Oleh Kelompok 2 :
1. Tasman
2. Diana Haryanti
3. Steven Stenli
4. Ahmad Dzuhri Yulianto
5. Wasti S. I. Selan
DISKUSI
Hasil Diskusi
1. Internal, berasal dari induk itu sendiri seperti tingkat kematangan gonad dan kesehatan
induk
2. Faktor yang berasal dari luar (eksternal) tubuh induk seperti kualitas air, substrat,
cuaca, intensitas cahaya, dan hormon
3. Reproduksi ikan dikendalikan oleh 3 kelenjar hormon, yaitu hipotalamus, hipofisis dan
gonad
5. Secara alami, sistem kerja organ reproduksi ikan adalah dimulai dari keadaan
lingkungan seperti suhu, cahaya dan cuaca yang diterima oleh organ perasa
meneruskannya ke saraf.
jadi dengan demikian, hubungan mekanisme pada pemijahan pada pemijahan induk
ikan saling terkait antara faktor internal, eksternal dan proses kerja dari kelenjar hormon
dalam mendorong agar terjadinya rangsangan, sehingga ikan mau melakukan
pemijahan.
Karakteristik Sperma
● Bentuk sperma yang telah matang memiliki struktur yang terdiri dari kepala, leher
dan ekor flagela
● Inti spermatozoa terdapat pada bagian kepala
● Daya tahan hidup spermatozoa dipengaruhi oleh pH, tekanan osmotik, elektrolit, non
elektrolit, suhu dan cahaya
● Pada umumnya sperma sangat aktif dan tahan lama pada pH ± 7.
● Umur sperma dapat diperpanjang dengan cara menyimpan pada suhu antara 0-5oC.
• sperma ikan mas dapat tahan selama 45 jam,
• ikan catfish dapat bertahan berminggu minggu.
• Sperma ikan salmon dapat bertahan beberapa minggu pada suhu -4oC
Pada sebagian besar pemijahan ikan, pembuahan telur terjadi di luar tubuh induk ikan.
Sperma dikeluarkan induk jantan dan telur dikeluarkan oleh induk betina selanjutnya
sperma berenang ke arah telur dan pembuahan terjadi setelah sperma masuk melalui
mikrofil. Selain itu, setelah telur dikeluarkan induk betina maka telur akan mengeluarkan
hormon fertilizing yang berfungsi untuk mengarahkan sperma masuk ke mikrofil.
Untuk meningkatkan keberhasilan pembuahan telur oleh sperma ikan dapat dilakukan
dengan beberapa cara :
1. Penggunaan hormon atau zat perangsang. Pada ikan mas jantan yang disuntik
menggunakan ekstrak hipofisa dapat meningkatkan kadar gonadotropin dalam darah
sehingga volume semen meningkat.
2. Penggunaan larutan elektrolit, seperti kalium, magnesium dapat digunakan sebagai
pengencer sperma untuk meningkatkan motilitas dan viabilitas spermatozoa.
3. Pemijahan dilakukan dalam suhu air yang tidak terlalu tinggi dan terhindar dari sinar
matahari secara langsung.
4. untuk telur ikan yang bersifat adhesive diberikan substrat bisa berupa ijuk atau
rumput kering sebagai tempat menempel telur.
Pemeliharaan di bak selama 8-11 hari, atau dengan melihat melihat perubahan telur
dari warna kuning menjadi kehitam hitaman. Biasanya pada waktu ini tengah ada tanda
gerakan dan mulai lincah bergerak serta peka terhadap gerakan tangan.
Selama 8-11 hari, lakukan penggantian air di bak sebanyak 3-4 kali. Aturan penggantian
air yaitu dengan mengurangi 2/3 banyaknya air lalu ditambah lagi dengan jumlah yang
sama.
Menurut Rustidja (2004), sesaat setelah telur terbuahi, telur segera berkembang.
Proses perkembangan telur melalui urutan-urutan dan kelangsungan hidup telur yang
diinkubasi, dimana telur-telur dijaga dalam kondisi yang baik untuk perkembangan
telur secara normal. Perkembangan telur sampai menjadi fase embrio di dalam sel
telur selama proses inkubasi dan menetas menjadi larva melalui pemecahan sel telu
G. Perkembangan anatomi larva ikan dengan pemberian dan jenis pakan
a. Prolarva
• larva yang masih memiliki kuning telur, tubuhnya transparan dengan beberapa butir
pigmen yang fungsinya belum diketahui.
• Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi bentuknya belum sempurna.
• prolarva yang baru keluar dari cangkangnya tidak memiliki sirip perut yang nyata
melainkan berupa tonjolan saja.
• Mulut dan rahang belum berkembang dan ususnya masih merupakan tabung yang
lurus.
• Sistem pernafasan dan peredaran darah belum sempurna.
• Pakan diperoleh dari cadangan kuning telur yang belum habis diserap.
b. Post larva
• masa larva dari hilangnya cadangan kuning telur hingga terbentuknya organ-organ
baru atau selesainya tahap penyempurnaan bentuk dan fungsi organ.
• Post larva telah dapat bergerak lebih aktif untuk memenuhi kebutuhannya dalam
mencari pakan, meskipun pergerakannya masih terbatas.
• Pada ikan mas, post larva biasa dikenal dengan sebutan lokal kebul.
• Post larva masih mengandalkan pakan alami untuk memenuhi kebutuhan
pakannya.
• umur dua hari berbentuk tabung lurus, belum ditemukan rongga pada saluran
pencernaan (larva bangung)
• Umur 4 hari, saluran pencernaan mulai berlekuk sedikit
• umur 10 hari saluran pencernaan semakin melengkung sampai ke anus dan hati
sudah lengkap.
• umur 12 hari rongga saluran pencernaan semakin besar dan vili (lekukan) semakin
tinggi, usus depan sudah berdiferensiasi menjadi lambung.
Pemberian pakan larva
Larva ikan mengambil pakan dari luar tubuhnya setelah kuning telur (yolk) habis
terserap.
Umur larva ikan pertama sekali mulai makan berbeda- beda. Terdapat perbedaan umur
larva ikan pertama sekali makan dengan ukuran kuning telur (yolk). Larva ikan gurame
pertama sekali makan umur 6-7 hari, sedangkan ikan mas, lele, patin pertama sekali
makan pada umur 3 hari.
Gambar ukuran kuning telur prolarva 1. Ikan Mas, 2. Ikan Gurami, 3. Ikan Arwana
Persyaratan Pakan yang akan diberikan ke larva ikan memiliki beberapa kriteria yaitu :
• ukurannya kecil, lebih kecil dari bukaan mulut larva
• pakan tersebut adalah pakan hidup yang bergerak untuk memudahkan larva dalam
mendeteksi dan memangsa pakan
• mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang tinggi
Dalam rangka memberi pakan sesuai dengan kondisi larva maka pemberian pakan
larva umumnya:
1. lebih dari satu jenis atau ukuran yang disesuaikan dengan lebar bukaan mulut larva
2. setiap pergantian pakan dilakukan secara overlapping
Pakan yang diberikan berupa pakan alami seperti rotifera, naupli daphnia dan artemia.
Banyak pembenih ikan patin lebih cenderung memberi pakan alami jenis naupli artemia.
Karena jenis pakan alami ini lebih mudah disediakan baik dalam jumlah maupun
kontinuitas. Sedangkan pakan alami jenis rotifera maupun daphnia sulit menyediakan
secara kontinu.
Artemia diberikan saat larva berumur 3 – 6 hari. Jumlah pakan yang diberikan adalah
secukupnya (ad libitum). Larva patin yang berumur 4 - 15 hari diberi pakan cacing
tubifex. Pemberian pakan larva dilakukan sebanyak 5 - 8 kali perhari Hal yang perlu
diperhatikan adalah saat pertukaran jenis pakan dari artemia ke cacing tubifex. Pada
awal pemberian pakan cacing tubifex, sebaiknya dicampur dengan artemia, karena
pada saat itu larva patin belum terbiasa memakan cacing tubifex. Selain itu, ukuran
larva ikan bervariasi sehingga sebagian larva tersebut belum mampu memakan cacing
tubifex, sehingga larva yang masih berukuran kecil dan belum dapat memakan cacing
tubifex dapat memakan artemia.
Hubungan air dan pengelolaan pakan dalam keberlangsungan hidup larva,yaitu dalam
upaya pengelolaan kualitas air baik parameter Fisika - Kimia seperti manipulasi
intensitas cahaya, manipulasi DO, manipulasi pH dan manipulasi suhu sesuai dengan
standar dari CPIB. Begitu pula dengan paramater Biologi seperti kondisi mikrobial kultur
yang tersedia, mengendalikan kehadiran kontaminan, penggunaan bakteri nitrifikasi dan
penggunaan probiotik sesuai dengan kebutuhan
Hal ini perlu dilakukan untuk menjamin keberlangsungan hidup larva agar mortalitas dari
larva dapat ditekan sekecil mungkin. Oleh karena itu, dalam pengelolaan kualitas air
harus tetap terjaga dalam kondisi yang optimum sehingga larva dapat hidup dengan
layak.