Anda di halaman 1dari 3

Aborsi

Aborsi adalah praktik menghentikan kehamilan dengan jalan menghancurkan janin dalam
kandungan. Banyak perempuan melakukan aborsi dengan berbagai alasan, tetapi di Indonesia
hanya boleh dilakukan dalam alasan medis. Di Indonesia aborsi bersifat ilegal jika aborsi
dilakukan tanpa alasan medis yang jelas, ini dianggap sebagai tindakan pembunuhan karena
pembuahan yang berhasil dilakukan menandakan adanya suatu kehidupan baru yang dimulai,
dan aborsi bisa membuat kehidupan tersebut terhenti. Dan hal ini juga dipertegas dalam Pasal 75
ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa
setiap orang dilarang melakukan aborsi. Pelarangan ini juga menggambarkan bahwa pada
hakikatnya setiap ciptaan Tuhan memiliki hak untuk hidup dan bertahan hidup. Selain itu, dalam
pasal 34 (2b) juga disebutkan mengenai syarat menjalani aborsi, yaitu adanya keterangan dari
penyidik, psikolog, atau ahli lain yang membenarkan dugaan telah terjadi pemerkosaan.

Ada dua metode yang digunakan dalam aborsi, yaitu

- Menggunakan obat obatan


Metode ini dilakukan dengan cara memberikan obat oral atau suntik yang dapat
memblokir hormon progesteron , sehingga lapisan rahim menipis. Hal ini menyebabkan
janin tidak dapat menempel dan tumbuh di dinding rahim.
- Menggunakan tindakan medis
Prosedur medis yang paling umum digunakan untuk aborsi adalah aspirasi vakum
Ada dua alat yang umumnya digunakan untuk mengeluarkan embrio dari rahim melalui
tindakan ini, yaitu manual vacuum aspiration (MVA) dan electric vacuum aspiration
(EVA). MVA dilakukan dengan menggunakan tabung hisap manual, sedangkan EVA
menggunakan pompa listrik. Untuk aborsi pada usia kehamilan lebih dari 4 bulan,
tindakan medis yang digunakan adalah dilatasi dan evakuasi (D&E). Metode ini
menggunakan peralatan bedah untuk membuka leher rahim dan menyedot janin sehingga
bisa dikeluarkan dari rahim.

Dibalik metode aborsi diatas terdapat beberpa macam akbiat dari aborsi, yaitu

- Perdarahan Berat
Perdarahan hebat menjadi dampak aborsi serius yang umum dialami. Perdarahan disertai
dengan demam tinggi, dan gumpalan jaringan sebesar bola golf.
- Kerusakan Rahim
Kerusakan rahim meliputi kerusakan leher rahim, adanya lubang pada rahim, dan luka
robekan pada rahim. Sejumlah kondisi tersebut biasanya tidak terdiagnosis. Kondisi baru
akan terlihat saat kamu melakukan pemeriksaan visualisasi laparoskopi.
- Endometritis
Endometritis ditandai dengan peradangan pada lapisan rahim akibat infeksi. Dampak
yang satu ini umumnya terjadi pada remaja. Jika tidak segera diatasi dengan langkah
yang tepat, infeksi meningkatkan risiko komplikasi pada organ reproduksi, masalah
kesuburan, dan gangguan kesehatan lainnya.
- Kerusakan Rahim
Kerusakan rahim meliputi kerusakan leher rahim, adanya lubang pada rahim, dan luka
robekan pada rahim. Sejumlah kondisi tersebut biasanya tidak terdiagnosis. Kondisi baru
akan terlihat saat kamu melakukan pemeriksaan visualisasi laparoskopi.
- Infeksi Peradangan Panggul
Infeksi peradangan panggul (PID) dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik dan
mengurangi kesuburan perempuan di kemudian hari. Bukan itu saja, infeksi juga dapat
meningkatkan risiko kehilangan nyawa. Dampak yang satu ini biasanya terjadi 4 minggu
setelah aborsi pada trimester pertama.

Aborsi bisa berbahaya apabila dilakukan di tempat praktik ilegal, ditangani oleh orang yang tidak
memiliki kemampuan medis yang cukup di bidangnya, serta tidak didukung oleh peralatan yang
sesuai dengan standar medis. Kondisi ini bisa lebih berbahaya daripada melahirkan. Sebab,
angka kematian akibat aborsi lebih tinggi, daripada angka kematian pada wanita yang
melahirkan. Setiap tahun, tak kurang dari 56 juta kasus aborsi di seluruh dunia. Di Indonesia
sendiri, berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), tingkat aborsi
mencapai 228 per 100 ribu angka kelahiran hidup.
Bahkan tidak sedikit dikalangan remaja yang melakukan aborsi karena mengaku tidak siap
dengan kehamilan nya yang tidak direncanakan, dan menurut mereka satu satunya cara adalah
melakukan aborsi
Pemerintah melakukan pembelajaran tentang reproduksi manusia agar tidak ada kehamilan yang
tidak direncanakan dan tidak perlu melakukan aborsi.
Daftar Pustaka
dr. Rizal Fadl, 2021. "Fakta Mengenai Aborsi yang Perlu Dipahami",
https://www.halodoc.com/artikel/7-fakta-mengenai-aborsi-yang-perlu-dipahami,
diakses pada 3 September 2022

Lembaga Bantuan Hukum Pengayoman, 2021, "Pengaturan Terkait Tindakan


Aborsi Bagi Korban Perkosaan", https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/pengaturan-
terkait-tindakan-aborsi-bagi-korban-perkosaan/#:~:text=Hal%20ini%20juga
%20dipertegas%20dalam,untuk%20hidup%20dan%20bertahan%20hidup, diakses
pada 3 September 2022

Sienny Agustin, 2021, "Risiko Aborsi dan Konsekuensi Hukumnya",


https://www.alodokter.com/memahami-berbagai-sisi-aborsi#:~:text=Ada
%20berbagai%20penyebab%20seorang%20wanita,mengancam%20nyawa%20ibu,
diakses pada 3 September 2022

Ajeng Quamila, 2021, "Aborsi di Indonesia: Antara Tekanan Moral dan


Kesejahteraan Lahir Batin",
https://hellosehat.com/kehamilan/melahirkan/persalinan/aborsi-ilegal-dampak-
depresi-ibu-hamil/, diakses 3 September 2022

dr. Rizal Fadli, 2021, "Ketahui Dampak Aborsi Terhadap Kesehatan Wanita",
https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-dampak-aborsi-terhadap-kesehatan-
wanita, diakses 3 September 2022

Anda mungkin juga menyukai