PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Puerperium atau masa nifas adalah masa setelah melasirkan.
(Cristina Ibrahin :
101)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
(Sinopsis Obstetri Jilid 1: 115)
Masa Nifas (puerperium) yaitu dimulainya setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
(YBS-PS : 122)
Nifas (puerperium) periode waktu atau masa dimana organ reproduksi
kembali kepada keadaan tidak hamil, masa ini membutuhkan waktu
sekitar 6 minggu.
(Perawatan Maternitas Edisi 2: 225)
Kala puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan dalam keadaan
yang normal.
(Manuaba, 1998 : 190)
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas
ini sekitar 6-8 minggu.
(Mochtar, Rustam, 1998)
lahir yang disebabkan karena efek oksitosin dan diperlukan untuk menjepit
pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan placenta dan berguna untuk
b. Serviks
Serviks agak terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan
konsistensinya lunak. Segera setelah persalinan, tangan pemeriksa
masih dapat dimasukkan ke dalam cavum uteri. Setelah 1 minggu
hanya dapat dimasukkan 1 jari.
c. Endometrium
Pada hari pertama, endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm
memiliki permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin. Setelah 3 hari permukaan endometrium mulai teraba akibat
lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi. Regenerasi
endometrium terjadi dari sisa-sisa desidua basalis yang memakan
waktu 2-3 minggu.
d. Ligamen-ligamen
Ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang menegang sewaktu
kehamilan dan partus berangsur-angsur kembali seperti semula. Otot-
otot dinding perut akan berinvolusi pada 6-7 minggu pasca persalinan.
Dinding vagina yang tegang akan kembali seperti sebelumnya. Kira-
kira setelah 3 minggu.
e. Luka jalan lahir
Luka jalan lahir seperti episiotomi, luka pada vagina dan serviks yang
tidak luas akan sembuh secara primer.
f. Involusi bekas implantasi plasenta.
Segera setelah lahir berdiameter ± 7,5 cm, dengan cepat akan mengecil
pada minggu ke-2, diameternya menjadi 3,5 cm dan pada minggu ke-6
akan mencapai 2,4 mm.
g. Saluran kencing
Kandung kencing kurang sensitive dan kapasitasnya bertambah
kandung kencing penuh dan masih tinggal urin residual yang
memudahkan infeksi, dilatasi ureter dan pyelum normalkembali
dalam waktu 2 minggu.
2. Lochea
Yang dimaksud dengan lochea adalah cairan yang dikeluarkan dari
uterus melalui vagina dalam masa nifas.
Lochea dibagi dalam beberapa jenis :
a.Lochea Rubra
Berlangsung 2 hari pasca persalinan
Berisi darah segar (warna merah dan hitam), sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, vernix caseosa, meconeum.
b. Lochea Sanguinolenta
Hari ke 5-7 pasca persalinan
Darah dan lender (berwarna merah kekuningan)
c.Lochea Serosa
Hari ke 7-14 pasca persalinan
Cairan agak berwarna kuning.
d. Lochea Alba
Setelah 2 minggu pasca persalinan
Cairan darah putih.
3. Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu
ibu (ASI). ASI merupakan makanan pokok bagi bayi . Karena ASI
bersifat alamiah, dan tiap ibu yang melahirkan dari dirinya akan tersedia
makanan bagi bayinya sendiri. Dampak psikologis pemberian ASI,
adalah terjalinnya hubungan yang lebih erat antara ibu dan bayinya. Bayi
akan merasa tentram, aman, hangat, kasih saying di dalam pelukan
ibunya. Untuk menghadapi masa laktasi (menyusui), sejak kehamilan
telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae yaitu :
Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak
bertambah.
Keluar cairan susu jolong dan ductus lactiferous disebut colostrums
berwarna kuning atau putih susu.
Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-
vena berdilatasi sehingga tampak jelas pada pemeriksaan luar.
Data Subyektif
1. Biodata
o Nama ibu dan suami, untuk mengenal, memanggil, dan menghindri
terjadinya kekeliruan.
o Umur ibu
o Agama
o Pekerjaan ibu, untuk mengetahui dimana ibu bekerja karena
kemungkinan pekerjaan ibu dapat mengganggu kesehatan ibu
o Pekerjaan suami, untuk mengetahui taraf kehidupan
o Pendidikan, untuk memberi bimbingan sesuai dengan tingkat
pendidikannya.
o Alamat, untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah
2. Alasan datang
Hamil … bulan, merasa kenceng-kenceng pada …. sejak … mengeluarkan
darah lendir sejak ….
3. Keluhan Utama
Telah melahirkan anak ke… pada jam … perut terasa mengeras dan lemas.
4. Riwayat Haid
Siklus haid :
Lama :
Banyaknya :
Menarche :
5. Riwayat Pernikahan
Umur nikah, berapa kali menikah, dan lama menikah untuk mengetahui
status pernikahan ibu.
6. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tidak / sedang menderita penyakit kronis, menular serta menahun seperti
DM, jantung, TBC, anemia, infeksi lain khususnya saluran reproduksi,
cacat bawaan atau didapat, kecelakaan, dan lain-lain yang dapat
mengganggu proses nifas.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik / Cukup / Lemah
Kesadaran : Composmentis - Somnolen
TB : Normal > 145 cm
BB : Cenderung turun dari berat badan selama hamil
2. Tanda-tanda Vital (TTV)
Tekanan Darah : 100/60 – 130/60 mmHg (kenaikan sistol tidak
> 30 mmHg, diastole tidak > 15 mmHg)
Nadi : Normal / tidak (N : 70 - 90 x/menit)
Pernafasan : Normal / tidak (N : 16 - 24 x/ menit)
Suhu : Normal / tidak (N : 36,5ºC – 37ºC)
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : bulat, rambut hitam, bersih, tidak rontok, tidak ada luka
Muka : tidak pucat, tidak oedema, tidak timbul flek hitam, reaksi
pasien agak cemas.
Mata : simetris, konjungtiva agak pucat, sclera tidak icterus
Hidung : tidak ada pengeluaran sekret, tidak ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada polip.
Telinga : tidak ada pengeluaran sekret, bersih, pendengaran baik.
Mulut : bibir agak kering, tidak pucat
Gigi : tidak ada karang gigi maupun caries gigi.
Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
tidak ada bendungan vena jugularis.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : simetris, membesar, tegang, putting susu menonjol
tidak ada benjolan abnormal, hiperpigmentasi areola,
hipervaskularisasi, pengeluaran kolostrum (+)
Perut : tidak ada strie albican, tidak terdapat benjolan abnormal,
Penurunan TFU sesuai dengan usia masa nifas.
Genetalia luar : bersih, tidak ada kondiloma, tidak oedema, tidak
varises, terdapat luka jahitan perineum grade II
(4 jahitan pada dinding vagina kiri dalam, 4 jahitan
pada dinding vagina kanan dalam, dan 3 jahitan
pada perineum ibu, perdarahan ± 200 cc, lochea
rubra.
Ekstremitas : simetris, tidak ada oedema, maupun varises
pada ekstremitas atas maupun bawah.
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid / bendungan vena
jugularis
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, dan
pengeluaran colostrums (+).
Perut : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, tidak
ada nyeri tekan, kandung kencing kosong.
Ekstremitas : tidak ada oedem, turgor kulit baik.
c. Auskultasi
Dada : Ronchi ( - ), Wheezing ( - )
Perut : Bising usus ( - )
d. Perkusi
Ekstremitas : Reflek Patella + / +
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Data Bayi
2.8.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : ………………
Jam : ……………….
Dx : Ny “…” P…. Ab… 2 jam post partum dengan laserasi
perineum tingkat II.
Implementasi dilakukan sesuai intervensi.
2.8.7 EVALUASI
Sesuai dengan kriteria hasil
Tanggal : ………………
Jam : ……………….
Dx : Ny “…” P…. Ab… 2 jam post partum dengan laserasi
perineum tingkat II.
S : data yang didapat dari pasien
O : data yang didapat dari hasil pemeriksaan
A : assasement / hasil pemeriksaan
P : rencana yang akan dilakukan setelah evaluasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “H”
Usia : 19 tahun Usia : 24 tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaaan : Swasta
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Dusun Sumberngepoh, Alamat : Dsn. Sumber
Kec. lawang ngepoh, Lawang.
2. Alasan datang
Ibu mengatakan hamil 9 bulan, merasa kenceng-kenceng pada perut bawah
sejak jam 08.00 WIB pada hari Jumat tanggal 8 Juni 2007, mengeluarkan
darah lendir sejak jam 11.00 WIB pada hari yang sama.
3. Keluhan Utama
Ibu menngatakan telah melahirkan anak pertama pada jam 18.30 WIB
pada hari Jumat tanggal 8 Juni 2007 dengan robekan pada vagina dan
perineumnya serta ibu merasa nyeri pada luka bekas jahitannya.
4. Riwayat Haid
Siklus haid : teratur, 28 hari
Lama : 6 – 7 hari
Banyaknya : ganti pembalut 2 – 3 kali per hari
Menarche : 14 tahun.
5. Riwayat Pernikahan
Umur nikah : 18 tahun
Berapa kali menikah : 1 kali
Lama menikah : 1 tahun
6. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit kronis, menular
serta menahun seperti DM, jantung, TBC, anemia, infeksi lain khususnya
saluran reproduksi, cacat bawaan atau didapat, kecelakaan, dan lain-lain.
7. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis, menular serta
menahun seperti DM, jantung, TBC, anemia, infeksi lain khususnya
saluran reproduksi, cacat bawaan atau didapat, kecelakaan, dan ibu tidak
pernah dioperasi.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit kronis,
menular, menurun, menahun, seperti jantung, DM, HT, malaria, atau PMS.
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang pertama, sehingga ibu
belum memiliki riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
10. Riwayat Kehamilan, Paersalinan Sekarang
a. Kehamilan
Trimester I : ANC 1 kali di BPS Ny. Elly, keluhan mual dan
pusing. Terapi : vitamin B6, Bcomplex, dan kalk
Trimester II : ANC 2 kali di BPS, tidak ada keluhan. Terapi : tablet
Fe, TT I, TT II, vitamin dan kalk.
Trimester III : ANC 1 kali di BPS, keluhan sering kencing. Terapi :
tablet Fe, vitamin, kalk.
b. Persalinan
Ibu melahirkan tanggal 8 Juni 2007 pukul 18.30 WIB dengan jenis
persalinan spontan , hidup, usia kehamilan aterm, presentasi kepala,
BB = 3200 gram, PB= 50 cm, jenis kelamin laki-laki, AS 7-8, tidak
ada kelainan congenital, plasenta lahir lengkap, perdarahan ± 200 cc,
dan terdapat laserasi perineum derajat II
11. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah menikah ibu belum pernah menggunakan KB
sampai dirinya hamil. Setelah melahirkan ini, ibu berencana mengikuti KB
suntik yang 3 bulan karena alasan ibu adalah praktis.
12. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Istirahat
Sebelum melahirkan, ibu sempat tidur siang ± selama 2 jam. Dan
setelah 2 jam pasca persalinan, ibu belum tidur dan hanya beristirahat
dengan berbaring di tempat tidur.
b. Pola Nutrisi
Sebelum melahirkan ibu mengatakan telah makan dan minum pada
sore harinya dengan komposisi : 1 piring nasi, sayur, lauk, dan 1 gelas
air putih. Dan setelah melahirkan, ibu belum makan sama sekali, hanya
minum the manis ½ gelas the manis saja saat persalinan.
c. Pola Aktifitas
Sebelum persalinan, ibu biasa melakukan pekerjaan rumah tangga
seperti menyapu, memasak, dan lain-lain. Dan setelah melahirkan, ibu
hanya duduk dan berbaring di tempat tidur. Ibu sudah melakukan
mobilisasi dengan berjalan dari kamar bersalin ke kamar pasien.
d. Pola Eliminasi
Sebelum dan saat persalinan ibu telah BAK sebanyak 2 kali dan BAB
1 kali. Dan setelah 2 jam pasca persalinan, ibu belum BAK maupun
BAB.
13. Data Psikologis
Taking in (ketergantungan)
¤ Ibu membutuhkan keluarga untuk mendampingi dalam memenuhi
kebutuhannya
¤ Ibu menceritakan perasaan dan keluhannya saat persalinan
¤ Ibu bersikap pasif dan focus pada diri sendiri, ibu merasa takut dan
khawatir terhadap luka jahitan pada perineumnya.
Taking On : -
Letting Go : -
14. Keadaan Sosial dan Budaya
Ibu mengatakan selama hamil ibu pernah memijatkan kandungannya
pada dukun bayi sebanyak 1 kali. Hubungan ibu dan keluarga baik,
sekeluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya.
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda Vital (TTV)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Pernafasan : 24 x/ menit)
Suhu : 36ºC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : bulat, rambut hitam, bersih, tidak rontok, tidak ada luka
Muka : tidak pucat, tidak oedema, tidak timbul flek hitam, reaksi
pasien agak cemas..
Mata : simetris, konjungtiva agak pucat, sclera tidak icterus
Hidung : tidak ada pengeluaran sekret, tidak ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada polip.
Telinga : tidak ada pengeluaran sekret, bersih, pendengaran baik.
Mulut : bibir agak kering, tidak pucat
Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara : simetris, bersih, membesar, tegang, putting susu menonjol
tidak ada benjolan abnormal, hiperpigmentasi areola,
hipervaskularisasi, terdapat pengeluaran kolostrum.
Perut : tidak ada strie albican, tidak terdapat benjolan abnormal,
Penurunan TFU sesuai dengan usia masa nifas.
Genetalia luar : bersih, tidak ada kondiloma, tidak oedema, tidak
varises, terdapat luka jahitan perineum derajat II
(4 jahitan pada dinding dalam vagina kanan, 4
jahitan pada dinding dalam vagina kiri, dan 3
jahitan pada perineum ibu), perdarahan ± 200 cc,
lochea rubra.
Ekstremitas : simetris, tidak ada oedema, atau varises
pada ekstremitas atas maupun bawah.
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid / bendungan vena
jugularis
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, dan
terdapat pengeluaran colostrums.
Perut : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus teraba keras,
tidak ada nyeri tekan, kandung kencing kosong.
Ekstremitas : tidak ada oedem, turgor kulit baik.
4. Data Bayi
Jenis kelamin : Laki-laki
BB/TB : 3200 gram / 50 cm
KU : baik
TTV : - Nadi : 100 x/menit
- RR : 40 x/menit
Kelainan congenital : tidak ada
AS :7–8
Masalah II : Gangguan rasa nyaman akibat nyeri yang dirasakan ibu pada
bekas luka jahitannya.
Tujuan : Keluhan subyektif ibu akan rasa nyerinya dapat berkurang atau
menghilang sama sekali.
Kriteria hasil : - Ibu mengetaui tentang penyebab reaksi nyeri yang kini
dirasakannya.
- Ibu mengetahui tentang teknik relaksasi untuk meredakan nyeri
yang dirasakannya.
Intervensi :
1. Beritahu ibu tentang keadaan dan penyebab nyeri yang dirasakannya.
R/ Ibu lebih paham dan dapat menerima keadaannya, sehingga lebih mudah
bekerjasama dalam tiap tindakan yang dilakukan.
2. Beritahu dan ajarkan pada ibu untuk melakukan kompres dingin pada luka
perineumnya.
R/ Kompres dingin dapat mengurangi rasa nyeri pada luka perineum.
3. Anjurkan pada ibu untuk banyak mengkonsumsi air putih minimal 2 liter
atau 8 gelas dalam sehari.
R/ Banyak minum air putih dapat memperlancar proses metabolisme tubuh
dan mempercepat penyembuhan luka.
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 08 Juni 2007
Dx : Ny “S” P1001 Ab000 2 jam post partum dengan luka perineum
derajat II.
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan ramah dan penuh
sopan santun agar menumbuhkan kepercayaan pasien dan pasien lebi
kooperatif sehingga dapat mempermudah dalam pemberian asuhan
kebidanan.
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir untuk mencegah dan
mengurangi penularan mikroorganisme penyebab infeksi.
3. Mengobservasi TTV, penurunan TFU, kontraksi uterus,kandung
kencing, dan jumlah perdarahan yang dilakukan setiap 15 menit sekali
pada 1 jam pertama setelah melahirkan dan setiap 30 menit pada 1 jam
berikutnya untuk mendeteksi dini adanya komplikasi.
Tekanan Nadi Kontr
Suhu Kandung Perdarahan
Waktu darah (x / TFU aksi
(°C) kemih ( cc / ml )
(mmHg) menit) uterus
18:35 120 / 80 92 36 2 jari pusat keras kosong tidak ada
18:50 120 / 80 92 2 jari pusat keras kosong ± 30
19:05 120 / 80 92 2 jari pusat keras kosong ± 30
19:20 120 / 80 90 2 jari pusat keras kosong ± 50
19:50 120 / 80 88 36 3 jari pusat keras kosong tidak ada
20:20 120 / 80 88 3 jari pusat keras kosong ± 30
3.7 EVALUASI
Tanggal : 8 Juni 2007
Dx : Ny “S” P1001 Ab000 2 jam post partum dengan luka perineum
derajat II.
S : Ibu mengatakan keadaannya baik, mengerti serta paham terhadap
semua penjalasan dan KIE yang telah diberikan.
O : - Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis.
- TTV : Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 24 x/ menit)
Suhu : 36 ºC
- Muka : ekspresi wajah ibu sudah agak tenang, tidak pucat.
- Mata : konjungtiva tidak pucat, sclera tidak icterus.
- Payudara : putting susu menonjol, keluar ASI kolostrum, tidak
ada nyeri tekan.
- Perut : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
(teraba keras), tidak ada nyeri tekan dan kandung kemih
kosong.
- Genetalia : Lochea rubra, terdapat luka jahitan (4 jahitan pada
dinding dalam vagina kanan, 4 jahitan pada dinding dalam
vagina kiri, dan 3 jahitan pada perineum ibu), luka jahitan
masih basah dan dijahit dengan benang catgut. Tidak terjadi
perdarahan dan infeksi.
A : Ny “S” P1001 Ab000 2 jam post partum dengan luka perineum
derajat II.
P : - Merawat luka dan memantau keadaan luka jahitan ibu.
- Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu
- Menganjurkan dan mengajari ibu senam nifas.
- Menganjurkan ibu untuk control ulang 1 minggu lagi atau
sewaktu-waktu apabila ada keluhan atau jika ada tanda-tanda
bahaya nifas dan pada bayi seperti keadaan tali pusat bayi yang
jelek.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “S” di BPS Ny. Nanik
Hadi A.S, Lawang. Maka dapat dikatakan bahwa asuhan kebidanan yang
diberikan pada Ny.”S” 2 jam post partum dengan laserasi perineum derajat II,
terdapat beberapa kesenjangan antara teori dan hasil atau pelaksanaan di lapangan.
Pada manajemen ASKEB, pemeriksaan dilakukan secara lengkap, tetapi pada
ASKEB berdasarkan teori tidak semua pemeriksaan dilakukan seperti
pemeriksaan penunjang, perkusi, dll.
Pada kasus Ny.”S” diharapkan dengan intervensi yang benar didukung
dengan implementasi terhadap kasus dan masalah pasien yang optimal maka tidak
terjadi infeksi atau komplikasi lebih lanjut. Hal ini juga perlu didukung dengan
KIE yang jelas agar dapat diterima oleh pasien dan akhirnya pasien dapat
beradaptasi dengan keadaan dan masalah yang dihadapi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dengan pembuatan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan luka perineum
tingkat II pada Ny.”S” di BPS Nanik Hadi A.S, Lawang. Penulis dapat
menyimpulkan bahwa dalam melaksanakan suatu asuhan kebidanan sangat
diperlukan pengetahuan, ketrampilan, dan ketelitian bidan dalam melakukan
pengkajian terhadap suatu kasus sehingga didapatkan data subyektif dan
obyektif yang akurat, karena hal ini sangat penting untuk menentukan
masalah klien dan menentukan diagnosanya. Sehingga dapat memberikan
intervensi dan implementasi yang baik.
5.2 Saran
1. Petugas Kesehatan
Diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada
pasien khususnya pada masa nifas, dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan Varney dalam upaya deteksi dini dan komplikasi
pada ibu nifas untuk mencegah morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
2. Masyarakat
Diharapkan pada masyarakat untuk ikut serta dan berperan aktif dalam
upaya menjaga kesehatan. Khususnya dalam masa nifas yaitu agar
periksa secara rutin pada bidan atau petugas kesehatan lainnya dan
menjaga kebersihan diri terutama alat genetalia agar tidak terjadi
komplikasi.
3. Mahasiswa Kebidanan
Diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan ilmu pengetahuan tentang
kebidanan khususnya asuhan kebidanan agar mampu menerapkan teori
dalam praktek di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan Keluarga
Berencana, Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Jilid I, Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta : YBP-SP
Bobak, Irene, 2002, Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari, 2002, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal, Jakarta : YBP-SP
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “S” P1001 Ab000 2 JAM POST PARTUM
DENGAN LUKA PERINEUM TINGKAT II
DI BPS NY. NANIK HADI A.S
KATA PENGANTAR
Penulis