JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk
mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dalam sejarah
peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang kesehatan
dan bidang pertanian. Di bidang kesehatan, pestisida merupakan sarana yang penting.
Terutama digunakan dalam melindungi manusia dari gangguan secara langsung oleh jasad
tertentu maupun tidak langsung oleh berbagai vektor penyakit menular. Berbagai serangga
vektor yang menularkan penyakit berbahaya bagi manusia, telah berhasil dikendalikan
dengan bantuan pestisida. Dan berkat pestisida, manusia telah dapat dibebaskan dari ancaman
berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit malaria, demam berdarah, penyakit kaki gajah,
tiphus dan lain-lain.
Bahan-bahan kimia pestisida menjadi bahaya besar dalam bentuk yang terakumulasi
di dalam tanah dan perairan. Akumulasi ini ibarat bom waktu terhadap penurunan kualitas
lingkungan perarairan dan tanah. Selain dampak lingkungan berupa pencemaran air tanah,
dampak lain berupa matinya musuh alami dari hama maupun patogen dan akan menimbulkan
resurgensi, yaitu serangan hama yang jauh lebih berat dari sebelumnya.
WHO (2014) mencatat 1-5 juta kasus keracunan terjadi tiap tahun khususnya pada
pekerja pertanian. Dari besaran tersebut, 80% terjadi di negaraberkembang dengan mortality
rate sebesar 5,5% atau sekitar 220.000 jiwa. Jenni, et al. (2014) dalam studi kasusnya
menyebutkan bahwa 95,8% petani sayur dan buah di kota Batu, Malang Jawa Timur
mengalami keracunan pestisida berdasarkan pengukuran kadar kolinesterase dalam darahnya.
Keracunan massal juga pernah terjadi dalam kecelakaan kerja skala, isosianatsebagai salah
satu komponen pembentuk karbamat, pestisida organofosfat yang digunakan untuk membasmi
serangga, menyebabkan kematian onsite 16ribu jiwa. Dampak insiden masih tetap dirasakan
hingga 30 tahun pasca kejadian dengan banyaknya kelahiran cacat dan kasus gagal organ.
Pajanan ringan jangka pendek, mungkin hanya menyebabkan iritasi pada selaput mata atau
kulit, namun pajanan ringan jangka panjang berpotensi menimbulkan berbagai dampak
kesehatan, seperti gangguan terhadap sistem hormon, kegagalan organ dan kematian.
Berdasarkan dari hal tersebut maka dibuatlah makalah ini sebagai bahan informasi
mengenai gangguan kesehatan akibat pestisida pada petani semangka di Desa Kedung Rejo
Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
b. Untuk meningkatkan perilaku penggunaan pestisida secara tepat dan benar dan
memberikan pengetahuan mengenai gangguan kesehatan akibat
penggunaan pestisida.
D. Manfaat
c. Meningkatkan perilaku penggunaan pestisida secara tepat dan benar dan pengetahuan
mengenai gangguan kesehatan akibat penggunaan pestisida.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pestisida
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berasal dari kata
cide berarti pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama.
Secara umum pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk
mengendalikan populasi jasad yang dianggap sebagai pest (hama) yang secara langsung
maupun tidak langsung merugikan kepentingan manusia.
Pengertian pestisida menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam
KementrianPertanian (2011) dan Permenkes RI No.258/Menkes/Per/III/1992 adalah semua zat
kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-
bagiantanaman atau hasil-hasil pertanian
2. Memberantas rerumputan
3. Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan
4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak
5. Memberantas atau mencegah hama-hama air
6. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam
bangunanrumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan
tanaman, tanahdan air.
Menurut PP RI No.6 tahun 1995 dalam Soemirat, pestisida juga didefinisikan sebagai
zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh dan perangsang tubuh, bahan lain, serta
mikroorganisme atau virus yang digunakan untuk perlindungan tanaman. Sementara itu, The
United States Environmental Control Act dalam Runia mendefinisikan pestisida
sebagai berikut :
1. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan
untukmengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan serangga, binatang
pengerat,nematoda, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik yang dianggap hama; kecuali
virus, bakteri, atau jasad renik lain yang terdapat pada hewan dan manusia.
2. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk
mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman.
Menurut Depkes (2004) dalam Rustia (2009), pestisida kesehatan masyarakat adalah
pestisida yang digunakan untuk pemberantasan vektor penyakit menular (serangga, tikus)
atau untuk pengendalian hama di rumah-rumah, pekarangan, tempat kerja, tempat umum lain,
termasuk sarana nagkutan dan tempat penyimpanan/pergudangan. Pestisida terbatas adalah
pestisida yang karena sifatnya (fisik dan kimia) dan atau karena daya racunnya, dinilai sangat
berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan, oleh karenanya hanya diizinkan untuk
diedarkan, disimpan dan digunakan secara terbatas.
B. Pestisida dalam dunia luas
Penggunaan pestisida bertujuan untuk melawan jasad pengganggu tanaman sehingga
dapat menyelamatkan industri pertanian dari kehilangan produk hasil panen. Pestisida tidak
hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja,
namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil
hutan yang lainnya. Pestisida juga berperan dalam bidang kesehatan dan rumah tangga yakni untuk
mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan
lingkungan. (Djojosumarto, 2000).
Pestisida tersusun dan unsur kimia yang jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur. Namun yang
sering digunakan sebagai unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur atau atom yang lebih sering
dipakai adalah C, H, O, N, P, Cl, Fe, Cu, Hg, Pb, dan Zn, beberapa di antaranya adalah
logam berat.
Penggunaan pestisida dapat dilakukan dengan cara disemprot, ditabur,dioles, dan lain-
lain. Umumnya pestisida digunakan secara disemprot. Setelah dilakukan penyemprotan
pestisida akan berada di lingkungan udara, tanah, air, tumbuhan dan manusia (Soemirat,
2003).
C. Risiko Penggunaan Pestisida Pertanian
Efek atau risiko penggunaan pestisida dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Risiko bagi keselamatan pengguna
B. Definisi Operasional
1. Pestisida adalah bahan kimia atau campuran bahan kimia serta bahan lain (ekstrak
tumbuhan, mikroorganime, dan sebagainya) yang digunakan untuk mengendalikan
organisme pengganggu tanaman.
2. Pengetahuan yang dimaksud disini adalah pemahaman dari petani pekerjamengenai
a. bahan aktif yaitu bahan utama yang terkandung dalam pestisida.
b. dampak negatif pestisida adalah efek negatif dari pestisida yang mengganggu
kesehatan para pengguna pestisida.
3. Gangguan kesehatan kesehatan akut pestisida yaitu akibat dari penggunaan pestisida
yang merugikan bagi kesehatan pekerja terdiri dari gejala-gejala klinis yang dirasakan
pekerja pada saat dan setelah penggunaan dalam 1 hari.
4. Responden adalah para pengguna pestisida yang bekerja di lahan pertanian semangka
Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh dan yang telah menggunakan pestisida
maksimal 3 hari setelah penggunaan.
C. Subyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan para pekerja sebagai subyek penelitian dilahan pertanian
semangka di Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang yang
menggunakan pestisida untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman.
D. Instrumen Penelitian
3. Uji validitas
Validitas yang digunakan pada kuisioner penelitian ini untuk memenuhi
persyaratan suatu alat ukur penelitian adalah validitas muka dan validitas isi. Validitas
muka adalah kesahihan yang menyangkut kemampuan model pertanyaan dalam suatu
instrumen (kuesioner atau daftar pertanyaan) untuk merefleksikan variabel yang hendak
diukur, dan untuk dapat ditafsirkan responden dengan benar. Validitas isi adalah
kesahihan yang menyangkut kemampuan instrumen meliput semua substansi variabel
yang hendak diukur. Pengujian validitas dilakukan dengan penilaian untuk validitas
muka ditentukan oleh keputusan terbaik peneliti dengan mengingat masalah penelitian.
Validitas isi biasanya tidak cukup ditentukan oleh peneliti, tetapi membutuhkan
penilaian panel para pakar untuk memutuskan sejauh mana instrumen pengukuran
memenuhi standar yang seharusnya. Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan
berdasarkan pertimbangan dan keputusan terbaik dari dosen pembimbing yang
merupakan para ahli/pakar sehingga kuisioner ini telah memenuhi standar sebagai
instrumen pengukuran dalam mengidentifikasi masalah dan keterangan-keterangan
empiris yang diteliti dalam penelitian ini (Machfoedz, 2007).
4. Penyebaran Kuisioner
Desa Kedung Rejo merupakan daerah pedesaan yang terletak di bantaran anak sungai
Brantas dan ditepi jalan raya yang menghubungkan kota Jombang dan Babat. Desa ini
merupakan daerah perbatasan antara dua Kecamatan di Kabupaten Jombang yaitu
Kecamatan Megaluh dan Kecamatan Tembelang. Sebagian besar wilayahnya berupa areal
persawahan dan berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kecamatan setempat daerah ini
memiliki luas lahan untuk tanaman semangka 90 Ha.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diperoleh data, yaitu :
1. Pengetahuan responden terhadap pestisida: sebagian besar responden tidak
mengetahui bahan aktif dalam pestisida (87%), sedangkan mereka mengetahui
dampak pestisida hanya secara umum (63%). Sebagian responden mengikuti
pelatihan penggunaan pestisida dan sebagian responden berpendapat pelatihan
sebagai sumber informasi mendapatkan pengetahuan tentang pestisida (34%).
Sebagian responden mengikuti pelatihan satu kali dalam setahun (21%),
2. Praktek penggunaan pestisida: sebagian besar responden menggunakan dosis sesuai
aturan (87%), dan menggunakan alat bantu dalam penggunaan pestisida (98%).
Frekuensi penggunaan pestisida oleh responden dalam sehari sebagian besar 1 kali
penggunaan (70%) dan lebih dari 2 jam (73%). Sebagian responden menyimpan
pestisida dalam wadah yang tertutup rapat (35,85%) dan jauh dari bahan makanan,
minuman serta jauh dari jangkauan anak-anak (34,72%). Mengenai penggunaan
perlengkapan pelindung mereka menggunakan perlengkapan pelindung, sebagian
responden (52%) dengan alasan untuk mencegah keracunan pestisida (32,69%)
namun tidak sesuai dengan standar keamanan. Dari jenis pestisida yang digunakan
responden.
sebagian besar menggunakan insektisida (48,12%) yang dicampur dengan lebih dari 1 jenis
pestisida.
3. Gangguan kesehatan karena pestisida: responden yang mengalami gejala- gejala
klinis akut setelah menggunakan pestisida sebanyak 39%, sebagian besar mengalami
pusing (14,46%), sakit kepala (12,05%), badan lemah (7,83%), mual (6,63%), panas
dikulit (6,63%). Dengan melihat faktor risiko lain yang mempengaruhi terjadinya
dampak dari riwayat kesehatan responden terdapat 30% responden yang mengalami
gangguan kesehatan dan 13% responden di antaranya juga mengalami gangguan
kesehatan dan mengalami gejala klinis selama/setelah menggunakan pestisida.
Responden yangmerokok selama bekerja/menggunakan pestisida adalah 5% dan 3%
respondendi antaranya juga mengalami gejala-gejala klinis.
A. Pengertian Pestisida
Pestisida merupakan golongan bahan kimia yang umum digunakan untuk membasmi
hama dan gulma atau tanaman penganggu hama seperti jamur, serangga, siput dan hewan
pengerat. Pestisida digunakan di berbagai bidang atau kegiatan, mulai dari rumah tangga
,kesehatan, pertanian dan lain-lain. Disamping manfaatnya, pestisida juga berpotensi
meracuni dan membasmi mahluk hidup lainya, termasuk tanaman dan serangga yang
berguna, binatang serta manusia. Hal ini dikarenakan kebanyakan bahan aktif dalam
pestisida tidak memiliki efek toksisitas yang spesifik,sehingga mempengaruhi baik
organisme target dan non target,manusia maupun lingkungan dan ekosistem secara
keseluruhan. ( Costa 2008,sexton,et al,2004 ).
B. - Fungsi dan Kegunaan pestisida
Pestisida befungsi untuk mengendalikan berbagai hama serta mengatur dan atau
menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman sehingga dapat
memaksimalkan hasil pertanian. Namun residu dari pestisida tersebut berbahaya bagi
lingkungan
Kegunaan dari pestisida, yaitu :
1. Memberantas atau mencegah hama penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian
tanaman atau hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan.
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
4. Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman (tidak
termasuk golongan pupuk).
5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan/ternak.
6. Memberantas atau mencegah hama-hama air.
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad renik dalam rumah tangga,
bangunan, dan dalam alat-alat pengangkutan.
8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang bisa menyebabkan penyakit
pada manusia.
- Pengelompokkan Pestisida
a) Racun kontak, artinya pestisida dalam hal ini senyawa bahan aktif masuk melalui
kontak atau masuk ke tubuh serangga melalui dinding tubuh atau kutikula.
b) Racun perut, artinya senyawa bahan aktif masuk ke dalam tubuh serangga melalui
proses makan dan masuk ke tubuh melalui pencernaan.
c) Racun sistemik, senyawa bahan aktif terserap oleh tanaman lalu ditransportasikan
ke seluruh jaringan tanaman.
d) Fumigan, artinya senyawa bahan aktif masuk ke dalam tubuh sasaran melalui
sistem pernapasan.
1. Dampak Negatif
Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan tidak
menimbulkan gejala serta tanda yang spesifik. Namun, keracunan kronis dalam jangka
waktu lama bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan
yang sering dihubungkan dengan penggunaan pestisida diantaranya adalah iritasi
mata dan kulit, kanker, keguguran, cacat pada bayi, serta gangguan saraf, hati, ginjal
dan pernapasan.
b. Dampak Bagi Konsumen
8. Menimbulkan efek negatif terhadap manusia secara tidak langsung melalui rantai
makanan.
- Bagi Lingkungan Pertanian (Agro-ekosistem)
1. OPT menjadi kebal terhadap suatu pestisida (timbul resistensi OPT terhadap
pestisida).
3. Timbulnya hama baru, bisa hama yang selama ini dianggap tidak penting
maupun hama yang sama sekali baru.
A. Kesimpulan
Pestisida merupakan salah satu bahan atau zat kimia yang dimanfaatkan untuk
membunuh hama, baik dimanfaatkan untuk membunuh hama berupa tumbuhan
serangga maupun membunuh hewan lain yang terdapat di lingkungan sekitar kita.
Pestisida dapat digolongkan menjadi insektisida, fumigan, fungisida, herbisida dan
rodentisida. Penyebab seseorang keracunan pestisida bisa karena tertelan melalui mulut
masuk ke dalam kulit serta terhirup saluran pernapasan. Bagi seseorang yang mengalami
keracunan pestisida biasanya akan menimbulkan respon atau menimbulkan gejala yang
berbeda-beda. Seseorang yang dicurigai terkena paparan pestisida harus segera
dilakukan pemeriksaan di laboratorium dengan memperhatikan pengambilan,
penyimpanan, dan pengiriman sampel sehingga pasien segera mendapatkan pengobatan
yangsesuai.
B. Saran
Melalui makalah ini diharapkan agar pembaca senantiasa memperhatikan bahaya-
bahaya yang ada di sekeliling lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan tempat
kerja. Contohnya saja mengetahui penyebab dari faktor resiko yang disebabkan oleh
paparan pestisida yang dapat mempengaruhi kesehatan kita. Serta mengetahui penyakit
yang bisa ditimbulkan karena terpapar pestisida yang berlebihan.
Perlu dilakukan penelitian yang serupa mengenai dampak pestisida melalui
penelitian jangka panjang untuk melihat kesehatan petani pekerja secara berkala selama
menggunakan pestisida. Untuk memastikan bahwa gejala klinis yang timbul merupakan
akibat penggunaan pestisida, maka perlu dilakukan pemeriksaan pada petani pekerja
sebelum dan setelah penggunaan pestisida.
Daftar Pustaka
Depkes RI. 1992. Pestisida dan Pengunaannya. Jakarta, Sub Dit P2 Pestisida
Depkes RI. 2000. Modul Pelatihan Pemeriksaan Residu Pestisida” Pengenalan
Djojosumarto, Panut. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta: AgroMediaPustaka
Keluarga Alumni Analis Kimia. 2014. Makalah Pencemaran Pestisida. Bandung:
Politeknik Negeri Bandung.
LMGA AGRO. 2015. Cara Penyimpanan Pestisida yang Baik dan Benar.
Miglioranza, Karina SB; de Moreno, Julia E. Aizpun; de Moreno, Victor J. 2002.
Dynamics of Organochlorine Pesticides in Soils From a Southeastern Region of
Argentina. Environmental Toxicology and Chemistry, Vol 22, pages 712-717
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 07/Permentan/SR.140/2/2007: Tentang Syarat dan
Tata Cara Pendaftaran Pestisida, Jakarta: Kementan R.I.
Pestisida” Depkes RI, Dirjen P2M dan PL.
Pohan, Nurhasmawaty. 2004. Pestisida dan Pencemarannya. Universitas Sumatera Utara
Raini, Mariana. 2007. Toksikologi Pestisida dan Penanganan Akibat Keracunan Pestisida.
Media Litbang Kesehatan. 17(3): 10-18
Sudarmo, Subiyakto. 2007. Pestisida. Yogyakarta: Kanisius
Ariens. E.J, E. dan Mutschler. A.M, 1986, Toksikologi Umum Pengantar, 60-62, 162-163,
168-170, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Lu, F.C., 1995, Basic Toxicology: fundamentals target organs, and risk assessment, Ed II,
diterjemahkan oleh Nugroho, E., , 326-334, Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.
Soemirat, J., 2003, Toksikologi Lingkungan,13, 139, 144,152,156-157, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Sudarmo, S., 1991, Pestisida, Kanisius, Yogyakarta.
Machfoedz, I., 2007, Metode Penelitian untuk Mahasiswa Institusi Kesehatan
Keperawatan dan Kebidanan, Cet. ke-3, Fitramaya, Yogyakarta.
Nawawi, H.H., 2005, Metode Peneltian Bidang Sosial, Cet. ke-11, 117, 149,Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.