Definisi terminasi kehamilan atau nama latinnya Abortus provocatus yang dikenal
di Indonesia dengan istilah aborsi berasal dari bahasa latin yang berarti pengguguran
kandungan karena kesengajaan. Dalam kamus Latin-Indonesia sendiri, abortus
diartikan sebagai wiladah sebelum waktunya atau keguguran.
TERMINASI KEHAMILAN
Definisi terminasi kehamilan:
Definisi terminasi kehamilan atau terminasi kehamilan yang diberikan baik
ahli kedokteran maupun hukum cukup beragam pada saat ini, walaupun intinya
adalah sama.
Dalam pengertian medis, terminasi kehamilan adalah suatu tindakan yang
dilakukan untuk menghentikan kehamilan dengan kematian dan pengeluaran janin
baik menggunakan alat-alatan atau obat-obatan pada usia kurang dari 20 minggu
dengan berat janin kurang dari 500 gram, yaitu sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan secara mandiri. Sementara Blacks Law Dictionary menyebutkan
abortion is the spontaneous or artificially induced expulsion of an embryo or fetus.
As used in legal context refers to induced abortion. Dengan demikian keguguran
yang berupa keluarnya embrio atau fetus semata-mata bukan karena terjadi secara
alami (spontan) tapi juga karena disengaja atau terjadi karena adanya campur tangan
(provokasi) manusia. Ensiklopedia Indonesia memberikan penjelasan bahwa
terminasi kehamilan diartikan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi
28 minggu atau sebelum janin mencapai berat 1.000 gram. Untuk lebih memperjelas
maka berikut ini dikemukakan definisi para ahli tentang terminasi kehamilan, yaitu:
a. Eastman: terminasi kehamilan adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan
dimana fetus belum sanggup berdiri sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan
apabila fetus itu beratnya terletak antara 4001000 gr atau kehamilan kurang dari 28
minggu;
b. Jeffcoat: terminasi kehamilanyaitu pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum 28
minggu, yaitu fetus belum viable;
c. Holmer: terminasi kehamilan yaitu terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16
dimana proses plasentasi belum selesai.
(i)
(ii)
Indikasi obstetri:
a. Eklampsia berat, kelainan hipertensi (konvulsi dan koma)
Kondisi keganasan: karsinoma serviks yang invasif, karsinoma ovarium
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
DAFTAR PUSTAKA
1. Lukman Hakim Nainggolan, SH. Aspek Hukum Terhadap Abortus
Provocatus Dalam Perundang-Undangan Di Indonesia. Jurnal Equality,Vol.11
No. 2 Agustus 2006.
2. Nurdiyana Tadjuddin SH. Praktik Aborsi Ditinjau dari Sisi Hukum dan
Reproduksi. Jurnal Hukum FH-Unhas. Vol 1 No.1 September Tahun 2011.
3. Juita SR, Heryanti BR, Hukum Pidana Pada Korban Perkosaan yang
Melakukan Abortus Provocatus.
4.