SERTA PENANGGULANGANNYA
Pestisida adalah suatu bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama.
Pestisida dapat digolongkan berdasarkan fungsi mekanisme biologisnya atau metode aplikasi.
Setiap penggunaan pestisida membawa beberapa resiko yang terkait. Pestisida memegang
peranan penting dalam melindungi tanaman, ternak, dan untuk mengontrol sumber-sumber
vektor penyakit (vector-borne diseases). Penggunaan pestisida oleh petani tidak terelakan.
Penggunaan pestisida yang memiliki kandungan bahan aktif pada suatu lingkungan akan
menimbulkan kemungkinan terjadinya pencemaran air tanah oleh suatu kontaminan. Untuk
menghindari dampak negatif dari penggunaan pestisida, maka perlu adanya peningkatan
pengetahuan dan praktik yang benar dalam menggunakan pestisida di lahan pertanian.
Disamping itu petani hendaknya menggunakan alat pelindung diri pada waktu menggunakan
Latar Belakang
Mula-mula manusia membunuh hama secara sederhana yaitu dengan cara fisik dan
mekanik sebagai bentuk reaksi pertahanan alami manusia. Namun dengan semakin luasnya
daerah pertanian dan pertambahannya penduduk dunia caracara sederhana tersebut tak mampu
dengan metode fisik mekanik. Pengendalian dengan cara baru dikembangkan dan digunakan
seperti cara bercocok tanam penggunaan jenis tanaman yang tahan terhadap hama parasitoid dan
predator, dan penggunaan bahan kimia organik. Sampai pada era Perang Dunia II praktek
pengendalian hama masih banyak dilandasi oleh bermacam-macam pengetahuan biologi dan
ekologi sehingga cara-cara pengendalian hama kurang memberikan dampak negatif bagi
lingkungan hidup dan keamanan kehidupan manusia. Tetapi metode pengendalian yang
digunakan pada saat itu masih dianggap kurang efektif dan sering kurang praktis.
Pada era perang dunia ke II, mulai digunakannya insektisida organik sintetik. Hal ini
disebabkan karena pada permulaannya pestisida menunjukkan hasil yang mengagumkan dalam
yang besar bagi petani. Tak heran setelah tahun 1950 an penggunaan pestisida pertanian
diseluruh dunia semakin tinggi dan industri pestisida berkembang sangat cepat sehingga menjadi
industri yang memiliki kekuatan ekonomi dan politik banyak negara di dunia. Sehingga timbul
kesan dan pandangan seakan-akan bahwa keberhasilan pembangunan pertanian tidak dapat
yang semakin memprihatinkan rasa kemanusiaan dan juga rasa tanggung jawabnya terhadap
kelangsungan hidup manusia di biosfer ini. Bukti-bukti semakin berdatangan tentang banyak
korban pestisida baik binatang berharga, ternak dan manusia sendiri. Residu pestisida pada
kesehatan masyarakat, perdagangan dan industri, dikeluarkan lah Pasal 1 Peraturan Pemerintah
Nomor 7 tahun 1973, tentang “Pengawasan atas Peredaran dan Penggunaan Pestisida”.
rakyat. Pestisida adalah bahan yang beracun dan berbahaya, yang bila tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan dampak negatif yang tidak diinginkan. Dampak negatif tersebut akan
menimbulkan berbagai masalah baik secara langsung ataupun tidak, akan berpengaruh terhadap
kesehatan dan kesejahteraan manusia seperti keracunan. Dampak negatif yang terjadi dari
penggunaan pestisida pada pengendalian hama adalah keracunan, khususnya para petani yang
Definisi Pestisida
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan cida yang berarti pembunuh, jadi
pestisida adalah substansi kimia digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai
hama. Secara luas pestisida diartikan sebagai suatu zat yang dapat bersifat racun, menghambat
penghambat makanan, membuat mandul, sebagai pengikat, penolak dan aktivitas lainnya yang
mempengaruhi OPT. Sedangkan menurut The United State Federal Environmental Pestiade
Control Act, Pestisida adalah semua zat atau campuran zat yang khusus untuk memberantas atau
mencegah gangguan serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri,
jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteri atau jasad renik yang terdapat pada
manusia dan binatang lainnya. Atau semua zat atau campuran zat yang digunakan sebagai
pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman. Terdapat berbagai jenis pestisida salah
satunya adalah Hidrokarbon Berklor. Kelompok senyawa ini sering sisebut sebagai organoklorin
walaupun penamaannya kurang tepat karena didalamnya termasuk fosfat organik yang
mengandung klor.
Pestisida yang banyak digunakan biasanya merupakan bahan kimia toksikan yang unik,
karena dalam penggunaannya, pestisida ditambahkan atau dimasukkan secara sengaja ke dalam
lingkungan dengan tujuan untuk membunuh beberapa bentuk kehidupan. Idealnya pestisida
hanya bekerja secara spesifik pada organisme sasaran yang dikehendaki saja dan tidak pada
organisme lain yang bukan sasaran. Tetapi kenyataanya, kebanyakan bahan kimia yang
digunakan sebagai pestisida tidak selektif dan malah merupakan toksikan umum pada berbagai
organisme, termasuk manusia dan organisme lain yang diperlukan oleh lingkungan (Keman,
2001).
beragam. Diantaranya adalah penggunaan pestisida di bidang pertanian, yang merupakan salah
satu upaya untuk peningkatan produk pertanian. Penggunaan pestisida ini tidak akan
menimbulkan masalah apabila sesuai dengan aturan yang diperbolehkan. Penggunaan pestisida
yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan
lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini sehubungan dengan sifatnya
yang toksik, serta kemampuan dispersinya yang tinggi yaitu mencapai 100% (Mangkoedihardja,
1999).
1. DDT dan analognya, misalnya BHC, dicofol, Klorobenzilat, TDE dan metoxychlor.
2. Senyawa siklodien, misalnya aldrin, dieldrin, endrin, endusulfan dan heptaklor
tanaman tetapi hanya menempel pada bagian luar tanaman disebut dengan insektisida kontak.
Disamping itu organoklorin juga sebagai racun kontak, insektisida yang masuk ke dalam tubuh
serangga lewat kulit dan ditranformasikan ke bagian tubuh serangga tempat insektisida aktif
bekerja (susunan saraf). Racun lambung atau racun perut adalah insektisida yang membunuh
serangga sasaran jika termakan serta masuk kedalam organ pencernaannya. Racun inhalasi
merupakan insektisida yang bekerja lewat sistem pernapasan. Racun pernapasan adalah
PEMBAHASAN
Pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian hama. Prinsip penggunaan
pestisida secara ideal adalah sebagai berikut (Fischer, 1992 dan Natawigena, 1985) :
1. Harus kompatibel dengan komponen pengendalian hama yang lain, yaitu komponen
pengendalian hayati,
mudah terurai,
lingkungan,
6. Toksisitas terhadap mamalia rendah (LD 50 dermal dan LD50 oralrelatif tinggi), sehingga aman
7. Dalam perdagangan (labelling, pengepakan, penyimpanan, dan transpor) harus memenuhi
persyaratan keamanan
dari tempat kegiatan manusia yang menggunakan pestisida dalam usaha mena ikkan produksi
pertanian dan peternakan. Jenis-jenis pestisida yang persisten (DDT, Aldrin, Dieldrin) tidak
mengalami degradasi dalam tanah, tapi malah akan berakumulasi. Dalam air, pestisida dapat
mengakibatkan biology magnification, pada pestisida yang persisten dapat mencapai komponen
terakhir, yaitu manusia melalui rantai makanan. Pestisida dengan formulasi granula, mengalami
proses dalam tanah dan air sehingga ada kemungkinan untuk dapat mencemari tanah dan air.
Pestisida yang disemprotkan segera bercampur dengan udara dan langsung terkena sinar
atau ikut terbang menurut aliran angin. Makin halus butiran larutan makin besar kemungkinan
Spesies hama yang akan diberantas dapat menjadi toleran terhadap pestisida, sehingga
populasinya menjadi tidak terkendali. Ini berarti bahwa jumlah individu yang mati sedikit sekali
atau tidak ada yang mati, meskipun telah disemprot dengan pestisida dosis normal atau dosis
lebih tinggi sekalipun. Populasi dari spesies hama dapat pulih kembali dengan cepat dari
pengaruh racun pestisida serta bisa menimbulkan tingkat resistensi pestisida tertentu pada
populasi baru yang lebih tinggi, hal ini biasanya disebabkan oleh pestisida golongan
organoklorin.
Penggunaan pestisida yang ditujukan untuk memberantas jenis hama tertentu, bahkan
dapat menyebabkan munculnya jenis hama yang lain. Ledakan hama sekunder tersebut dapat
terjadi beberapa saat setelah penggunaan pestisida, atau pada akhir musim tanam atau malah
pada musim tanam berikutnya. Ledakan hama sekunder dapat lebih merusak daripada hama
sasaran sebelumnya.
KESIMPULAN
Pestisida adalah bahan-bahan kimia yang tidak terlepas dari penggunaannya untuk
mengendalikan hama dan jasad pengganggu lainnya. Hingga saat ini ketergantungan petani
terhadap pestisida semakin tinggi untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas produk. Hal
tersebut menyebabkan keseimbangan ekologis yang tidak sempurna (populasi hama tinggi,
Pestisida tidak saja membawa dampak yang positif terhadap peningkatan produk
pertanian, tapi juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya. Pengarahan
dan penggunaan yang lebih tepat kepada para penggunaan dalam hal pemberian dosis, waktu
aplikasi, cara kerja yang aman, akan mengurangi ketidakefisienan penggunaan pestisida pada
lingkungan dan mengurangi sekecil mungkin pencemaran yang terjadi. Di sisi lain penggunaan
pestisida membawa bencana yang sangat hebat terhadap kesehatan petani dan konsumen akibat
mengkonsumsi produk yang mengandung residu. Dampak lain yang tidak kalah penting adalah
timbulnya pencemaran air, tanah dan udara yang dapat mengganggu sistem kehidupan organism
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. Prinsip-prinsip Pemahaman Pengendalian Hama Terpadu. Konsep Pengendalian Hama Terpadu.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Bina Perlindungan Tanaman.B.I. Jakarta. 1993.
Bimas. Surat Keputusan Menteri Pertanian / Ketua Badan Pengendali BIMAS. 1990.
Depkes. 2000. Pencemaran pestisida dan pencegahannya. Infokesehatan.net.
http://www.infokes.com/today/artikeliew.html?item_ID =228&topic=keluarga. Tanggal sitasi 25
September 2002.
Djojosumarto P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian .
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Djojosumarto, Panut. (2008). Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta: Kanisisus.