I. PENDAHULUAN
Aborsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengguguran
kandungan. Makna aborsi lebih mengarah kepada suatu tindakan yang
disengaja untuk mengakhiri kehamilan seorang ibu ketika janin sudah ada
tanda-tanda kehidupan dalam rahim. Sedangkan abortus adalah berakhirnya
kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Abortus sendiri terbagi dua yaitu abortus spontan dan abortus provokatus.
Abortus spontan adalah merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan
terhentinya proses kehamilan sebelum berumur 20 minggu. Penyebabnya
dapat oleh karena penyakit yag diderita si ibu ataupun sebab-sebab lain yang
pada umumnya berhubungan dengan kelainan pada sistem reproduksi.
Abortus spontan sering disebut dengan keguguran. Sedangkan abortus
provokatus adalah suatu upaya yang disengaja untuk menghentikan proses
kehamilan sebelum berumur 20 minggu, dimana janin (hasil konsepsi) yang
dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar.1
Abortus provokatus sendiri terbagi menjadi dua yaitu abortus
provokatus terapeutikus atau abortus provokatus medisinalis dan abortus
provokatus kriminalis. Abortus provokatus medisinalis adalah pengguguran
kandungan menggunakan alat-alat medis dengan alasan kehamilan
membahayakan dan dapat membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu
mempunyai penyakit berat tertentu. Abortus medisinalis diizinkan menurut
ketentuan profesional seorang dokter atas indikasi untuk menyelamatkan
sang ibu. Jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam
abortus buatan legal. Sedangkan abortus provokatus kriminalis adalah
pengguguran kandungan tanpa alasan medis yang sah dan dilarang hukum
karena jika ditinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam abortus
buatan ilegal. Termasuk dalam abortus jenis ini adalah abortus yang terjadi
atas permintaan pihak perempuan, suami, atau pihak keluarga kepada
seorang dokter untuk menggugurkan kandungannya. 1
1
Aborsi di dunia dan di Indonesia khususnya tetap menimbulkan
banyak persepsi dan bermacam interpretasi, tidak saja dari sudut pandang
kesehatan, tetapi juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi
merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberi dampak pada
kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui bahwa penyebab
kematian ibu yang paling tinggi adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.
Diperkirakan diseluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kasus aborsi tidak
aman, 70 ribu perempuan meninggal akibat aborsi tidak aman dan 1 dari 8
kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. 95% (19 dari 20 kasus
aborsi tidak aman) dintaranya bahkan terjadi di negara berkembang. Di
Indonesia setiap tahunnya terjadi kurang lebih 2 juta kasus aborsi, artinya 43
kasus/100 kelahiran hidup (sensus 2000). Angka tersebut memberikan
gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar (Wijono
2000). Kematian akibat infeksi aborsi ini justru banyak terjadi di negara-
negara dimana aborsi dilarang keras oleh undang-undang.2
II. DEFENISI
Kata abortion dalam Blakss Law Dictionary, yang diterjemahkan
menjadi aborsi dalam bahasa Indonesia mengandung arti: The spontaneous
or artifcially induced expulsion of an embrio or featus. As used in illegal
context refers to induced abortion. Keguguran dengan keluarnya embrio
atau fetus tidak semata mata karena terjadi secara alamiah, akan tetapi juga
disengaja atau terjadi karena adanya campur tangan (provokasi) manusia. 3
Abortus provokatus adalah istilah latin yang secara resmi dipakai
dalam kalangan kedokteran dan hukum, yang artinya adalah dengan sengaja
mengakhiri kehidupan kandungan dalam rahim seorang wanita hamil.
Berbeda dengan abortus spontan yaitu kandungan seorang wanita hamil
yang gugur secara spontan. Untuk itu perlu dibedakan antara pengguguran
kandungan dan keguguran. Pengguguran kandungan dilakukan dengan
sengaja, sedangkan keguguran terjadi tidak disengaja. Untuk menunjukkan
2
pengguguran kandungan, istilah yang sering digunakan sekarang adalah
aborsi. 3
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aborsi adalah
terpencarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup sebelum habis bulan
keempat dari kehamilan atau aborsi bisa didefinisikan pengguguran janin
embrio setelah melebihi masa dua bulan kehamilan. Menurut perspektif
medis aborsi adalah penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur
(ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus) sebelum usia janin (fetus)
mencapai 20 minggu. 3
Aborsi menurut konstruksi yuridis peraturan perundang undangan
di Indonesia adalah tindakan mengugurkan atau mematikan kandungan yang
dilakukan dengan sengaja oleh seorang wanita atau orang yang disuruh
melakukan untuk itu. Wanita hamil dalam hal ini adalah wanita yang hamil
atas kehendaknya ingin mengugurkan kandungannya, sedangkan tindakan
yang menurut KUHP dapat disuruh untuk lakukan itu adalah tabib, bidan
atau juru obat. Pengguguran kandungan atau pembunuhan janin yang ada di
dalam kandungan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya: dengan
obat yang diminum atau dengan alat yang dimasukkan ke dalam rahim
wanita melalui lubang kemaluan wanita.3 Jadi, dapat disimpulkan bahwa:
Aspek medis
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum masa kehamilan lengkap
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan
Kedokteran Forensik :
Keluarnya janin dari kandungan seorang wanita sebelum masa
kehamilan lengkap tercapai.
Aspek hukum
Tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum
waktu kelahiran tanpa melihat usia kandungan
Sewaktu pengguguran dilakukan, kandungan masih hidup
Ada faktor kesengajaan.
3
III. INSIDEN
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 4,2 juta
abortus dilakukan setiap tahun di Asia Tenggara, dengan perincian :4
1,3 juta dilakukan di Vietnam dan Singapura
Antara 750.000 sampai 1,5 juta di Indonesia
Antara 155.000 sampai 750.000 di Filipina
Antara 300.000 sampai 900.000 di Thailand
Sebanyak 83% dari seluruh kasus aborsi terjadi di negara
berkembang dan 17% terjadi di negara maju. Hasil survei yang
diselenggarakan oleh suatu lembaga penelitian di New York yang dimuat
dalam International Family Planning Perspectives, Juni 1997, memberikan
gambaran lebih lanjut tentang abortus di Asia Selatan dan Asia Tenggara,
termasuk Indonesia. Abortus di Indonesia dilakukan baik di daerah
perkotaan maupun pedesaan dan dilakukan tidak hanya oleh mereka yang
mampu tapi juga oleh mereka yang kurang mampu. 4
7
o Gejala-gejala kehamilan menghilang diiringi reaksi kehamilan
menjadi negative pada 2-3 minggu setelah fetus mati.
o Pada pemeriksaan dalam serviks tertutup dan ada darah sedikit
o Pasien merasa perutnya dingin dan kosong.
o Pada pemeriksaan USG didapatkan : uterus yang mengecil,
kantong gestasi yang mengecil dan bentuknya tidak beraturan
disertai gambaran fetus yang tidak ada tanda-tanda kehidupan.
o Bila missed abortion berlangsung lebih dari 4 minggu harus
diperhatikan kemungkinan terjadinya gangguan pembekuan
darah oleh karena hipofibrinogemia sehingga perlu diperiksa
koagulasi sebelum tindakan evakuasi dan kuretase.
Abortus Habitualis : abortus yang terjadi 3 kali berturut turut atau
lebih oleh sebab apapun. Penderita abortus habitualis pada
umumnya tidak sulit untuk hamil kembali, tetapi kehamilannya
berakhir dengan keguguran secara berturut-turut. Bishop
melaporkan kejadian abortus habitualis terjadi 0,41% dari seluruh
kehamilan.5
Penyebab paling sering pada abortus ini dahulu ditetapkan karena
reaksi immunologi yaitu TLX ( lymphocyte trophoblast cross
reactive), tetapi dekade belakangan ini diketahui penyebab yang
tersering dijumpai adalah inkompetensia serviks yaitu keadaan
dimana serviks uterus tidak dapat menerima beban untuk tetap
bertahan menutup setelah kehamilan melewati trimester pertama,
di mana os serviks akan membuka tanpa disertai tanda-tanda
inpartu lainnya seperti perut tegang dan mules-mules, akhirnya
terjadi pengeluaran janin. Penyebab lain yang sering ditemukan
berupa kelainan anatomis, disfungsi tiroid, kesalahan korpus
luteum, kesalahan plasenta, yaitu tidak sanggupnya plasenta
menghasilkan progesteron sesudah korpus luteum atrofis. 5,6
Pemeriksaan : 5,6
8
o Histerosalfingografi, untuk mengetahui adanya mioma uterus
submukosa atau anomali congenital.
o BMR dan kadar jodium darah diukur untuk mengetahui apakah
ada atau tidak gangguan glandula thyroidea.
o Psiko analisis
Abortus Infeksious : suatu abortus yang telah disertai komplikasi
berupa infeksi genital. Diagnosis:5,6
o Adanya abortus : amenore, perdarahan, keluar jaringan yang
telah ditolong di luar rumah sakit.
o Pemeriksaan : kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan,
perdarahan, dan sebagainya.
o Tanda tanda infeksi yakni kenaikan suhu tubuh lebih dari
38,5 derajat Celcius, kenaikan leukosit dan discharge berbau
pervaginam, uterus besar dan lembek disertai nyeri tekan.
Septic Abortion : abortus infeksiosus berat disertai penyebaran
kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.
Diagnosis septic abortion ditegakan jika didapatkan tanda
tanda sepsis, seperti nadi cepat dan lemah, syok dan penurunan
kesadaran.5,6
2. Abortus Provokatus
Abortus Provokatus adalah abortus yang sengaja dibuat atau
merupakan suatu upaya yang disengaja, baik dilakukan oleh ibunya
sendiri atau dibantu oleh orang lain, untuk menghentikan proses
kehamilan sebelum berumur 20 minggu, dimana janin (hasil konsepsi)
yang dikeluarkan tidak bisa bertahan hidup di dunia luar. 6,7
Abortus provokatus dapat dibedakan menjadi: 6,7
Abortus provokatus Medisinalis/Therapeutikus
Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah
demi menyelamatkan nyawa Ibu. Syarat-syaratnya adalah: 6,7
9
o Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan
kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter
kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung
jawab profesi.
o Mengkonsultasikan dengan sedikitnya dua orang ahli, yaitu ahli
obstetric/gynekologi dan ahli penyakit dalam atau ahli jantung
yang berpengalaman.
o Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama,
hukum, psikologi).
o Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya
atau keluarga terdekat.
o Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/ peralatan
yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.
o Prosedur tidak dirahasiakan.
o Dokumen medik harus lengkap.
Abortus Provokatus Kriminalis
Abortus yang sengaja dilakukan dengan tanpa adanya
indikasi medik (ilegal) dan dilarang oleh hukum. Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-
obatan tertentu, atau dengan kekerasan mekanik lokal. 6,7
Kekerasan dapat dilakukan dari luar maupun dari dalam.
Kekerasan dari luar dapat dilakukan sendiri oleh si ibu atau oleh
orang lain, seperti melakukan gerakan fisik berlebihan, jatuh,
pemijatan/pengurutan perut bagian bawah, kekerasan langsung
pada perut atau uterus, pengaliran listrik pada serviks dan
sebagainya. 6,7,8
Kekerasan dari dalam yaitu dengan melakukan manipulasi
vagina atau uterus. Manipulasi vagina dan serviks uteri, misalnya
dengan penyemprotan air sabun atau air panas pada porsio, aplikasi
asam arsenik, kalium permanganat pekat, atau jodium tinktur,
pemasangan laminaria stift atau kateter ke dalam serviks, atau
10
manipulasi serviks dengan jari tangan. Manipulasi uterus, dengan
melakukan pemecahan selaput amnion atau dengan penyuntikan ke
dalam uterus. 6,7,8
Pemecahan selaput amnion dapat dilakukan dengan
memasukkan alat apa saja yang cukup panjang dan kecil melalui
serviks. Penyuntikan atau penyemprotan cairan biasanya dilakukan
dengan menggunakan Higginson tipe syringe, sedangkan cairannya
adalah air sabun, desinfektan atau air biasa/air panas.
Penyemprotan ini dapat mengakibatkan emboli udara. 6,7,8
Obat / zat tertentu pernah dilaporkan penggunaan bahan
tumbuhan yang mengandung minyak eter tertentu yang dapat
merangsang saluran cerna hingga terjadi kolik abdomen, jamu
perangsang kontraksi uterus dan hormon wanita yang merangsang
kontraksi uterus melalui hiperemi mukosa uterus. Hasil yang
dicapai sangat bergantung pada jumlah (takaran), sensitivitas
individu dankeadaan kandungannya (usia gestasi). 6,7,8
Bahan-bahan tadi ada yang biasa terdapat dalam jamu
peluntur, nanas muda, bubuk beras dicampur lada hitam, dan lain-
lain. Ada juga yang agak beracun seperti garam logam berat,
laksans dan lain-lain; atau bahan yang beracun, seperti strichnin,
prostigmin, pilokarpin, dikumarol, kina dan lain-lain. Kombinasi
kina atau menolisin dengan ekstrak hipofisis (oksitosin) ternyata
sangat efektif. Akhir-akhir ini dikenal juga sitostatika
(aminopterin) sebagai abortivum. 6,7,8
11
tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua
minggu setelahnya.9
Trimester Pertama (Minggu 0 12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari
periode germinal sampai periode terbentuknya fetus.8
1. Periode Germinal (Minggu 0 3)
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang
telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus
membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel sel mulai
berkembang dan hingga blastocyst tertanam pada endometrium. 8
2. Periode Embrio (Minggu 3 8 )
Pada minggu keempat, embrio mulai terbentuk dan
memproduksi hormon kehamilan, Human Chorionic Gonadotropin
hormone. Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah
terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta.
Proses terbentuknya sistem saraf pusat, organ organ utama dan
struktur anatomi seperti mata, mulut dan lidah, sedangkan hati mulai
memproduksi sel darah.8
Pada minggu kelima, terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm,
mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas
yang akan membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya
membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan
mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ
jantung, tulang dan organ reproduktif. Lapisan endoderm yaitu lapisan
paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan kandung
kemih. 8
Pada minggu keenam hingga kedelapan, sistem pencernaan dan
pernafasan mulai dibentuk, bagian wajah mulai terbentuk, anggota
tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna. 8
12
3. Periode Fetus (Minggu 9 12)
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan
cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi. Semua
organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan
otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru
diproduksi setiap menit. Janin mulai tampak seperti manusia kecil
dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram. Pada akhir trimester
pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen, nutrisi dan
pertukaran hasil metabolisme janin. 8
13
Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai
tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.8
14
menarik ari-ari (plasenta) dari dinding rahim. Hasil penyedotan berupa
darah, cairan ketuban, bagian-bagian plasenta dan tubuh janin terkumpul
dalam botol yang dihubungkan dengan alat penyedot ini. Ketelitian dan
kehati-hatian dalam menjalani metode ini sangat perlu dijaga guna
menghindari robeknya rahim akibat salah sedot yang dapat mengakibatkan
pendarahan hebat yang terkadang berakhir pada operasi pengangkatan
rahim. Peradangan dapat terjadi dengan mudahnya jika masih ada sisa-sisa
plasenta atau bagian dari janin yang tertinggal di dalam rahim. Hal inilah
yang paling sering terjadi yang dikenal dengan komplikasi paska-aborsi.10
Metode D&C - Dilatasi dan Kerokan
Dalam teknik ini, mulut rahim dibuka atau dimekarkan dengan
paksa untuk memasukkan pisau baja yang tajam. Bagian tubuh janin
dipotong berkeping-keping dan diangkat, sedangkan plasenta dikerok dari
dinding rahim. Darah yang hilang selama dilakukannya metode ini lebih
banyak dibandingkan dengan metode penyedotan. Begitu juga dengan
perobekan rahim dan radang paling sering terjadi. Metode ini tidak sama
dengan metode D&C yang dilakukan pada wanita-wanita dengan keluhan
penyakit rahim (seperti pendara han rahim, tidak terjadinya menstruasi,
dsb). Komplikasi yang sering terjadi antara lain robeknya dinding rahim
yang dapat menjurus hingga ke kandung kencing. 10
Trimester Kedua
Metode Dilatasi dan Evakuasi
Metode ini digunakan untuk membuang janin hingga usia 24
minggu. Metode ini sejenis dengan D&C, hanya dalam D&E digunakan
tang penjepit (forsep) dengan ujung pisau tajam untuk merobek-robek
janin. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga seluruh tubuh janin
dikeluarkan dari rahim. Karena pada usia kehamilan ini tengkorak janin
sudah mengeras, maka tengkorak ini perlu dihancurkan supaya dapat
dikeluarkan dari rahim. Jika tidak berhati-hati dalam pengeluarannya,
potongan tulang-tulang yang runcing mungkin dapat menusuk dinding
rahim dan menimbulkan luka rahim. Pendarahan mungkin juga terjadi. Dr.
Warren Hern dari Boulder, Colorado, Amerika Serikat, seorang dokter
aborsi yang sering melakukan D&E mengatakan, hal ini sering membuat
masalah bagi karyawan klinik dan menimbulkan kekuatiran akan efek
18
D&E pada wanita yang menjalani aborsi. Dokter Hern juga melihat trauma
yang terjadi pada para dokter yang melakukan aborsi, ia mengatakan,
"tidak dapat disangkal lagi, penghancuran terjadi di depan mata kita
sendiri. Penghancuran janin lewat forsep itu seperti arus listrik. 10,12,13
Metode Racun Garam (Saline)
Caranya ialah dengan meracuni air ketuban. Teknik ini digunakan
saat kandungan berusia 16 minggu, saat air ketuban sudah cukup
melingkupi janin. Jarum disuntikkan ke perut si wanita dan 50-250 ml
(kira-kira secangkir) air ketuban dikeluarkan, diganti dengan larutan
konsentrasi garam. Janin yang sudah mulai bernafas, menelan garam dan
teracuni. Larutan kimia ini juga membuat kulit janin terbakar dan
memburuk. Biasanya, setelah kira-kira satu jam, janin akan mati. Kira-kira
33-35 jam setelah suntikan larutan garam itu bekerja, si wanita hamil itu
akan melahirkan anak yang telah mati dengan kulit hitam karena terbakar.
Kira-kira 97% dari wanita yang memilih aborsi dengan cara ini melahirkan
anaknya 72 jam setelah suntikan diberikan. 10,12,13
Suntikan larutan garam ini juga memberikan efek samping pada
wanita pemakainya yang disebut "Konsumsi Koagulopati" (pembekuan
darah yang tak terkendali diseluruh tubuh), juga dapat menimbulkan
pendarahan hebat dan efek samping serius pada sistim syaraf sentral.
Serangan jantung mendadak, koma, atau kematian mungkin juga
dihasilkan oleh suntikan saline lewat sistim pembuluh darah. 10,12,13
Urea
Karena bahaya penggunaan saline, maka suntikan lain yang biasa
dipakai adalah hipersomolar urea, walau metode ini kurang efektif dan
biasanya harus dibarengi dengan asupan hormon oxytocin atau
prostaglandin agar dapat mencapai hasil maksimal. Gagal aborsi atau tidak
tuntasnya aborsi sering terjadi dalam menggunakan metode ini, sehingga
operasi pengangkatan janin dilakukan. Seperti teknik suntikan aborsi
lainnya, efek samping yang sering ditemui adalah pusing-pusing atau
muntah-muntah. Masalah umum dalam aborsi pada trimester kedua adalah
19
perlukaan rahim, yang berkisar dari perlukaan kecil hingga perobekan
rahim. Antara 1-2% dari pasien pengguna metode ini terkena
endometriosis/peradangan dinding rahim. 10,12,13
Prostaglandin
Prostaglandin merupakan hormon yang diproduksi secara alami
oleh tubuh dalam proses melahirkan. Injeksi dari konsentrasi buatan
hormon ini ke dalam air ketuban memaksa proses kelahiran berlangsung,
mengakibatkan janin keluar sebelum waktunya dan tidak mempunyai
kemungkinan untuk hidup sama sekali. Sering juga garam atau racun
lainnya diinjeksi terlebih dahulu ke cairan ketuban untuk memastikan
bahwa janin akan lahir dalam keadaan mati, karena tak jarang terjadi janin
lolos dari trauma melahirkan secara paksa ini dan keluar dalam keadaan
hidup. Efek samping penggunaan prostaglandin tiruan ini adalah bagian
dari ari-ari yang tertinggal karena tidak luruh dengan sempurna, trauma
rahim karena dipaksa melahirkan, infeksi, pendarahan, gagal pernafasan,
gagal jantung, perobekan rahim. 10,12
Partial Birth Abortion
Metode ini sama seperti melahirkan secara normal, karena janin
dikeluarkan lewat jalan lahir. Aborsi ini dilakukan pada wanita dengan
usia kehamilan 20-32 minggu, mungkin juga lebih tua dari itu. Dengan
bantuan alat USG, forsep (tang penjepit) dimasukkan ke dalam rahim, lalu
janin ditangkap dengan forsep itu. Tubuh janin ditarik keluar dari jalan
lahir (kecuali kepalanya). Pada saat ini, janin masih dalam keadaan hidup.
Lalu, gunting dimasukkan ke dalam jalan lahir untuk menusuk kepala bayi
itu agar terjadi lubang yang cukup besar. Setela itu, kateter penyedot
dimasukkan untuk menyedot keluar otak bayi. Kepala yang hancur lalu
dikeluarkan dari dalam rahim bersamaan dengan tubuh janin yang lebih
dahulu ditarik keluar. 10,12,13
Histerektomi (untuk kehamilan trimester kedua dan ketiga)
Sejenis dengan metode operasi caesar, metode ini digunakan jika
cairan kimia yang digunakan/disuntikkan tidak memberikan hasil
20
memuaskan. Sayatan dibuat di perut dan rahim. Bayi beserta ari-ari serta
cairan ketuban dikeluarkan. Terkadang, bayi dikeluarkan dalam keadaan
hidup, yang membuat satu pertanyaan bergulir: bagaimana, kapan dan
siapa yang membunuh bayi ini? Metode ini memiliki resiko tertinggi untuk
kesehatan wanita, karena ada kemungkinan terjadi perobekan rahim.
Dalam 2 tahun pertama legalisasi aborsi di kota New York, tercatat 271,2
kematian per 100.000 kasus aborsi dengan cara ini. 10,12,13
21
tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium tuba, parametrium dan
peritonium.
3. Kerusakan organ-organ
Sumpah Hiprocates
Saya tidak akan memberikan obat yang mematikan kepada siapa pun
meskipun diminta, atau menganjurkan kepada mereka untuk tujuan itu.
Atas dasar yang sama, saya tidak akan memberikan obat untuk
menggugurkan kandungan. 16
Hukum
UU. Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 75-77 16
1. Pasal 75
- Setiap orang dilarang melakukan aborsi
- Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan: Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/ atau janin, yang
menderita penyakit berat dan/ atau cacat bawaan, maupun yang tidak
dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup diluar
kandungan.
- Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehat pra tindakan dan diakhiri
dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang
kompeten dan berwenang.
2. Pasal 76
Aborsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 hanya dapat dilakukan:
- Sebelum kehamilan berumur 6 minggu dihitung dari hari pertama
haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis.
- Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan
yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri.
- Dengan persetujuan ibu hamil.
- Dengan persetujuan suami, kecuali korban perkosaan, dan
- Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan
oleh menteri.
23
3. Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat (2) dan (3) yang tidak
bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan
dengan norma agama dan ketentuan per- Undang-undang-an.
KUHP 16
Pasal 299,
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan
harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda
paling banyak tiga ribu rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau
jika dia seorang tabib, bidan, atau juru obat, pidananya ditambah
sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani
pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
24
Pasal 348
1. Barang siapa dengan sengaja menggunakan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam
dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
berdasar kan pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu
kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam
pasal itu dapat dditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk
menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.
28
Menurut UU kesehatan pasal 76 abortus provocatus dapat
dilakukan dengan syarat sebagai berikut : 16
- Sebelum kehamilan berumur 6 minggu dihitung dari hari pertama
haid terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis.
- Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan
kewenangan yang memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh
menteri.
- Dengan persetujuan ibu hamil.
- Dengan persetujuan suami, kecuali korban perkosaan, dan
- Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang
ditetapkan oleh menteri.
29
5. Adanya barang bukti yang dipergunakan untuk melakukan abortus
sesuai dengan metode yang dipergunakan
6. Alasan atau motif untuk melakukan abortus itu sendiri
30
o Uterus, lihat besarnya uterus, kemungkinan sisa janin dan secara
mikroskopik adanya sel-sel trofoblast dan sel-sel decidua
Mencari tanda-tanda cara abortus provokatus yang dilakukan
o Mencari tanda-tanda kekerasan lokal seperti memar, luka, perdarahan
jalan lahir
o Mencari tanda-tanda infeksi akibat pemakaian alat yang tidak steril.
Jika digunakan zat kimia secara lokal maka pada liang senggama atau
cavum uteri dapat ditemukan zat-zat tersebut.
o Jika digunakan obat-obatan oral atau suntikan maka tentunya obat-
obatan tersebut akan dapat dilacak melalui pemeriksaan toksikologik.
Menentukan sebab kematian.
Dengan otopsi yang teliti disertai pemeriksaan penunjang maka dapat
diketahui penyebab kematiannya:
o Vagal refleks : komplikasi ini terjadi karena adanya rangsangan pada
permukaan sebelah dalam dari canalis servikalis. Kematian khas
terjadi di meja operasi.
o Perdarahan : terjadi karena robeknya vagina, serviks, atau uterus
sehingga menyebabkan perdarahan yang masif.
o Emboli udara : komplikasi ini sering terjadi pada aborsi dengan alat
semprot. Dimana udara ikut masuk ke dalam pembukuh darah dan
dapat menyebabkan emboli udara pada arteri coronaria atau arteri
otak. Kematian terjadi dalam waktu 10 menit. Jumlah udara yang
mematikan tergantung dari banyak faktor. Udara sebanyak 10 mililiter
saja sudah dapat menyebabkan kematian, tetapi pernah ada laporan
bahwa penderita dapat sembuh sesudah mengalami emboli sebanyak
100 mililiter.
o Sepsis : dapat terjadi karena alat-alat yang digunakan tidak steril,
uterus tidak bersih, dan robeknya usus besar.
31
XI. ABORSI DIPANDANG DARI SEGI ETIKA DAN AGAMA
Aspek Agama
Pandangan agama islam tentang aborsi adalah sebagai berikut : 20
Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa
aborsi boleh dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-
ayat yang menyatakan bahwa janin dalam kandungan sangat mulia. Dan
banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang-orang
yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan.
1. Pertama: Manusia berapapun kecilnya adalah ciptaan Allah yang
mulia.
Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak
sekali ayat-ayat dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah
satunya, Allah berfirman: Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan
umat manusia.(QS 17:70)
2. Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua
orang. Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan
menyelamatkan semua orang.
Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang
lain, memiliki dampak yang sangat besar. Firman Allah: Barang
siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab
yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di
muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
32
seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan
nyawa manusia semuanya. (QS 5:32)
3. Ketiga: Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak
memiliki uang yang cukup atau takut akan kekurangan uang.
Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena
penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya belum memadai,
kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan kandungannya.
Alangkah salah pemikirannya. Ayat Al-Quran mengingatkan akan
firman Allah yang bunyinya: Dan janganlah kamu membunuh anak-
anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada
mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
dosa yang besar. (QS 17:31)
4. Keempat: Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan
terhadap perintah Allah.
Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang
dilakukan dengan tujuan menghentikan kehidupan bayi dalam
kandungan tanpa alasan medis dikenal dengan istilah abortus
provokatus kriminalis yang merupakan tindakan kriminal tindakan
yang melawan Allah. Al-Quran menyatakan: Adapun hukuman
terhadap orang-orang yang berbuat keonaran terhadap Allah dan
RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah:
dihukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara
bersilang, atau diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang
demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di
akhirat mereka mendapat siksaan yang pedih. (QS 5:36)
5. Kelima: Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita.
Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah
mengenal kita. Al-Quran menyatakan:Dia lebih mengetahui
keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah dan sejak kamu
masih dalam kandungan ibumu.(QS: 53:32) Jadi, setiap janin telah
33
dikenal Allah, dan janin yang dikenal Allah itulah yang dibunuh dalam
proses aborsi.
6. Keenam: Tidak ada kehamilan yang merupakan kecelakaan atau
kebetulan. Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan rencana
Allah.
Allah menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi segumpal
darah dan menjadi janin. Semua ini tidak terjadi secara kebetulan. Al-
Quran mencatat firman Allah: Selanjutnya Kami dudukan janin itu
dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan.
Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi. (QS
22:5) Dalam ayat ini malah ditekankan akan pentingnya janin
dibiarkan hidup selama umur kandungan. Tidak ada ayat yang
mengatakan untuk mengeluarkan janin sebelum umur kandungan
apalagi membunuh janin secara paksa.
7. Ketujuh: Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi.
Bahkan dalam kasus hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat
menjunjung tinggi kehidupan.
Hamil diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat
tegas terhadap para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW
seperti dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud tidak memerintahkan
seorang wanita yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan
kandungannya: Datanglah kepadanya (Nabi yang suci) seorang wanita
dari Ghamid dan berkata,Utusan Allah, aku telah berzina, sucikanlah
aku.. Dia (Nabi yang suci) menampiknya. Esok harinya dia
berkata,Utusan Allah, mengapa engkau menampikku? Mungkin
engkau menampikku seperti engkau menampik Mais. Demi Allah,
aku telah hamil. Nabi berkata,Baiklah jika kamu bersikeras, maka
pergilah sampai anak itu lahir. Ketika wanita itu melahirkan datang
bersama anaknya (terbungkus) kain buruk dan berkata,Inilah anak
yang kulahirkan. Jadi, hadis ini menceritakan bahwa walaupun
34
kehamilan itu terjadi karena zina (diluar nikah) tetap janin itu harus
dipertahankan sampai waktunya tiba. Bukan dibunuh secara keji.
X11. KESIMPULAN
35