PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek klinik kebidanan pada ibu bersalin dengan
KPD, diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pad
aibu inpartu dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengumpulkan data sampai dengan analisa data.
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah.
c. Mengidentifikasi masalah potensial.
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera.
e. Merencanakan asuhan kebidanan.
f. Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan.
g. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.
3. Riwayat Menstruasi
KPD terjadi pada usia kehamilan > 22 minggu.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kehamilan kembar merupakan faktor predisposisi
terjadinya KPD.
5. Riwayat Obstetri yang Lalu
Hipermotilitas rahim / tekanan intra uterin yang meningkat,
riwayat CPD, kehamilan preterm merupakan faktor predisposisi
terjadinya KPD.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
Terdapat infeksi vagina / serviks, inkompetensi servik,
korioamnionitis, polihidramnion / hidramnion, kelainan otak
(hidrosephalus, anenchepalus), malpresentasi janin (seperti telak
lintak) merupakan faktor penyebab terjadinga KPD.
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Berhubungan dengan status gisi klien.
b. Aktivitas
Aktivitas berlebihan dapat mempengaruhi peningkatan
tekanan intra uterin secara mendadak.
c. Pola Seksual
Heteroseksual dapat berisiko menularkan penyakit kelamin
dan hubugan seksual berlebihan dapat meningkatkan tekanan
intrautrein, coitus terakhir, karena semen yang keluar dari
vagina kadang-kadang dapat keliru dengan cairan ketuban.
d. Pola Kebersihan
Dapat beresiko untuk terjadi infeksi vagina.
e. Pola Kebiasaan Lain
Pola kebiasaan minum jamu-jamuan dapat mempengaruhi
produksi air ketuban, yaitu air ketuban menjadi keruh yang
berpotensi untuk terjadinya gawat janin.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik umum
Tanda-tanda vital
Nadi : normal sampai meningkat (jika terjadi infeksi).
Suhu : normal sampai meningkat (> 38oC jika terjadi infeksi).
TB : < 145, kemungkinan CPD (berpotensi untuk terjadi KPD)
2. Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi :
Abdomen : terdapat pembesaran perut sesuai dengan UK,
arah membujur / melintang.
Genetalia : tampak cairan di introitus vagina, adanya
penyakit kelamin / infeksi vagina.
b. Palpasi
Abdomen : Leopold II : teraba kepala pada bagian
kanan/kiri
Leopold III: malpresentasi janin (letak lintang)
dan kelainan otak, belum masuk
PAP.
Leopold IV: pada CPD, pemeriksaan Osborn (+)
His : tidak ada his dalam 1 jam setelah
ketuban pecah.
c. Auskultasi
Abdomen : Djj normal sampai dengan takikardi (>160
x/menit jika terjadi infeksi).
3. Pemeriksaan Dalam
VT : Ø < 3 cm, ket (-) pada primipara.
VT : Ø < 5 cm, ket (-) pada multipara.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Inspekulo
Terdapat cairan keluar melalui ostium uteri / terkumpul di
fornix posterior.
- Pemeriksaan dalam
VT : Ø < 3 cm, ket (-) (pada primipara)
VT : Ø < 3 cm, ket (-) (pada multipara)
- Inspekulo
Terdapat cairan keluar melalui osteum uteri / terkumpul di fomix
posterior.
- USG B/P
Untuk menentukan UK dan kecukupan cairan ketuban.
- Pemeriksaan darah
Leukosit > 15.000 / m3
- Tes Lakmus
Kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
- Tes Pakis
Menunjukkan kristal cairan amnion dan menunjukkan gambar
pakis.
5. Intervensi
Dx : G……P……Ab……., UK > 22 Minggu, Tunggal / Ganda,
Hidup / Mati, Letak Kepala / Bokong / Lintang, Intra /
Ekstra Uterin, Inpartu Kala I Fase Laten / Aktif dengan
KPD.
Tujuan : Persalinan berjalan dengan lancar serta keadana ibu dan
bayi baik selama persalinan.
Kriteria hasil : - Keadana ibu dan bayi sehat dan selamat hingga akhir
persalinan.
- TTV dalam batas normal.
- DJJ dalam batas normal.
- Tidak terjadi infeksi.
- Tidak terjadi komplikasi.
- Ibu dapat melahirkan secara normal.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.
R/ memudahkan terhadap tindal lanjut melakukan tindakan
berikutnya.
2. Jelaskan pada ibu tentang keadaan kehamilannya.
R/ Ibu mengerti tentang kondisinya dan kooperatif terhadap keadana
kehamilannya.
3. Lakukan teknik aseptik.
R/ mencegah terjadinya infeksi.
Membiasakan cusi tangan sebelum dan sesudah tindakan
dengan sabun dan air mengalir serta keringkan dengan handuk
kering.
4. Observasi TTV dan CHPB
R/ Parameter deteksi dini adanya komplikasi.
Pemantauan kala I
Parameter Frekuensi fase laten frekuensi pd fase aktif
Tekanan darah setiap 4 jam setiap 4 jam
Suhu badan setiap 4 jam setiap 2 jam
Nadi setiap 30-60 menit setiap 30-60 menit
DJJ setiap 1 jam setiap 30 menit
Kontraksi setiap 1 jam setiap 30 menit
Pembukaan serviks setiap 4 jam * setiap 4 jam *
Penurunan setiap 4 jam * setiap 4 jam *
Dinilai pada setiap pemeriksaan dalam
5. Kurangi frekuensi pemeriksaan dalam.
R/ sering melakukan periksa dalam dapat menyebabkan infeksi.
Periksa dalam dilakukan setiap 4 jam.
Periksa dalam dilakukan setiap 2 jam jika terdapat indikasi.
Periksa dalam setelah ketuban pecah.
6. Anjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri.
R/ memperlancar peredaran darah dan mencegah terjadinya sindrom
vena cava superior serta dapat mempercepat proses penurunan
kepala.
7. Pantau intake dan output.
R/ deteksi dini adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Anjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada his.
Lakukan penilan jumlah cairan ketuban yang keluar dari ostium
uteri atau yang terkumpul di fornix posterior, dan warna serta bau
khas dari cairan ketuban yang keluar.
Jumlah cairan ketuban normal : + 1000 cc.
Warna cairan normal jernih.
Pantau VU, kandung kemih yang penuh dapat menghambat
penurunan bagian terendah janin.
8. Berikan antibiotik.
R/ untuk mencegah resiko terjadi infeksi.
Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
berikan Ab :
- Ampicillin 2 mg IV setiap 6 jam.
- Ditambah gentamicin 5 mg / kg BB setiap 24 jam.
- Jika persalinan pervaginam hentikan antibiotik pasca
persalinan.
Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu.
- Berikan antibiotic untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin
yaitu ampicillin 4 x 500 mg selama 7 hari ditambah eritromisin
250 mg peroral 3 x 1 selama 7 hari.
- Berikan kortikosteroid kepala ibu untuk memperbaiki
kematangan paru janin.
- Betametason 12 mg IM dalam 2 dosis setiap 12 jam atau
dexametason 6 mg IM dalam 4 dosis setiap 6 jam.
Jika tidak ada infeksi dan usia kehamilan > 37 minggu :
- Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotic
profilaksis untuk mengurangi resiko infeksi streptococcus grup
B : ampisilin j gr IV setiap 6 jam / penisilin G 2 juta untuk IV
setiap 6 jam sampai persalinan.
- Nilai serviks, jika serviks sudah matang, lakukan induksi
persalinan dengan oksitosin. Jika serviks belum matang,
matangkan serviks dengan prostaglandin dan infuse oksitosin /
lahirkan dengan seksio sesarea.
9. Lihat tanda dan gejala kala II.
R/ untuk mengetahui persalinan sudah mulai / belum.
Adanya dorongan ibu untuk meneran.
Adanya tekanan pada anus.
Perineum menonjol.
Vulva vagina membuka.
10. Siapkan alat-alat pertolongan persalinan.
R/ memudah tindakan.
Alat untuk pertolongan persalinan.
- Partus set berisi (2 pasang sarung tangan DJJ, 2 klem kocher,
½ kocher 1, kasa streil min 4 buah, gunting tali pusat, gunting
episitomi, kateter nelaton, benang tali pusat).
- Kapas DTT
- Uterotonika (oksitosin (2), metargin).
- Spuit 3 cc.
- Penghisap lender
- Bengkok
- Funandoskop
- Bahan-bahan yang secara urut disusun (clemek, handuk, alat
bokong, ganti untuk bayi / kain yang hangat, pakaian ganti ibu,
waslap).
- Tempat sampah (medis dan nonmedis).
- Tempat pakaian kotor ibu.
- Air DTT (2)
- Larutan klorin 0,5%
- Peralatan cuci tangan
- Tempat plasenta
- Partograf dan alat pencatatan
- Alat pelindung (alas kaki, kaca mata, masker)
- Jam yang menggunakan detik
- Tensimeter dan stetoskop
Alat untuk penjahitan
- Bak instrument berisi : nald voeder, pinset anatomi, pinset
arurgi, jarum jahit (bundar dan segitiga), sarung tangan DTT,
duk steril).
- Spuit 5 cc
- Benang jahit
- Lampu untuk penerangan
- Lidocain (analgetik)
11. Pastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik.
R/ untuk menentukan persalinan sudah mulai / belum dan memantau
kesejahteraan janin.
Pantau kesejahteraan janin dengan memeriksa DJJ setiap 39 menit
atau pada saat tidak ada his.
6. Implementasi
Sesuai dengan intervensi.
7. Evaluasi
S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan dari petugas dan lebih
tenang akan keadaannya saat ini serta menyerahkan seluruhnya pada
petugas tentang tindakan yang akan dilakukan.
O : - Keadaan umum ibu dan bayi baik.
- TTV dalam batas normal.
- DJJ dalam batas normal.
- Tidak terjadi infeksi.
- Tidak terjadi komplikasi.
- Ibu dapat melahirkan secara normal.
A : S…….P…….Ab……..Uk > 22 minggu dengan KPD.
P : - Berikan antisiotik.
- Persiapkan pertolongan persalinan (kala 1 – kala IV)
- Kolaborasi dengan dokter SPOG.
- Segera lakukan rujukan jika belum lahir dalam waktu 12 jam.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny “S” Nama suami : Tn “P”
Umur : 22 th Umur : 25 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kejapanan Alamat : Kejapanan
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan dan tiba-tiba keluar cairan bening dari
jalan lahirnya tanggal 31-03-2009 jam 03.00 WIB, serta merasa
kenceng-kenceng.
3. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis (TBC,
hipertensi dan lain-lain), penyakit menular, (hepatitis, malaria dan
lain-lain) dan penyakit menurun (DM, asma, epilepsy dan lain-lain).
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak
ada yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun serta
tidak ada riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : + 7-8 hari
Banyak : + 2-3 softex / hari
Keputihan : tidak ada
Dismenorhoe : tidak ada
Amenorea : 9 bulan
HPHT : 29 – 07 – 2008
TP : 04 – 04 - 2009
6. Riwayat Obstetri yang Lalu
Kehamilan Persalinan Anak
No. Suami
UK Penyulit Jenis Penolong Tempat Penyulit Sex BBL H/M Umur
1. HAMIL INI
3.6 IMPLEMENTASI
Dx : Ny “S”, umur 22 th, GI P00000, UK 38-39 Minggu, Tunggal, Hidup, Letak
Kepala, Intra Uterin, Inpartu Kala I Fase laten dengan KPD.
1. Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga untuk memudahkan tindak
lanjut melakukan tindakan berikutnya.
2. Menjelaskan pad aibu tentang keadaan kehamilannya agar ibu lebih
mengerti tentang kondisinya dan kooperatif terhadap keadaan
kehamilannya.
3. Melakukan teknik aseptik untuk mencegah terjadinya infeksi yaitu dengan
membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan sabun
dan air mengalir, serta mengeringkannya dengan handuk kering.
4. Melakukan observasi TTV dan CHPB
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 364 oC (aksila), 366 oC (rectal)
Pernafasan : 24 x/menit
CHPB (terlampir di partograf)
5. Mengurangi frekuensi pemeriksaan dalam.
6. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri, untuk memperlancar peredaran
darah dan mencegah terjadinya sindrom vena cava superior, serta
mempercepat proses penurunan kepala.
7. Melakukan observasi jumlah cairan ketuban yang keluar
8. Melakukan kolaborasi dengan dr SPOG untuk melakukan tindakan lebih
lanjut
3.7 EVALUASI
Tanggal : 31 – 03 – 20009 Jam : 14.30 WIB
Dx : Ny “S”, umur 22 th, GI P00000, UK 38-39 Minggu, Tunggal, Hidup, Letak
Kepala, Intra Uterin, Inpartu Kala I Fase laten dengan KPD.
S : Ibu mengatakan sakit dalam perutnya semakin bertambah sering dan ibu
mengatakan ingin meneran seperti BAB yang tidak bisa ditahan lagi.
O : - Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 365oC (aksila)
Pernafasan : 24 x/menit
DJJ :11-12-11
HIS :1x10’35”
A. : GI P00000 umur kehamilan 38-39 minggu, tunggal, hidup intrauterine.
Letak kepala,inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini.
B : Anjurkan pada ibu untuk tidak meneran sebelum pembukaan lengkap
- Kolaborasi dengan dokter SPOG
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal: 31-03-2009 Jam: 15.30 WIB
XI. EVALUASI
46. melanjutkan pemantauan kontraksi dan jumlah perdarahan
47. mengajari ibu dan keluarga cara masase uterus
48. mengevaluasi jumlah kehilangan darah ± 200 cc
49. Mengevaluasi ibu
- TD : 120/80 mmHg
- RR : -
- N : 88 x/mnt
- S :37 C
- kandung kemih
- UC : baik
perdarahan : ± 200 cc
50. mengobservasi bayi
51. memasukkan alat kedalam larutan klorin 0.5%
52 membuang bahan terkontaminasi ke dalam sampah
53. membersihkan ibu dengan air DTT
54. memastikan ibu merasa nyaman
55. dekontaminasi tampat bersalin
56. mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0.5 %
57. mencuci tangan
58. mengisi patograf dan TTT
Kala IV
A. Data subyektif
Ibu mengatakan anaknya sudah lahir
B. Data obyektif
Bayi lahir tanggal:31-03-2009 jam:17.30 wib
Jenis kelamin: perempuan
-BBL: 2900gr TTV : TD :120/80 mmhg
-PB :47 cm N :88x/menit
-LD :31 cm S :37 C
-LK: 32 cm
-A-S : 7-9
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : baik
Kandung kemih : kosong
Perdarahan :±200 cc
C. Diagnosa /maslah
Ny “S”PI000I dengan 2 jam post partum
D. Implementasi
1. Mengobservasi TTV
2. Menganjurkan ibu BAK bila ingin BAK membantu ibu BAK bila
ingin BAK
3.Menganjurkan ibu mobilisasi dini secara bertahap
4. Menganjurkan ibu istirahat cukup
5. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan daerah genetalia
6. Menganjurkan atau membantu ibu untuk menyusui bayinya
E. EVALUASI
Tanggal: 31-03-2009 Jam:15.30 WIB
S: Ibu mengatakan bayinya sudah lahir
O: bayi lahir Tanggal: 31-03-2009 Jam: 15.30 WIB
Jenis kelamin: perempuan LK: 32 cm
BBL: 2900 gram LD: 31 cm
PB: 47 cm AS: 7-9
TFU: Dua jari dibawah pusat
Kontraksi uterus baik
Pendaraha : ± 200 cc
Kandung kemih kosong
A. Ny”S” P10001 dengan 2 jam post partum
P. Anjurkan BAK bila ingin BAK
– Observasi TTV
- Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap
- Anjurkan ibu istirahat cukup
- Anjurkan ibu menjaga kebersihan daerah genetalia
- Anjurkan/ Bantu ibu untuk menyusui bayinya
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
memulihkan alat-alat kandungan, masa diperlukan perawatan yang baik
karena untuk memulihkan kesehatan umum penderita, untuk mendapatkan
kesehatan emosi, untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi, untuk
memperlancar pembentukan ASI, serta agar ibu nifas berjalan lancar dan
dapat memelihara bayinya dengan baik, terdapat 3 proses fisiologis dalam
nifas, yaitu :
a. proses involusi uterus
b. perubahan lochea
c. proses laktasi
5.2 Saran
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan hendaknya selalu meningkatkan mutu dalam
pelayanan kebidanan khususnya pada masa nifas, dengan menggunakan
metode pendekatan manajemen varney dalam upaya deteksi dini adanya
infeksi dan komplikasi pada ibu nifas.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar masyarakat mengetahui akan pentingnya perawatan
payudara pada masa hamil dan menyusui untuk mencegah komplikasi lain
yang mungkin timbul.
d. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu menguasai materi tentang bendungan ASI
dan melaksanakan 7 langkah varney asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
Pembimbing Klinik
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................
1.3 Ruang Lingkup..............................................................................
1.4 Metode Penulisan...........................................................................
1.5 Sistematika Penulisan....................................................................
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................
5.2 Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ASUHAN KEBIDANAN
Disusun Oleh :