PENDAHULUAN
1
2.2. ETIOLOGI
2.3. GEJALA KLINIS, TANDA, TINGKATAN
2.4. PATOFISIOLOGI
2.5. AKIBAT HYPEREMESIS GRAVIDARUM
2.6. KEHAMILAN DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM
2.6.1. DEFINISI
2.6.2. PENATALAKSANAAN
2.7. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1. PENGKAJIAN DATA
3.2. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
3.3. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
3.4. KEBUTUHAN SEGERA
3.5. INTERVENSI
3.6. IMPLEMENTASI
3.7. EVALUASI
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
4.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan ini merupakan factor organic.
3. Alergi, sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga
disebutkan sebagai salah satu factor organic.
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan. Takut terhadap kehamilan
dan persalinan takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap kengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
4
perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan
adanya payah hati.
2.5. PATOFISIOLOGI
Mual dan muntah akibat meningkatnya kadar esterogen, pengaruh fisiologi
hormone ini tidak jelas, mungkin berasal dari system saraf pusat atau akibat
berkurangnya pengosongan lambung. Muntah terjadi akibat stimulasi dari
pusat muntah di sumsum sambung, dan berlangsung menurut beberapa
mekanisme yaitu :
1. Rangsangan Langsung ( saluran lambung – usus ).
Akibat rangsangan peristaltic usus meningkat dan produksi asam
lambung yang meningkat pula maka terjadi mual. Pusat muntah
dirangsang melalui nervus vagus (saraf otot ke-10) sehingga
menyebabkan muntah-muntah. Pusat muntah juga dapat dirangsang oleh
kerusakan pada mukosa usus-lambung.
2. Rangsangan Tak Langsung
Faktor psikologik mempengaruhi system saraf pusat dan merangsang
CTZ (Chemoreseptor Trigger Zone) suatu daerah yang banyak reseptor
letaknya berdekatan dengan pusat muntah di sumsum belakang, tetapi di
luar barier daerah otak. Zat asing di sirkulasi merangsang saraf
mengeluarkan impuls, dan impuls sampai ke CTZ dengan bantuan neuro
transmitter dopamine. Dari CTZ di teruskan ke pusat muntah. Pusat
muntah memberikan respon melalui nervus vagus sehingga
meningkatkan peristaltic usus dan asam lambung sehingga
mengakibatkan mual dan muntah.
5
- Janin dapat mengalami kelainan congenital karena obat penenang.
B. Akibat Hiperemesis terhadap Ibu
- Gangguan keseimbangan cairan (dehidrasi)
- Gangguan keseimbangan asam basa (adanya keton)
- Gangguan keseimbangan elektrolit (kekurangan kalium).
6
a. Sedativa ringan
- Phenobarbital (luminal) 30 mgr
- Valium
b. Anti alergi
- Anti histamine
- Dramamin
- Avomin
c. Obat anti mual muntah
- Mediamer B6
- Ametrole
- Stimetril
- Avopreg
d. Vitamin
- Terutama vitamin B kompleks
- Vitamin C
2. Isolasi
Penderita hyperemesis Gravidarum di sendirikan dalam kamar
yang terang, cerah dengan udara segar. Hanya dokter dan perawat
yang boleh masuk ke dalam kamar penderita mau makan. Tidak
diberikan selama 24 jam. Kadang – kadang dengan isolasi saja
gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi Psikologik
Berikan penjelasan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut terhadap kehamilan maupun
persalinan kurangi pekerjaan yang berat, dan hilangkan semua
masalah dan konflik yang ada.
4. Cairan Parental
Cairan parental yang diberikan cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glucose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak
2-3 liter / hari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin
khususnya vitamin B kompleks dan C dan bila ada kekurangan
7
protein dapat diberikan asam amino secara intrauvena. Selama
pemberian cairan harus mendapat perhatian tentang keseimbangan
cairan yang masuk dan keluar melalui kateter, hitung nadi dan suhu
setiap 4 jam sekali, hitung tekanan darah 3 kali sehari, hitung
pernapasan, lancarnya pengeluaran urin menunjukkan bahwa
keadaan penderita berangsung-angsur membaik. Bila keadaan
muntah berkurang, kesadaran membaik penderita dapat diberi
makan dan minum serta mobilisasi.
5. Penghentian Kehamilan
Pada beberapa kasus, pengobatan hyperemesis Gravidarum tidak
berhasil. Keadaan penderita tidak bertambah baik, oleh karena itu
diperlukan pertimbangan penghentian kehamilan diantaranya :
a. Gangguan Kejiwaan
- Delirium
- Apatis, Somnolen sampai koma
- Terjadi gangguan jiwa enselopati wenickle
b. Gangguan Penglihatan
- Pendarahan retina
- Kemunduran penglihatan
c. Gangguan Faal
- Hati dalam bentuk ikterus
- Ginjal dalam bentuk anuria
- Nadi meningkat
- Tekanan darah menurun
8
Meliputi nama ibu, umur, agama, pendidikan pekerjaan dan alamat ibu
semua data ini untuk mengetahui identitas, tingkat pengetahuan, serta
status social ibu di masyarakat. Selain itu juga mencakup data suami
yang meliputi nama suami, umur, agama, pendidikan, pekerjaan dan
alamat.
5. Riwayat Perkawinan
Umur pertama kali menikah : terlalu muda berhubungan dengan
kesiapan untuk hamil, serta kesiapan mengasuh dan mendidik anak.
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
-
7. Riwayat Kehamilan Sekarang
- Trimester I
- Hyperemesis Gravidarum
- Primi muda
- Mola hidatidosa, gemelly
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Istirahat
Dianjurkan banyak istirahat sehubungan dengan keadaan umum
lemah akibat hyperemesis gravidarum.
9
b. Pola Aktifitas
Aktifitas terganggu karena mual muntah yang berlebihan
c. Pola Eliminasi
- Oliguria
- Konstipasi
- Aseton dapat tercium saat BAK
d. Pola Nutrisi
- Asupan gizi kurang
- Ion-ion dalam tubuh berkurang sehingga terjadi dehidrasi
- Mual-muntah.
e. Personal Hygiene
f. Keadaan Psikosial
- Takut terhadap kehamilan dan persalinan
- Takut kehilangan pekerjaan
- Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dapat menyebabkan
konflik mental sehingga memperberat mual-muntah.
g. Factor Spiritual
Kepercayaan dan keyakinan yang dianut dan dijalankan oleh ibu.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
KU : Lemah
Kesadaran : Composmentis s/d koma
TD : Sistolik menurun
Nadi : Meningkat sekitar 100 per menit, kecil, dan cepat
Suhu : Meningkat
BB : Menurun
10
Lila : Minimal 23 cm, deteksi terjadinya KEK.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Muka : Pucat
Mata : Cekung, sclera sedikit ikterus
Mulut : Bibir kering, lidah kering dan tampak kotor
Ekstremitas : Turgor kulit menurun
Warna kulit : Kuning pada stadium lanjut
b. Palpasi
- Perut : - Nyeri epigastrium
- Leopald I : < 3 jari bawah pusat
- Leopald II:
- Terjadi pada trimester I
- Ekstremitas : Turgor menurun
c. Auskultasi
DJJ : Doppler pada umur kehamilan 12 minggu
d. Perkusi
Reflek patella /
II. IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : G… P… UK… Minggu Dengan Hyperemesis Gravidarum.
Ds : Klien mengatakan hamil yang ketiga dengan usia kehamilan 3
bulan,
Mengalami mual muntah berlebihan, pusing.
Do : - TD
- Nadi
- Suhu
- Nafsu makan turun
11
- Muka pucat, mata cekung dan bibir kering serta lidah tampak
kotor.
- Turgor kulit menurun.
III. IDENTIFIKASI
MASALAH POTENSIAL
1. Terhadap janin
- Pertumbuhan janin terganggu
- Janin mati dalam kandungan
- Janin dapat mengalami kelainan congenital karena obat penenang
2. Terhadap Ibu
- Gangguan keseimbangan cairan (dehidrasi)
- Gangguan keseimbangan asam bas (ketan)
- Gangguan keseimbangan elektrolit (kekurangan kalium)
IV. IDENTIFIKASI
KEBUTUHAN SEGERA
-
V. INTERVENSI
Tujuan Jangka
Pendek
Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 20 menit ibu mengerti
penjelasan petugas.
Kriteria hasil
- Ibu mengerti penjelasan petugas
- Ibu mengganggukan kepala
- Ibu dapat mengulangi penjelasan petugas.
Tujuan Jangka
Panjang
12
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan diharapkan tidak terjadi dehidrasi
dan masalah teratasi, muntah berkurang.
Kriteria Hasil
- Nutrisi terpenuhi
- KU : Baik.
- Dehidrasi tidak terjadi
- TTV : Normal
Intervensi
1. Diberi penjelasan pada ibu tentang keadaannya
R/ Ibu kooperatif dalam tindakan
2. Observasi TTV
R/ Dengan observasi TTV sebagai parameter deteksi dini adanya
komplikasi
3. KIE tentang nutrisi porsi makan sedikit tapi
sering
R/ Dengan KIE pengetahuan ibu bertambah sehingga ibu bersikap
dan berperilaku seperti anjuran petugas (kooperatif)
4. Kolaburasi dengan tim gizi
R/ Menentukan diet yang tepat.
5. Anjurkan ibu istirahat
R/ Dengan istirahat aktifitas menjadi berkurang, metabolisme
lambung juga berkurang, sehingga produksi asam lambung
berkurang tidak sampai terjadi emesis.
6. Kolaburasi dengan dokter dalam pemberian terapi
R/ Fungsi independen
VI. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan Intervensi
VII. EVALUASI
Sesuai dengan criteria hasil
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. PENGKAJIAN
Tanggal 23 Desember 2010
Jam 08.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : Ny. “ W “
Umur : 25 Tahun
No. Reg : 368711
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Penghasilan :-
Alamat : Ledokombo
Nama Suami : Tn “ S “
14
Umur : 29 Tahun
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : 250.000 per bulan
Alamat : Ledokombo
5. Riwayat Perkawinan
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Dismenorhea : (-)
Flour Albus : (-)
HPHT : 22 – 9 – 2010
15
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Nikah : 1 kali
Lama nikah : 1 tahun
Umur pertama kali nikah : 18 tahun
16
c. Eliminasi
Di Rumah : BAB 1 x / hari konstipasi lunak kuning, bau khas,
BAK normal, warna kuning jernih, bau khas.
Di RS : BAB belum, BAK normal, kuning jernih bau khas
d. Nutrisi
Dirumah : Makan 3x/hari, 1 porsi tidak habis, selalu muntah
Setelah makan, menu nasi, lauk, sayur, kadang
susu.
Di RS : Ibu makan menu makanan yang telah disediakan
oleh
Rumah Sakit
e. Personal hygiene
Di Rumah : Mandi 2x/hari, gosok gigi tiap mandi, keramas 2
kali
Sehari, ganti celana dalam tiap basah, ganti baju
tiap
mandi
Di RS : ibu di seka 2x sehari dan selalu ganti pakaian
sehabis di seka.
f. Psikososial
- Ibu berharap janinnya dapat dipertahankan
- Ibu tampak cemas
- Ibu tinggal bersama suami dan kehamilan ini sudah
direncanakan.
- Keluarga ibu dan suami juga mendukung dengan kehamilan ibu
g. Spiritual
Ibu beragama Islam dan taat sholat 5 waktu dan mengaji.
17
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum hamil : 48 Kg
BB sekarang : 46 Kg
Kenaikan/ penurunan BB: 2 kg
LILA : 26 cm
HPL : 29 – 6 – 2011
UK :
2. TTV
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5o C
RR : 20 x/menit, dangkal
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Agak lonjong, kulit bersih, rambut tidak rontok,
warna hitam.
Muka : Oedema (-), hiperpigmentasi (-), pucat
Mata : Sklera kuning (-), konjungtiva pucat (-), cowong
Hidung : Bersih, polip (-)
Mulut : Stomatitis (-), kering , lidah kotor
Telinga : Pengeluaran secret (-), Simetris, kelainan tulang
telinga (-)
Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe dan pembuluh
getah bening (-)
18
Dada : Simetris, benjolan (-)
Payudara : Simetris, putting menonjol, areola mammae hitam,
kolostrum (-)
Abdomen : Bekas operasi (-), pembesaran sesuai UK, strie
gravidarum (+), linea nigra / alba (-)
Ekstremitas : Oedema (-), Turgor menurun, pada tangan kanan
terdapat bekas infus D5 drip Neurobion
b. Palpasi
Kepala : tidak ada benjolan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan bendungan
vena jugularis
Axilla : klenjar getah bening (-), tidak ada kelainan
Payudara : ASI -/-, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
abnormal,konsistensi kenyal.
Abdomen : Leopold I : 2 jari diatas simpisis teraba
balotement
Leopald II :-
Leopald III :-
Leopald IV :-
c. Auskultasi
Dada : bunyi ronchi (-), bunyi weezhing (-)
Abdomen : bising usus 8x per menit
d. Perkusi
Dada : sonor
Abdomen : meteorismus
Reflek patella : +/+
4. Terapi
19
- Infus D5 drip neurobion
- Tx oral: Mediameter, G6, Vanometa
- Injeksi primperan.
5. Dx Penunjang
Plano test
20
- Janin mati dalam kandungan
- Janin dapat mengalami kelainan congenital karena obat penenang
- Janin lahir dengan BBLR.
2. Terhadap Ibu
- Gangguan keseimbangan cairan (dehidrasi)
- Gangguan keseimbangan asam basa (adanya keton)
- Gangguan keseimbangan elektrolit (kekurangan kalium)
3.5. INTERVENSI
Tanggal 23 Desember 2010
Jam : 17.00 WIB
Dx : Ny ”W” G1 P0000 Ab000 UK 12 Minggu Dengan Hyperemesis
Gravidarum
- Tujuan Jangka Pendek
Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 30 menit mengerti
penjelasan petugas
- Kriteria Hasil
Ibu mengerti penjelasan petugas
Ibu menggangguk kepala
Ibu dapat mengulangi penjelasan petugas
- Tujuan Jangka Panjang
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan diharapkan tidak terjadi dehidrasi
dan masalah teratasi, muntah berkurang.
- Kriteria Hasil
Masalah teratasi
Nutrisi terpenuhi
KU : Baik
21
Dehidrasi tidak terjadi
TTV : normal
Intervensi
1. Diberi penjelasan pada ibu tentang keadaannya
R/ Ibu kooperatif dalam tindakan
2. Observasi TTV
R/ Dengan observasi TTV sebagai parameter deteksi dini adanya
komplikasi.
3. Observasi intake dan output
R/ Menghitung kecukupan gizi atau cairan
4. KIE tentang Nutrisi
R/ Dengan KIE pengetahuan ibu bertambah sehingga ibu bersigkap
dan berperilaku seperti anjuran petugas (kooperatif)
5. Kolaburasi dengan tim Gizi
R/ Menentukan diet yang tepat
6. Anjurkan ibu bed rest
R/ Dengan bed rest aktivitas menjadi berkurang, metabolisme lambung
juga berkurang, sehingga produksi asam lambung berkurang tidak
sampai terjadi emesis.
7. Kolaburasi dengan Dokter dalam pemberian terapi
R/ Fungsi dependent
3.6. IMPLEMENTASI
Tanggal 23 Desember 2010
Jam : 17.00 WIB
1. Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaannya dan
memberikan dukungan moral.
2. Mengobservasi TD, Nadi, Suhu, RR (Jam 17.15 WIB)
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x / menit
S : 36,5o C
22
RR : 21 x / menit
3. Memberikan KIE tentang nutrisi yaitu makan sedikit tapi sering,
bangun tidur jangan langsung bangun, minum teh hangat dan roti
kering, serta makanan yang tidak merangsang asam lambung
meningkat missal : terlalu asam, hindari makanan berlemak.
4. Melakukan kolaburasi dengan tim Gizi memberikan makanan
bubur halus.
5. Memantau kedisiplinan ibu dalam minum obat anti mual dan
vitamin untuk penambah darah atau tabet zat besi.
3.7. EVALUASI
Tanggal 22 Desember 2010
Jam : 08.00 WIB
S : Ibu mengatakan sudah tidak mual dan muntah tapi masih pusing.
O: Keadaan Umum?
TD : 120/80 mmHg
S : 37o C
N : 80 x / menit
RR : 25 x / menit
KU : baik
Pola nutrisi : makan ½ porsi habis
Lidah : Bersih
Turgor : ekstrimitas membaik
Mata : : Cowong (-)
Muntah : (-)
A: mual muntah ibu sudah berkurang. Masalah teratasi sebagian
P : KIE :
Istirahat cukup untuk memulihkan tenaga ibu
Pola makan sedikit tapi sering rendah lemak, rasa tidak merangsang.
23
Lakukan pengobatan terhadap rasa pusing.
Tanggal 23 Desember 2010
Jam : 08.00 WIB
S : Ibu mengatakan sudah tidak pusing lagi
O: KU : baik
TD : 120/80 mmHg
S : 37o C
N : 80 x / menit
RR : 25 x / menit
Pola nutrisi : makan ½ porsi habis
Lidah : Bersih
Turgor : ekstrimitas membaik
Mata : : Cowong (-)
Muntah : (-)
A: rasa pusing ibu sudah hilang, masalah teratasi
P:- KIE tentang nutrisi pada ibu hamil
- anjurkan pada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi jika ada keluhan yang
sama
24
BAB IV
PEMBAHASAN
25
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Hyperemesis Gravidarum adalah nausea dan vomitino dalam
kehamilan dengan berkembang sedemikian rupa sehingga terjadi efek
sistemik, dehidrasi dan penurunan BB. Kejadian Hyperemesis ini belum
dapat diketahui dengan pasti.
Dalam kasus ini Ny. A. mendapatkan penanganan yang tidak jauh beda
dari buku panduan yang kami baca. Dalam hal ini antara kenyataan dan teori
memang sama sehingga kami mengambil pelajaran pengetahuan dan
pengalaman yang berharga, yang belum kita dapat sebelumnya.
5.2. SARAN
Harapan kami khususnya ibu hamil muda mengetahui tanda-tanda
hyperemesis sehingga dapat segera diberi pengobatan. Dengan adanya
kerjasama antara pemerintah, pihak Rumah Sakit dan masyarakat saling
membantu sehingga akan membuahkan hasil yang optimal.
26
DAFTAR PUSTAKA
27