Oleh :
Nama : Freshyama Daniar Rosy
NIM : B1A015137
Rombongan : VI
Kelompok :3
Asisten : Indri Muhati
A. Latar Belakang
B. Tujuan
A. Materi
B. Metode
A. Hasil
Kontrol 60 60 120 60
1 menit 0 54 54 27
Ulangan Ulangan
I II
Hylock 1 10 10 20 10
Hylock 5 50 50 100 50
Tahap 2 sel 2 20 20 40 20
Kontrol
35 Tidak terbuahi 30 30 60 30
3
50
Perlakuan Waktu Jumlah Rerata
Tahap % Telur pada setiap
pengamatan
perkembangan tahap perkembangan (%) (%)
ke-
Ulangan Ulangan
I II
Tahap 2 sel 10 10 10
Belum 90 90 90
20 terbuahi
Hylock 80 80 80
Mati 20 20 20
Tahap 4 sel 20 20 10
Tahap 8 sel 10 10 10
Tahap 4 sel 20 20 40 20
Tahap 2 sel 20 10 30 15
50 Hylock 50 10 60 30
Belum 10 50 60 30
terbuahi
Perlakuan Waktu Jumlah Rerata
Tahap % Telur pada setiap
pengamatan
perkembangan tahap perkembangan (%) (%)
ke-
Ulangan Ulangan
I II
Hylock 20 10 30 15
Belum 80 90 170 85
20 terbuahi
Tahap 2 sel 40 20 60 30
Belum 50 50 25
terbuahi
Jeda 35
waktu 3 Tahap 4 sel 20 20 40 20
menit
Hylock 40 10 50 25
Tahap 2 sel 10 10 10
Tahap 8 sel 50 30 80 40
Hylock 10 40 50 25
50 Tahap 4 sel 30 10 40 20
Belum 20 20 20
terbuahi
Perlakuan Waktu Jumlah Rerata
Tahap % Telur pada setiap
pengamatan
perkembangan tahap perkembangan (%) (%)
ke-
Ulangan Ulangan
I II
Tahap 2 sel 20 20 20
Tahap 4 sel 70 70 70
Tahap 8 sel 30 30 30
Jeda
35 Hylock 25 25 25
waktu 5
menit Belum 58,3 58,3 58,3
terbuahi
Tahap 16 sel 40 40 40
50
Tahap 2 sel 16,6 16,6 16,6
Ulangan Ulangan
I II
Hylock 2 20 20 40 20
Hylock 6 60 60 120 60
Tahap 2 sel 4 40 40 80 40
Kontrol
35
Hylock 3 30 30 60 30
50
Waktu Tahap % Telur pada Jumla Rerat
Perlakuan
pengamata perkembanga setiap tahap h a
n ke- n perkembangan (%) (%)
Ulanga Ulanga
nI n II
Hylock 2 20 20 40 20
Hylock 3 30 30 60 30
Tahap 2 sel 1 10 10 20 10
Tingkat
35 Tidak terbuahi 60 60 120 60
pengencera
n 10x 6
Tahap 2 sel 2 20 20 40 20
Hylock 1 10 10 20 10
50
Waktu Tahap % Telur pada Jumla Rerat
Perlakuan
pengamata perkembanga setiap tahap h a
n ke- n perkembangan (%) (%)
Ulanga Ulanga
nI n II
20 Hylock 40 40 80 40
2 sel 10 10 10
Hylock 20 20 20
2 sel 10 40 50 25
Tingkat
35 Tidak terbuahi 10 30 40 20
pengencera
n 100x 4 sel 10 10 10
1 sel 80 80 80
Hylock 20 20 20
Tidak terbuahi 10 10 10
4 sel 20 50 70 35
50
8 sel 20 20 20
2 sel 10 10 10
1 sel 70 70 70
Waktu Tahap % Telur pada Jumla Rerat
Perlakuan
pengamata perkembanga setiap tahap h a
n ke- n perkembangan (%) (%)
Ulanga Ulanga
nI n II
Hylock 3 30 30 60 30
Hylock 8 80 80 160 80
Tahap 2 sel 2 20 20 40 20
Tingkat
pengencera 35
n 1000x
Hylock 8 80 80 160 80
Tahap 2 sel 1 10 10 20 10
Tahap 4 sel 1 10 10 20 10
50
Keterangan :
Jeda waktu 5 menit waktu pengamatan Jeda waktu 5 menit waktu pengamatan
35 (Kelompok 3) 35 (Kontrol)
Jeda waktu 5 menit waktu pengamatan Jeda waktu 5 menit waktu pengamatan
50 (Kelompok 3) 50 (Kontrol)
Larva ikan nilem setelah menetas
B. Pembahasan
A. Kesimpulan
1. Fertilisasi adalah proses penyatuan ovum (sel telur) dengan spermatozoa, dimana
proses ini merupakan tahap awal pembentukan embrio.
2. Telur yang telah terbuahi oleh sperma akan berwarna transparan (jernih),
sedangkan telur yang tidak terbuai sangat mudah dibedakan. Telur yang tidak
terbuahi akan segera kehilangan transparansinya dan menjadi keputih-putihan atau
buram karena juning telur pecah dan menutup ruang periviteline, sehingga
akhirnya telur tersebut akan mati.
3. Fertilisasi pada ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, umumnya adalah suhu, pH,
keturunan, jenis kelamin, umur, makanan, tingkat pematangan sperma, parasit dan
penyakit.
B. Saran
Adipu, Sinjal, dan Watung. 2012. Rasio Pengenceran Sperma terhadap Motilitas
Spermatozoa, Fertilitas, dan Daya Tetas Ikan Lele (Clarias sp.). Jurnal
Perikanan dan Kelautan Tropis. 7(1) : 1-2.
Arie, Ustu. 2010. Sperma Ikan Mas. Bandung: Tridaya Press.
Darmawan. 2009. Kualitas Sperma Baik. Jakarta: Write Press.
Dhea. 2014. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Semarang: Media Press.
Hajirezaee, S., Bagher, M., and Alireza, M. 2010. Fish Milt Quality and Major
Factors Influencing the Milt Quality Parameters : A Review, African
Journal of Biotechnology. 9 (54) : 9148-9154.
Hidayat, Sasanti, dan Yulisman. 2013. Kelangsungan Hidup, Pertumbuhan, dan
Efisiensi Pakan Ikan Gabus (Channa striata) yang Diberi Pakan Berbahan
Baku Tepung Keong Mas (Pomacea sp). Jurnal Akuakultur Rawa
Indonesia. 1(2) : 5-10.
Japet. 2011. Karakteristik Semen Ikan Ekonomis Budidaya: Mas (Cyprinus carpio),
dan Patin (Pangasius hypophthalmus). Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Keklinen, Soler, Veentaus, dan Huuskonen. 2015. Male Investments in High
Quality Sperm Improve Fertilization Success, but May Have Negative
Impact on Offspring Fitness in Whitefish. Plos One. 10(9) : 6-7.
Mujahid, R. Awal, P. K. D. dan Nita, S. 2012. Maserasi sebagai Alternatif Ekstraksi
pada Penetapan Kadar Kurkuminoid Simplisia Temulawak (Curcuma
xanthorriza).Tawangmangu: Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat
Tradisional Tawangmangu.
Nainggolan. 2015. Penambahan Madu Dalam Pengenceran Sperma Untuk Motilitas
Spermatozoa, Fertilisasi dan Daya Tetas Telur Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Jurnal Budidaya Perairan. 3(1) : 131-140.
Neri, Lee, Rosenwaks, dan Machaca. 2014. Understanding Fertilization Through
Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI). NIH Public Access. 55(1) : 24-
37.
Nicholas JC, Thomas EH, Christoper IM, Mark AC, Atsuhi K, Yoshiaka N, Shugo
W, dan Ian AJ. 2010. Temperature and the Expression of Myogenic
Regulatory Factors (MRFs) and Myosin Heavy Chain Isoforms during
Embryogenesis in the Common Carp Cyprinus carpio L. New York:
Experimental Biology.
Pangestuningtias, J.W. 1993. Study tentang Pengaruh Radiasi Sinar Ultra Violet dan
Waktu Penyimpanan Sperma Ikan Mas (Cyprinus carpio L) Terhadap
Persentase Pembuahan dan Persentase Penetasan Telur. Semarang.:
Fakultas Peternakan Universitas Dipenogoro.
Rustidja, 1999. Pemisahan Spermatozoa x dan y Ikan Mas (Cyprinus Carpio).
Malang: Universitas Brawijaya.
Rustidja. 2000. Prospet Pembekuan Sperma Ikan. Malang: Universitas Brawijaya.