PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswi dapat mempunyai pengalaman nyata dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas pathologis.
1
2
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
4
5
b) Tempat plasenta
Setelah plasenta lahir, tempat plasneta menjadi tempat yang
kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan.
Dengan cepat luka ini mengecil pada akhir minggu ke-2
haya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
Penyembuhan luka bekas placenta khas sekali, pada
permulaan nifas bekas placenta mengandung banyak
pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus.
Biasanya luka yang demikian sembuh menjadi parut, tetapi
luka bekas placenta tidak, penyebabnya ialah dilepaskan dari
dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru di bawah
permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka
dan juga dari sisa-sisa kelejar pada luka.
c) Luka-luka
Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan
sembuh dalam 6-7 hari.
d) Rasa sakit (after pains / merian / mules-mules)
Disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari
pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu
mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan
obat-obat anti sakit dari vagina.
6
Lochia tidak lain ialah secret luka yang berasal dari luka
dalam rahim terutama luka placenta.
(Rustam Mochtar, 1998)
2) Rawat Gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam 1 ruangan bersama-sama sehingga
ibu lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat
memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih
terjamin.
3) Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran penderita
b. Keluhan yang terjadi selama persalinan
4) Pemeriksaan Khusus
a. Tekanan darah, suhu, nadi
b. TFU dan kontraksi
c. Payudara, puting susu, pembengkakan, atau pengeluaran ASI
d. Lochea
e. Luka jahitan episiotomi, apakah baik atau terbuka, apakah ada
tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsio laesaae)
10
Tujuan :
Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan).
2.2.3 Etiologi
2.2.3.1 Perdarahan Post Partum Dini
1. Atonia uteri
Pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi
dengan baik, dan ini merupakan sebab utama dari
perdarahan post partum.
2. Laserasi jalan lahir
12
2.2.4 Diagnosis
Diagnosis perdarahan dapat ditentukan/diketahui dengan cara sebagai
berikut :
2.2.4.1 Untuk membuat diagnosis perdarahan post partum perlu
diperhatikan ada perdarahan yang menimbulkan hipotensi
dan anemi, apabila hal ini dibiarkan berlangsung terus, pasien
akan jatuh dalam syok.Perdarahan post partum tidak hanya
terjadi pada mereka yang mempunyai predisposisi, tetapi
pada setiap persalinan kemungkinan untuk terjadinya
perdarahan post partum selalu ada.
2.2.4.2 Perdarahan yang terjadi disini dapat deras atau merembes
saja. Perdarahan yang bersifat merembes bila berlangsung
lama akan mengakibatkan kehilangan darah yang banyak.
Untuk menentukan jumlah perdarahan maka darah yang
keluar setelah uri lahir harus ditampung dan dicatat.
2.2.4.3 Kadang-kadang perdarahan terjadi tidak keluar dari vagina,
tetapi menumpuk di vagina dan di dalam uterus, keadaan ini
13
2.3.6 Pencegahan
Pencegahan terjadi HPP ini kadang-kadang dalam banyak hal masih
dapat dilakukan, misalnya :
1. Perbaikan keadaan umum selama prenatal care.
2. Kosongkan rectum dan buli-buli pada tiap persalinan.
15
2.3.8 Perawatan
2.3.8.1 Sebaiknya untuk perawatan HPP sudah disediakan pada setiap
kasus yang diharapkan akan mengalami HPP.
2.3.8.2 Bila terjadi HPP :
1) Kompresi aorta abdominalis.
2) Kompresi bimanual : satu tinju pada forniks anterior, satu
tangan dari luar menekan uterus supaya hyperantefleksi,
sehingga aliran darah ke rahim berkurang.
3) Perbaiki keadaan umum dengan memberikan cairan dan
darah.
4) Bila kontraksi uterus baik tetapi masih terjadi perdarahan,
dipikirkan kemungkinan perdarahan yang berasal dari
18
2.4 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan
Haemorrhagia Post Partum
2.4.1 Definisi
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisir pikiran serta tindakan
berdasarkan teori yang ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan
dalam rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus
pada klien (Varney, 1997 : 27).
2.4.2 Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera
setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehamilan,
persalinan dan keadaan segera setelah lahir.
2.4.4 Manajemen asuhan kebidanan pada ibu post partum terdiri dari 7
langkah Varney yang berurutan dimulai dengan pengumpulan data
dasar hingga evaluasi
2.4.4.1 Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
1. Data subyektif
1) Biodata
Nama : Nama klien dan suami perlu ditanyakan
agar tidak keliru bila ada kesamaan nama
20
2) Pemeriksaan fisik
Muka : Adanya chloasma gravidarum, apakah
oedema, apakah pucat.
Mata : Apakah konjungtiva pucat, apakah sklera
kuning, apakah kelopak mata bengkak.
Mulut : Apakah bibir pucat, apakah lidah pucat.
Leher : Apakah terdapat pembesaran kelenjar thyroid,
apakah ada pembesaran kelenjar limfe,
apakah ada pembendungan vena jugularis.
Dada : Apakah ASI sudah keluar kanan atau kiri,
apakah mastitis, apakah ada luka bekas
operasi
(Depkes RI, 2002 : 129)
Abdomen
Inspeksi : Apakah ada luka bekas operasi
Palpasi : (1) Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah
pusat pada 6 hari post partum
(2) Tinggi fundus uteri pertengahan
symphisis pusat pada 2 minggu post
partum
(3) Tinggi fundus uteri teraba di atas
symphisis pada 6 minggu post
partum
Auskultasi : Bising usus
Genetalia
(1) Pengeluaran pervaginam : lochea
Lochea rubra : Pada 2 hari post partum, berisi
darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo dan mekonium
selama 2 hari post partum.
25
3.1 Pengkajian
Tanggal 27-12-2009 Jam : 21.45 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny.”R”
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln. Sambi Arom Lor 54D/20
Status perkawinan : Menikah 1 kali, lamanya 2 tahun
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan melahirkan anak ke-1 tanggal 27-12-2009, jam 21.05
WIB. Ibu mengatakan kepalanya pusing, masih mengeluarkan darah
dari jalan lahir.
27
28
3. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat haid
Menache : 11 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 5-7 hari
Banyaknya : ± 2-3 kotek/hari
Bau/Warna : Anyir/ merah
Dysmenorrhoe : Tidak ada
Fluor albus : Tidak ada
d. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB sampai kehamilannya
yang pertama.
B. Data Obyektif
1. Riwayat Persalinan
Perut Ibu kenceng-kenceng sejak tanggal 27-12-2009 jam 11.00 WIB.
Kemudian jam 16.00 WIB Perut ibu bertambah sakit serta
mengeluarkan lendir dan darah, jam 18.00 WIB ibu diantar ke
Puskesmas Balongsari dan masuk ruang bersalin. Dilakukan VT Ø 8 cm
eff 80% ketuban positif. His 3x10’ lamanya 40 detik. Jam 20.30 WIB
VT Ø 10 cm ketuban negatif (-) ibu dipimpin untuk meneran. Pukul
21.05 WIB lahir bayi laki-laki, BB : 3800 gramPB : 51 cm. Jam 21.25
WIB placenta lahir lengkap. Jam 21.45 WIB ibu merasa pusing, dan
mengatakan terus menerus-mengeluarkan darah dari jalan lahir.
2. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 372ºC
Nadi : 88x/menit
Rr : 24x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
Rambut : Warna hitam hitam, kebersihan cukup, tidak ada
benjolan.
31
4. Palpasi
Perut : Tinggi fundus uteri setinggi pusat
kontraksi uterus lembek.
5. Therapi
Infus RL drip piton
Amoxilin 3 x 1.
Antalgin 3 x 1
Fe 1 x 1
CATATAN PERKEMBANGAN
O:
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 88x/menit
S : 37,7ºC
RR : 20x/menit
Kontraksi uterus : lembek
TFU : 2 jari bawah pusat
Pengeluaran darah pervaginam lochea rubra, ± 100 cc
(2 kotek)
Masih terpasang infus RL IV drip piton 1 ampul
P:
1. Melakukan observasi keadaan umum ibu dengan
TTV
2. Observasi perdarahan dan kontraksi uterus
3. Motivasi ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap
4. Motivasi ibu untuk masase uterus
5. Motivasi ibu untuk makan-makanan yang bergizi
seimbang
6. Melaksanakan fungsi independent bidan dalam
37
pemberian therapi :
Amoxillin 3x1 tablet
Antalgin 3x1 tablet
Fe 1x1 tablet
38
CATATAN PERKEMBANGAN
O:
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,8ºC
RR : 20x/menit
Kontraksi uterus baik
TFU : 2 jari bawah pusat
Pengeluaran darah pervaginam ± 1 kotek
Infus sudah di Aff pukul 10.00 WIB
P:
1. Melakukan observasi TTV
2. Observasi perdarahan dan kontraksi uterus
3. Motivasi ibu untuk makan-makanan yang bergizi
seimbang dan tidak ada pantangan makanan dan
ibu dianjurkan banyak minum
4. Motivasi ibu untuk minum obat secara teratur :
39
40
41
c. Hendaknya ibu tetap meneteki bayinya sesering mungkin sampai bayi berumur
6 bulan tanpa diberi makanan tambahan lain.
d. Hendaknya ibu senantiasa menjaga kebersihan diri terutama jalan lahir dan
kebersihan payudara.
e. Menganjurkan ibu untuk perawatan tali pusat bayinya sesuai yang dianjurkan
petugas kesehatan.
f. Beritahu ibu tanda bahaya nifas, seperti badan ibu panas kepala pusing terus
menerus, setelah 4 hari PP darah masih berwarna merah segar dan berbau.
Segera ke petugas kesehatan dan pada bayi jika tali pusat berbau , bernanah
dan keluar darah, bayi kuning dan tidak mau minum.
g. Motivasi ibu untuk minum obat secara teratur sesuai instruksi yang diberikan
oleh petugas kesehatan :
Amoxcillin 3x1 tablet
Antalgin 3x1 tablet
Fe 1x1 tablet
h. Menganjurkan ibu untuk mengikuti program kb setelah 40 hari setelah
melahirkan.
i. Motivasi ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau sewaktu-waktu bila ada keluhan.
j. Motivasi ibu untuk mengimunisasikan bayinya sesuai jadwal yang telah
ditetapakan.
42
BAB 4
PEMBAHASAN
42
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny “ R “ dengan nifas
pathologis dengan post HPP Primer dan mengacu pada tujuan khusus di
dapatkan sebagai berikut:
5.1.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data baik data subjektif
maupun data objektif melalui wawancara, pemeriksaan umum dan
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.
Pada Asuhan kebidanan, pengkajian dilakukan dengan baik dan benar
melalui hasil wawancara, pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang melalui data status pasien.
5.1.2 Identifikasi diagnosa / masalah
Setelah dilakukan pengkajian yang lengkap, maka dapat di tetapkan
diagnosa / masalah. Pada Asuhan kebidanan ini diperoleh suatu
diagnosa yaitu Nifas Pathologis pada Ny “ R “ dengan P10001 HPP
Primer.
5.1.3 Antisipasi diagnosa / masalah potensial
Pada antisipasi diagnosa masalah potensial di dapatkan bahwa
terjadinya perdarahan postpartum disebabkan karena atonia uteri.
Maka dari itu, perlu dilakukan pemeriksaan secara lengkap dan tepat
serta pemantauan ataupun observasi secara ketat agar ibu tetap dalam
keadaan baik selama menjalani masa nifas.
5.1.4 Identifikasi kebutuhan segera
Identifikasi kebutuhan segera perlu dilakukan sebagai langkah awal
yang harus dilakukan bila terdapat kesulitan ataupun komplikasi yang
mungkin saja terjadi pada ibu nifas.
43
43
44
5.1.5 Intervensi
Intervensi atau perencanaan disusun setelah diagnosa / masalah telah
ditetapkan sebelumnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
5.1.6 Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan rencana tindakan yang sudah
ditetapkan dan diuraikan pada intervensi ( perencanaan ) sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
5.1.6 Evaluasi
Digunakan sebagai penelitian ( evaluasi ) terhadap semua tindakan
yang sudah dilakukan pasien apakah sesuai dan keefektifannya pada
pasien apakah sesuai dengan yang diharapkan petugas kesehatan
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah ditetapkan.
5.2 Saran
Hendaknya petugas kesehatan dapat :
1. Memahami kondisi klien, sehingga tindakan yang dilakukan benar-benar
sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Menciptakan suasana yang kondusif antara petugas kesehatan dengan
klien, dengan cara melakukan komunikasi.
3. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam penatalaksanaan
perdarahan post partum.
45
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.
Jakarta : Depkes RI
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Panduan Praktis Maternal dan Neonatal. Jakarta :
YBP-SP