Anda di halaman 1dari 20

Pandangan Agama Hindhu Terhadap

Inseminasi
I Dewa Ayu Indira Pramesti Suteja
210030558
TOPIK:
01. Pengertian Inseminasi
02. Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabung
03. Hukum yang Mengatur Pelaksanaan
Inseminasi
04. Motivasi Pelaksanaan Inseminasi
05. Tata Cara Pelaksanaan Inseminasi
06. Metode Pelaksanaan Inseminasi
07. Pandangan Agama Hindu terhadap Inseminasi
01. Pengertian Inseminasi
Inseminasi berasal dari Bahasa Inggris yang berarti Insemination yang artinya
pembuahan atau penghamilan secara teknologi, bukan alamiah.

Inseminasi adalah salah satu teknologi reproduksi di bidang sains yang diciptakan
untuk membantu orang yang mengalami masalah kesuburan.

Inseminasi merupakan prosedur pemilihan sperma terbaik hasil ejakulasi dengan


cara pencucian sprema, kemudian sperma yang sudah terpilih dilepas ke dalam mulut
rahim melalui bantuan kateter.
02. Apakah Inseminasi Sama dengan Bayi Tabung?

Bayi tabung dan inseminasi adalah teknologi reproduksi di bidang sains yang sama-sama
membantu mengatasi masalah kesuburan.

Walaupun tujuannya sama kedua teknologi ini memiliki banyak perbedaan. Contohnya
seperti pada alat-alat yang digunakan, tata cara pelaksanaannya, tempat pembuahan, hingga
resiko dan tingkat keberhasilannya.

Pada inseminasi pembuahan terjadi di dalam rahim. Sedangkan pada bayi tabung,
pembuahan terjadi di alat khusus.

Pelaksanaan inseminasi dan bayi tabung di atur dalam hukum yang sama.
03. Hukum yang Mengatur Pelaksanaan Inseminasi

Inseminasi dapat dilaksanakan jika sudah memenuhi syarat dan kententuan yang berlaku.

Dalam pelaksanaan Inseminasi, sudah diatur pada Pasal 7 UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.

Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya
dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan beberapa ketentuan dan
syarat.
Ada beberapa metode atau upaya kehamilan di luar cara alamiah selain yang
diatur dalam Pasal 127 UU tentang kesehatan, salah satunya adalah ibu
pengganti atau penitipan rahim.

Namun metode tersebut secara hukum Indonesia tidak bisa dilakukan. Karena
dianggap termasuk ke dalam perzinaan.
04. Motivasi Melaksanakan Inseminasi
Umumnya pelaksanaan inseminasi ini dilakukan oleh pasangan suami istri yang
mengalami masalah kesuburan. Contohnya seperti kemandulan dan memiliki
kesehatan yang buruk

Motivasi mereka melakukan inseminasi ini tentu saja untuk memperoleh


keturunan, walau tidak dengan cara alamiah.
05. Tata cara (Prosedur) Pelaksanaan Inseminasi
Untuk melakukan inseminasi ada beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu
sebagai berikut.

1. Tahap Pertama. Pada tahap ini difokuskan dengan pengobatan untuk


merangsang indung telur agar banyak mengeluarkan ovum. Pemberian obat ini
dilakukan setiap hari sejak permulaan haid dan akan berhenti jika sel-sel
telurnya sudah matang. Pematangan sel –sel telur ini dipantai setiap hari
dengan pemeriksaan darah dan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
2. Tahap Kedua. Pada tahap ini dilakukan pengambilan sel telur jika sel telur sudah
banyak dan mencukupi. Pengambilan sel telur dilakukan dengan suntikan di
bawah bimbingan USG.

3. Tahap Ketiga. Pada tahap ini dilakukan pembuahan dan fertilisasi sel telur. Dengan
sebelumnya sudah melakukan proses pengeluaran sperma dan memilih sperma yang
baik. Setelah itu sel-sel sperma dan telur yang sudah terpilih dipertemukan untuk
kemudian dikembangbiakkan dalam lemari pengeram.
4. Tahap Keempat. Pada tahap ini dillakukan pemindahan embrio. Ini pun
dilakukan jika terjadi fertilisasi. Embrio akan dipindahkan ke Rahim ibunnya 2-
3 hari setelah terbentuk.

5. Tahap Kelima. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terjadinya kehamilan.


Setelah pemindahan embrio, maka tinggal menunggu apakah kehamilan akan
terjadi. Apabila 14 hari setelah pemindahan embrio tidak terjadi haid, maka
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
06. Metode Pelaksanaan Inseminasi
Setelah mengetahui tata cara (prosedur) pelaksanaan inseminasi, berikut adalah
beberapa metode yang digunakan didalamnya.

1. Metode ICSI (Intra Cytoplasmic Sprm Injection). Merupakam salah satu metode
yang paling efektif dalam pembuahan mikro-manipulative. Metode ini
digunakan untuk factor infertilitas pria dan menawarkan tingkat keberhasilan
yang tinggi dengan resiko rendah untuk komplikasi atau kerusakan pada sel
telur.
2. MESA (Microsrgical Epididymal Sperm Aspiration). Metode ini diterapkan bagi
pria yang mengalamii azoospermia (tidak ada sel sperma sama sekali di dalam
air maninya). Dengan metode ini, sel-sel spermanya diambil langsung dari
dalam epidermis (tempat pematangan sel-sel sperma) melalui Tindakan operasi
kecil.
07. Pandangan Agama Hindu Terhadap Pelaksanaan
Inseminasi

Hukum adat adalah hukum yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat Bali yang
berlandaskan pada ajaran agama Hindu dan berkembang mengikuti kebiasaan serta rasa
kepatutan dalam masyarakat Bali itu sendiri. Oleh karenanya dalam masyarakat hukum adat
Bali, antara adat dan agama tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Kelahiran anak sangat penting bagi pasangan suami istri Hindu Bali, Namun untuk
mendapatkan anak tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena adakalanya
dalam suatu perkawinan ada pasangan yang mengalami kemandulan, dan kondisi
kesehatan yang buruk.

Oleh karena itu terciptalah sebuah keputusan untuk mengambil program inseminasi
dengan harapan bisa dikaruniai seorang anak.
Pelaksanaan program inseminasi ini masih terjadi pro dan kontra di kalangan
masyarakat beragama. Tidak disetujuinya program ini karena dianggap sudah
melanggar ketentuan. Maksud dari melanggar ketentuan adalah sudah melanggar
kewajaran tuhan untuk menciptakan manusia. Sedangkan disetujuinya program ini
karena dikatakan bermanfaat dalam membatu pasangan suami istri sah yang
mengalami masalah kesuburan dan keinginan dikaruniai seoarang anak.
Inseminasi atau pembuahan secara suntik bagi umat Hindu dipandang tidak sesuai dengan
tata kehidupan agama Hindu, karena dianggap tidak melalui ciptaan tuhan. Kelahiran
seperti ini dianggap hasil ciptaan manusia.

Kenapa disebut sebagai ciptaan manusia, itu karena dalam pelaksanaannya dilakukan
dengan cara yang tidak alamiah. Yaitu menggunakan teknologi hasil rancangan manusia.
Menurut Ketut Wilamurti, S.Ag dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI) dan
Bhikku Dhamma subho Mahatheradari Konferensi Sangha Agung Indonesia (KASI)
menyatakan bahwa embrio adalah mahluk hidup. Sejak bersatunya seltelur dan sperma
melalui hubungan seks (secara alami), ruh Brahman sudah ada di dalamnya, tanda-tanda
kehidupan ini jelas terlihat. Dengan demikian, menurut agama Hindu program
inseminasi tidak disetujui karena sudah melanggar ketentuan.
Perkembangan teknologi memang semakin maju dan bermanfaat. Namun tidak
semua perkembangan tersebut bisa sesuai dengan pandangan agama. Adakalanya
perkembangan teknologi bisa diterima dan dimanfaatkan dengan baik sesuai
ajaran agama. Namun adakalanya juga tidak.

Contohnya saja teknologi inseminasi, walaupun teknologi ini sangat bermanfaat


tapi teknologi ini masih belum bisa diterima dalam agama.
SESI TANYA
JAWAB
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai