Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji stukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia- Nya
berupa kemampuan berfikir dan analisis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul masalah kebidanan komunitas unsafe abortion.

Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak,


baik dari lingkungan STIKES maupun di luar STIKES maka dari itu penulistidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih.

Akhirnya tiada suatu usaha yang benar akan berhasil tanpa usaha yang
kecil. Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap,semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menjadi media mencerdaskan semua kalangan pembaca dengan
aroma dan paradigma baru

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sudah menjadi rahasia umum, tindakan unsafe abortion yang sering


dilakukan wanita seperti melakukan kekerasan fisik seperti berlari, naik sepeda
atau naik kuda. Jika tindakan pertama tidak berhasil, maka wanita tersebut
melakukan tindakan kedua dengan cara mengonsumsi obat-obatan yang dapat
menggugurkan kandungan. Misalnya, wanita tersebut sengaja mengonsumsi obat-
obatan yang dilarang untuk wanita hamil. Bisa juga dengan cara mengonsumsi
obat tradisional seperti nenas muda.

Tindakan unsafe abortion seperti ini diperkirakan banyak dilakukan


keluarga miskin yang tidak ingin menambah anak. Tanpa mereka sadari, unsafe
abortion dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan reproduksi bahkan
mengakibatkan kematian bagi kaum ibu.

Tindakan aborsi atau menggugurkan kandungan yang terjadi di


Indonesia telah mencapai taraf yang sangat mengkhawatirkan. Bahkan sebuah
penelitian menyatakan bahwa pada tahun 2000 terjadi sekitar 2,3 juta tindakan
aborsi diIndonesia (Kompas, 3 Maret 2000). Lebih dari separuh atau tepatnya 57%
daripelaku aborsi ini adalah wanita muda berusia kurang dari 25 tahun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian aborsi dan macam-macamnya?
2. Apa saja macam-macam aborsi?
3. Apa saja alasan seseorang melakukan tindakan aborsi?
4. Apa saja ciri-ciri unsafe abortion?
5. Bagaimana teknik aborsi?
6. Apa saja dampak aborsi?
7. Apa saja resiko dari aborsi?

1
8. Bagaimana statistik dari aborsi?
9. Bagaimana aborsi dalam pandangan hukum?
10. Bagaimana aborsi dalam pandangan agama?
11. Apa peran bidan dalam mencegah unsafe abortion?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah mengenai tindakan aborsi yang
terjadi diIndonesia ini adalah untuk mengetahui dan mengenali tindakan aborsi serta
kasus-kasus aborsi yang marak terjadi serta mencoba menyajikan solusi
dari permasalahan aborsi yang terjadi di Indonesia.       
 
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian aborsi dan macam-macamnya.
2. Untuk mengetahui macam-macam aborsi.
3. Mengatahui apa saja alasan seseorang melakukan tindakan
aborsi.
4. Mengatahui ciri-ciri unsafe abortion.
5. Mengatahui teknik aborsi.
6. Mengatahui dampak aborsi.
7. Mengetahui risiko Aborsi.
8. Mengetahui statistik Aborsi.
9. Mengetahui Aborsi dalam Pandangan Hukum.
10. Mengetahui Aborsi dalam Pandangan Agama..
11. Mengetahui Peran bidan dalam mencegah unsafe abortion.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Istilah aborsi dalam dunia kesehatan menurut Fact About Abortion,


InfoKit on Women¶s Health oleh Institute for Social, Studies, and Action,
Maret 1991,didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya
sel telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus) sebelum usia janin (fetus)
mencapai 20 minggu. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia aborsi
didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin melakukan abortus sebagai
melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tidak menginginkan bakal
bayi yang dikandung itu). Secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai
pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik
itu secaradisengaja maupun tidak dan biasanya dilakukan ketika janin masih
berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Unsafe abortion adalah prosedur untuk melakukan terminasi
(penghentian) kehamilan yang tidak diingini (unwanted pregnancy), baik oleh
karena buruknya ketrampilan penolong mau pun karena lingkungan yang
memiliki standar medis minimal yang buruk, atau karena kedua-duanya.
(WHO, 1998)
Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda
dimana pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan
prosedur standar yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa
pasien.
Unsafe abortion adalah prosedur penghentian kehamilan oleh
tenaga kurang terampil (tenaga medis/non medis), alat tidak memadai,
lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan (WHO, 1998).

3
Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan
yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan
sarana yang tidak memadai, sehingga menimbulkan banyak komplikasi
bahkan kematian.

2.2 Macam-macam unsafe abortion


Di dunia kedokteran dikenal tiga jenis aborsi, yaitu:
1. Aborsi spontan atau alamiah.
Aborsi spontan adalah aborsi yang terjadi dengan sendirinya
tanpa adanya tindakan apapun, biasanya terjadi karenakualitas sel telur
dan sel sperma yang kurang baik.
2. Aborsi buatan atau sengaja.
Aborsi buatan adalah pengakhiran masa kehamilan sebelum
usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang
disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi
(dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
 
3. Aborsi terapeutik atau medis.
Aborsi terapeutik adalah pengguguran kandungan secara
buatan/sengaja yang dilakukan atas indikasi medis. Sebagai contoh,
seorang calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyaipenyakit darah
tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yangdapat
membahayakan diri calon ibu maupun janin yang dikandungnya.Tetapi
aborsi ini hanya dilakukan atas pertimbangan medis yang matangdan
tidak tergesa-gesa.

2.3 Beberapa alasan seseorang melakukan unsafe abortion


Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil - baik yang telah menikah
maupun yang belum menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang
paling utama adalah alasan-alasan yang non-medis (termasuk jenis aborsi
buatan / sengaja). Alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:

4
1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau
tanggung jawab lain (75%).
2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%).
3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%).
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama
mereka yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak
anak. Ada orang yang menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa
yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu akan keajaiban-keajaiban yang
dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan geliatan anak dalam
kandungannya.
Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di Indonesia yang
mencoba meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada didalam
kandungannya adalah boleh dan benar . Semua alasan-alasan ini tidak
berdasar. Sebaliknya, alasan-alasan ini hanya menunjukkan ketidakpedulian
seorang wanita, yang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri.
Kebanyakan kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang sifatnya untuk
kepentingan diri sendiri – termasuk takut tidak mampu membiayai, takut
dikucilkan, malu atau gengsi.
Pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di negara lain.
Akan tetapi gambaran dibawah ini memberikan kita bahan untuk
dipertimbangkan. Seperti tertulis dalam buku “Facts of Life” oleh Brian
Clowes, Phd:
Para wanita pelaku aborsi adalah:
1. Wanita Muda.
Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang
berusia dibawah 25 tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja
berusia dibawah 19 tahun.

5
Usia Jumlah %
Dibawah 15 tahun 14.200 0.9%
15-17 tahun 154.500 9.9%
18-19 tahun 224.000 14.4%
20-24 tahun 527.700 33.9%
25-29 tahun 334.900 21.5%
30-34 tahun 188.500 12.1%
35-39 tahun 90.400 5.8%
40 tahun keatas 23.800 1.5%

2. Wanita Belum Menikah


Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan
melakukan aborsi. Jadi, para wanita muda yang hamil diluar nikah,
cenderung dengan mudah akan memilih membunuh anaknya sendiri. Untuk
di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih besar, karena didalam adat Timur,
kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi
yang sangat tidak bisa diterima masyarakat maupun lingkungan keluarga.
Proses aborsi dilakukan pada berbagai tahap kehamilan. Menurut
data statistik yang ada, aborsi dilakukan dengan frekuensi yang tinggi pada
berbagai usia janin.

Usia Janin Kasus Aborsi


13-15 minggu 90.000 kasus
16-20 minggu 60.000 kasus
21-26 minggu 15.000 kasus
Setelah 26 minggu 600 kasus

Penyebab Unsafe Abortion umumnya aborsi yang tidak aman terjadi


karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai. Apalagi bila
aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti korban perkosaan, hamil
diluar nikah, kegagalan alat kontrasepsi dan lain-lain. Ketakutan dari calon
ibu dan pandangan negatif dari keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut
calon ibu untuk melakukan pengguguran kandungan secara diam-diam
tanpa memperhatikan resikonya .

6
2.4 Ciri-ciri unsafe abortion.
1. Dilakukan oleh tenaga medis atau non medis.
Aborsi yang dilakukan seorang dokter atau bidan pada umumnya
dilakukan dalam 5 tahapan, yaitu:
a. Bayi dibunuh dengan cara ditusuk atau diremukkan didalam
kandungan.
b. Bayi dipotong-potong tubuhnya agar mudah dikeluarkan.
c. Potongan bayi dikeluarkan satu persatu dari kandungan.
d. Potongan-potongan disusun kembali untuk memastikan lengkap dan
tidak tersisa.
e. Potongan-potongan bayi kemudian dibuang ke tempat sampah /
sungai, dikubur ditanah kosong, atau dibakar di tungku

2. Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana


3. Kurangnya fasilitas dan sarana
4. Status ilegal

2.5 Teknik Aborsi


1) Adilatasi dan kuret (Dilatation & curettage).
Lubang leher rahim diperbear, agar rahim dapat dimasuki kuret, yaitu
sepotong alat yang tajam. Kemudian janin yang hidup itu dicabik kecil-
kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan dibuang keluar. Umumnya terjadi
banyak pendarahan. Bidan operasi ini harus mengobatinya dengan baik,
bila tidak, akan terjadi infeksi.

2) Kuret dengan cara penyedotan (Sunction)


bayi dalam Pada cara ini leher rahim juga diperbesar seperti D & C,
kemudian sebuah tabung dimasukkan ke dalam rahim dan dihubungkan

7
dengan alat penyedot yang kuat, sehingga rahim tercabik-cabik menjadi
kepingan-kepingan kecil, lalu disedot masuk ke dalam sebuah botol.
3) Peracunan dengan garam (Salt poisoned)
Cara ini dilakukan pada janin berusia lebih dari 16 minggu (4 bulan),
ketika sudah cukup banyak cairan yang terkumpul di sekitar bayi dalam
kantung anak, sebatang jarum yang panjang dimasukkan melalui perut ibu
ke dalam kantung bayi, lalu sejumlah cairan disedot keluar dan larutan
garam yang pekat disuntikkan ke dalamnya. Bayi yang malang ini
menelan garam beracun itu dan ia amat menderita. Ia meronta-ronta dan
menendang-nendang seolah-olah dia dibakar hidup-hidup oleh racun itu.
Dengan cara ini, sang bayi akan mati dalam waktu kira-kira 1 jam,
kulitnya benar-benar hangus. Dalam waktu 24 jam kemudian, si ibu akan
mengalami sakit beranak dan melahirkan seorang bayi yang sudah mati.
(Sering juga bayi-bayi ini lahir dalam keadaan masih hidup, biasanya
mereka dibiarkan saja agar mati).
4) Histerotomi atau bedah caesar.
Terutama dilakukan 3 bulan terakhir dari kehamilan. Rahim dimasuki alat
bedah melalui dinding perut. Bayi kecil ini dikeluarkan dan dibiarkan saja
agar mati atau kadang-kadang langsung dibunuh.
5) Pengguguran kimia (Prostaglandin)
Penggunaan cara terbaru ini memakai bahan-bahan kimia yang
dikembangkan Upjohn Pharmaceutical Co. Bahan-bahan kimia ini
mengakibatkan rahim ibu mengerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan
terdorong keluar. Kerutan ini sedemikian kuatnya sehingga ada bayi-bayi
yang terpenggal. Sering juga bayi yang keluar itu masih hidup. Efek
sampingan bagi si ibu banyak sekali ada yang mati akibat serangan
jantung waktu carian kimia itu disuntikkan.

6) Pil pembunuh

8
Pil Roussell-Uclaf (RU-486), satu campuran obat buatan Perancis tahun
1980. Pengaborsiannya butuh waktu tiga hari dan disertai kejang-kejang
berat serta pendarahan yang dapat terus berlangsung sampai 16 hari.

2.6 Dampak
1. Dampak sosial.
Biaya lebih banyak, dilakukan secara sembunyi - sembunyi.
2. Dampak kesehatan.
Bahaya bagi ibu bisa terjadi perdarahan dan infeksi.
3. Dampak psikologis.
Trauma

2.7 Risiko Aborsi


Secara umum, seorang wanita yang melakukan tindakan aborsi
memilikidua macam risiko, yakni risiko kesehatan dan keselamatan fisik dan
risikogangguan psikologis. Menurut buku Facts of Life yang ditulis oleh
Brian Clowes,risiko kesehatan fisik yang dapat dialami oleh seorang wanita
setelah melakukanaborsi adalah:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
5. Kerusakan leher rahim (Cervical  Lacerations) yang akan
menyebabkancacat pada anak berikutnya.
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen
padawanita).
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer )
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat

9
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya.
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic
Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi
dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga
memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang
wanita.
Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome”
(Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam
“Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The
Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan
mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi
akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun
dalam hidupnya.

2.8 Statistik Aborsi
2.8.1  Statistik Kejadian Aborsi
 Jumlah kejadian aborsi yang dilakukan sangatlah sulit untuk dihitung
secara akurat karena sangat banyak aborsi yang dilakukan secara gelap

10
atau tanpa dilaporkan. Berdasarkan perkiraan dari BKKBN, terjadi
sekitar 2 juta kasus aborsi setiap tahunnya di Indonesia. Hal ini
sangatlah menyedihkan karena berarti setiap tahunnya 2 juta nyawa tak
berdosa telah dibunuh secara kejam.Berdasarkan penilitian yang dilakukan
oleh dua badan utama yang menangani masalah aborsi di Amerika
Serikat, yaitu Federal Centers for Disease Control (CDC) dan Alan
Guttmacher Institute (AGI), jumlah nyawa yang dibunuh dalam kasus
aborsi melebihi jumlah nyawa yang terbunuh dalam perang manapun
yang pernah terjadi di negara tersebut. Sebagai contoh, jumlah nyawa
yang hilang dalam Perang Vietnam adalah 58.151 jiwa, dalam Perang
Korea 54.246 jiwa,dalam Perang Dunia I 116.708 jiwa, dalam Perang
Dunia II 407.136 jiwa, dandalam Perang Sipil sebanyak 498.332 jiwa.
Bahkan secara total, dalam sejarah dunia, jumlah kematian karena
aborsi jauh melebihi jumlah orang yang meninggaldalam semua perang
yang pernah terjadi jika digabungkan sekaligus.Jumlah kematian dalam
kasus aborsi juga melebihi jumlah kematian darikasus kecelakaan,
bunuh diri, pembunuhan, bahkan penyakit. Jumlah totalkematian karena
aborsi di seluruh dunia bahkan melebihi kematian karena kanker dan
penyakit jantung yang disebut-sebut sebagai penyebab utama kematian
manusia.
WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun terjadi 20
juta kejadian aborsi yang tidak aman (unsafe abortion) (WHO, 1998).
Sekitar 13% dari jumlah total kematian ibu di seluruh dunia diakibatkan
oleh komplikasi aborsi yang tidak aman. 95% (19 dari setiap 20 tindak
aborsi tidak aman) di antaranya terjadi di negara-negara berkembang
(Safe Motherhood 2000; 28(1)).
Penelitian pada 10 kota besar dan 6 kabupaten memperlihatkan
53 % jumlah aborsi terjadi di kota, padahal penduduk kota 1,36 kali
lebih kecil dari pedesaan, dan proses aborsi dilakukan oleh tenaga yang
tidak terlatih terdapat di 16 % titik pelayanan aborsi di kota oleh dukun
bayi dan 57 % di Kabupaten.  Kasus aborsi yang ditangani dukun bayi

11
sebesar 11 % di kota dan 70 % di Kabupaten dan dari semua titik
pelayanan 54 % di kota dan 85 % di Kabupaten dilakukan oleh swasta/
pribadi (PPKLP-UI, 2001).

Tabel

Aborsi yang Tidak Aman: Perkiraan per Wilayah, per tahun

Wilayah Jumlah aborsi Jumlah kematian akibat % kematian ibu


yang tidak aman aborsi yang tidak aman akibat aborsi yang
tidak aman
Dunia 20.000.000 78.000 13
Negara 19.000.000 77.500 13
Berkembang
Asia 9.900.000 38.500 12
Asia Tenggara 2.800.000 8.100 15
Negara maju 900.000 500 13

Sumber : WHO, 1998

2.8.2  Statistik Pelaku Aborsi


  Belum ada badan atau lembaga yang dapat menghitung statistik
pelakuaborsi di Indonesia secara pasti, namun jumlah ini diperkirakan
hampir sama dengan statistik pelaku aborsi di Amerika Serikat karena
jumlah tindakan aborsi yang terjadi pertahunnya juga hampir sama
dengan di Indonesia.

2.9 Aborsi dalam Pandangan Hukum


Hukum yang ada di Indonesia seharusnya mampu menyelamatkan ibu dari
kematian akibat tindak aborsi tak aman oleh tenaga tak terlatih (dukun). Ada 3
aturan aborsi di Indonesia yang berlaku hingga saat ini yaitu,  

12
1. Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP) yang menjelaskan dengan alasan apapun, aborsi
adalah tindakan melanggar hukum.  Sampai saat ini masih diterapkan.
2. Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.
3. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang
menuliskan dalam kondisi tertentu, bisa dilakukan tindakan medis tertentu
(aborsi). 

Namun keberadaan peraturan di atas justru dianggap menimbulkan


kerugian, karena aborsi masih dianggap sebagai tindakan kriminal, padahal
aborsi bisa dilakukan secara aman (safe abortion).  UU Kesehatan dibuat
untuk memperbaiki KUHP, tapi memuat definisi aborsi yang salah sehingga
pemberi pelayanan (dokter) merupakan satu-satunya yang dihukum.  Pada
KUHP, baik pemberi pelayanan (dokter), pencari pelayanan (ibu), dan yang
membantu mendapatkan pelayanan, dinyatakan bersalah. Dan akibat aborsi
dilarang, angka kematian dan kesakitan ibu di Indonesia menjadi tinggi karena
ibu akan mencari pelayanan pada tenaga tak terlatih.

2.10 Aborsi dalam Pandangan Agama


Dalam agama Islam, tindakan aborsi sangatlah dilarang.
Terdapatbeberapa ayat dalam Alquran serta hadits Nabi yang secara tidak
langsungmembahas mengenai hukum aborsi, diantaranya:
1. Manusia, betapapun kecilnya, tetap adalah ciptaan Allah yang mulia.
(QS17:70)
2. Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua
orang.Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan
menyelamatkan semuaorang. (QS 5:32)
3. Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki
uangyang cukup atau takut akan kekurangan uang. (QS 17:31)
4. Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap
perintahAllah. (QS 5:36)

13
5. Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita. (QS 53:32)
6. Tidak ada kehamilan yang merupakan ³kecelakaan´ atau kebetulan.
Setiapjanin yang terbentuk adalah merupakan rencana Allah. (QS
22:5)
7. Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan
dalamkasus hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung
tinggikehidupan.
Selain menurut ajaran Islam, ajaran agama mana pun tidak ada
yang memperbolehkan dilakukannya aborsi dengan alasan yang berupa
keegoisanmanusia.

2.11 Peran bidan dalam menegah unsafe abortion


1. Sex education
2. Bekerja sama dengan tokoh agama dalam pendidikan keagamaan
3. Peningkatan sumber daya manusia
4. Penyuluhan tentang abortus dan bahayanya.

 
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

14
Meski pengguguran kandungan (aborsi) dilarang oleh hukum, tetapi
kenyataannya terdapat 2,3 juta perempuan melakukan aborsi. Masalahnya tiap
perempuan mempunyai alasan tersendiri untuk melakukan aborsi dan
hukumpun terlihat tidak akomodatif terhadap alasan-alasan tersebut, misalnya
dalam masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan lain
termasuk kegagalan KB. Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi
aborsi tidak aman (unsafe abortion), yang mengakibatkan kematian. Data
WHO menyebutkan, 15-50% kematian ibu disebabkan oleh pengguguran
kandungan yang tidak aman. Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak aman
yang dilakukan tiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia.
Artinya 1 dari 8 ibu meninggal akibat aborsi yang tidak aman.
Melakukan aborsi pasti merupakan keputusan yang sangat berat
dirasakan oleh perempuan yang bersangkutan. Tapi bila itu memang menjadi
jalan yang terakhir, yang harus diperhatikan adalah persiapan secara fisik dan
mental dan informasi yang cukup mengenai bagaimana agar aborsi bisa
berlangsung aman.
Keahlian bidan sekarang ini sering disalah gunakan untuk melakukan
tindakan yang menentang hukum dan agama, yaitu melakukan praktek aborsi
ilegal. Tapi, terkadang bidan membantu wanita hamil untuk melakukan aborsi.
Hal ini di lakukan karena adanya berbagai penyebab membahayakan janinnya.
Peranan bidan sangat besar dalam menginformasikan KB dan alat kontrasepsi,
sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan dan tidak akan terjadi
praktek aborsi ilegal. Hal ini diharapkan kepada seluruh masyarakat agar
selalu menggunakan alat kontrasepsi dan mengikuti program KB. diantaranya:
penyakit yang alami oleh si ibu tersebut yang dapat Meski pengguguran
kandungan (aborsi) dilarang oleh hukum, tetapi kenyataannya terdapat 2,3 juta
perempuan melakukan aborsi. Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan
tersendiri untuk melakukan aborsi dan hukumpun terlihat tidak akomodatif
terhadap alasan-alasan tersebut, misalnya dalam masalah kehamilan paksa
akibat perkosaan atau bentuk kekerasan lain termasuk kegagalan KB.
Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman (unsafe

15
abortion), yang mengakibatkan kematian. Data WHO menyebutkan, 15-50%
kematian ibu disebabkan oleh pengguguran kandungan yang tidak aman. Dari
20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang dilakukan tiap tahun,
ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia. Artinya 1 dari 8 ibu
meninggal akibat aborsi yang tidak aman.
Melakukan aborsi pasti merupakan keputusan yang sangat berat
dirasakan oleh perempuan yang bersangkutan. Tapi bila itu memang menjadi
jalan yang terakhir, yang harus diperhatikan adalah persiapan secara fisik dan
mental dan informasi yang cukup mengenai bagaimana agar aborsi bisa
berlangsung aman.

3.2 Saran.
Bagi seorang wanitaJika anda sedang memikirkan untuk melakukan
aborsi, tenangkan pikiran anda. Aborsi bukanlah suatu solusi sama sekali.
Aborsi akan membuahkan masalah-masalah baru yang bahkan lebih besar
lagi bagi anda – di dunia dan di akhirat.
Ada beberapa pihak yang dapat diminta bantuannya dalam hal
menangani masalah aborsi ini, yaitu:

1. Keluarga dekat atau anggota keluarga lain.


2. Saudara-saudara seiman.
3. Orang-orang lain yang bersedia membantu secara pribadi
Pertama-tama, hubungi keluarga terlebih dahulu. Orang tua, kakak,
om, tante atau saudara-saudara dekat lainnya. Minta bantuan mereka
untuk mendampingi di saat-saat yang sukar ini.
Solusi untuk bayi apapun alasan anda, aborsi bukanlah jalan keluar.
Setiap bayi yang dilahirkan, selalu dipersiapkan Tuhan segala sesuatunya
untuk dia. Jika saat ini anda merasa tidak sanggup membiayai kehidupan
dia, berdoalah agar Tuhan memberikan jalan keluar. Jika anda benar-benar
tidak menginginkan anak tersebut, carilah orang-orang dekat yang bersedia
untuk menerimanya sebagai anak angkat.

16
17

Anda mungkin juga menyukai