Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TOKSIKOLOGI PESTISIDA

“GANGGUAN KESEHATAN AKUT PETANI PEKERJA AKIBAT PESTISIDA DI


DESA KEDUNG REJO KECAMATAN MEGALUHKABUPATEN JOMBANG”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Toksikologi


Lingkungan
oleh :
Fadhila Fauzia Syahriar ( 4411419007 )

Dosen Pengampu : Dr. Nana Kariada Tri Martuti, M. Si.

Rombel Toksikologi Lingkungan kelas B,Ruang virtual

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk
mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dalam sejarah
peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang kesehatan
dan bidang pertanian. Di bidang kesehatan, pestisida merupakan sarana yang penting.
Terutama digunakan dalam melindungi manusia dari gangguan secara langsung oleh jasad
tertentu maupun tidak langsung oleh berbagai vektor penyakit menular. Berbagai serangga
vektor yang menularkan penyakit berbahaya bagi manusia, telah berhasil dikendalikan
dengan bantuan pestisida. Dan berkat pestisida, manusia telah dapat dibebaskan dari ancaman
berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit malaria, demam berdarah, penyakit kaki gajah,
tiphus dan lain-lain.

Bahan-bahan kimia pestisida menjadi bahaya besar dalam bentuk yang terakumulasi
di dalam tanah dan perairan. Akumulasi ini ibarat bom waktu terhadap penurunan kualitas
lingkungan perarairan dan tanah. Selain dampak lingkungan berupa pencemaran air tanah,
dampak lain berupa matinya musuh alami dari hama maupun patogen dan akan menimbulkan
resurgensi, yaitu serangan hama yang jauh lebih berat dari sebelumnya.

WHO (2014) mencatat 1-5 juta kasus keracunan terjadi tiap tahun khususnya pada
pekerja pertanian. Dari besaran tersebut, 80% terjadi di negaraberkembang dengan mortality
rate sebesar 5,5% atau sekitar 220.000 jiwa. Jenni, et al. (2014) dalam studi kasusnya
menyebutkan bahwa 95,8% petani sayur dan buah di kota Batu, Malang Jawa Timur
mengalami keracunan pestisida berdasarkan pengukuran kadar kolinesterase dalam darahnya.
Keracunan massal juga pernah terjadi dalam kecelakaan kerja skala, isosianatsebagai salah
satu komponen pembentuk karbamat, pestisida organofosfat yang digunakan untuk membasmi
serangga, menyebabkan kematian onsite 16ribu jiwa. Dampak insiden masih tetap dirasakan
hingga 30 tahun pasca kejadian dengan banyaknya kelahiran cacat dan kasus gagal organ.
Pajanan ringan jangka pendek, mungkin hanya menyebabkan iritasi pada selaput mata atau
kulit, namun pajanan ringan jangka panjang berpotensi menimbulkan berbagai dampak
kesehatan, seperti gangguan terhadap sistem hormon, kegagalan organ dan kematian.

Di satu sisi penggunaan pestisida memberikan keuntungan bagi produktivitas


pertanian, di sisi lain pestisida memberikan dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan karena penggunaan yang sering tidak terkendali dan berlebihan atau tidak tepat.

Berdasarkan dari hal tersebut maka dibuatlah makalah ini sebagai bahan informasi
mengenai gangguan kesehatan akibat pestisida pada petani semangka di Desa Kedung Rejo
Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.

B. Rumusan Masalah

a. Seberapa jauh pangetahuan petani pekerja sebagai pengguna pestisida mengenai


bahan aktif, dan dampak negatif pestisida?
b. Apa gangguan kesehatan akut petani pekerja akibat penggunaan pestisida?
c. Apa yang dimaksud dengan pestisida, peranan pestisida, dan penggolongan pestisida?
d. Bagaimana dampak dan cara penanggulangan dari penggunaan pestisida?

C. Tujuan

a. Untuk memberikan gambaran mengenai gangguan kesehatan akut penggunaan pestisida


di kalangan petani pekerja.

b. Untuk meningkatkan perilaku penggunaan pestisida secara tepat dan benar dan
memberikan pengetahuan mengenai gangguan kesehatan akibat
penggunaan pestisida.

c. Untuk mengetahui pengertian pestisida, Untuk mengetahui peranan pestisida, dan


penggolongan pestisida

d. Untuk mengetahui dampak dan penanggulangan dari penggunaan pestisida

D. Manfaat

a. Sebagai syarat menyelesaikan tugas akhir semester mata kuliah Toksikologi


Lingkungan mengenai pestisida

b. Dapat memberikan gambaran mengenai gangguan kesehatan akut penggunaan pestisida


di kalangan petani pekerja.

c. Meningkatkan perilaku penggunaan pestisida secara tepat dan benar dan pengetahuan
mengenai gangguan kesehatan akibat penggunaan pestisida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Pestisida
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berasal dari kata
cide berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama.
Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk
mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung
maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia.
Pengertian pestisida menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam
KementrianPertanian (2011) dan Permenkes RI No.258/Menkes/Per/III/1992 adalah semua zat
kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-
bagiantanaman atau hasil-hasil pertanian
2. Memberantas rerumputan
3. Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak
5. Memberantas atau mencegah hama-hama air
6. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam
bangunanrumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan
tanaman, tanahdan air.
Menurut PP RI No.6 tahun 1995 dalam Soemirat, pestisida juga didefinisikan sebagai
zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh dan perangsang tubuh, bahan lain, serta
mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk perlindungan tanaman. Sementara itu, The
United States Environmental Control Act dalam Runia mendefinisikan pestisida
sebagai berikut :
1. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan
untukmengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga, binatang
pengerat,nematoda, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang dianggap hama; kecuali
virus, bakteri, atau jasad renik lain yang terdapat pada hewan dan manusia.
2. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk
mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman.
Menurut Depkes (2004) dalam Rustia (2009), pestisida kesehatan masyarakat adalah
pestisida yang digunakan untuk pemberantasan vektor penyakit menular (serangga, tikus)
atau untuk pengendalian hama di rumah-rumah, pekarangan, tempat kerja, tempat umum lain,
termasuk sarana nagkutan dan tempat penyimpanan/pergudangan. Pestisida terbatas adalah
pestisida yang karena sifatnya (fisik dan kimia) dan atau karena daya racunnya, dinilai sangat
berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan, oleh karenanya hanya diizinkan untuk
diedarkan, disimpan dan digunakan secara terbatas.
B. Pestisida dalam dunia luas
Penggunaan pestisida bertujuan untuk melawan jasad pengganggu tanaman sehingga
dapat menyelamatkan industri pertanian dari kehilangan produk hasil panen. Pestisida tidak
hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja,
namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil
hutan yang lainnya. Pestisida juga berperan dalam bidang kesehatan dan rumah tangga yakni untuk
mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan
lingkungan. (Djojosumarto, 2000).
Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang
sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering
dipakai adalah C, H, O, N, P, Cl, Fe, Cu, Hg, Pb, dan Zn, beberapa di antaranya adalah
logam berat.
Penggunaan pestisida dapat dilakukan dengan cara disemprot, ditabur,dioles, dan lain-
lain. Umumnya pestisida digunakan secara disemprot. Setelah dilakukan penyemprotan
pestisida akan berada di lingkungan udara, tanah, air, tumbuhan dan manusia (Soemirat,
2003).
C. Risiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Efek atau risiko penggunaan pestisida dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Risiko bagi keselamatan pengguna

Risiko pengguna adalah kontaminasi pestisida secara langsung, yang dapat


mengakibatkan keracunan, baik akut maupun kronis. Keracunan akut dapat
menimbulkan gejala sakit kepala, pusing, mual, muntah dan sebagainya. Pestisida
masuk kedalam tubuh melalui saluran napas dan absorbsi kulit, tetapi sejumlah kecil
memasuki gastrointestinal (GI) akibat makanan menggunakan tangan atau alat-alat
yang tercemar (Lu, 1995). Beberapa pestisida dapat menimbulkan iritasi kulit,
bahkan dapat mengakibatkan kebutaan (Sudarmo, 1991).

Risiko penggunaan pestisida dapat menimbulkan keracunan atau intoksikasi


yang artinya keadaan tidak normal akibat efek racun atau perubahan morfologi,
fisiologi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, atau pengurangan usia hidup suatu
organisme dan mengakibatkan kerusakan kapasitas fungsi atau gangguan
kemampuan bertahan terhadap racun ataupun meningkatnya kerentanan organisme
terhadap racun zat beracun berasalkan lingkungan. Keracunan pestisida dapat
dikelompokkan menjadi dua yang terdiri dari:
a. Keracunan akut adalah keracunan sebagai akibat pemejanan terhadap suatu zat
dalam waktu yang relatif pendek dengan dosis atau kadar yang relatif tinggi,
misalnya sakit kepala, pusing, mual, muntah, iritasi kulit, diare, dan lain
sebagainya (Ariens dan Mutschler, 1986).
b. Keracunan kronis ditandai oleh munculnya simptom keracunan baru sesudah
periode pemejanan yang lama, mulai dari berbulan-bulan sampai bertahun-
tahun. Keracunan kronis yang disebabkan pestisida misalnya kanker,
gangguan syaraf, fungsi hati dan ginjal, gangguan pernapasan, keguguran,
cacat pada bayi, dan sebagainya(Sudarmo, 1991).
2. Risiko bagi konsumen
Risiko konsumen adalah keracunan residu (sisa-sisa) pestisida yang terdapat
dalam produk pertanian. Risiko bagi konsumen dapat berupa keracunan langsung
karena memakan produk pertanian yang tercemar pestisida lewat rantai makanan
(Sudarmo, 1991).
3. Risiko bagi lingkungan
Digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
a. Risiko bagi orang, hewan, tumbuhan yang berada ditempat, atau disekitar
tempat pestisida digunakan.
b. Bagi lingkungan umum, pestisida dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan(tanah, udara, dan air) dengan segala akibatnya.
c. Bagi lingkungan pertanian : menurunnya kepekaan hama, penyebab
penyakit, dan gulma terhadap pestisida tertentu, resurjensi hama yakni
meningkatnya fenomena hama tertentu sesudah perlakuan dengan
insektisida, timbulnya hama yang selamat.
BAB III
METODELOGI

A. Jenis dan Rancanngan Penelitian


Berdasarkan bagaimana variabel penelitian diamati, penelitian ini termasuk penelitian
observasional. Rancangan penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif dengan
pendekatan kualitatif.

B. Definisi Operasional
1. Pestisida adalah bahan kimia atau campuran bahan kimia serta bahan lain (ekstrak
tumbuhan, mikroorganime, dan sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan
organisme pengganggu tanaman.
2. Pengetahuan yang dimaksud disini adalah pemahaman dari petani pekerjamengenai
a. bahan aktif yaitu bahan utama yang terkandung dalam pestisida.
b. dampak negatif pestisida adalah efek negatif dari pestisida yang mengganggu
kesehatan para pengguna pestisida.
3. Gangguan kesehatan kesehatan akut pestisida yaitu akibat dari penggunaan pestisida
yang merugikan bagi kesehatan pekerja terdiri dari gejala-gejala klinis yang dirasakan
pekerja pada saat dan setelah penggunaan dalam 1 hari.
4. Responden adalah para pengguna pestisida yang bekerja di lahan pertanian semangka
Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh dan yang telah menggunakan pestisida
maksimal 3 hari setelah penggunaan.

5. Penggunaan adalah gambaran mengenai penggunaan pestisida oleh responden


meliputi:
a. frekuensi penggunaan yaitu jangka waktu penggunaan pestisida dalamsehari.
b. macam pestisida yaitu nama merek pestisida yang digunakan oleh responden.
c. jenis pestisida yaitu kelompok pestisida yang digunakan responden berdasarkan
senyawa kimia dan penggunaannya.
d. cara pencegahan yaitu suatu cara/tindakan yang dilakukan responden dalam
pencampuran, penyimpanan pestisida dan penggunaan perlengkapan pelindung.

C. Subyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan para pekerja sebagai subyek penelitian dilahan pertanian
semangka di Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang yang
menggunakan pestisida untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen peneliti yang digunakan adalah lembar kuisioner. Kuisionerdibuat setelah


dilakukan identifikasi masalah dan keterangan empiris, serta penetapan variabel-veriabel
yang akan diteliti. Menurut Nawawi (2005), kuisioner adalah usaha mengumpulkan
informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis, untuk dijawab secara tertulis
juga oleh responden, dalam hal ini informasi sesuai dengan permintaan peneliti.
Pertanyaan dalam kuisioner berupa pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan yang
diajukan terdiri dari pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengetahuan dan
penggunaan pestisida oleh responden serta gangguan kesehatan akibat pestisida yang dialami
responden.

E. Tata Cara Penelitian


1. Prasurvei responden
Prasurvei atau observasi awal dilakukan pada tempat penelitian. Lokasi penelitian
adalah daerah pertanian semangka di Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh
Kabupaten Jombang. Data sekunder mengenai luas lahan, jumlah penduduk dan
karakteristik penduduk diperoleh dari kantor Kecamatan setempat dan informasi dari
Dinas Pertanian Kabupaten Jombang. Kemudian dilakukan observasi terhadap batas
wilayah daerah tersebut dan mengenai jam kerja responden di sawah, jam istirahat dan
kapan responden menggunakan pestisida.
2. Pembuatan kuisioner
Pembuatan dan isi kuisioner berdasarkan atas permasalahan penelitian yang
hendak diteliti. Pertanyaan disusun dan dikelompokkan berdasarkan atas variabel-
variabel penelitian yang ingin diketahui dan kemudian dilakukan uji coba.

3. Uji validitas
Validitas yang digunakan pada kuisioner penelitian ini untuk memenuhi
persyaratan suatu alat ukur penelitian adalah validitas muka dan validitas isi. Validitas
muka adalah kesahihan yang menyangkut kemampuan model pertanyaan dalam suatu
instrumen (kuesioner atau daftar pertanyaan) untuk merefleksikan variabel yang hendak
diukur, dan untuk dapat ditafsirkan responden dengan benar. Validitas isi adalah
kesahihan yang menyangkut kemampuan instrumen meliput semua substansi variabel
yang hendak diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan penilaian untuk validitas
muka ditentukan oleh keputusan terbaik peneliti dengan mengingat masalah penelitian.
Validitas isi biasanya tidak cukup ditentukan oleh peneliti, tetapi membutuhkan
penilaian panel para pakar untuk memutuskan sejauh mana instrumen pengukuran
memenuhi standar yang seharusnya. Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan
berdasarkan pertimbangan dan keputusan terbaik dari dosen pembimbing yang
merupakan para ahli/pakar sehingga kuisioner ini telah memenuhi standar sebagai
instrumen pengukuran dalam mengidentifikasi masalah dan keterangan-keterangan
empiris yang diteliti dalam penelitian ini (Machfoedz, 2007).
4. Penyebaran Kuisioner

Kuisioner disebarkan pada masa penanaman semangka dimulai di daerah ini.


Kuisioner dibagikan pada para pekerja baik pria maupun wanita yang telah
menggunakan pestisida pada tanaman semangka dalam jangka waktu maksimal 3 hari
setelah penggunaan pestisida. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa responden
tidak lupa dengan apa yang terjadi selama penggunaan pestisida sehingga jawaban yang
diberikan sesuai dengan kontek penggunaan pestisida yang dilakukan responden.
Setelah kuisioner dibagikan responden diperkenankan untuk mengisi langsung
ditempat dan setelah diisi langsung dikembalikan kepada peneliti. Dalam penyebaran
kuisioner ini peneliti juga melakukan wawancaradengan responden untuk memperoleh
informasi lebih lanjut tentang variabel-variabel yang diteliti, bahkan sebagian besar
responden kuisionernya dilakukan dalam bentuk wawancara oleh peneliti sendiri.
5. Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode deskriptif yang disajikan dalam
bentuk persentase (%) dan digambarkan dalam bentuk tabel dan grafik untuk
mengetahui distribusi frekuensi pengaruh kesehatan pekerja.
BAB IV
PEMBAHASAN

Desa Kedung Rejo merupakan daerah pedesaan yang terletak di bantaran anak sungai
Brantas dan ditepi jalan raya yang menghubungkan kota Jombang dan Babat. Desa ini
merupakan daerah perbatasan antara dua Kecamatan di Kabupaten Jombang yaitu
Kecamatan Megaluh dan Kecamatan Tembelang. Sebagian besar wilayahnya berupa areal
persawahan dan berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kecamatan setempat daerah ini
memiliki luas lahan untuk tanaman semangka 90 Ha.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh data, yaitu :
1. Pengetahuan responden terhadap pestisida: sebagian besar responden tidak
mengetahui bahan aktif dalam pestisida (87%), sedangkan mereka mengetahui
dampak pestisida hanya secara umum (63%). Sebagian responden mengikuti
pelatihan penggunaan pestisida dan sebagian responden berpendapat pelatihan
sebagai sumber informasi mendapatkan pengetahuan tentang pestisida (34%).
Sebagian responden mengikuti pelatihan satu kali dalam setahun (21%),
2. Praktek penggunaan pestisida: sebagian besar responden menggunakan dosis sesuai
aturan (87%), dan menggunakan alat bantu dalam penggunaan pestisida (98%).
Frekuensi penggunaan pestisida oleh responden dalam sehari sebagian besar 1 kali
penggunaan (70%) dan lebih dari 2 jam (73%). Sebagian responden menyimpan
pestisida dalam wadah yang tertutup rapat (35,85%) dan jauh dari bahan makanan,
minuman serta jauh dari jangkauan anak-anak (34,72%). Mengenai penggunaan
perlengkapan pelindung mereka menggunakan perlengkapan pelindung, sebagian
responden (52%) dengan alasan untuk mencegah keracunan pestisida (32,69%)
namun tidak sesuai dengan standar keamanan. Dari jenis pestisida yang digunakan
responden.

sebagian besar menggunakan insektisida (48,12%) yang dicampur dengan lebih dari 1 jenis
pestisida.
3. Gangguan kesehatan karena pestisida: responden yang mengalami gejala- gejala
klinis akut setelah menggunakan pestisida sebanyak 39%, sebagian besar mengalami
pusing (14,46%), sakit kepala (12,05%), badan lemah (7,83%), mual (6,63%), panas
dikulit (6,63%). Dengan melihat faktor risiko lain yang mempengaruhi terjadinya
dampak dari riwayat kesehatan responden terdapat 30% responden yang mengalami
gangguan kesehatan dan 13% responden di antaranya juga mengalami gangguan
kesehatan dan mengalami gejala klinis selama/setelah menggunakan pestisida.
Responden yangmerokok selama bekerja/menggunakan pestisida adalah 5% dan 3%
respondendi antaranya juga mengalami gejala-gejala klinis.
A. Pengertian Pestisida

Pestisida merupakan golongan bahan kimia yang umum digunakan untuk membasmi
hama dan gulma atau tanaman penganggu hama seperti jamur, serangga, siput dan hewan
pengerat. Pestisida digunakan di berbagai bidang atau kegiatan, mulai dari rumah tangga
,kesehatan, pertanian dan lain-lain. Disamping manfaatnya, pestisida juga berpotensi
meracuni dan membasmi mahluk hidup lainya, termasuk tanaman dan serangga yang
berguna, binatang serta manusia. Hal ini dikarenakan kebanyakan bahan aktif dalam
pestisida tidak memiliki efek toksisitas yang spesifik,sehingga mempengaruhi baik
organisme target dan non target,manusia maupun lingkungan dan ekosistem secara
keseluruhan. ( Costa 2008,sexton,et al,2004 ).
B. - Fungsi dan Kegunaan pestisida
Pestisida befungsi untuk mengendalikan berbagai hama serta mengatur dan atau
menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman sehingga dapat
memaksimalkan hasil pertanian. Namun residu dari pestisida tersebut berbahaya bagi
lingkungan
Kegunaan dari pestisida, yaitu :
1. Memberantas atau mencegah hama penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian
tanaman atau hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan.
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
4. Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman (tidak
termasuk golongan pupuk).
5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan/ternak.
6. Memberantas atau mencegah hama-hama air.
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad renik dalam rumah tangga,
bangunan, dan dalam alat-alat pengangkutan.
8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang bisa menyebabkan penyakit
pada manusia.
- Pengelompokkan Pestisida

Pestisida telah banyak memberikan manfaat untuk keberlangsungan dunia produksi


pertanian. Banyaknya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat menurunkan
hasil panen, dapat diminimalisir dengan pestisida Sehingga kehilangan hasil akibat OPT tidak
terlalu besar. Untuk mempermudah pengenalannya, pestisida oleh para ahli dikelompokkan:

1. Jenis pestisida berdasarkan jenis sasaran

a) Akarisida, Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.


b) Bakterisida, berfungsi untuk membunuh bakteri.
c) Fungsida, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
d) Herbisida, berfungsi untuk membunuh gulma.
e) Insektisida, berfungsi untuk membunuh serangga.
f) Molluskisida, berfungsi untuk membunuh siput.
g) Nematisida, berfungsi untuk membunuh nematoda.
h) Rodentisida, berfungsi untuk membunuh binatang pengerat.
i) Termisida, berfungsi untuk membunuh rayap

2. Jenis-jenis Berdasarkan Cara Kerjanya

a) Kelompok IGR, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


b) Racun syaraf, biasanya mengganggu fungsi syaraf sehingga kematian yang cepat
dapat terjadi. Umumnya insektisida yang beredar di pasaran sekarang ini pada
umumnya adalah insektisida yang bekerja sebagai racun syaraf seperti golongan
organofosfat, karbamat, dan piretroid.
c) Mempengaruhi fungsi enzim
d) Mempengaruhi tingkah laku,dan lain-lain.

3. Jenis-jenis Berdasarkan cara masuknya.

a) Racun kontak, artinya pestisida dalam hal ini senyawa bahan aktif masuk melalui
kontak atau masuk ke tubuh serangga melalui dinding tubuh atau kutikula.
b) Racun perut, artinya senyawa bahan aktif masuk ke dalam tubuh serangga melalui
proses makan dan masuk ke tubuh melalui pencernaan.
c) Racun sistemik, senyawa bahan aktif terserap oleh tanaman lalu ditransportasikan
ke seluruh jaringan tanaman.
d) Fumigan, artinya senyawa bahan aktif masuk ke dalam tubuh sasaran melalui
sistem pernapasan.

C. Dampak dan Penanggulangan Pestisida

1. Dampak Negatif

Dampak penggunaan pestisida lebih banyak pada negatifnya dibanding positifnya


jika penggunaannya tidak tepat. Pestisida merupakan bahan kimia, campuran bahan kimia,
atau bahan-bahan lain yang bersifat bioaktif. Pada dasarnya, pestisida itu bersifat racun.
Oleh sebab sifatnya sebagai racun itulah pestisida dibuat, dijual, dan digunakan untuk
meracuni OPT. Setiap racun berpotensi mengandung bahaya. Oleh karena itu,
ketidakbijaksanaan dalam penggunaan pestisida bisa menimbulkan dampak negatif.
Beberapa dampak negatif dari penggunaan pestisida dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Dampak Bagi Keselamatan Pengguna

Penggunaan pestisida bisa mengkontaminasi pengguna secara langsung


sehingga mengakibatkan keracunan. Dalam hal ini, keracunan bisa dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu keracunan akut ringan, akut berat, dan kronis. Keracunan
akut ringan menimbulkan pusing, sakit kepala,iritasi kulit ringan, badan terasa sakit, dan
diare. Keracunan akut berat menimbulkan gejala mual, menggigil, kejang perut, sulit
bernafas, keluar air liur, pupil mata mengecil, dan denyut nadi meningkat. Selanjutnya,
keracunan yang sangat berat dapat mengakibatkan pingsan, kejang-kejang,bahkan bisa
mengakibatkan kematian.

Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan tidak
menimbulkan gejala serta tanda yang spesifik. Namun, keracunan kronis dalam jangka
waktu lama bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan
yang sering dihubungkan dengan penggunaan pestisida diantaranya adalah iritasi
mata dan kulit, kanker, keguguran, cacat pada bayi, serta gangguan saraf, hati, ginjal
dan pernapasan.
b. Dampak Bagi Konsumen

Dampak pestisida bagi konsumen umumnya berbentuk keracunan kronis yang


tidak segera terasa. Namun, dalam jangka waktu lama mungkin bisa menimbulkan
gangguan kesehatan. Meskipun sangat jarang, pestisida dapat pula menyebabkan
keracunan akut, misalnya dalam hal konsumen mengonsumsi produk pertanian yang
mengandung residu dalam jumlah besar.
c. Dampak Bagi Kelestarian Lingkungan

Dampak penggunaan pestisida bagi lingkungan, bisa dikelompokkan menjadi


dua kategori:
- Bagi Lingkungan Umum

1. Pencemaran lingkungan (air, tanah, dan udara).

2. Terbunuhnya organisme non-target karena terpapar secara langsung.

3. Terbunuhnya organisme non-target karena pestisida memasuki rantai makanan.


4. Menumpuknya pestisida dalam jaringan tubuh organisme melalui rantai makanan
(bioakumulasi).
5. Pada kasus pestisida yang persisten (bertahan lama), konsentrasi pestisida dalam
tingkat trofik rantai makanan semakin ke atas akan semakin tinggi
(biomagnifikasi).
6. Penyederhanaan rantai makanan alami.

7. Penyederhanaan keragaman hayati.

8. Menimbulkan efek negatif terhadap manusia secara tidak langsung melalui rantai
makanan.
- Bagi Lingkungan Pertanian (Agro-ekosistem)

1. OPT menjadi kebal terhadap suatu pestisida (timbul resistensi OPT terhadap
pestisida).

2. Meningkatnya populasi hama setelah penggunaan pestisida (resurjensi hama).

3. Timbulnya hama baru, bisa hama yang selama ini dianggap tidak penting
maupun hama yang sama sekali baru.

4. Terbunuhnya musuh alami hama.

5. Perubahan flora, khusus pada penggunaan herbisida


d. Dampak Sosial Ekonomi

Penggunaan pestisida yang tidak terkendali menyebabkan biaya produksi


menjadi tinggi.
- Timbulnya hambatan perdagangan, misalnya tidak bisa ekspor karena residu
pestisida tinggi.
- Timbulnya biaya sosial, misalnya biaya pengobatan dan hilangnyahari kerja jika
terjadi keracunan.
- Publikasi negatif di media massa
2. Dampak Positif

a. Dapat diaplikasikan dengan mudah.


b. Mudah diperoleh
c. Membantu membasmi mikroorganisme penganggu tanaman.

- Cara pencegahan keracunan pestisida adalah dengan :


1. Pada saat melakukan penyemprotan menggunakan alat pelindung diri dan menyemprot
searah mata angin
2. Mencuci sayur-sayuran dan buah-buahan dengan air mengalir dan bahan pencuci yang bisa
melunturkan pestisida
3. Tidak menggunakan pestisida yang telah dilarang
4. Tempat penyimpanan jauh dari jangkauan anak-anak, diberi peringatan dan memiliki
ventilasi yang baik
5. Periksa bila ada kerusakan pada sprayer dan perbaiki.
6. Kembalikan pestisida yang tidak digunakan dan sprayer ke tempat yang aman dan
terkunci.
7. Hancurkan bekas wadah pestisida yang kosong dan dikubur.
8. Tanggalkan seluruh pakaian yang digunakan untuk menyemprot, dan mandilah
sampai bersih dengan memberikan perhatian khusus pada bagian-bagian yang
mungkin terkena pestisida, seperti tangan /lengan dan wajah.
9. Pakaian yang digunakan untuk aplikasi dicuci dengan sabun atau detergen, terpisah
dengan pakaian sehari-hari.
- Pemeriksaan Laboratorium
 Bahan pemeriksaan : muntahan, sisa makanan, darah, dengan rapid test
 Kualitatif : dengan KLT atau TLC untuk organoklorin, organoposfat, dan karbamat
dengan melihat penampakan noda.
 Kuantitatif : dengan GC (GCMS dan dengan HPLC)
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pestisida merupakan salah satu bahan atau zat kimia yang dimanfaatkan untuk
membunuh hama, baik dimanfaatkan untuk membunuh hama berupa tumbuhan
serangga maupun membunuh hewan lain yang terdapat di lingkungan sekitar kita.
Pestisida dapat digolongkan menjadi insektisida, fumigan, fungisida, herbisida dan
rodentisida. Penyebab seseorang keracunan pestisida bisa karena tertelan melalui mulut
masuk ke dalam kulit serta terhirup saluran pernapasan. Bagi seseorang yang mengalami
keracunan pestisida biasanya akan menimbulkan respon atau menimbulkan gejala yang
berbeda-beda. Seseorang yang dicurigai terkena paparan pestisida harus segera
dilakukan pemeriksaan di laboratorium dengan memperhatikan pengambilan,
penyimpanan, dan pengiriman sampel sehingga pasien segera mendapatkan pengobatan
yangsesuai.
B. Saran
Melalui makalah ini diharapkan agar pembaca senantiasa memperhatikan bahaya-
bahaya yang ada di sekeliling lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan tempat
kerja. Contohnya saja mengetahui penyebab dari faktor resiko yang disebabkan oleh
paparan pestisida yang dapat mempengaruhi kesehatan kita. Serta mengetahui penyakit
yang bisa ditimbulkan karena terpapar pestisida yang berlebihan.
Perlu dilakukan penelitian yang serupa mengenai dampak pestisida melalui
penelitian jangka panjang untuk melihat kesehatan petani pekerja secara berkala selama
menggunakan pestisida. Untuk memastikan bahwa gejala klinis yang timbul merupakan
akibat penggunaan pestisida, maka perlu dilakukan pemeriksaan pada petani pekerja
sebelum dan setelah penggunaan pestisida.
Daftar Pustaka

Depkes RI. 1992. Pestisida dan Pengunaannya. Jakarta, Sub Dit P2 Pestisida
Depkes RI. 2000. Modul Pelatihan Pemeriksaan Residu Pestisida” Pengenalan
Djojosumarto, Panut. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta: AgroMediaPustaka
Keluarga Alumni Analis Kimia. 2014. Makalah Pencemaran Pestisida. Bandung:
Politeknik Negeri Bandung.
LMGA AGRO. 2015. Cara Penyimpanan Pestisida yang Baik dan Benar.
Miglioranza, Karina SB; de Moreno, Julia E. Aizpun; de Moreno, Victor J. 2002.
Dynamics of Organochlorine Pesticides in Soils From a Southeastern Region of
Argentina. Environmental Toxicology and Chemistry, Vol 22, pages 712-717
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/Permentan/SR.140/2/2007: Tentang Syarat dan
Tata Cara Pendaftaran Pestisida, Jakarta: Kementan R.I.
Pestisida” Depkes RI, Dirjen P2M dan PL.
Pohan, Nurhasmawaty. 2004. Pestisida dan Pencemarannya. Universitas Sumatera Utara
Raini, Mariana. 2007. Toksikologi Pestisida dan Penanganan Akibat Keracunan Pestisida.
Media Litbang Kesehatan. 17(3): 10-18
Sudarmo, Subiyakto. 2007. Pestisida. Yogyakarta: Kanisius
Ariens. E.J, E. dan Mutschler. A.M, 1986, Toksikologi Umum Pengantar, 60-62, 162-163,
168-170, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Lu, F.C., 1995, Basic Toxicology: fundamentals target organs, and risk assessment, Ed II,
diterjemahkan oleh Nugroho, E., , 326-334, Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.
Soemirat, J., 2003, Toksikologi Lingkungan,13, 139, 144,152,156-157, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Sudarmo, S., 1991, Pestisida, Kanisius, Yogyakarta.
Machfoedz, I., 2007, Metode Penelitian untuk Mahasiswa Institusi Kesehatan
Keperawatan dan Kebidanan, Cet. ke-3, Fitramaya, Yogyakarta.
Nawawi, H.H., 2005, Metode Peneltian Bidang Sosial, Cet. ke-11, 117, 149,Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai