Anda di halaman 1dari 8

Tugas Teknik Dasar Budidaya Perikanan (Pembenihan)

Widyaiswara : Laode M. Apdy Poto, S.St.Pi,. M.Si

Oleh Kelompok 2 :

1. Tasman
2. Diana Haryanti
3. Steven Stenli
4. Ahmad Dzuhri Yulianto
5. Wasti S. I. Selan

DISKUSI

A. Bagaimana anda mempersiapkan wadah dan media pembenihan ikan


B. Bagaimana anda mengelola induk ikan pada usaha pembenihan ikan
C. Bagaimana hubungan mekanisme kerja hormon pada pemijahan induk ikan dengan
keberhasilan pemijahan induk ikan
D. Bagaimana hubungan antara karakteristik sperma dan telur ikan dengan
keberhasilan pembuahan telur oleh sperma ikan
E. Jelaskan cara menangani telur ikan mas, lele, nila, bawal gurami
F. Jelaskan bagaimana hubungan tahapan perkembangan telur dengan perubahan
lingkungan
G. Jelaskan perkembangan anatomi larva ikan dengan pemberian dan jenis pakan
H. Bagaimana kualitas air dan pengelolaan pakan kaitannya dengan mortalitas larva?

Hasil Diskusi

A. Persiapan wadah dan media pembenihan ikan

- Melakukan sanitasi wadah pembenihan


- Membersihkan bak pembenihan, baik kolam semen atau terpal dsb, bak harus
bersih dari kotoran, hama dan penyakit
- Membilas bak menggunakan bahan ramah lingkungan
- Melakukan penyiponan
- Mengganti air
- Memasang aerasi
- Mengontrol kualitas air (media); suhu, DO, kecerahan, pH dsb
- Mengontrol pemberian pakan
B. Pengelolaan induk pada usaha pembenihan ikan

- Mengetahui asal usul induk (sebaiknya induk yang iunggul)


- Pemeliharaan induk ikan dengan pemberian pakan yang bergizi dan teratur
- Mengontrol kualitas air pemeliharaan induk agar induk tumbuh sehat
- Memeriksa hama dan penyakit di kolam pemeliharaan induk, jika ada maka induk
harus dipisahkan dari kolam tsb.
- Induk jantan dan betina sebaiknya dipelihara terpisah, untuk mencegah terjadinya
mijah maling
- Memeriksa induk secara berkala apakah sudah siap untuk dipijahkan atau belum
sesuai standar karakteristik induk ikan.

C. Hubungan mekanisme kerja hormon pada pemijahan induk ikan dengan


keberhasilan pemijahan induk ikan

Pemijahan induk ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

1. Internal, berasal dari induk itu sendiri seperti tingkat kematangan gonad dan kesehatan
induk

2. Faktor yang berasal dari luar (eksternal) tubuh induk seperti kualitas air, substrat,
cuaca, intensitas cahaya, dan hormon

3. Reproduksi ikan dikendalikan oleh 3 kelenjar hormon, yaitu hipotalamus, hipofisis dan
gonad

4. Selain sebagai kelenjar hormon,gonad juga berfungsi sebagai organ reproduksi

5. Secara alami, sistem kerja organ reproduksi ikan adalah dimulai dari keadaan
lingkungan seperti suhu, cahaya dan cuaca yang diterima oleh organ perasa
meneruskannya ke saraf.

jadi dengan demikian, hubungan mekanisme pada pemijahan pada pemijahan induk
ikan saling terkait antara faktor internal, eksternal dan proses kerja dari kelenjar hormon
dalam mendorong agar terjadinya rangsangan, sehingga ikan mau melakukan
pemijahan.

D. Hubungan antara karakteristik sperma dan telur ikan dengan keberhasilan


pembuahan telur oleh sperma ikan

Karakteristik Sperma

● Bentuk sperma yang telah matang memiliki struktur yang terdiri dari kepala, leher
dan ekor flagela
● Inti spermatozoa terdapat pada bagian kepala
● Daya tahan hidup spermatozoa dipengaruhi oleh pH, tekanan osmotik, elektrolit, non
elektrolit, suhu dan cahaya
● Pada umumnya sperma sangat aktif dan tahan lama pada pH ± 7.
● Umur sperma dapat diperpanjang dengan cara menyimpan pada suhu antara 0-5oC.
• sperma ikan mas dapat tahan selama 45 jam,
• ikan catfish dapat bertahan berminggu minggu.
• Sperma ikan salmon dapat bertahan beberapa minggu pada suhu -4oC

Karakteristik Telur Ikan

● Telur merupakan cikal bakal bagi suatu makhluk hidup


● Kuning telur sangat dibutuhkan sebagai nutrien bagi perkembangan embrio,
kemudian diperlukan pada saat ”endogenous feeding”.
● Telur dipersiapkan untuk dapat menerima spermatozoa sebagai awal perkembangan
embrio, sehingga anatomi telur sangat berkaitan dengan anatomi spermatozoa
● Mutu telur dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
• Faktor internal meliputi umur induk, ukuran induk dan genetika.
• Faktor eksternal meliputi pakan, suhu, cahaya, kepadatan dan polusi.
● Berdasarkan kepada kualitas kulit luarnya, telur ikan dapat dibedakan :
• Non Adhesif : Tidak lengket, tidak menempel pada substrat. Contoh : Salmon
• Adhesif : Lengket menempel pada substrat atau sesama telur. Contoh : Patin.
Carp, Mas
• Bertangkai : Memiliki tangkai untuk menempel. Contoh : Smelt
• Berenang : Menempel pada substrat dengan filamen. Contoh : Hiu
• Gumpalan Lendir : Telur dilindungi gumpalan lendir. Contoh : Perch

Pada sebagian besar pemijahan ikan, pembuahan telur terjadi di luar tubuh induk ikan.
Sperma dikeluarkan induk jantan dan telur dikeluarkan oleh induk betina selanjutnya
sperma berenang ke arah telur dan pembuahan terjadi setelah sperma masuk melalui
mikrofil. Selain itu, setelah telur dikeluarkan induk betina maka telur akan mengeluarkan
hormon fertilizing yang berfungsi untuk mengarahkan sperma masuk ke mikrofil.

Keberhasilan suatu pembuahan tergantung pada kemampuan sperma melewati mikrofil


telur. Hal ini dipengaruhi oleh motilitas (bergerak) dan viabilitas (daya hidup)
spermatozoa. Semakin encer semen ikan maka motilitas spermatozoa semakin tinggi
karena spermatozoa memperoleh zat makanan yang cukup dari plasma semen.
Semakin encer semen ikan maka kadar sodium yang terdapat pada semen semakin
tinggi, sehingga motilitas dan fertilitas spermatozoa semakin tinggi. Kualitas semen
seperti konsentrasi spermatozoa, motilitas spermatozoa dan komposisi cairan plasma
semen akan berpengaruh terhadap fertilitas spermatozoa.
Pada umumnya sperma sangat aktif dan tahan lama pada pH ± 7. larutan elektrolit
seperti kalium, magnesium dapat digunakan sebagai pengencer sperma. Larutan non
elektrolit dalam bentuk gula seperti fruktosa atau glukosa dapat digunakan sebagai
pengencer sperma. Suhu mempengaruhi daya tahan hidup sperma. Peningkatan suhu
akan meningkatkan kadar metabolisme yang dapat mengurangi daya tahan hidup
sperma. Cahaya matahari yang langsung mengenai spermatozoa akan memperpendek
umur sperma.

Untuk meningkatkan keberhasilan pembuahan telur oleh sperma ikan dapat dilakukan
dengan beberapa cara :

1. Penggunaan hormon atau zat perangsang. Pada ikan mas jantan yang disuntik
menggunakan ekstrak hipofisa dapat meningkatkan kadar gonadotropin dalam darah
sehingga volume semen meningkat.
2. Penggunaan larutan elektrolit, seperti kalium, magnesium dapat digunakan sebagai
pengencer sperma untuk meningkatkan motilitas dan viabilitas spermatozoa.
3. Pemijahan dilakukan dalam suhu air yang tidak terlalu tinggi dan terhindar dari sinar
matahari secara langsung.
4. untuk telur ikan yang bersifat adhesive diberikan substrat bisa berupa ijuk atau
rumput kering sebagai tempat menempel telur.

E. Penanganan Telur Ikan Gurami

Penetasan telur gurami sebaiknya menggunakan bak, karena dengan menggunakan


bak akan mudah dikontrol.

Pemeliharaan di bak selama 8-11 hari, atau dengan melihat melihat perubahan telur
dari warna kuning menjadi kehitam hitaman. Biasanya pada waktu ini tengah ada tanda
gerakan dan mulai lincah bergerak serta peka terhadap gerakan tangan.

Selama 8-11 hari, lakukan penggantian air di bak sebanyak 3-4 kali. Aturan penggantian
air yaitu dengan mengurangi 2/3 banyaknya air lalu ditambah lagi dengan jumlah yang
sama.

F. Hubungan tahapan perkembangan telur dengan perubahan lingkungan

Tahap–tahap perkembangan telur menjadi larva berlangsung selama 24-48 jam.


Selama proses perkembangan, telur ikan mengkonsumsi oksigen dalam jumlah relatif
banyak. Konsumsi oksigen setiap fase perkembangan telur sulit dideteksi, namun
jumlahnya (kuantitas) bertambah sesuai dengan waktu. Perkembangan telur ikan juga
memerlukan lingkungan (media) yang suhunya optimal (20-22°C) dan relatif stabil.
Proses perkembangan telur ikan terhambat bila di tetaskan (dirawat) dalam media
penetasan yang suhunya berfluktuasi. Penetrasi sinar matahari secara langsung pada
permukaan air media penetasan telur dapat membahayakan proses perkembangannya
(Djarijah, 2001)

Menurut Rustidja (2004), sesaat setelah telur terbuahi, telur segera berkembang.
Proses perkembangan telur melalui urutan-urutan dan kelangsungan hidup telur yang
diinkubasi, dimana telur-telur dijaga dalam kondisi yang baik untuk perkembangan
telur secara normal. Perkembangan telur sampai menjadi fase embrio di dalam sel
telur selama proses inkubasi dan menetas menjadi larva melalui pemecahan sel telu
G. Perkembangan anatomi larva ikan dengan pemberian dan jenis pakan

Perkembangan anatomi larva

a. Prolarva

• larva yang masih memiliki kuning telur, tubuhnya transparan dengan beberapa butir
pigmen yang fungsinya belum diketahui.
• Sirip dada dan ekor sudah ada tetapi bentuknya belum sempurna.
• prolarva yang baru keluar dari cangkangnya tidak memiliki sirip perut yang nyata
melainkan berupa tonjolan saja.
• Mulut dan rahang belum berkembang dan ususnya masih merupakan tabung yang
lurus.
• Sistem pernafasan dan peredaran darah belum sempurna.
• Pakan diperoleh dari cadangan kuning telur yang belum habis diserap.

b. Post larva

• masa larva dari hilangnya cadangan kuning telur hingga terbentuknya organ-organ
baru atau selesainya tahap penyempurnaan bentuk dan fungsi organ.
• Post larva telah dapat bergerak lebih aktif untuk memenuhi kebutuhannya dalam
mencari pakan, meskipun pergerakannya masih terbatas.
• Pada ikan mas, post larva biasa dikenal dengan sebutan lokal kebul.
• Post larva masih mengandalkan pakan alami untuk memenuhi kebutuhan
pakannya.

Tahapan perkembangan larva


• Perkembangan morfologi larva ikan yang baru menetas mulut belum terbuka,
cadangan kuning telur dan butiran minyak masih sempurna dan larva yang baru
menetas bersifat pasif.
• Larva umur 1 hari, sirip dada mulai terbentuk sejak larva baru menetas meskipun
belum memiliki jari-jari
• Umur 2 hari, mulai terbuka, bakal sirip punggung, sirip lemak dan sirip ekor masih
menyatu dengan sirip dubur, pigmen mata pada larva yang baru menetas sudah
terbentuk dan hari ke 2 mata telah berfungsi
• Umur 3 hari kuning telur habis diserap dan gelembung minyak mulai menipis,
gelembung minyak merupakan cadangan energi untuk larva sampai larva
mendapatkan makanan.
• Jika gelembung minyak habis tidak menemukan mangsanya maka larva akan
mati.
• Pada periode inilah merupakan masa-masa kritis.
• larva mulai menampakkan sirip-sirip dada dan saluran pencernaannya mulai
berkembang

Tahap Perkembangan Saluran Pencernaan Larva

• umur dua hari berbentuk tabung lurus, belum ditemukan rongga pada saluran
pencernaan (larva bangung)
• Umur 4 hari, saluran pencernaan mulai berlekuk sedikit
• umur 10 hari saluran pencernaan semakin melengkung sampai ke anus dan hati
sudah lengkap.
• umur 12 hari rongga saluran pencernaan semakin besar dan vili (lekukan) semakin
tinggi, usus depan sudah berdiferensiasi menjadi lambung.
Pemberian pakan larva

Larva ikan mengambil pakan dari luar tubuhnya setelah kuning telur (yolk) habis
terserap.

Umur larva ikan pertama sekali mulai makan berbeda- beda. Terdapat perbedaan umur
larva ikan pertama sekali makan dengan ukuran kuning telur (yolk). Larva ikan gurame
pertama sekali makan umur 6-7 hari, sedangkan ikan mas, lele, patin pertama sekali
makan pada umur 3 hari.

Gambar ukuran kuning telur prolarva 1. Ikan Mas, 2. Ikan Gurami, 3. Ikan Arwana

Persyaratan Pakan yang akan diberikan ke larva ikan memiliki beberapa kriteria yaitu :
• ukurannya kecil, lebih kecil dari bukaan mulut larva
• pakan tersebut adalah pakan hidup yang bergerak untuk memudahkan larva dalam
mendeteksi dan memangsa pakan
• mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang tinggi
Dalam rangka memberi pakan sesuai dengan kondisi larva maka pemberian pakan
larva umumnya:
1. lebih dari satu jenis atau ukuran yang disesuaikan dengan lebar bukaan mulut larva
2. setiap pergantian pakan dilakukan secara overlapping

Pakan yang diberikan berupa pakan alami seperti rotifera, naupli daphnia dan artemia.
Banyak pembenih ikan patin lebih cenderung memberi pakan alami jenis naupli artemia.
Karena jenis pakan alami ini lebih mudah disediakan baik dalam jumlah maupun
kontinuitas. Sedangkan pakan alami jenis rotifera maupun daphnia sulit menyediakan
secara kontinu.

Artemia diberikan saat larva berumur 3 – 6 hari. Jumlah pakan yang diberikan adalah
secukupnya (ad libitum). Larva patin yang berumur 4 - 15 hari diberi pakan cacing
tubifex. Pemberian pakan larva dilakukan sebanyak 5 - 8 kali perhari Hal yang perlu
diperhatikan adalah saat pertukaran jenis pakan dari artemia ke cacing tubifex. Pada
awal pemberian pakan cacing tubifex, sebaiknya dicampur dengan artemia, karena
pada saat itu larva patin belum terbiasa memakan cacing tubifex. Selain itu, ukuran
larva ikan bervariasi sehingga sebagian larva tersebut belum mampu memakan cacing
tubifex, sehingga larva yang masih berukuran kecil dan belum dapat memakan cacing
tubifex dapat memakan artemia.

H. Kualitas air dan pengelolaan pakan kaitannya dengan mortalitas larva

Hubungan air dan pengelolaan pakan dalam keberlangsungan hidup larva,yaitu dalam
upaya pengelolaan kualitas air baik parameter Fisika - Kimia seperti manipulasi
intensitas cahaya, manipulasi DO, manipulasi pH dan manipulasi suhu sesuai dengan
standar dari CPIB. Begitu pula dengan paramater Biologi seperti kondisi mikrobial kultur
yang tersedia, mengendalikan kehadiran kontaminan, penggunaan bakteri nitrifikasi dan
penggunaan probiotik sesuai dengan kebutuhan

Hal ini perlu dilakukan untuk menjamin keberlangsungan hidup larva agar mortalitas dari
larva dapat ditekan sekecil mungkin. Oleh karena itu, dalam pengelolaan kualitas air
harus tetap terjaga dalam kondisi yang optimum sehingga larva dapat hidup dengan
layak.

Anda mungkin juga menyukai