DIZA SARTIKA
teratologi
teratos • monster
logos •ilmu
• senyawa
yang
teratogen menyebabkan
cacat
Thalidomide Syndrome
• Critical exposure is 24-
36 days of gestation
• Limbs
• Ears
• Cardiac
sejarah
• thalidomid1956 === FDA telah lolos edar.
• 1949 – 1958 == tidak ada kelahiran cacat
• 1959 == 1 kelahiran cacat
• 1960 == 3 kelahiran cacat
• 1961 == 154 kelahiran cacat
• 1963 == tidak ada kelahiran cacat
• dengan SK kemenkes RI no. 682/ph/63/b yang
berlaku mulai tanggal 1 januari 1963. == dilarang di
Indonesia
Cacat yang muncul karena thalidomid
• Amelia == tidak hanya pada alat gerak kaki dan
tangan
• Phocomelia == berkurangnya tulang pada alat gerak,
yang biasanya pada lengan
• reaksi spesifik masing-masing komponen sangat
berbeda
• Kerja senyawa teratogenik pada saat kehamilan
terutama tergantung pada kondisi:
– fase perkembangan embrio
– kerentanan genetik embrio/fetus
– status fisiologis atau patologis induk
• Selama masa praimplantasi, saat blastosis masih
berada dalam uterus dan tergnatung ekskresi nutrisi
uterus, senyawa asing dapat membunuh embrio tapi
tidak dapat menimbulkan cacat karena masiha ada
sifat totipotensi dari blastomer dengan cara
mengganti sel-sel yang rusak dengan sel yang baru
dibentuk.
• transfer senyawa melalui plasenta dapat melewati
membran biologis yaitu transpor aktif, lewat pori,
pinositosis dan difusi
• suatu senyawa yang memasuki plasenta tidak berarti
bahwa senyawa tersebut akan bersifat
teratogen/embriotoksik.
• Yang penting adalah sifat metabolik dan
kemungkinan penumpukan dalam embrio atau fetus.
Parameter yang bisa di amati
• adanya cacat pada langit2
• Kelainan pada tulang, dll
• Fetus yang hidup/mati
Uji toksisitas reproduksi pada hewan
1. Studi generasi tunggal
2. Studi multigenerasi
1. Studi generasi tunggal
• Untuk mempelari pengaruh pemberian obat selama
fase reproduksi, karena itu pengujian dilakukan
pemberian obat sebelum pengawinan.
• pengamatan : fungsi organ reproduksi, fase
kehamilan, perkembangan fetus, kelahiran dan
perkembangan keturunannya
Pengamatan pengaruh pemberian obat seluruh
proses reproduksi dibagi menjadi 3 fase
1. Segmen 1 : sejak sebelum dikawinkan sampai pada
fase awal kehamilan
2. segmen 2 : dilakukan pada fase organogenesis (
fase pembentukan organ)
3. segmen 3 : dialkukan pada fase peri dan postnatal
(masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ reproduksi kembali ke keadaan normal)
sampai pada masa penyapihan
Studi segmen 1
• Digunakan untuk mengamati sifat fertilitas
• hewan uji jantan muda diberi perlakuan selama lbh
kurang 60 hari untuk meliputi perioda
spermatogenesis dan hewan betina dewasa
diperlakukan selama 14 hari untuk dapat meliputi 3
kali siklus estrus (reproduksi). Hewan tersebut
dikawinkan. Fetus dari betina diamati.
Studi segmen II
• untuk pengujian sifat teratogenitas suatu senyawa.
• Senyawa hanya diberikan pada hewan betina hamil,
pada hari ke-5 sampai ke-15 kehamilan.
• kemudian lakukan laparaktomi (pembedahan)
sehari sebelum melahirkan.
• amati fetus yang difiksasi
Studi Segmen III
• untuk menguji pengaruh senyawa terhadap
kelahiran pada postnatal
• senyawa uji diberikan pada masa akhir kehamilan,
setelah hari ke-15 sampai masa penyapihan, pada
induk betina.
2. Studi multigenerasi
• Ditujukan untuk menguji zat tambahan makan,
seperti pengawet, pewarna, penyedap rasa.
• HP dikawinkan sampai anakan turunan pertama (F1).
Sebagian F1 dibunuh pada masa sapih, dan sebagian
lagi dikawinkan sehingga diperoleh generasi kedua
(F2).
• sebagian F2 juga dibunuh pada masa sapih dan
sebagian dilanjutkan untuk memperoleh generasi ke-
3 (F3)
Human
Rabbif
Rat
Mouse
Category Example
B Erythromycin, penicillin
Alcohol Isotretinoin
Androgens Lithium
Anticonvulsants Live vaccines
Antineoplastics Methimazole
Cocaine Penicillamine
Diethylstilbestrol Tetracyclines
Etretinate Warfarin
Lodides (including radioactive
iodine)
Medications Suspected to be Teratogens
ACE inhibitors Estrogens Progestogens
Benzodiazepines Oral hypoglycemic Quinolones
agents