2. Testis : bagian dalam organ reproduksi jantan yang berfungsi sebagai tempat
5. Diploid : untuk sel atau individu yang memiliki sel dengan dua set genom.
pembelahan sel.
7. Ovarium : kelenjar berbentuk oval dan berukuran kecil yang terletak di kedua sisi
rahim.
8. Kuning telur : satu bagian dari telur yang merupakan makanan dari embrio.
9. Embrio : sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan.
10. Plasma membrane : sebuah struktur selaput tipis yang menyelubungi sebuah sel.
11. Ovum : salah satu komponen penting dalam sistem reproduksi betina.
12. Ovogenesis : penciptaan ovum merupakan proses dari bentuk betina gametogenesis yang
13. Oogonium : organ seks ganggang dan jamur tertentu yang mengandung satu atau
1. Latar Belakang
Penambahan madu dalam pengenceran sperma ikan merupakan salah satu
cara yang digunakan untuk memperoleh benih ikan, karena monosakarida yang
dibutuhkan oleh spermatozoa terkandung dalam madu. Penerapan ini dilakukan
pada ikan lele (Clarias sp.)
2. Tujuan
Untuk mengetahui daya tetas telur ikan lele (Clarias sp) yang diberi madu
dengan larutan nacl fisiologis pada proses pengenceran sperma.
3. Metode
Penelitiannya menggunakan model eksperimental analisis RAL/Rancangan
Alat Lengkap. Dengan analisis data secara primer dan sekunder. Persiapan alat,
bahan, induk yang akan dipijahkan. Pembuatan larutan pengencernya dari madu
lebah hutan yang dilarutkan NaCl fisiologis, variasi jumlah madu A (0ml madu
100ml NaCl); B (0,70ml madu 99,30ml NaCl); C (0,75ml madu 99,25ml NaCl); D
(0,80ml madu 99,20ml NaCl), larutan dihomogenkan dengan aerator, larutan
diujicobakan ke ikan nila, sperma dan telur dimasukkan ke larutan pengencer
sambil diaduk dengan bulu ayam 1-2 menit, terakhir dimasukkan ke wadah
pengaktifan. Parameter kualitas air yang diukur yaitu, suhu, pH, DO.
4. Hasil
Daya tetas perlakuan A = 61,11%; B = 65,56%; C = 71,11%; D = 76,67%.
Data A tanpa madu memberikan hasil yang lambat pada penetasan selama 19 jam
dibandingkan Data B yang madnya diberikan sedikit. Data C dan D madu menetas
selama 17 jam. Konsentrasi telur tanpa madu terdapat lama proses penetasan telur
karena tidak adanya sumber energi yang banyak. Berdasarkan uji beda nyata
terkecil rata-rata hatching percentage, A bernotasi a*, B bernotasi ab*, C bernotasi
bc*, D bernotasi c*. Hasil dari pengukuran kualitas air yakni suhu 24,5° C, oksigen
terlarut (DO) 3,8 ppm dan pH 6,67.
5. Daftar Pustaka
Simanjuntak, M., & Herman, S. (2019). Pengaruh Penambahan Madu Pada Proses
Pengenceran Sperma Terhadap Daya Tetas Telur Ikan Lele (Clarias
sp). Gorontalo Fisheries Journal, 1(1), 58-69.