang untuk mengetahui atau
mengevaluasi efek umum suatu senyawa dan uji toksisitas yang
dirancang untuk mengevaluasi secara rinci tipe toksisitas spesifik
(Loomis, 1987). Uji toksisitas umum meliputi; uji toksisitas akut, uji
toksisitas subkronis dan uji toksisitas kronis (Lu F. C., 1995)
Gejala-Gejala Yang
Ditimbulkan dari Peptisida
Gejala keracunan yang disebabkan peptisida pada umumnya menurut UNESCO (1991) adalah :

- Tanda dan gejala keracunan ringan

Mual, lemas, pusing, sakit kepala, iritasi hidung dan tenggorokan, iritasi kulit, iritasi mata, banyak keluar
keringat, diare dan tidak bergairah.

- Tanda dan gejala keracunan sedang

Mata berkunang-kunang, denyut nadi lemah, kejang perut, muntah, gemetar, sesak napas, banyak keluar
keringat, pupil mata menyempit dan lemas.

- Tanda dan gejala keracunan berat

Hilang kesadaran, detang jantung lambat, semakin lama dapat menyebabkan kematian.
Gejala Keracunan
Organoklorin
- Keracunan pada dosis rendah
pusing-pusing, mual, sakit kepala, tidak
dapat berkonsentrasi secara sempurna.

- Keracunan dosis yang tinggi


Kejang-kejang, muntah dan dapat terjadi
hambatan pernafasan.
Gejala Keracunan
Organofosfat
- Gejala awal
Mual/rasa penuh diperut, muntah, rasa lemas, sakit kepala dan gangguan penglihatan.

- Gejala lanjutan
Keluar ludah yang berlebihan, pengeluaran lendir dari hidung (terutama pada keracunan melalui hidung),
kejang usus dan diare, keringat berlebihan, air mata yang berlebihan, kelemahan yang disertai sesak nafas,
akhirnya kelumpuhan otot rangka.

- Gejala sentral
Sukar bicara, kebingungan, hilangnya reflek, kejang dan koma.

- Kematian
Apabila tidak segera di beri pertolongan berakibat kematian dikarenakan kelumpuhan otot pernafasan.
Gejala Keracunan
Karbamat
- Gejala nonspesifik
Lelah, badan terasa sakit, sakit kepala, dada sesak, gelisah, rasa ingin muntah, keringat keluar berlebihan,
diare, dan pupil mata mengecil.

- Gejala keracunan sedang


Pengecilan pupil mata, otot-otot gemetar, sulit berjalan, pandangan mata kabur serta denyut jantung
melambat.

- Gejala keracunan berat


Pengecilan pupil mata, kesadaran hilang, reaksi terhadap cahaya hilang, kejang, paru- paru membengkak,
tekanan darah meningkat, dan tenaga hilang
Penyakit Yang
Diakibatkan

Hepatitis, sirosis, hingga kanker Bronkitis, asma, penyakit Masalah pada ingatan, sulit
paru-paru lainnya berkonsentrasi, perubahan
kepribadian, kelumpuhan,
kehilangan kesadaran dan
koma
Pengobatan Dari Keracunan
Peptisida

a. Atropine
b. Pralidoxime
c. benzodiazepine
d. Infus yang telah ditambahkan obat-obatan sesuai kondisi pasien
e. Karbon aktif, untuk mencegah racun terserap oleh tubuh
f. Alat bantu pernapasan
Kesimpulan
Dari pemaparan materi diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pestisida yang berlebihan serta tidak tepat pengunaan dapat
menyebabkan efek toksik bagi manusia dan alam sekitar.

Saran
Untuk mengurangi efek toksik yang ada terutama pada bahan makanan
seperti tumbuhan dan hewan kami sarankan untuk mengurangi
penggunaan pestisida atau menganti penggunaan pestisida dengan bahan
organic yang lebih aman serta ramah lingkungan
Daftar Pustaka
Mutia, Vonisya dan Rasmi Zakiah Oktarlina. (2019). Keracunan Peptisida Kronik Pada Petani: JIMKI, 7 (2),
132.

Budi, Teguh Prijanto. (2009). Analisis Farktor Risiko Keracunan Peptisida Organofosfat Pada Keluarga Petani
Hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelan. Semarang: UNDIP, 38-39.

Khadijah, ST Said. (2021). Hubungan Karakteristik Pekerja Dan Penggunaan APD Dengan Kadar Enzim
Cholinesterase Darah Pada Pekerja Penyemprot Peptisida Perkebunan Kelapa Sawit Di Papua Tahun 2021.
Makassar: Universitas Hasanuddin, 9-16.

Ida Bagus Ngurah Swacita, MP. (2017). Buku Ajar Kesehatan Lingkungan Pestisida dan Dampaknya
Terhadap Lingkungan. Denpasar-Bali; Universitas Udayana
Endah Retnani Wismaningsih ,Dianti Ias Oktaviasar. (2016). Identifikasi Jenis Pestisida Dan Penggunaan Apd
Pada Petani Penyemprot Di Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung . Jurnal Wiyata, Vol. 3 No.1

Regita Damayanti S, Yusniar Hanani D, Nikie Astorina Yunita D. 2016. Hubungan Penggunaan Dan
Penanganan Pestisida Pada Petani Bawang Merah Terhadap Residu Pestisida Dalam Tanah Di Lahan Pertanian
Desa Wanasari Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 4,
Nomor 3 (ISSN: 2356-3346)
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai