PERKEMBANGAN HEWAN
Ainun Mardhiyah1*
1
Biologi Sains B, Kelompok I (Satu) , Biologi Sains, Universitas Negeri Makassar, Indonesia.
Abstrak
Mata kuliah Perkembangan Hewan merupakan mata kuliah yang mempelajari tentang pertumbuhan dan perkembangan
pada hewan, Secara umum pertumbuhan dan perkembangan pada hewan tidak beda jauh dengan pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Adapun hewan yang akan diamati reproduksi dan perkembangan embrionya pada praktikum ini
adalah Ikan Cupang, Adapun hal yang perlu dilakukan dan dikuasai yakni mengetahui teknik pemijahan ikan cupang dan
pengamatan embrio ikan cupang dengan baik dan benar, Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui proses reproduksi
dan pengamatan embrio ikan cupang. Adapun metode yang dilakukan adalah menyiapakan alat dan bahan yaitu baskom
plastik, serokan ikan, plastik es batu, pipet tetes, salinometer, pH meter, termometer, sepasang ikan cupang, garam ikan,
daun ketapang, tetraclhlor, obat biru, dan makanan ikan. Adapun cara kerjanya yaitu ada persiapan indukan, persiapan
pemijahan, proses pemijahan, dan proses pengamatan perkembangan embrio ikan cupang. Adapun hasil dari teknik ini
adalah praktikan dapat melakukan persiapan indukan, persiapan pemijahan, proses pemijahan, dan proses pengamatan
perkembangan embrio ikan cupang dengan baik dan benar, Sehingga ditarik kesimpulan bahwa praktikum Reproduksi
dan Perkembangan Embrio Ikan Cupang dengan benar bertujuan agar mahasiwa mengetahui cara persiapan indukan,
persiapan pemijahan, proses pemijahan, dan proses pengamatan perkembangan embrio ikan cupang dengan baik dan
benar. Adapun hal yang pertama dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan kemudian mengikuti cara kerja yang tepat,
sehingga pada praktikum ini praktikan dapat memegang mencit dengan benar karena mengikuti cara kerja yang benar.
Abstract
PENDAHULUAN
Perkembangan Hewan adalah mata kuliah yang mengajarkan tentang pertumbuhan
dan perkembangan pada hewan. Semua makhluk hidup pasti mengalami masa pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan pada hewan ditandai dari bertambahnya ukuran, seperti
tinggi, berat, panjang serta bentuk tubuh yang sifatnya tetap dan irreversible (kondisi tetap
dan tidak dapat balik ke kondisi semula). Secara umum, pertumbuhan dan perkembangan
pada hewan tidak beda jauh dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia. Pertumbuhan
dan perkembangan pada hewan terjadi pada seluruh bagian tubuhnya, yang diawali dari
proses fertilisasi, yaitu proses terjadinya pembuahan sel telur dengan sel sperma pada proses
atau siklus reproduksi (Handayani dkk, 2023).
Adapun pada praktukum ini hewan yang dijadikan hewan uji untuk diamati masa
kawinnya adalah Mencit, mempunyai ukuran dan berat badan yang lebih kecil daripada
tikus, Mencit ini merupakan omnivora alami, sehat, kuat, prolific (mampu beranak banyak),
kecil, dan jinak. Selain itu, binatang ini mudah didapat dengan harga relatif murah dengan
biaya ransum yang rendah. Mencit tidak terlalu agresif, tetapi kadang-kadang bisa menggigit
bila seseorang mencoba meraihnya atau menahannya. Mencit sering menunjukkan perilaku
menggali dan bersarang. Tingkah laku tersebut membantu mencit mempertahankan suhu
tubuhnya (Rejeki dkk, 2018).
Reproduksi adalah proses perkembangbiakan pada suatu makhluk hidup yang
merupakan proses yang rumit karena dipengaruhi berbagai faktor, baik dari dalam maupun
dari luar tubuh. Gangguan sistem reproduksi pada hewan jantan maupun betina dapat
mengakibatkan rendahnya efisiensi dan penurunan populasi. Keberhasilan dalam reproduksi
sekelompok hewan sangat ditentukan bagaimana upaya pengelolaan reproduksi itu sendiri
misalnya, pemberian pakan yang baik, lingkungan yang serasi, terhindar dari penyakit,
sanitasi yang baik dan tidak ada gangguan hormonal. Keberadaan hormon sangat diperlukan
dalam segala aspek pengaturan tubuh, selain pengaturan oleh syaraf, pengaturan sistem
reproduksi merupakan kerjasama antara syaraf dan hormon (Lusiana, 2017).
Siklus reproduksi adalah serangkaian kegiatan biologik kelamin yang berlangsung
secara periodik hingga terlahir generasi baru dari suatu mahluk hidup. Jika siklus reproduksi
dari mahluk terputus maka kehadiran mahluk tersebut di dunia menjadi terancam dan pada
suatu saat mahluk tersebut mati tanpa ada generasi penerusnya. Mahluk tersebut disebut
punah Siklus reproduksi pada hewan primata umumnya dan manusia khususnya, dikenal
dengan siklus menstruasi. Siklus ini erat hubungannya dengan perkembangan folikel telur
dan endometrium uterus. Siklus ini dikendalikan oleh hormon-hormon reproduksi yang
dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis dan ovarium (Sari, n.d.).
Mus musculus jantan dan betina merupakan hal terpenting dalam mengawinkan
mencit. Mus musculus betina dapat dikenali karena jarak yang berdekatan antara lubang anus
dan lubang genitalnya. Testis pada Mus musculus jantan pada saat matang seksual akan
terlihat sangat jelas, berukuran relatif besar dan biasanya tidak tertutup oleh rambut. Testis
dapat ditarik masuk ke dalam tubuh. Mus musculus betina memiliki lima pasang kelenjar susu
dan puting susu sedang pada Mus musculus jantan tidak dijumpai Mus musculus akan lebih
aktif pada saat waktu senja atau malam hari, mereka tidak menyukai terang. Mereka juga
hidup di tempat tersembunyi yang dekat dari sumber makanan dan membangun sarangnya
dari bermacam-macam material lunak. Mus musculus adalah hewan terrestrial dan satu jantan
yang dominan biasanya hidup dengan beberapa betina dan Mus musculus muda. Apabila
terdapat dua atau lebih Mus musculus jantan dalam satu kandang mereka akan menjadi
agresif apabila mereka tidak dibesarkan bersama sejak lahir (Muliani, 2011).
Mencit yang siap dikawinkan adalah mencit yang sedang estrus, Periode estrus pada
hewan terjadi secara berulang dan membentuk suatu siklus yang disebut siklus estrus. Siklus
estrus merupakan salah satu aspek reproduksi yang menggambarkan perubahan kandungan
hormon reproduksi yang disebabkan oleh aktivitas ovarium dibawah pengaruh hormon
gonadotrophin. Perubahan kandungan hormon reproduksi selanjutnya menyebabkan
perubahan struktur pada jaringan penyusun saluran reproduksi. Siklus estrus pada mencit
terdiri dari 4 fase utama, yaitu proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Siklus ini dapat
dengan mudah diamati dengan melihat perubahan sel-sel penyusun lapisan epitel vagina yang
dapat dideteksi dengan metode apusan vagina. pewarnaan giemsa hasil apusan vagina
menunjukkan hasil yang bervariasi sepanjang siklus estrus, terdiri dari sel epitel berinti, sel
epitel yang mengalami kornifikasi, leukosit serta adanya atau terdapatnya lendir (Sitasiwi,
n.d.).
Siklus estrus pada tikus dan mencit rata- rata berlangsung selama 4-5 hari dan
merupakan proses yang berulang namun dinamis dimana tipe sel yang berbeda muncul dan
surut dalam gelombang sepanjang siklus, yang mencerminkan perubahan kadar estradiol dan
progesteron yang disekresi oleh folikel ovarium. Siklus estrus secara umum dibagi menjadi
empat tahap proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Namun, tergantung pada peneliti dan
tujuan penelitian, siklus ini dibagi menjadi sedikitnya 3 tahap proestrus, estrus, dan diestrus;
alternatifnya, keempat tahap tersebut telah disubkategorikan menjadi sebanyak 13 tahap Pada
evaluasi sitologi, tahapan ini ditentukan oleh tidak adanya, keberadaan, atau proporsi sel yang
ada serta kepadatan sel dan susunan sel pada slide.Sitologi vagina dapat dievaluasi segera
setelah pengambilan sebagai preparat basah yang tidak diwarnai (sitologi langsung) atau
sebagai preparasi slide yang difiksasi dan diwarnai (Cora et al., 2015).
Fase estrus merupakan yang terpenting karena pada fase ini mencit mau menerima
pejantan untuk kopulasi. Tanda-tanda estrus dapat terlihat pada tingkah laku mencit betina
yang agresif, nafsu makan berkurang, menghampiri pejantan dan tidak lari bila pejantan
menungganginya. Siklus estrus dikendalikan oleh Lutheinizing Hormone (LH), Folicle
Stimulating Hormone (FSH), estrogen dan progesteron. Gosipol mempengaruhi FSH dan
LH. Pada siklus estrus seharusnya produksi FSH dan LH saling bekerja sama dalam
mengendalikan siklus estrus yaitu produksi FSH ditekan dan LH meningkat sehingga terjadi
ovulasi. Namun Gosipol mempengaruhi sekresi FSH dengan meningkatkan sekresi FSH dan
menekan LH. Hal ini menyebabkan siklus estrus terganggu
Mengawinkan mencit yang benar adalah dengan cara mencit yang telah dewasa dan
siap dikawinkan mempunyai berat badan mencit jantan 28 gram dan mencit betina 20-30
gram, dan berusia kurang lebih 10 minggu, Mencit betina dikawinkan dengan mencit jantan
secara alami yakni dilakukan dengan cara menyatukan mencit betina dan mencit jantan dalam
satu kandang yang sama pada malam hari sekitar pukul 18.00 dengan perbandingan 4 betina
dan 1 jantan. Keesokan paginya dilakukan pengamatan di daerah vagina, diamati adanya
sumbat vagina (copulatory plug atau vagina plug).
METODE
Metode yang dilakukan pada praktikum ini adalah menyiapakan semua alat dan
bahan yaitu Kandang mencit, botol minuman, kartu identitas, penjepit kertas, (Mencit (Mus
Musculus), pakan mencit, sekam padi, dan Air PDAM)). Adapun cara kerjanya selama proses
praktikum adalah menyiapkan kandang mencit sebanyak 2 buah, alasi kandang dengan sekan
padi setebal kurang lebih 2 cm dan diganti setiap 3 hari sekali, Masukkan mencit jantan dan
mencit betina yang sedang estrus didalam kandang yang sama pada malam hari pukul 18.00,
tempatkan kandang didalam ruangan dengan pencahayaan 12 jam terang (pukul 06.00-18.00)
dan 12 jam gelap (pukul 18.00-06.00), dengan suhu ruangan berkisar 22.50 – 24.50 ͦ C,
keesokan harinya lakukan pemeriksaan sumbat vagina, adanya sumbat vagina menunjukkan
bahwa mencit berhasil kawin, ditandai sebagai hari ke 0 kehamilan, isi kartu identitas dengan
keterangan sesuai dengan tujuan pemeliharaan, selanjutnya gantungkan kartu identitas
tersebut pada kandang mencit.
HASIL
Tabel 1. Hasil Kegiatan Praktikum Teknik Mengawinkan Mencit
No. Dokumentasi Keterangan
1.
3.
Mencit jantan dan betina disatu kandang pada
pukul 18.00.
SIMPULAN
Praktikum Teknik Mengawinkan Mencit sangat dibutuhkan dan mempelajari
praktikum perkembangan hewan hal ini dikarenakan dalam mengawinkan mencit kita dapat
mengetahui segala proses yang terjadi pada proses kawin mencit , dimana pada saat kegiatan
praktikum diharapkan para praktikan dapat mengetahui pengawinan mencit yang baik dan
tepat, hal ini bertujuan agar mencit tetap dapat tumbuh dan berkembang tanpa merasakan
stres atau tertekan, mencit yang sehat dapat ditandai dengan mencit yang aktif, adapun hasil
dari praktikum ini adalah semua praktikan dapat melakukan dan mengimplementasikan cara
atau teknik mengawinkan mencit (Mus musculus) yang baik dan benar.
SARAN
Saran pada praktikum kali ini adalah diharapkan pada saat kegiatan praktikum para
asisten atau instruktur lebih memperhatikan praktikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, dan diharapkan kelengkapan alat dan bahan agar tidak menghambat kegiatan
yang berlangsung selama praktikum.
REFERENSI
Handayani et al. 2023. Struktur dan Perkembangan Hewan, Bandung : Widhina Bhakti
Persada Bandung.
Cora, M. C., Kooistra, L., & Travlos, G. (2015). Vaginal Cytology of the Laboratory Rat and
Mouse: Review and Criteria for the Staging of the Estrous Cycle Using Stained
https://doi.org/10.1177/0192623315570339
(Mus musculus L.) BETINA. KLOROFIL: Jurnal Ilmu Biologi dan Terapan, 1(1), 24.
https://doi.org/10.30821/kfl:jibt.v1i1.1238
Muliani, H. (2011). Pertumbuhan Mencit (Mus Musculus L.) Setelah Pemberian Biji Jarak
Sari, D. N. (n.d.). Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Sarjana Sains.
Sitasiwi, A. J. (n.d.). Hubungan Kadar Hormon Estradiol 17-β dan Tebal Endometrium