Anda di halaman 1dari 19

Tugas Presentasi

TERATOLOGI
EKSPERIMENTAL
Dibuat Oleh Kelompok 2
Dosen Pengampu:
Anggota
Kelompok 2:
1. Marlina Alfitra 2101077
2. Revina Tasya Azkiyah
3. Sepiya mutiara Wati
4. Wahyu Reskia 2101104
5. Yuni Agustia 2101107
6. Zahira Maisyarah 2101107
Definisi teratologi dan

SUBMATERI:
teratologi
eksperimental

Jenis uji teratologi


Daur estrus

Teknik Teknik
pengawinan pemberian
silang senyawa
DEFiNISI TERATOLOGI DAN
TERATOLOGI EKSPERIMENTAL
Terotologi atau teratologia berasal dari kata Yunani.
Teratos = monster = bayi yang lahir cacat hebat dan logos
= ilmu, biasanya pada bayi yang lahir abnormal disebut Zat kimia yang secara nyata akan
“bayi monster” (baby monster). mempengaruhi perkembangan janin
sehingga menimbulkan efek yang
Teratologi adalah ilmu yang berhubungan dengan berubah –ubah mulai dari letalis
penyebab, mekanisme, dan wujud dari perkembangan
sampai kelainan bentuk (malformasi)
yang menyimpang dari sifat, struktur, dan fungsi
dan keterhambatan pertumbuhan yang
alaminya yang meliputi studi tentang perkembangan
abnormal dan cacat bawaan.
disebut zat embriositik
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam teratologi
eksperimental
• Zat yang akan diuji
• Hewan coba
• Penentuan waktu pemberian zat
• Penentuan besarnya konsentrasi atau dosis
• Penentuan jalur administrasi
• Manajemen hewan coba pasca perlakuan
• Pengamatan
JENIS UJI TERATOLOGI
A. CHEST (Chick Embryotoxicity Screening Test)

CHEST (Chick Embryotoxicity Screening Test)


adalah pendekatan teratologi dengan menggunakan
embrio ayam untuk mengetahui pengaruh atau dampak
teratogen terhadap perkembangan embrio ayam.
Contoh kasus penelitan teratologi dengan
menggunakan pendekatan CHEST adalah penggunaan
teratogen berupa enrofloxacin pada embrio ayam yang
mengakibatkan embrio mengalami penurunan berat
badan, anomali strukur kepala, retardasi pembentukan
tulang rawan, dan anomali pada struktur kepala.
JENIS UJI TERATOLOGI
B. FETAX (Frog Embryo Teratogenecity Xenopus)
FETAX (Frog Embryo Teratogenecity Xenopus)
adalah pendekatan teratologi dengan menggunakan
embrio katak sebagai objek penelitian teratologi.
Adapun pendekatan teratologi berdasarkan
metode FETAX dapat diamati pada perkembangan
embrio katak dengan perlakuan pemberian insektisida
(malathion) yang mengakibatkan pembengkokan ekor
pada larva katak.
Selain 2 Jenis Uji Diatas, Ada Bebrapa
Jenis Uji Lain Yang Dapat Digunakan

BIAKAN SEL BIAKAN ORGAN BIAKAN HIBRIDA


Biakan sel dapat
ditanam pada suspensi Biakan organ terlalu pajanan zat kimia pada hidra
sebagai suatu lapisan rumit untuk dewasa dan embrio buatan
tunggal, atau pada (terdiri atas sel yang
digunakan sebagai
berbagai bahan diregresikan secara acak dari
uji prapenyaringan. hidra yang dihancurkan)
penyangga. efek
namun, tampaknya menyebabkan berbagai
teratogenik dapat
dinilai dari berbagai berguna untuk perubahan morfologik, bahkan
parameter. karena mempelajari cara menyebabkan kematian.
mudahnya, prosedur kerja dan tempat perbandingan kadar lethal pada
ini dapat digunakan sasaran zat kimia embrio terhadap kadar letal
sebagai uji pada yang dewasa telah
yang dicurigai.
prapenyaringan. ditentukan untuk beberapa zat
kimia.
DAUR
ESTRUS
Estrus atau birahi adalah periode atau waktu hewan betina
siap menerima pejantan untuk melakukan perkawinan.
Interval waktu antara timbulnya satu periode estrus
kepermulaan periode estrus berikutnya disebut siklus
estrus.
Berdasarkan frekuensi terjadinya siklus estrus,
hewan dibedakan menjadi tiga golongan.

GOL I GOL II GOL III

hewan monoestrus hewan poliestrus hewan poliestrus


yaitu hewan yang yaitu hewan-hewan bermusim yaitu
hanya satu kali yang hewan-hewan yang
mengalami periode memperlihatkan menampakkan siklus
estrus per tahun, estrus secara estrus periodik hanya
contohnya beruang, periodik sepanjang selama musim
srigala, dan tahun, contohnya tertentu dalam satu
kebanyakan hewan sapi, kambing, babi, tahun, contohnya
liar. kerbau dan lain- domba yang hidup di
lain. negara dengan empat
musim.
Fase-fase Siklus Estrus
1. PROESTRUS
Proestrus merupakan periode
persiapan yang ditandai dengan pemacuan
pertumbuhan folikel oleh Follicle
Stimulating Hormone (FSH).
Fase proestrus ini FSH yang
dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofisa akan
memicu perkembangan folikel di dalam
ovarium

Pada fase ini juga terjadi perkembangan


organ-organ reproduksi yaitu oviduct, uterus,
dan vagina.
Fase-fase Siklus Estrus
2. ESTRUS
Periode estrus adalah masa puncak keinginan
untuk kawin ditandai dengan manifestasi birahi
secara fisik. Lama periode estrus pada ruminansia
kecil selama 2 - 3 hari.
Fase estrus pada dasarnya dipengaruhi oleh
sistem hormonal. Tanda-tanda keberadaan
ternak berada pada siklus estrus dapat diamati
adanya perubahan secara fisik salah satunya
adalah keluarnya lendir sampai ke vulva yang
sangat jelas
Fase-fase Siklus Estrus
3. MATESTRUS/POSTESTRUS
Metestrus merupakan fase mulai tumbuhnya
corpus luteum setelah terjadi ovulasi atau sering
disebut dengan fase luteal. Metestrus sebagian
besar berada di bawah pengaruh hormon
progesteron.

Fase metestrus ditandai dengan adanya perubahan


sekresi lendir serviks oleh kelenjar-kelenjar serviks dari
cair menjadi kental. Metestrus terjadi setelah fase
estrus berakhir, fase metestrus berlangsung selama 2 -
3 hari.
Fase-fase Siklus Estrus
4. DIESTRUS

Diestrus merupakan fase terakhir dan terlama dalam


siklus estrus ternak-ternak mamalia. Korpus luteum
menjadi matang dan pengaruh progesteron menjadi
dominan.
Fase diestrus ditandai dengan Endometrium
menebal, kelenjar uterina membesar, dan otot uterus
menunjukkan peningkatan perkembangan.
Kondisi ini akan terus berlangsung selama masa
kebuntingan dan korpus luteum akan dipertahankan
sampai akhir masa kebuntingan.
TEKNIK PENGAWINAN
SILANG
Pengawinan hewan Biakan organ terlalu
percobaan rumit untuk digunakan Sumbat vagina
sebagai uji Pada pagi harinya
dilakukan pada menandakan mencit
prapenyaringan. namun, dilakukan
masa estrus dengan telah mengalami
tampaknya berguna pemeriksaan sumbat
perbandingan untuk mempelajari cara kopulasi dan berada
vagina.
jantan dan betina kerja dan tempat sasaran hari kehamilan ke-0.
1:4 zat kimia yang dicurigai.

Mencit yang telah hamil


dipisahkan dan yang
belum kawin dicampur
kembali dengan mencit
jantan
TEKNIK PEMBERIAN
SENYAWA
Waktu Pemberian Zat
• Pemberian zat sebelum implantasi,
Teknik Pemberian Senyawa bertujuan untuk melihat pengaruh
Pemberian sediaan uji suatu zat terhadap perkembangan
dilakukan selama 10 hari embrio preimplantasi.
berturut-turut mulai hari ke • Pemberian zat teratogenik setelah
enam sampai hari ke lima implantasi, bertujuan untuk melihat
belas kehamilan secara oral, pengaruh zat pada perkembangan
tanpa mempuasakan hewan. fetus, terutama pada masa
organogenesis
TEKNIK PEMBERIAN
SENYAWA
Pemberian Zat Kimia
Dosis sekurang-kurangnya diberikan tiga tingkat dosis.
Dosis tertinggi harus menyebabkan gejala keracunan pada
beberapa induk (dan atau janin), seperti berkurangnya berat
badan.
Dosis terendah harus tidak menampakkan efek buruk.
Satu atau lebih dosis harus berada di antara kedua ekstrim itu.
Tikus Mencit Hamster Kelinci
Usia induk pada 100-120 hari 60-90 hari 60-90 hari Dewasa belum kawin
awalnya

Periode hari ke 6-15 hari ke 6-15 hari ke 5-10 hari ke 6-18


pemberian dosis*

Seksio Caesaria* hari ke 20 hari ke 17 hari ke 14 hari ke 29

Pembanding ASA, 250 ASA, 150 ASA, 250 6-aminonikotinamid 2,5


positif † mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg
Presentasi Projek Kelompok

Terimakasih
Sudah Menyimak Presentasi dari Kelompok
Kami, Kami Mohon Maaf Apabila Ada
Kekurangan dari Presentasi Kami

Anda mungkin juga menyukai