Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN HEWAN

REGENERASI
Regeneration
Firda Yanti Ismail

Biologi Sains B, Kelompok I, Biologi Sains, Universitas Negeri Makassar

Abstrak
Fertilisasi adalah proses yang sangat penting dalam reproduksi hewan, termasuk pada mencit betina. Penggunaan
beberapa obat selama kehamilan dapat menimbulkan resiko yang membahayakan janin. Sebagian obat yang diminum oleh
ibu hamil dapat menembus plasenta sampai masuk ke dalam sirkulasi janin dan menyebabkan kelainan pada masa
embriogenesis sampai organogenesis. Pada perkembangan embrio menunjukkan bahwa tiap pembentukan organ dan sistem
organ mengalami periode kritis yaitu pada saat sel/jaringan mengadakan diferensiasi. Pemberian vitamin A dosis tinggi
selama kehamilan dapat menyebabkan kelainan morfologi pada janin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembuahan pada mencit betina. Metode penelitian yang dilakukan meliputi
observasi langsung dan analisis data statistik parameter reproduksi mencit betina yang ikut inseminasi. Faktor-faktor seperti
kualitas sperma, waktu ovulasi dan kondisi lingkungan diidentifikasi dan dievaluasi untuk menentukan kontribusinya
terhadap efisiensi pembuahan. Studi ini memberikan wawasan tentang mekanisme pembuahan pada tikus betina dan
implikasinya terhadap peningkatan keberhasilan reproduksi dalam penelitian biologi reproduksi.

Kata kunci: Fertilisasi, mencit, sel

Abstract
Fertilization is a very important process in animal reproduction, including female mice. The use of some drugs
during pregnancy can pose a risk of harm to the fetus. Some drugs taken by pregnant women can penetrate the placenta and
enter the fetal circulation and cause abnormalities during embryogenesis to organogenesis. Embryonic development shows
that each formation of organs and organ systems experiences a critical period, namely when cells/tissues undergo
differentiation. Giving high doses of vitamin A during pregnancy can cause morphological abnormalities in the fetus. This
study aims to analyze the factors that influence the success of fertilization in female mice. The research methods used
included direct observation and statistical data analysis of reproductive parameters of female mice that took part in
insemination. Factors such as sperm quality, timing of ovulation and environmental conditions are identified and evaluated
to determine their contribution to fertilization efficiency. This study provides insight into the mechanisms of fertilization in
female mice and its implications for increasing reproductive success in reproductive biology research.

Keywords: Fertilization, female mice, cell

PENDAHULUAN
Siklus reproduksi disebut siklus estrus. Estrus atau birahi adalah suatu periode secara
psikologis dan fisiologis yang bersedia menerima pejantan untuk berkopulasi dan siklus
estrus ini hanya dilakukan oleh mamalia bukan primata yang tidak menstruasi. Siklus estrus
adalah periode awal estrus sampai ke periode estrus berikutnya. Siklus estrus merupakan
aktivitas antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (Afonso et al, 2007).
Mencit termasuk hewan poliestrus artinya, dalam satu tahun mengalami siklus estrus
berulang. Selama siklus estrus ini terjadi berbagai perubahan pada organreproduksi maupun
pada perubahan tingkah laku seksual. Siklus estrus dapat dipengaruhi oleh faktor cahaya,
suhu, status nutrisi dan hubungan sosial. Penentuan siklus estrus ini dapat diperiksa melalui
hapusan vagina atau secara visualisasi (Almahdy, 2016)
Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburanantara gamet jantan dengan gamet
betina sehingga membentuk zigot. Fertilisasi pada mencit akan terjadi 7-10 jam sesudah
kopulasi. Setelah itu embrio akan mencapai stadium blastula dalam waktu 3-5 hari. Mencit
termasuk hewan yang hanya melakukan kopulasi pada malam hari. Mencit betina akan mulai
birahi pada pukul 16.00-22.00 (Anggraini, 2015).
Ketika terjadi kopulasi maka sperma akan bergerak menuju tempat pembuahan. Pada
mencit terjadinya kopulasi ditandai dengan adanya sumbat vagina pada liang vagina. Sumbat
vagina merupakan air mani yang menggumpal yang berasal dari sekret kelenjar prostat
mencit jantan dan akan teramati selama 16 sampai 48 jam serta tidak mudah jatuh.
Pergerakan sperma menuju tempat pembuahan dibantu oleh adanya gerakan peristaltik
saluran kelamin dan silia dari uterus dan oviduk. Tempat pembuahan terjadi di oviduk bagian
ampula (Dillasamola, 2018).
Implantasi adalah proses tertanamnya embrio pada tahap blastosis akhir di dalam
endometrium uterus. Implantasi ini dimulai dengan menempelnya trofoblas yang menutupi
innercellmass. Tempat blastosis biasanya di antara dua kelenjar rahim. Implantasi embrio
terjadi pada endometrium uterus non-glandular yang disebut crypta. blastosis tidak langsung
menempel pada endometrium tetapi bebas mengapung. Blastosis yang mengapung
mendapatkan nutrisi dari kelenjar uterus yang disebut susu uterus. Waktu yang diperlukan
blastosis untuk menjadi embrio yang terimplantasi pada endometrium adalah 5 hari. Waktu
kehamilan saat terjadinya implantasi berbeda-beda pada berbagai hewan. Pada mencit
implantasi terjadi pada hari kehamilan ke-4 sampai kehamilan ke-6. Lama kehamilan pada
mencit ada sekitar 19-20 hari (Anggraini, 2015).
Setelah pembuahan, sel telur mengalami proliferasi sel, diferensiasi sel, migrasi sel,
organogenesis. Embrio kemudian melewati suatu metamorfosis dan periode perkembangan
fetus sebelum lahir. Tahap ini dimulai setelah ovulasi dan dilanjutkan dengan perkembangan
membrane zigot primitif di uterus. Selama tahap ini, embrio tidak rentan terhadap senyawa
teratogen. Zat ini dapat menyebabkan kematian embrio akibat matinya sebagian besar sel
embrio, atau tidak menimbulkan efek yang nyata. Bahkan bila terjadi efek yang agak
berbahaya sel yang masih hidup akan menggantikan kerusakan tersebut dan membentuk
embrio baru. Lamanya tahap ini berkisar antara 5-9 hari, tergantung dari jenis spesiesnya
(Dillasamola, 2018).
Tahap pembentukan organ-organ dan sistem tubuh serta perubahan bentuk tubuh yang
terjadi pada hari kehamilan ke-6 sampai kehamilan hari ke-16. Pada periode ini sel secara
intensif mengalami diferensiasi, mobilisasi, dan organisasi. Selama periode inilah sebagian
besar organogenesis terjadi. sehingga fetus sangat rentan terhadap senyawa teratogen. Periode
ini biasanya berakhir setelah beberapa waktu yaitu pada hari ke-10 sampai hari ke-14 pada
hewan pengerat dan pada minggu ke-14 pada manusia. Selain itu tidak semua organ rentan
pada saat yang sama dalam suatu kehamilan (Almahdy, 2004).
Tahap terjadinya perkembangan dan pematangan fungsi jaringan, organ dan sistem
yang tumbuh. Sehingga selama tahap ini, senyawa teratogen tidak akan menyebabkan cacat
morfologi, tetapi dapat mengakibatkan kelainan fungsi. Seperti gangguan sistem saraf pusat,
mungkin tidak dapat didiagnosis segera setelah kelahiran. Tahap terjadinya perkembangan
dan pematangan fungsi jaringan, organ dan sistem yang tumbuh. Sehingga selama tahap ini,
senyawa teratogen tidak akan menyebabkan cacat morfologi, tetapi dapat mengakibatkan
kelainan fungsi. Seperti gangguan sistem saraf pusat, mungkin tidak dapat didiagnosis segera
setelah kelahiran (Anggraini, 2015).
Pada masa estrus hewan dikawinkan dengan perbandingan jantan dan betina 1: 4.
Mencit jantan dimasukkan ke kandang mencit betina pada pukul empat sore dan dipisahkan
lagi besok paginya. Pada pagi harinya dilakukan pemeriksaan sumbat vagina. Sumbat vagina
menandakan mencit telah mengalami kopulasi dan berada hari kehamilan ke nol. Mencit
yang telah hamil dipisahkan dan yang belum kawin dicampur kembali dengan mencit jantan
(Almahdy, 2004).
Jumlah anak yang dilahirkan adalah jumlah total anak yang hidup dan mati pada
waktu dilahirkan. Jumlah mencit berkisar antara 6-15 ekor per kelahiran. Berat badan anak
mencit umumnya berkisar antara 0,5-1,5 g/ekor atau berkisar antara 1-1,5 g/ekor. Berat
ringannya berat badan anak mencit akan mengganggu tumbuh kembang anak. Banyaknya
jumlah anak yang dilahirkan oleh induk mencit dipengaruhi oleh umur mencit, musim
kelahiran, nutrisi dan kondisi lingkungan, jumlah sel telur yang dihasilkan serta tingkat
kematian embrio yang sangat berpengaruh terhadap jumlah anak yang dilahirkan. Morfologi
tubuh saat anak mencit lahir adalah tidak berambut, buta, kaki yang belum berkembang, ekor
yang pendek serta lubang telinga yang masih tertutup (Hopwood & Hunter, 2016).
Pada prinsipnya pemberian vitamin A takaran tinggi kepada kelompok sasaran ber-
tujuan untuk memberikan cadangan vitamin A di dalam tubuhnya selama beberapa bulan
tanpa memberikan dampak yang negatif. Golongan sasaran program penanggulangan dan
pencegahan kekurangan vitamin A dengan kapsul takaran tinggi adalah anak-anak penderita
xerophthalmia atau kekurangan gizi,semua anak-anak dan ibu-ibu yang baru melahirkan
(Afonso et al, 2007).
Status vitamin A ibu yang menyusui akan turut menentukan status vitamin A dari
anak yang disusukannya . Pemberian kapsul vitamin A takaran tinggi tersebut tidak diberikan
kepada ibu hamil, karena diduga dapat menimbulkan efek yang negatif pada bayi yang
dilahirkan kelak. Untuk membuktikan kebenaran dugaan bahwa vitamin A takaran tinggi
berpengaruh negatif terhadap janin, dilakukan penelitian terhadap ibu hamil muda yang
diberikan vitamin A (Hopwood & Hunter, 2016).

METODE
Praktikum analisis fertilisasi mencit menggunakan alat yang terdiri atas kendang
mencit, kartu identitas mencit, penggaris, alat bedah, papan bedah, kertas bekas, jarum
pentul, sonde, dan cawan petri. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu mencit hamil berusia
18 hari, pakan mencit, sekam padi, NaCl fisiologis, dan tissue. Adapun Langkah kerja dalam
praktikum ini yaitu pemeriksaan korpus luteum dapat dilakukan pada mencit betina yang
berada pada fase metestrus atau pada mencit yang hamil. Mencit-mencit yang berhasil kawin
dan hamil dipelihara hingga mencapai umur kehamilan hari ke 18, kemudian mencit
dimatikan dengan cara dislokasi leher. Bila mencit yang berhasil kawin, namun pertambahan
berat badan hingga umur kehamilan hari ke 10 kurang dari 3 gram (Biasanya akibat dari
sebuah perlakukan tertentu), maka mencit tersebut sebaiknya dimatikan, dan
dibedah.Baringkan mencit di atas papan bedah dalam posisi berbaring dengan abdomen
menghadap ke atas.Klem keempat kaki mencit dengan menggunakan jarum pentul,
selanjutnya lakukan pembedahan.
Selanjutnya amati kedua ovarium mencit. Angkat ovarium, selanjutnya tempatkan
ovarium di dalam cawan petri ya berisi NaCl fisiologis. Pastikan ovarium kiri dan kanan
tidan bertukar.Gunakan sonde dan pinset tajam untuk melepaskan bursa lemak yang
membungkus ovarium secara hati-hati. Lakukan sambil mengamati denga menggunakan
mikroskop binokuler dissection.Gunakan mikroskop binokuler dissection untuk menghitung
jumlah korpus luteum pada ovarium yang Anda amati. Lakukan prosedur yang sama untuk
menghitung jumlah korpus luteum pada ovarium yang kedua. Kemudian di catat hasil
pengamatan.
Ikuti prosedur pemeriksaan korpus luteum hingga tahapan "e". Perhatikan gambar
berikut ini. Perhatikan keadaan uterus yang berisi fetus hidup.Kedua uterus dilepaskan
dengan hati-hari dan ditempatkan di atas papan bedah. Klem uterus dengan menggunakan
jarum pentul agar posisi uterus terpegang rapat oleh jarum pentul. Gunakan kapas bersih
untuk melepaskan noda darah yang menempel pada uterus secara hati-hati. Uterus kemudian
dibuka dengan cara menggunting tanduk uterus pada tempat yang berlawanan dengan tempat
implantasi, hingga bagian dalam uterus terdedah. Lakukan secara hati-hati agar kantung
amnion, plasenta dan tali pusat tidak mengalami kerusakan.Aturlah posisi fetus seperti
ditunjukkan pada gambar. FM = Fetus mati; FH = Fetus hidup; ER = Embrio resorbsi.
Jumlah implantasi didapatkan dengan cara menghitung semua tempat implantasi baik
yang mengandung fetus hidup, fetus mati, maupun embrio resorbsi yang terdapat disepanjang
kedua tanduk uterus. Gumpalan darah berwarna hitam dengan sisa jaringan embrio yang
termaserasi atau tanpa adanya jaringan embrio dinyatakan sebagai embrio yang diresorbsi,
Konseptus yang sudah dapat dibedakan atas kepala, badan, kaki maupun ekor dan tidak
memberikan reaksi bila diberi sentuhan dinyatakan sebagai fetus mati. Untuk mengetahui
adanya embrio yang diresorbsi lebih awal dilakukan denga cara merendam uterus di dalam
larutan amonium sulfida 0,5 % selama beberapa menit. Adanya bintik-bintik berwarna hitam
di sepanjang kedua tanduk uterus merupakan indikator adanya implantasi. Hitunglah jumlah
fetus hidup, fetus mati, dan embrio resorbsi pada uterus kin dan kanan. Kemudian catat hasil
pengamatan.

HASIL
Tabel 1. Hasil Kegiatan Praktikum Analisis Fertilitas Mencit Betina
Parameter Dokumentasi Keterangan
Persiapan 1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum
dengan baik dan benar
2. Menyiapkan mencit dengan baik dan
benar

3. Mematikan mencit dengan cara


dislokasi leher

Pengamatan 1. Membedah mencit dengan benar


Korpus
Luteum

2. Menunjukkan korpus luteum dengan


benar

3. Mengangkat korpus luteum dengan


benar

4. Memasukkan korpus luteum di dalam


cawan petri yang mengandung NaCl
fisiologis
5. Melepaskan bursa lemak yang
menutupi korpus luteum dengan benar

6. Mengamati dan menghitung korpus


luteum dengan benar

Pengamatan 1. Mengangkat uterus dengan benar


Kehamilan

2. Membersihkan uterus dengan benar

3. Meletakkan uterus di atas papan bedah


dengan benar

4. Membedah uterus dengan benar


5. Mengamati kantong amnion dengan
benar

6. Memecah kantong amnion dengan


benar

7. Mengatur posisi fetus di atas papan


bedah dengan benar

8. Mengamati plasenta dengan benar

9. Mengamati tali pusat dengan benar

10. Menghitung jumlah implantasi dengan


benar
11. Menghitung jumlah fetus hidup
dengan benar

12. Menghitung jumlah fetus mati dengan


benar

13. Menghitung jumlah embrio yang di


resorbsi dengan benar

ANALISIS DATA
Tabel 2. Hasil Pengamatan Jumlah Fetus
Parameter Uterus Kanan Uterus Kiri
Jumlah Korpus Luteum 5 6
Jumlah Implantasi 5 5
Jumlah Fetus Hidup 4 5
Jumlah Fetus Mati 1 0
Jumlah Embrio Resorbsi 1 1
Berdasarkan data tersebut, di dapatkan hasil-hasil perhitungan parameter tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Persen Implantasi (PI)
Jumlah Implantasi
PI = × 100%
Jumlah Korpus Luteum

10
PI = × 100% = 90%
11

2. Persen Kehilangan Gestasi (PKG)


Jumlah Korpus Luteum − Jumlah Implantasi
PKG = × 100%
Jumlah Korpus Luteum
10 − 11
PKG = × 100% = 9%
11
3. Persen Fetus Hidup (PFH)
Jumlah Fetus Hidup
PFH = × 100%
Jumlah Implantasi
9
PFH = × 100% = 90%
10

4. Persen Fetus Mati (PFM)


Jumlah Fetus Mati
PFM = × 100%
Jumlah Implantasi
1
PFM = × 100% = 10%
10

5. Persen Embrio Resorbsi (PER)


Jumlah Embrio Resorbsi
PER = × 100%
Jumlah Implantasi
2
PER = × 100% = 20%
10

6. Persen Kematian Pascaimplantasi (PKP)


Jumlah Implantasi − Jumlah Fetus Hidup
PKP = × 100%
Jumlah Implantasi
10 − 9
PKP = × 100% = 10%
10

PEMBAHASAN
Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburanantara gamet jantan dengan gamet
betina sehingga membentuk zigot. Fertilisasi pada mencit akan terjadi 7-10 jam sesudah
kopulasi. Setelah itu embrio akan mencapai stadium blastula dalam waktu 3-5 hari. Mencit
termasuk hewan yang hanya melakukan kopulasi pada malam hari. Mencit betina akan mulai
birahi pada pukul 16.00-22.00.
Perkembangan embrio pada mencit dimulai setelah ovum dibuahi oleh sperma. Ovum yang
telah dibuahi akan berkembang menjadi zigot. Selanjutnya, zigot akan mengalami proses
blastokista dan terbentuk rongga blastocoel. Selanjutnya, terjadi proses gastrulasi dan
neurulasi. Tahapan selanjutnya dalam perkembangan embrio adalah pembentukan organ-
organ atau organogenesis. Embrio akan mengalami implantasi pada tahap blastokista ketika
umur kebuntingan 4 hingga 5 hari (Rugh, 1968). Setiap mencit menghasilkan embrio dengan
jumlah yang beragam, namun rata- rata jumlah embrio yang didapatkan adalah 9±2.64 buah.
Implantasi merupakan proses tertanamnya blastokis ke dalam dinding endometrium
yang berperan penting dalam keberhasilan reproduksi. Dalam proses implantasi terjadi
interaksi antara embrio dengan endometrium yang dipengaruhi oleh hormon estrogen.
Pengangkatan salah satu ovarium atau unilateral ovariectomy (ULO) dapat menyebabkan
penurunan kadar hormon estrogen. Kondisi defisiensi estrogen dalam tubuh dapat
ditanggulangi dengan pemberian senyawa fitoestrogen.
Pada hasil penetilian yang dilakukan, yaitu pemberian vitamin A pada mencit betina
dihari kehamilan 6-8 hari dengan dosis 0,2 mL yang distuntikkan secara intreperitoneal
vitamin A yang diberikan berpengaruh negative terhadap janin dari mencit betina. Pada saat
dilakukan pembedahan umur kehamilan mencit betina tersebut adalah pada hari ke- 18. Pada
saat dilakukan pembedahan didapatkan jumlah implantasi yaitu 10 dan jumlah korpus luteum
yaitu 11 sehingga diperolah janin yang mengalami kelainan yaitu sebanyak 1.

KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian Vitamin A
yang dilakukan saat kehamilan berpengaruh negative terhadap fetus mencit dimana terdapat
11 korpus luteum dan 10 jumlah implantasi dengan presentase fetus hidup yaitu 90% dan
presentase fetus mati yaitu sebanyak 10%.

REFERENSI
Afonso, V., Champy, R. (2007). Reactive Oxygen Species and Superoxide Dismutases: Role
in Joint Diseases. Sciencedirect, 74, 324-329.

Almahdy, Dillasamola D, Irene O, Oktomalio PB. The Effect of Radiation Exposure from
Smartphone to Fetus Mice. RJPBCS. 2016; 7(4)

Anggraini, D. M. (2015). Pengaruh Pemberian Homogenat Testis Terhadap Fertilisasi Pada


Mencit Jantan Dan Betina (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).

Dillasamola D, Almahdy, Desri A, Diliarosta S. Uji Efek Teratogenik dari Yoghurt terhadap
Fetus Mencit Putih (Mus musculus). Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 2018;5(1)

Hiola, S. F., Adnan, A., & Bahri, A. (2010). Pengaruh Fitosterol Tumbuhan Lamun (Enhalus
acoroides) Terhadap Fertilitas Mencit (Mus musculus) ICR Jantan (The Fitosterol
Influnce of Sea Grass (Enhalus acoroides) to Mencit Fertility (Mus musculus) Male
ICR). Bionature, 11(1), 1-6.

Hopwood, N., & Hunter, M. (2016). Mouse Genetics and Transgenics: A Practical Approach
(3rd ed.). Oxford University Press.

Anda mungkin juga menyukai