Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ketuban pecah dini merupakan salah satu penyebab dari infeksi pada
bayi maupun ibu, dimana ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung yaitu bila pembukaan pada primi kurang dari 3
cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. Penyebab dari KPD tidak / masih
belum jelas, maka prefentif tidak dapat dilakukan kecuali dalam menekan
infeksi. Dengan terjadinya ketuban pecah dini mengharuskan seorang ibu
hamil untuk segera melahirkan anaknya karena selian potensial terjadi infeksi
pada bayi maupun ibunya juga mengakibatkan meningkatnya angka
morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. KPD berpengaruh terhadap kehamilan
dan persalinan, makin muda umur kehamilan makin memanjang periode
latennya. Sedangkan lamanya persalinan lebih pendek dari biasa. Insiden KPD
ini kira-kira 12% semua kehamilan. Meskipun sebagai salah satu infeksi,
tetapi tidak semua KPD berakibat kearah infeksi, hal ini tergantung dari
penanganan yang tepat, disamping oleh kondisi klien sendiri.
(Mochtar, Rustam, 1998)

1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek klinik kebidanan pada ibu bersalin dengan
KPD, diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pad
aibu inpartu dengan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengumpulkan data sampai dengan analisa data.
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah.
c. Mengidentifikasi masalah potensial.
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera.
e. Merencanakan asuhan kebidanan.
f. Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan.
g. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.

1.3 METODE PENULISAN


Metode penulisan adalah studi kepustakaan dan studi kasus, yaitu
mencari gambaran yang jelas pada proses kebidanan yang terjadi pada saat
sekaran, teknik pengumpulan data :
1. Wawancara
Pengambilan data dengan Tanya jawab langsung pada klien.
2. Pemriksaan / Observasi
Pengamatan terhadap periaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data
tentang kesehatan pasien.
3. Studi Dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan jalan melihat catatan / status
pasien, catatan perkembangan pasien dan hasilnya.
4. Studi Pustaka
Dari buku-buku penunjang.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Berisi konsep dasar persalinan, dan KPD, serta konsep manajemen
asuhan kebidanan.
BAB III TINJAUAN KASUS
Berisi Pengkajian, diagnosa dan masalah, antisipasi masalah
potensial, kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi kesenjangan dan persamaam antara teori dan kasus
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP DASAR BENDUNGAN ASI


1. Pengertian
 Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan / dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir / melalui jalan lain dengan bantuan / tanpa bantuan (kekuatan
sendiri).
(Manuaba, 1998 : 157)
 Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin +
uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir /
dengan jalan lain.
(Rustam, Mochtar, 1998 : 91)
 Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan / hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
(Unpad, 1983 : 221)
 Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar.
(FK. UI, 2001 : 291)
2. Macam persalinan berdasarkan definisi
a. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan sendiri.
b. Persalinan bontan
Bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran
(Manuaba, 1998 : 107)
3. Etiologi
Beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan.
a. Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone
estrogen dan progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang
otot-otot polos rahim dan menyebabkan kekejangan pembuluha darah
sehingga timbul his bila kadar progesterone turun.
b. Teori Plasenta menjadi Tua
Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan
kontraksi.
c. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-
otot rahim, sehingga mengganggu sirkulsai utero – plasenter.
d. Teori Iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fluxus frankenhauser)
dimana bila digeser dan ditekan oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi Partus
- Gangguan laminaria : beberapa laminaria dimasukkan ke dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fluxus frankenhauser.
- Amnioyomi : pemecahan ketuban.
- Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan infus.
- Persalinan dengan tindakan operasi (SC).
(Rustam, Mochtar, 1998 : 92 – 93)
4. Tanda-tanda Persalinan
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan
teratur.
b. Keuar lender berampur darah yang lebih banyak karena robekan
kecil-kecil.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah
ada.
(Rustam, Mochtar, 1998 : 93)
5. Faktor-faktor Penting dalam Persalinan
a. Power
- His (kontraksi otot rahim).
- Kontraksi otot dinding perut.
- Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan.
- Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotondum.
b. Passanger
Janin dan plasenta.
c. Passage
Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
d. Psikis wanita (ibu)
e. Penolong
(Manuaba, 1998 : 160)
6. Kala Persalinan
a. Kala I (Kala pembukaan )
Proses pembukaan servik terdiri dari dua fase, yaitu :
1. Fase laten, berlangsung 8 jam pada multi gravida, 12 jam pada
primi gravida, pembukaan sampai 3 cm, his masih lemah dengan
frekuensi his masih jarang.
2. Fase aktif
 Fase akselerasi, lamanya 2 jam dengan
pembukaan 2-3 cm.
 Fase dilatasi maksimal, lamanya 2 jam
dengan pembukaan 4-9 cm.
 Fase deselerasi, lamanya 2 jam, pembukaan
> 9 cm sampai pembukaan lengkap, bis tiap 3-4 menit selama
45 detik pada multigravida proses diatas berlangsung lebih
cepat.
b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Setelah serviks membuka lengkap, his terkoordinir kuat cepat dan
lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali dengan durasi 50-100 detik.
Kepala janin turun masuk ruang panggul menekan otot-otot dasar
panggul secara reflek toris menimbulkan rasa mengedan sehingga ibu
merasa ingin BAB dengan tanda anus terbuka. Saat his kepala janin
mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang, dengan his
mengedan terpimpin akan lahir diikuti seluruh badan bayi, kala II pada
primi berlangsung 1½ - 2 jam sedangkan pada multi berlangsung ½ - 1
jam.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 – 10 menit, uterus
teraba keras. Fundus uteri teraba setinggi pusat, beberapa kemudian
timbal his pelepasan dan pengeluaran uri, lepasnya plasenta
diperkirakan dengan tanda-tanda :
 Uterus menjadi bundar.
 Tali pusat bertambah panjang.
 Semburan darah secara tiba-tiba.
 Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah
rahim.
Kala III berlangsung 5-30 menit setelah janin lahir.
d. Kala IV
Melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering
terjadi pada 2 jam pertama observasi yang dilakukan :
 Tingkat kesadaran penderita.
 Pemeriksaan TTV (TD, nadi, suhu, pernafasan).
 Kontraksi, perdarahan.
(Rustam, Mochtar, 1998 : 94 – 97)

2.2 KONSEP DASAR KPD


1. Pengertian

Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan 1
jam atau lebih sebelum terjadinya persalinan.
(Hamilton)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-
tanda persalinan dan ditunggu 1 jam belum dimulainya tanda
persalinan.
(Manuaba, 1998)

Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air-air vagina
setelah kehamilan 22 minggu ketuban dinyatakan pecah dini jika
terjadi sebelum persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban
dapat terjadi pada kehamilan preterm, sebelum kehamilan 37 minggu
maupun kehamilan aterm.
(Saifudin, 2002 : M-112)

Ketuban pecah dini atau spontaneous / early / premature rupture of
membrane (prom) adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila
pembukaan pada primi kurang dati 3 cm dan multi para kurang dari 5
cm.
(Rustam, Mochtar, 1998)
2. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh kurangnya kekuatan membrane atau
meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang
dapat berasal dari vagina dan serviks. Penyebabnya juga disebabkan
karena inkompetensi servik. Polihidramnion / hidramnion, mal presentasi
janin (seperti letak lintang) dan juga infeksi vagina / serviks.
(Prawirohardjo, 2002 : 218)
3. Patofisiologi
Faktor-faktor yang memudahkan pecahnya selaput ketuban antara lain :
a. Korio amnionitis, menyebabkan selaput ketuban jadi rapuh.
b. Inkompetensi servik yakni kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh
karena kelainan pada servik uteri.
c. Kelainan otak sehingga tidak ada bagian terendah anak yang menutup
PAP, yang dapat mengurangi tekanan terhadap membrane bagian
bawah.
d. Trauma yang menyebabkan tekanan intra uterin mendadak meningkat.
(Unair, 1994)

4. Diagnosis / Penilaian Klinik


a. Tentukan pecahnya selaput ketuban dengan pemeriksaan inspekculo,
adalah cairan keluar melalui osteum uteri / terkumpul di forniks
posterior.
b. Tentukan usia kehamilan, jika perlu dengan USG.
c. Tentukan ada tidaknya infeksi :

Suhu 38oC / lebih.

Air ketuban keruh dan bau.

Leukosit darah > 15000/m3

Janin mengalami takikardi karena mengalami infeksi intra uterin.
d. Tentukan tanda-tanda inpartu yaitu adanya kontraksi yang teratur.
e. Bau cairan ketuban yang khas.
f. Tes lakmus, jika kertas lakmus berubah menjadi biru, menunjukkan
adanya cairan ketuban.
g. Tes pakis yaitu meneteskan cairan ketuban pada obyek glas dan
biarkan kering pada pemeriksaan mikroskop menunjukkan krisal
cairan amnion dan menunjukkan gambaran pakis.
h. Jika keluar cairan ketuban sedikit-sedikit tampung cairan yang keluar
dan nilai 1 jam kemudian.
i. Tentukan pecahnya selaput ketuban, ditentukan dengan adanya cairan
ketuban di vagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan sedikit
bagian terbawah janin / meminta pasien batuk / mengejan.
(Saifudin, 2001 : 218)
5. Tanda dan Gejala
a. Ketuban pecah tiba-tiba.
b. Cairan tampak di introitus.
c. Tidak ada his dalam 1 jam.
(Saifudin, 2002 : M : 113)
6. Komplikasi
a. Pada Bayi
- IUFO
- Asfiksia
- Prematuritas
b. Pada Ibu
- Partus lama dan infeksi intrauterin
- Atonia uteri
- Infeksi nifas
- Perdarahan post partum
7. Penanganan
a. Rawat di rumah sakit
b. Jangan melakukan pemeriksaan dalam dengan jari, karena tidak
membantu diagnosis dan dapat mengundang infeksi.
c. Jika ada perdarahan pervaginam dengan nyeri perut kemungkinan
solusi plasenta.
d. Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) berikan
antibiotik yaitu ampicilin 2 mg IV setiap 6 jam ditambah gentamicin 5
mg/kg BB setiap 24 jam. Jika persalinan pervaginam hentikan
antibiotic pasca persalinan.
e. Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu.
- Berikan antibiotik untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin
yaitu ampicilin 4 x 500 selama 7 hari ditambah eritromisin 250 mg
peroral 3x perhari selama 7 hari.
- Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki kematangan
paru janin.
- Betametason 12 mg IM dalam 2 dosis setiap 12 jam atau
dexametason 6 mg IM dalam 4 dosis setiap 6 jam.
Catatan : jangan berikan kortikosteroid jika ada infeksi.
 Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu.
 Jika terdapat hisa dan darah dan lendir, kemungkinan terjadi
persalinan preterm.
(Saifudin, 2002 : M-114)
f. Jika tidak ada infeksi dan usia kehamilan > 37 minggu.
 Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotika profilaksis
2 gr IV setiap 6 jam / penicillin G 2 juta unit IV setiap 6 jam
sampai persalinan.
 Nilai serviks, jika serviks sudah matang, lakukan induksi
persalinan dengan oksitosin. Jika serviks belum matang,
matangkan serviks dengan prostaglandin dan infuse oksitosin /
lahirkan dengan SC.
8. Penatalaksanaan
a. Bila anak belum viable (kurang dari 36 minggu)
penderita dianjurkan untuk beristirahat di tempat tidur dan obat
antibiotik, profilaksis, spasmolitik dan roboransia dengan tujuan untuk
mengundur waktu sampai anak viable.
b. Bila anak sudah viable (lebih dari 36 minggu) lakukan
induksi partus 6-12 jam setelah long phase dan berikan antibiotic
profilaksis, pada kasus-kasus tertentu dimana induksi partus dengan
drip oksitosin gagal maka lakukan tindakan operatif, jika pada prom
penyelesaian persalinan bisa :
 Partus spontan
 Ekstraksi vacuum
 Ekstraksi forcep
 Embriotomi bila anak sudah meninggal.
 SC bila ada indikasi obstetric.

2.3 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


I. Pengkajian Data
A. Data Subyektif
1. Biodata
Umur : umur > 35 th potensial untuk terjadi KPD.
2. Keluhan Utama
- Ketuban pecah tiba-tiba yang berbau khas.
- Tidak ada his dalam 1 jam setelah ketuban pecah.

3. Riwayat Menstruasi
KPD terjadi pada usia kehamilan > 22 minggu.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kehamilan kembar merupakan faktor predisposisi
terjadinya KPD.
5. Riwayat Obstetri yang Lalu
Hipermotilitas rahim / tekanan intra uterin yang meningkat,
riwayat CPD, kehamilan preterm merupakan faktor predisposisi
terjadinya KPD.
6. Riwayat Kehamilan Sekarang
Terdapat infeksi vagina / serviks, inkompetensi servik,
korioamnionitis, polihidramnion / hidramnion, kelainan otak
(hidrosephalus, anenchepalus), malpresentasi janin (seperti telak
lintak) merupakan faktor penyebab terjadinga KPD.
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Berhubungan dengan status gisi klien.
b. Aktivitas
Aktivitas berlebihan dapat mempengaruhi peningkatan
tekanan intra uterin secara mendadak.
c. Pola Seksual
Heteroseksual dapat berisiko menularkan penyakit kelamin
dan hubugan seksual berlebihan dapat meningkatkan tekanan
intrautrein, coitus terakhir, karena semen yang keluar dari
vagina kadang-kadang dapat keliru dengan cairan ketuban.
d. Pola Kebersihan
Dapat beresiko untuk terjadi infeksi vagina.
e. Pola Kebiasaan Lain
Pola kebiasaan minum jamu-jamuan dapat mempengaruhi
produksi air ketuban, yaitu air ketuban menjadi keruh yang
berpotensi untuk terjadinya gawat janin.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik umum
Tanda-tanda vital
Nadi : normal sampai meningkat (jika terjadi infeksi).
Suhu : normal sampai meningkat (> 38oC jika terjadi infeksi).
TB : < 145, kemungkinan CPD (berpotensi untuk terjadi KPD)
2. Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi :
Abdomen : terdapat pembesaran perut sesuai dengan UK,
arah membujur / melintang.
Genetalia : tampak cairan di introitus vagina, adanya
penyakit kelamin / infeksi vagina.
b. Palpasi
Abdomen : Leopold II : teraba kepala pada bagian
kanan/kiri
Leopold III: malpresentasi janin (letak lintang)
dan kelainan otak, belum masuk
PAP.
Leopold IV: pada CPD, pemeriksaan Osborn (+)
His : tidak ada his dalam 1 jam setelah
ketuban pecah.
c. Auskultasi
Abdomen : Djj normal sampai dengan takikardi (>160
x/menit jika terjadi infeksi).
3. Pemeriksaan Dalam
VT : Ø < 3 cm, ket (-) pada primipara.
VT : Ø < 5 cm, ket (-) pada multipara.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Inspekulo
Terdapat cairan keluar melalui ostium uteri / terkumpul di
fornix posterior.

b. Pemeriksaan USG B/P


Untuk menentukan UK dan kecukupan cairan ketuban.
c. Pemeriksaan Darah
Leukosit darah > 15.000 / m3
d. Tes Lakmus
Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
e. Tes Pakis
Menunjukkan kristal cairan amnion dan menunjukkan gambar
pakis.

2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx : G……P……Ab……., UK > 22 Minggu, Tunggal / Ganda, Hidup /
Mati, Letak Kepala / Bokong / Lintang, Intra / Ekstra Uterin, Inpartu
Kala I Fase Laten / Aktif dengan KPD.
Ds : Ketuban pecah tiba-tiba yang berbau khas, dan tidak ada his dalam 1
jam setelah ketuban pecah.
Do : - Tanda-tanda Vital
N : normal sampai meningkat (jika terjadi infeksi).
S : normal sampai meningkat (> 38oC jika terjadi infeksi)
TB : < 145, kemungkinan CPD (potensial KPD)
- Inspeksi
Abdomen : arah melintang
Genetalia : tampak cairan di introitus vagina, adanya penyakit
kelamin / infeksi vagina.
- Palpasi
Abdomen : Leopold II : teraba kepala kanan / kiri
Leopold III: letak lintang
Leopold IV: pada CPD pemeriksaan osborn (+)
- Auskultasi
Abdomen : DJJ normal sampai takikardi (> 160 x/menit jika
terjadi infeksi).

- Pemeriksaan dalam
VT : Ø < 3 cm, ket (-) (pada primipara)
VT : Ø < 3 cm, ket (-) (pada multipara)
- Inspekulo
Terdapat cairan keluar melalui osteum uteri / terkumpul di fomix
posterior.
- USG B/P
Untuk menentukan UK dan kecukupan cairan ketuban.
- Pemeriksaan darah
Leukosit > 15.000 / m3
- Tes Lakmus
Kertas lakmus merah berubah menjadi biru.
- Tes Pakis
Menunjukkan kristal cairan amnion dan menunjukkan gambar
pakis.

3. Antisipasi Masalah Potensial


a. Pada ibu :
 Partus lama
 Atonia uteri
 Perdarahan post partum
 Infeksi nifas
b. Pada bayi :
 IUFD
 Asfiksia
 Prematuritas

4. Identifikasi Kebutuhan Segera


 Tirah baring.
 Pemberian antibiotic profilaksis.
 Kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian terapi.

5. Intervensi
Dx : G……P……Ab……., UK > 22 Minggu, Tunggal / Ganda,
Hidup / Mati, Letak Kepala / Bokong / Lintang, Intra /
Ekstra Uterin, Inpartu Kala I Fase Laten / Aktif dengan
KPD.
Tujuan : Persalinan berjalan dengan lancar serta keadana ibu dan
bayi baik selama persalinan.
Kriteria hasil : - Keadana ibu dan bayi sehat dan selamat hingga akhir
persalinan.
- TTV dalam batas normal.
- DJJ dalam batas normal.
- Tidak terjadi infeksi.
- Tidak terjadi komplikasi.
- Ibu dapat melahirkan secara normal.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.
R/ memudahkan terhadap tindal lanjut melakukan tindakan
berikutnya.
2. Jelaskan pada ibu tentang keadaan kehamilannya.
R/ Ibu mengerti tentang kondisinya dan kooperatif terhadap keadana
kehamilannya.
3. Lakukan teknik aseptik.
R/ mencegah terjadinya infeksi.
 Membiasakan cusi tangan sebelum dan sesudah tindakan
dengan sabun dan air mengalir serta keringkan dengan handuk
kering.
4. Observasi TTV dan CHPB
R/ Parameter deteksi dini adanya komplikasi.
 Pemantauan kala I
Parameter Frekuensi fase laten frekuensi pd fase aktif
Tekanan darah setiap 4 jam setiap 4 jam
Suhu badan setiap 4 jam setiap 2 jam
Nadi setiap 30-60 menit setiap 30-60 menit
DJJ setiap 1 jam setiap 30 menit
Kontraksi setiap 1 jam setiap 30 menit
Pembukaan serviks setiap 4 jam * setiap 4 jam *
Penurunan setiap 4 jam * setiap 4 jam *
 Dinilai pada setiap pemeriksaan dalam
5. Kurangi frekuensi pemeriksaan dalam.
R/ sering melakukan periksa dalam dapat menyebabkan infeksi.
 Periksa dalam dilakukan setiap 4 jam.
 Periksa dalam dilakukan setiap 2 jam jika terdapat indikasi.
 Periksa dalam setelah ketuban pecah.
6. Anjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri.
R/ memperlancar peredaran darah dan mencegah terjadinya sindrom
vena cava superior serta dapat mempercepat proses penurunan
kepala.
7. Pantau intake dan output.
R/ deteksi dini adanya gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
 Anjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada his.
 Lakukan penilan jumlah cairan ketuban yang keluar dari ostium
uteri atau yang terkumpul di fornix posterior, dan warna serta bau
khas dari cairan ketuban yang keluar.
Jumlah cairan ketuban normal : + 1000 cc.
Warna cairan normal jernih.
 Pantau VU, kandung kemih yang penuh dapat menghambat
penurunan bagian terendah janin.
8. Berikan antibiotik.
R/ untuk mencegah resiko terjadi infeksi.
 Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)
berikan Ab :
- Ampicillin 2 mg IV setiap 6 jam.
- Ditambah gentamicin 5 mg / kg BB setiap 24 jam.
- Jika persalinan pervaginam hentikan antibiotik pasca
persalinan.
 Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu.
- Berikan antibiotic untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin
yaitu ampicillin 4 x 500 mg selama 7 hari ditambah eritromisin
250 mg peroral 3 x 1 selama 7 hari.
- Berikan kortikosteroid kepala ibu untuk memperbaiki
kematangan paru janin.
- Betametason 12 mg IM dalam 2 dosis setiap 12 jam atau
dexametason 6 mg IM dalam 4 dosis setiap 6 jam.
 Jika tidak ada infeksi dan usia kehamilan > 37 minggu :
- Jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotic
profilaksis untuk mengurangi resiko infeksi streptococcus grup
B : ampisilin j gr IV setiap 6 jam / penisilin G 2 juta untuk IV
setiap 6 jam sampai persalinan.
- Nilai serviks, jika serviks sudah matang, lakukan induksi
persalinan dengan oksitosin. Jika serviks belum matang,
matangkan serviks dengan prostaglandin dan infuse oksitosin /
lahirkan dengan seksio sesarea.
9. Lihat tanda dan gejala kala II.
R/ untuk mengetahui persalinan sudah mulai / belum.
 Adanya dorongan ibu untuk meneran.
 Adanya tekanan pada anus.
 Perineum menonjol.
 Vulva vagina membuka.
10. Siapkan alat-alat pertolongan persalinan.
R/ memudah tindakan.
 Alat untuk pertolongan persalinan.
- Partus set berisi (2 pasang sarung tangan DJJ, 2 klem kocher,
½ kocher 1, kasa streil min 4 buah, gunting tali pusat, gunting
episitomi, kateter nelaton, benang tali pusat).
- Kapas DTT
- Uterotonika (oksitosin (2), metargin).
- Spuit 3 cc.
- Penghisap lender
- Bengkok
- Funandoskop
- Bahan-bahan yang secara urut disusun (clemek, handuk, alat
bokong, ganti untuk bayi / kain yang hangat, pakaian ganti ibu,
waslap).
- Tempat sampah (medis dan nonmedis).
- Tempat pakaian kotor ibu.
- Air DTT (2)
- Larutan klorin 0,5%
- Peralatan cuci tangan
- Tempat plasenta
- Partograf dan alat pencatatan
- Alat pelindung (alas kaki, kaca mata, masker)
- Jam yang menggunakan detik
- Tensimeter dan stetoskop
 Alat untuk penjahitan
- Bak instrument berisi : nald voeder, pinset anatomi, pinset
arurgi, jarum jahit (bundar dan segitiga), sarung tangan DTT,
duk steril).
- Spuit 5 cc
- Benang jahit
- Lampu untuk penerangan
- Lidocain (analgetik)
11. Pastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik.
R/ untuk menentukan persalinan sudah mulai / belum dan memantau
kesejahteraan janin.
 Pantau kesejahteraan janin dengan memeriksa DJJ setiap 39 menit
atau pada saat tidak ada his.

12. Persiapkan pertolongan kelahiran bayi.


R/ untuk memperlancar proses persalinan.
13. Lakukan pemeriksaan USG B/P.
R/ mengetahui uk dan kecukupan air ketuban.
14. Lakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk melakukan tindakan
lebih lanjut.
R/ sedini mungkin masalah dapat teratasi.

6. Implementasi
Sesuai dengan intervensi.

7. Evaluasi
S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan dari petugas dan lebih
tenang akan keadaannya saat ini serta menyerahkan seluruhnya pada
petugas tentang tindakan yang akan dilakukan.
O : - Keadaan umum ibu dan bayi baik.
- TTV dalam batas normal.
- DJJ dalam batas normal.
- Tidak terjadi infeksi.
- Tidak terjadi komplikasi.
- Ibu dapat melahirkan secara normal.
A : S…….P…….Ab……..Uk > 22 minggu dengan KPD.
P : - Berikan antisiotik.
- Persiapkan pertolongan persalinan (kala 1 – kala IV)
- Kolaborasi dengan dokter SPOG.
- Segera lakukan rujukan jika belum lahir dalam waktu 12 jam.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN DATA


Tanggal : 31 Maret 2009
Tempat : RS. Bhayangkara Pusdik Porong-Sidoarjo
Jam : 14.00 WIB

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny “S” Nama suami : Tn “P”
Umur : 22 th Umur : 25 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Kejapanan Alamat : Kejapanan

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan dan tiba-tiba keluar cairan bening dari
jalan lahirnya tanggal 31-03-2009 jam 03.00 WIB, serta merasa
kenceng-kenceng.
3. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis (TBC,
hipertensi dan lain-lain), penyakit menular, (hepatitis, malaria dan
lain-lain) dan penyakit menurun (DM, asma, epilepsy dan lain-lain).
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak
ada yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun serta
tidak ada riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : + 7-8 hari
Banyak : + 2-3 softex / hari
Keputihan : tidak ada
Dismenorhoe : tidak ada
Amenorea : 9 bulan
HPHT : 29 – 07 – 2008
TP : 04 – 04 - 2009
6. Riwayat Obstetri yang Lalu
Kehamilan Persalinan Anak
No. Suami
UK Penyulit Jenis Penolong Tempat Penyulit Sex BBL H/M Umur
1. HAMIL INI

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


Trimester I : Ibu melakukan ANC 2x di BPS Ny “B”, mengalami
mual dan pusing selama hamil, mendapatkan obat-
obatan yaitu multivitamin, B6, 3 x 1 selama 3 hari.
Trimester II : Ibu melakukan ANC 1x di BPS Ny “B”, ibu tidak
mengalami keluhan apapun mendapatkan vitamin dan
tablet darah.
Trimester III : Ibu melakukan ANC 3x di BPS Ny “B”. Ibu tidak
mengalami keluhan apapun, mendapatkan vitamin dan
tablet tambah darah, kemudian pada tanggal 31-03-
2009, jam 03.00 WIB. Ibu mengeluarkan cairan bening
dari jalan lahirnya dan merasakan kenceng-kenceng.
8. Riwayat Pernikahan
Nikah : 1 kali
Lama nikah : 1 Tahun
Umur menikah : Istri : 21 th
Suami : 24 th
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun, dan setelah
proses kelahiranya Ibu berencana menggunakan KB suntik 3 bulan
10. Riwayat Sosial – Budaya
Sosial : hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik.
Budaya : ibu berasal dari suku jawa, dalam masyarakatnya tidak ada
pantangan makanan untuk ibu hamil.
11. Riwayat Spiritual dan Psikologis
Spiritual : ibu dan suami menganut agama Islam dan menjalankan
ibadah sesuai dengan kepercayaannya, ibu selalu berdoa
untuk keselamatannya dan bayinya.
Psikologis : ibu berharap persalinannya dalam keadaan normal. Ibu
dan bayinya dalam keadaan sehat dan selamat.
12. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Selama hamil : ibu makan 3x sehari terdiri dari 1 piring nasi,
lauk-pauk, tempe, tahu, sayuran dan minum air
putih + 6-7 gelas/hari.
Saat inpartu : ibu makan 2-3x sehari terdiri dari 1 piring nasi,
lauk-pauk, tempe, tahu, sayuran dan minum aor
putih + 6-8 gelas/hari.
b. Eliminasi
Selama hamil : BAK 3-4 x/hari,kuning jernih dan tidak ada
nyeri saat kencing,bau khas. BAB IX/hari
konsistensi lembek,warna kuning,bau khas.
Saat inpartu : BAK 4-6 x/hari,kuning jernih dan tidak ada nyeri
saat kencing,bau khas. BAB IX/hari konsistensi
lembek,warna kuning,bau khas
c.Aktivitas
selama hamil : ibu tidak bekerja, hanya melakukan pekerjaan
RT seperti masak, mencuci dan lain-lain.
Saat inpartu : ibu hanya tiduran di tempat tidur
d.Istirahat
selama hamil : ibu tidak bekerja, hanya melakukan pekerjaan
RT seperti masak, mencuci dan lain-lain.
Selama inpartu :ibu hanya tidur jaga
d.Kebersihan
selama hamil : ibu mandi 2x/hari, ganti baju dan celana dalam
tiap kali habis mandi, gosok gigi 2x/hari,
keramas 2-3 hari sekali.
Saat inpartu :ibu belum mandi
e.Hubungan Seksual
Selama hamil : ibu jarang melakjukan hubungan seksual,
kandang 1x dalam seminggu.
Saat inpartu : ibu tidak melakukan hubungan seksual
c. Kebiasaan Lain
Ibu mengatakan tidak merokok, minum jamu-jamuan, minum-
minuman keras dan obat-obatan terlarang.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
BB : 55 kg
TB : 150 cm
Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,4oC (aksila), 366oC (rectal)
Pernafasan : 24 x/menit
2. Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi
Kepala : tidak ada benjolan, tidak ada bekas luka.
Rambut : hitam, ikal, tidak mudah rontok.
Muka : bulat, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : konjungtiva tidak pucat, sclera tidak icterus.
Hidung : tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi.
Telinga : tidak ada serumen, tidak ada gangguan
pendengaran.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan
bendungan vena jugularis.
Dada dan : tidak ada retraksi dinding dada.
Payudara bersih, simetris, hiperpigmentasi areola mammae,
puting menonjol.
Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi, linea nigra dan
striae albicans.
Genetalia : terdapat cairan merembes keluar dari jalan lahir,
dan tidak ada infeksi vagina / penyakit kelamin.
Ekstremitas : oedema -/-, varises -/-
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan
bendungan vena jugularis.
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
kolostrum -/-
Abdomen : Leopold I : 4 jari bawah px / 33 cm, teraba
bokong.
Leopold II : punggung kiri
Leopold III: letak kepala dan sudah masuk PAP.
Leopold IV: teraba 4/5 di atas symphisis.
PBJ : (33 – 12) x 155 = 3255 gram
His : 10’ . 3 x 40”
Ekstremitas : oedema -/-, varises -/-, turgor kulit baik.
c. Auskultasi
Dada : tidak ada ronchi / wheezing.
Abdomen : DJJ (+), 11 – 12 – 11 / 136 x/menit, dibawah pusat
kiri bising usus (+)
 Perkusi
Ekstremitas : reflek patella +/+
3. Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 31-03-2009, Jam 13.30 WIB
Vulva/vagina: ledir darah (+)
Pembukaan : 2 cm
Efficement : 50%
Ketuban : (-), kering
Bagian terdahulu : kepala
Bagian terendah : UUK
Disekitar bagian terdahulu tidak ada bagian terkecil janin.
Hodge : III

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx : GI P00000, UK 38-39 Minggu, Tunggal, Hidup, Letak Kepala, Intra Uterin,
Inpartu Kala I Fase laten dengan KPD.
Ds : Ibu mengatakan hamil 9 bulan dan tiba-tiba keluar cairan bening dari
jalan lahirnya tanggal 31-03-2009 jam 03.00 WIB
Do : - Inspeksi
Genetalia : terdapat cairan bening merembes dari jalan lahir, tidak
ada infeksi vagina / penyakit kelamin.
- Palpasi
Abdomen : Leopold I : 4 jari bawah px / 33 cm
Leopold II : punggung kiri
Leopold III: letak kepala dan sudah masuk PAP.
Leopold IV: teraba 4/5 bagian diatas symphisis
TBJ : (33 – 12) x 155 = 3255 gram
His : 10’.3 x 40”
- Aukultasi
Abdomen : DJJ (+), 11-12-11 / 136 x/menit, dibawah pusat kiri.
- HPHT : 29 – 07 – 2008
TP : 04 – 04 – 2009
- Pemeriksaan Dalam
Tanggal 31-03-2009, jam 13.30 WIB
v/v : ledir darah (+)
Pembukaan: 2 cm
Efficement : 50%
Ketuban : (-), kering
Bagian terdahulu : kepala
Bagian terendah : UUK
Disekitar bagian terdahulu tidak ada bagian terkecil janin.
Hodge : III
Masalah : nyeri sehubungan dengan his persalinan.
Ds : Ibu mengatakan kenceng-kencengnya semakin sering dan sakit
pada perut bagian bawah dan punggungnya.
Do : muka ibu terlihat menyeringai saat timbul his.

3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


- Pada ibu :
1. Partus lama dan
infeksi intrauterin.
2. Atonia uteri.
3. Perdarahan post
partum.
4. Infeksi nifas.
- Pada Bayi
1. IUFD
2. Asfiksia
3. Prematuritas
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
 Tirah baring.
 Berikan antibiotik.
 Persiapan pertolongan persalinan.
 Kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian terapi.
3.5 INTERVENSI
Dx : Ny “S”, umur 22 th, G1 P00000, UK 38-39 Minggu, Tunggal,
Hidup, Letak Kepala, Intra Uterin, Inpartu Kala I Fase laten
dengan KPD.
Tujuan : Persalinana berjalan dengan lancar, keadaan ibu dan bayi baik
selama persalinan.
Kriteria hasil : - Keadaan umum ibu dan bayi sehat dan selamat.
- TTV dalam batas normal.
- DJJ dalam batas normal.
- Tidak terjadi infeksi.
- Tidak terjadi komplikasi.
- Ibu dapat melahirkan secara normal.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.
R/ memudahkan tindak lanjut melakukan tindakan berikutnya.
2. Jelaskan pada ibu tentang keadaan kehamilannya.
R/ ibu mengerti tentang kondisinya dan kooperatif terhadap keadaan
kehamilannya.
3. Lakukan teknik aseptik.
R/ mencegah terjadinya infeksi.
4. Observasi TTV dan CHPB.
R/ parameter deteksi dini adanya komplikasi.
5. Kurangi frekuensi pemeriksaan dalam.
R/ Sering melakukan periksa dalam dapat mengundang resiko infeksi.
6. Anjurkan ibu untuk tidur miring kiri.
R/ memperlancar peredaran darah, mencegah terjadinya sindrom vena
cava superior dan mempercepat proses penurunan kepala.
7. Observasi jumlah cairan ketuban yang keluar.
R/ mengetahui kecukupan air ketuban
8. Kolaborasi dengan dokter SPOG untuk melakukan tindakan lebih lanjut.
R/ sedini mungkin masalah teratasi

3.6 IMPLEMENTASI
Dx : Ny “S”, umur 22 th, GI P00000, UK 38-39 Minggu, Tunggal, Hidup, Letak
Kepala, Intra Uterin, Inpartu Kala I Fase laten dengan KPD.
1. Melakukan pendekatan pada klien dan keluarga untuk memudahkan tindak
lanjut melakukan tindakan berikutnya.
2. Menjelaskan pad aibu tentang keadaan kehamilannya agar ibu lebih
mengerti tentang kondisinya dan kooperatif terhadap keadaan
kehamilannya.
3. Melakukan teknik aseptik untuk mencegah terjadinya infeksi yaitu dengan
membiasakan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan dengan sabun
dan air mengalir, serta mengeringkannya dengan handuk kering.
4. Melakukan observasi TTV dan CHPB
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 364 oC (aksila), 366 oC (rectal)
Pernafasan : 24 x/menit
CHPB (terlampir di partograf)
5. Mengurangi frekuensi pemeriksaan dalam.
6. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri, untuk memperlancar peredaran
darah dan mencegah terjadinya sindrom vena cava superior, serta
mempercepat proses penurunan kepala.
7. Melakukan observasi jumlah cairan ketuban yang keluar
8. Melakukan kolaborasi dengan dr SPOG untuk melakukan tindakan lebih
lanjut

3.7 EVALUASI
Tanggal : 31 – 03 – 20009 Jam : 14.30 WIB
Dx : Ny “S”, umur 22 th, GI P00000, UK 38-39 Minggu, Tunggal, Hidup, Letak
Kepala, Intra Uterin, Inpartu Kala I Fase laten dengan KPD.
S : Ibu mengatakan sakit dalam perutnya semakin bertambah sering dan ibu
mengatakan ingin meneran seperti BAB yang tidak bisa ditahan lagi.
O : - Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 365oC (aksila)
Pernafasan : 24 x/menit
DJJ :11-12-11
HIS :1x10’35”
A. : GI P00000 umur kehamilan 38-39 minggu, tunggal, hidup intrauterine.
Letak kepala,inpartu kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini.
B : Anjurkan pada ibu untuk tidak meneran sebelum pembukaan lengkap
- Kolaborasi dengan dokter SPOG

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal: 31-03-2009 Jam: 15.30 WIB

S : Ibu mengatakn perutnya semakin sering kenceng-kenceng dan merasa


sakit perutnya semakin bertambah dan ingin mengejan
O : K/U cukup
Kesadaran : Compometis
TD : 120/80 mmhg
N : 88x/ menit
S : 37 C
RR :-
DJJ : 11-12-11
HIS : 3.10.30
VT : Pembukaan lengkap (10cm)
EFF : 100%
KET : (-)
LET KEP
Ka dep : UUK
H : III

A. GI P00000 umur kehamilan 38-39 minggu, tunggal,hidup intrauterine,letak


kepala,inpartu kala 1 fase aktif dengan ketuban pecah dini
P. - Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
- Jaga privasi pasien
- Ajarkan teknik relaksasi diantara kontraksi
- Berikan asupan nutrisi secukupnya
- Kosongkan kandung kemih dan rectum
- Berikan support pada pasien
- Ajari mengejan yang benar
Tanggal: 31-03-2009 Jam: 15.35 WIB
KALA II
1. Tanda dan gejala kala II
1. Mendengar dan melihat tanda persalinan kala II
- Ibu ada dorongan untuk meneran, tekanan yang kuat pada rectum dan
vagina, perineum menonjol, vulva dan spinter ani membuka
2. memastikan kelengkapan alat dan obat esensial,membuka spuit
3. memakai celemek ,topi, masker
4. mencuci tangan steril
5. Memakai sarung tangan DTT pada satu tangan
6. Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik
II.Menyiapkan pertolongan kelahiran
III. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
7. Membersihkan vulva perineum dengan air DTT
8. Melakukan pemeriksaan dalam dan memastikan pembukaan lengkap
9. Dekondaminasi sarung tanan ke dalam larutan clorin 0,5%
10. Memeriksa DJJ setelah kontraksi hasil :11-12-11=136x/mnt
IV. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk proses persalinan
11. Memberitahu ibu dan keluarga pembukaan sudah lengkap dan janin baik
12. Meminta keluarga membantu memilih posisi meneran yang nyaman
13. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu ada dorongan untuk
meneran bila tidak ada Cortonent dan beri makan atau minum
14. Menganjurkanibu berjalan,berjongkok dan mengambil posisi meneran
yang nyaman
V. Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi
15. Meletakkan handuk di atas perut ibu pada saat kepala membuka vulva
dengan diameter 5-6cm
16. Meletakkan underpet dibawah bokong ibu dilipat 1/3 bagian
17. Membuka partus set
18. Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan
VI. Melakukan pertolongan kelahiran
19. Melahirka kepala setelah tampak 5-6cm didepan vulva melindungi
periniumdengan satu tanga dilapisi underpet tangan yang lain menahan kepala
agar tidak terlalu cepat deflexi dan membantu kelahiran kepala,usap wajah
dengan kasa steril
20.Memeriksa adanya lilitan tali pusat dan melonggarkan lilitan jika ada
21. Menunggu kepala putar parsi secara spontan
22. Melahirkan bahu setelah kepala putar parsi luar pegang secara biparietal
tarik kebawah untuk melahirkan bahu depan dan menarik keatas untuk
melahirkan bahu belakang
23. Melahirkan badan setelah bahu lahir, tangan kebawah perineum untuk
menyanggah kepala lengan dan siku sebelah bawah
24.setelah tubuh dan lengan lahir menelusuri punggung, bokong tangkai kaki.
Bayi lahir spontan : letak belakang ada lilitan tanggal : 31-03-2009, jam 15.40
WIB Jenis kelamin : perempuan AS : 7-8. BDL 2900 gram, PB : 47 cm LD :
31 cm LK : 32 cm
VIII. Bayi baru lahir
25. menilai bayi menangis kuat dan bernafas spontan
26. mengeringkan tubuh bayi mulai muka , kepala seluruh tubuh kecuali
telapak tangan
27. memeriksa uterus dan memastikan tidak ada kehamilan ganda
28. memberitahu ibu akan disuntik oksitosin
29. menyutikkan oksitosin 10 UI IM pada sepertiga paha atas luar dalam
waktu 1 menit setelah bayi lahir
30. menjepit tali pusar dengan klem 3 cm dari pusat urut jepit 2 cm dari klem
pertama
31. memotong tali pusat
32 meletakkan bayi di dada ibu agar kontak kulit dengan ibu
33. menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan topi
Kala III
Tanggal 31-03-2009 15.00 WIB
VIII Penatalaksanaan aktif kala III
34. memindahkan klem dari tali pusar dengan jarak 5-10 cm dari vulva
35. satu tangan diatas kain pada perut ibu tangan yang lain memegang tali
pusat melakukan PTT
36. setelah uterus berkontraksi menegangkan tali pusat
37. Melahirkan plasenta dengan cara meminta ibu sedikit meneran sambil
menarik plasenta ke bawah kemudian membawa plasenta sejajar lantai
38. saat plasenta terlihat di introitus vagina melahirkan plasenta dengan kedua
tangan dan melahirkan selaput dengan cara memutar searah jarum jam
39. melakukan masase uterus kurang lebih 15 detik
IX.Menilai perdarahan
40. memeriksa kedua sisi plasenta bagian ibu dan bayi selaput ketuban
lengkap dan utuh.
41. laserasi pada perinium derajat II
X. melakukan prosedur pasca salin
42. memastikan uterus berkontraksi dengan baik
43. membiarkan bayi tetap kontak dengan ibu untuk melakukan IMD
44. melakukan penimbangan
- BBL : 2900gram
- LD : 31 cm
- PB : 47 cm
- LK : 32 cm
injeksi vit K 1 mg IM
45. setelah injeksi vit K 1 jam kemudian berikan imunisasi hepatitis B

XI. EVALUASI
46. melanjutkan pemantauan kontraksi dan jumlah perdarahan
47. mengajari ibu dan keluarga cara masase uterus
48. mengevaluasi jumlah kehilangan darah ± 200 cc
49. Mengevaluasi ibu
- TD : 120/80 mmHg
- RR : -
- N : 88 x/mnt
- S :37 C
- kandung kemih
- UC : baik
perdarahan : ± 200 cc
50. mengobservasi bayi
51. memasukkan alat kedalam larutan klorin 0.5%
52 membuang bahan terkontaminasi ke dalam sampah
53. membersihkan ibu dengan air DTT
54. memastikan ibu merasa nyaman
55. dekontaminasi tampat bersalin
56. mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin 0.5 %
57. mencuci tangan
58. mengisi patograf dan TTT
Kala IV
A. Data subyektif
Ibu mengatakan anaknya sudah lahir
B. Data obyektif
Bayi lahir tanggal:31-03-2009 jam:17.30 wib
Jenis kelamin: perempuan
-BBL: 2900gr TTV : TD :120/80 mmhg
-PB :47 cm N :88x/menit
-LD :31 cm S :37 C
-LK: 32 cm
-A-S : 7-9
TFU : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi uterus : baik
Kandung kemih : kosong
Perdarahan :±200 cc
C. Diagnosa /maslah
Ny “S”PI000I dengan 2 jam post partum
D. Implementasi
1. Mengobservasi TTV
2. Menganjurkan ibu BAK bila ingin BAK membantu ibu BAK bila
ingin BAK
3.Menganjurkan ibu mobilisasi dini secara bertahap
4. Menganjurkan ibu istirahat cukup
5. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan daerah genetalia
6. Menganjurkan atau membantu ibu untuk menyusui bayinya
E. EVALUASI
Tanggal: 31-03-2009 Jam:15.30 WIB
S: Ibu mengatakan bayinya sudah lahir
O: bayi lahir Tanggal: 31-03-2009 Jam: 15.30 WIB
Jenis kelamin: perempuan LK: 32 cm
BBL: 2900 gram LD: 31 cm
PB: 47 cm AS: 7-9
TFU: Dua jari dibawah pusat
Kontraksi uterus baik
Pendaraha : ± 200 cc
Kandung kemih kosong
A. Ny”S” P10001 dengan 2 jam post partum
P. Anjurkan BAK bila ingin BAK
– Observasi TTV
- Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini secara bertahap
- Anjurkan ibu istirahat cukup
- Anjurkan ibu menjaga kebersihan daerah genetalia
- Anjurkan/ Bantu ibu untuk menyusui bayinya
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa dari penulis mengenai kesenjangan-


kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teori dan tinjauan kasus di lapangan
dalam kasus yang diasuh oleh penulis ini tidak banyak terdapat kesenjangan
seperti pada rencana tindakan / intervensi dan tahap pelaksanaan / implementasi
yang ada pada tinjauan teori tidak semua dilakukan pada kasus nyata karena
disesuaikan dengan kebutuhan, sarana dan prasarana.
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “S” di BPS. Ny. Budi
Winarni, maka dapat dikatakan bahwa Ny. “S” mengalami bendungan ASI
dikarenakan oleh ketidaktahuan ibu tentang perawatan payudara baik selama
hamil maupun setelah melahirkan. Sehingga dengan intervensi yang benar dan
didukung dengan implementasi yang maksimal serta pemberian KIE yang
menyeluruh dapat mengatasi permasalahan yang ada dan mencegah komplikasi
lebih lanjut.
Dengan demikian penulis memberikan asuhan kebidanan dengan
memperhatikan setiap gejala dan keluhan yang terjadi sehingga diharapkan tidak
terjadi masalah lain yang bisa merugikan pasien.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
memulihkan alat-alat kandungan, masa diperlukan perawatan yang baik
karena untuk memulihkan kesehatan umum penderita, untuk mendapatkan
kesehatan emosi, untuk mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi, untuk
memperlancar pembentukan ASI, serta agar ibu nifas berjalan lancar dan
dapat memelihara bayinya dengan baik, terdapat 3 proses fisiologis dalam
nifas, yaitu :
a. proses involusi uterus
b. perubahan lochea
c. proses laktasi

5.2 Saran
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan hendaknya selalu meningkatkan mutu dalam
pelayanan kebidanan khususnya pada masa nifas, dengan menggunakan
metode pendekatan manajemen varney dalam upaya deteksi dini adanya
infeksi dan komplikasi pada ibu nifas.
c. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar masyarakat mengetahui akan pentingnya perawatan
payudara pada masa hamil dan menyusui untuk mencegah komplikasi lain
yang mungkin timbul.
d. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu menguasai materi tentang bendungan ASI
dan melaksanakan 7 langkah varney asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Chistin, 1996. PERAWATAN KEBIDANAN (PERAWATAN NIFAS)


Jilid III. Jakarta : Bhrata

Hanifa, Winkjosastro, 2002. ILMU KEBIDANAN. Jakarta : YBP – SP

Manuaba, Ida Bagus, 1998. ILMU KEBIDANAN, PENYAKIT KANDUNGAN


DAN KB. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam, 1998. SINOPSIS OBSTETRI. Jakarta : EGC

Hanifa, Winkjosastro, 2000. PELAYANAN KESEHATAN MATERNAL DAN


NEONATAL. Jakarta : YBP – SP

Saifudin, Abdul Bari dkk, 2002. BUKU PANDUAN PRAKTIS PELAYANAN


KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL. Jakarta : YBP – SP
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan


rahmat dan karunia-Nya, penulis laporan asuhan kebidanan ini dapat kami
selesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini kami banyak mendapatkan bimbingan,
pengalaman, dan bantuan dari berbagai pihak untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam bidang kesehatan, khususnya kami mahasiswa AKBID
Widyagama Husada Malang yang masih butuh banyak bimbingan dan pengajaran.
Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Yuliyanik, S.KM, selaku Direktur Akademi Kebidanan Widyagama
Husada Malang.
2. Bidan Ny. Budi Winarni, selaku Pembimbing Klinik Lapangan.
3. Ibu Sulistyah, S.SiT, selaku Pembimbing dari Institusi Akademik.
4. Semua teman-teman yang terkait dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan asuhan
kebidanan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami harapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna perbaikan di waktu yang akan datang.
Semoga dengan tersusunnya asuhan kebidanan ini dapat menambah
pengetahuan kepustakaan dan bermanfaat bagi pembaca dan bagi kemajuan di
bidang kebidanan.

Malang, November 2006


Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan ini telah


Diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing Klinik

Pembimbing Praktek Lapangan Dosen Pembimbing

(Bidan Ny. Budi Winarni) (Sulistyah, S.SiT)


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................
1.3 Ruang Lingkup..............................................................................
1.4 Metode Penulisan...........................................................................
1.5 Sistematika Penulisan....................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Konsep Dasar Bendungan ASI......................................................
1. Pengertian................................................................................
2. Etiologi....................................................................................
3. Gejala Klinis............................................................................
4. Fisiologi Laktasi......................................................................
5. Patofisiologi.............................................................................
6. Komplikasi...............................................................................
7. Pencegahan..............................................................................
8. Penanganan..............................................................................
2.2 Manajemen Kebidanan..................................................................
1. Pengkajian Data.......................................................................
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah..........................................
3. Antisipasi Masalah Potensial...................................................
4. Identifikasi Kebutuhan Segera.................................................
5. Intervensi.................................................................................
6. Implementasi............................................................................
7. Evaluasi....................................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian Data.............................................................................
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah................................................
3.3 Antisipasi Masalah Potensial.........................................................
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera.......................................................
3.5 Intervensi.......................................................................................
3.6 Implementasi..................................................................................
3.7 Evaluasi..........................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................
5.2 Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “S” P1001 Ab000


DENGAN BENDUNGAN ASI HARI KE-4
DI BPS NY. BUDI WINARNI MERGAN LORI MALANG

Disusun Oleh :

NINIK SRI HANDAYANI


0403.38

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA


MALANG
2006

Anda mungkin juga menyukai