Anda di halaman 1dari 120

PENGELOLAAN BINATANG

PERCOBAAN PADA PENELITIAN


BIOMEDIK

Laboratorium Patologi Eksperimental PA-FKUI


• Abad ke-5 SM
– Ekperimen dgn binatang coba  tujuan: deskripsi sistm. Biologi

• Abad ke-2 M
– eksperimen binatang u/ dasar pengobatan

• Abad ke-18 M
– eksperimen dgn binatang dipandang perlu u/ kemajuan di bid.
Kedokteran, biologi, & ilmu dasar Vs perasaan ‘kepribinatangan

??????
• Apakah binatang percobaan terus dibutuhkan dalam penelitian ??

• Apakah penggunaan binatang dalam penelitian tetap mempertahankan


etika??
Dibuat 5 syarat dlm melakukan eksperimen binatang:
1. hanya dpt dilakukan pd masalah keilmuan yg nyata
2. sedapat mungkin menggunakan analgesik/ anastesi
3. nyeri, penderitaan,& jumlah binatang coba seminimal mungkin
4. eksperimen hanya boleh dilakukan o/ org yg berpengalaman
5. sedapat mungkin menggunakan hewan dari tingkatan yg rendah
dlm taksonomi
Kebanyakan dokumen legal berprinsip: 3R
- Refinement
- Reduction
- Replacement
• Menetapkan tujuan legal dlm penggunaan binatang coba
• Memastikan semua org yg terlibat dlm percobaan binatang
telah memiliki standard kompetensi tertentu
• Mengontrol derajat nyeri/gangguan yg ditimbulkan percobaan
thdp binatang
• Melakukan inspeksi terhadap sarana & prasarana percobaan
binatang
• Memastikan standar breeding & pemeliharaan yg
ber’prikebinatangan’
• Memastikan percobaan hewan hanya dilakukan bila tdk
didapatkan alternatif lain
• Konsep pathocentric: adanya pelarangan untuk menimbulkan
rasa sakit & penderitaan bagi binatang coba
• Pengecualian dari konsep pathocentric terdapat alasan
ilmiah yg kuat utk menimbulkan rasa sakit & penderitaan tsb
• Dalam konsep pathocentric  berkurangnya harapan hidup
bagi binatang selama tdk menimbulkan kesakitan  bukan
termask hal yg mencelakai hewan

Aspek etik dilihat dari perspektif binatang dikenal sebagai Pathocentric atau zoocentric
breeding system
Sistem perkembang biakan (breeding system)

• Informasi umum
• Faktor-faktor yang mempengaruhi
• Breeding system
• Record and keeping
Informasi umum

• Sexual maturity 40-60 days


• Estrous cycle 4 - 5 days
• Gestation 19-21 days
• Weaning age 21 days
• Breeding onset Female 6 – 8 weeks
male 8 – 10 weeks
• Reproductive life + or - 8 months
• Life span 1 - 3 years
• Pups begin eating dry food 12 -14 days
• Litter size 6-12 pups
Sexing Mice and Rat
•In the adult mouse,
male and female are
easily differentiated
by the anogenital
distance.
• The mouse on the
left is female. The
mouse on the right is
male. Note the
presence of the
scrotum.
Estrous cycle

F344 female rats with 4- and 5-day cycles


Faktor-faktor yang mempengaruhi
• Strain • Diet
• Age • Water
• Health • Nesting material
• Technician • Age bred
• Temperature • Disturbances

• Humidity
• Light
Vaginal Plugs
•Vaginal plugs are NOT a
guarantee of pregnancy.
They are only an
indication that copulation
has taken place. This is
important if timed mating
is needed.
•The best time to look for
plugs is in the morning
since mating usually
occurs during the dark
cycle and plugs only
remain in place for 10-15
hours
Mouse Reproduction
• First-time mothers are
sometimes very
careless with their
young and mortality can
be very high.
• It is not unusual for a
first time mother to
cannibalize her litter. In
many cases, future
*The date of birth should be noted
litters are successful. on the cage card.
• Timed mating Observed for presence
of vaginal plugs
• Monogamous pairs 1 male to 1 female
• Trios 1 male to 2 females
• Harem Mating 1 male to 3 or more
females
– Not recommended for standard mouse cage.
– If a trio or harem mating system is used, it is VERY
important to REMOVE pregnant females from the group
cage prior to their delivery.
+ = wild tipe
S= mutant alel
Animal breeding
Tipe perkawinan Autosomal

Incrosses +/+ x +/+

Crosses +/+ x s/s

s/s x +/+

Backcrosses s/+ x +/+

+/+ x s/+

s/+ x s/s

s/s x s/+

Intercrosses x/s x s/+


Breeding system
• Random Bred, outbred stock
• Karakteristik
– Heterozigocity undefined
– Genetic profile unkonwn
– Random mate, closed colonies
• Mencit : NMRI. OF, CD-1, Swiss Webster
• Rat : Spaque Dawley
• Rabit, guinea pigs
• Digunakan pada penelitian
– Tidak relevan dengan genetik, tes toksikologi
– Selection eksperiment
• 4 penyebab perubahan genetik:
– Kontaminasi genetik, imigrasi
– Mutasi
– Arah seleksi
– Random drift

• Keuntungan Kerugian
– Mudah diperoleh * genetiknya tdk diketahui
– Murah * fenotip bervariasi
– Iebih fertil
– Mortalitas neonatus lebih rendah
* lebih resisten terhadap penyakit
* untuk mempelajari supceptibility Vs resistance
Inbred strain
• Mencit yang diperoleh dari :
perkawinan antara saudara kandung lebih dari 20 generasi
dan homozigot pada semua lokus khususnya mutasi yang
timbul spontan

• Digunakan untuk mempelajari:


– Genetik
– Kanker
– Transplantasi jaringan
– Imunologi
• Inbreed strains, isogenic strains

– Variasi genetiknya berkurang  0 (coefisien of inbreeding 99,8%)


– Diperoleh dari perkawinan antar saudara kandung sampai 20 generasi
atau lebih
• Mencit : NOD, CBA, C57BL, AKR
• Rat : F344, LEW
– Keuntungan: Kerugian:
• Isogenic, homozigot * mahal
• Profile genetik diketahui * tidak cocok untuk
(teridentifikasi) beberapa penelitian
• Fenotip seragam * lebih sensitif terhadap
– Jumlah mencit berkurang faktor lingkungan
* kesuburan rendah
Transgenic mice
Tujuan dibuatnya Transgenic mice
• Mempelajari fungsi gen
– Penyakit pada manusia : dapat dibuat model
dengan memasukkan gen mutan ke dalam mencit
Keuntungannya lebih baik dari in vitro karena
dapat mempelajari fisiologi dalam organisma yang
utuh
Tujuan dibuatnya Transgenic mice
• Tes obat

• Reseptor polio
– Mencit normal tidak dapat diinfeksi dengan virus
karena kekurangan molekul permukaan sel di mana
pada manusia molekul tersebut digunakan sebagai
reseptor untuk virus
– Transgenic mice dapat mengekspresikan gen
reseptor manusia, sehingga dapat diinfeksi oleh
virus polio, berkembang menjadi lumpuh dan
perubahan patologik lain seperti pada manusia
Transgenic dan Knockout Mice
Transgenic mice ( atau spesies lainnya ) adalah binatang yang mengandung
sisipan DNA asing di dalam genom

Ada 2 cara:
1. Targeted Insertion”:
Menyuntikkan DNA yang telah diidentifikasi ke dalam
embryonic stem (ES) cells (embrio dalam bentuk blastocyt /
berumur 4 hari)
Ada gen yang dihilangkan (sebagai pengganti mutasi)
Knockout Mice

2. DNA dapat berintegrasi secara random dengan menyuntik DNA ke dalam


pronukleus jantan pada ovum yang telah difertilisasi.
– DNA dapat mengintegrasikan dimanapun di genom
– multiple copies
Nomenclature untuk transgenic mouse

• ILAR ( Institute of Laboratory Animal Research) 1992


• Dimodifikasi oleh nomenclature committee 1999 dan 2000

Simbol untuk tata nama transgenic terdiri atas 4 bagian:

TgX(YYYYYY)######Zzz

– Tg X : transgen
– (YYYYY) : simbol gen dari DNA yang disisipkan
– ####### : Asal Laboratorium (laboratory line) atau Code
(founder designation) atau nomor seri
– Zzz : Kode laboratorium
Nomenclature untuk transgenic mouse
Contoh :

C57BL/6J-TgN(CD8Ge)23Jwg
Genomic clone (Ge) CD8 manusia yang disisipkan ke dalam mencit
C57BL/ 6 dari Jackson Laboratory (J); line mencit ke 23 yang
dikembangkan di larobatorium John W Gordon (Jwg)

129/J-TgH(SV40Tk)65Rpw
Transgen SV40-thymidine kinase (Tk), rekombinasi yang homolog
dengan spesifik lokus yang tidak dikenal (anonymous) dari embrionic
stem cells strain 129/J.
Mencit tersebut merupakan line ke 65 yang dikembangkan
olehRichard P. Woychik (Rpw)
Ear Notch or Punch for
Mouse, Rat and Hamster

From Current Protocols in Immunology


Environment

• Caging • Sanitation
• Feed • Provisions for off-
• Bedding hour care
• Water • Environmental
monitoring and
maintenance
Table 1.0.1 Minimum Space Requirements for Housing Laboratory Animals in Cagesa
Weight Floor area/animal Cage heightb
Animal (g) (in2) (cm2) (in) (cm)
Mouse <10 6.0 38.71 5 12.70
10-15 8.0 51.62 5 12.70
15-25 12.0 77.42 5 12.70
>25 15.0 96.78 5 12.70

Rat <100 17.0 109.68 7 17.78


100-200 23.0 148.40 7 17.78
200-300 29.0 187.11 7 17.78
300-400 40.0 258.08 7 17.78
400-500 60.0 387.12 7 17.78
>500 70.0 451.64 7 17.78
a Guidelines are derived from Guide for the Care and Use of
Laboratory Animals (ILAR, 1985).b From the resting floor to
the cage top From Current Protocols in Immunology Online
Ventilation efficiency with low
velocity Air Speed
Visibility

Easy access From TENCIPLAST


Table 1.0.2 Recommended Relative Humidity and Dry Bulb Temperature
for Animals Housed in Cagesa
Dry bulb temperatureb
Relative
Animal humidity (%) °C °F
Mouse 40-70 18-26 64.4-78.8

Rat 40-70 18-26 64.4-78.8

Hamster 40-70 18-26 64.4-78.8

Rabbit 40-60 16-21 60.8-69.8


a Guidelines from ILAR, 1985.
b ILAR, 1965, 1977.
From Current Protocols in
Immunology
Handling
Handling
• Definisi:
– segala sesuatu yg berhub. Dgn menyentuh mencit
menggunakan tangan, lgs / tdk lgs, dgn/tanpa menyentuh
binatang
• Tujuan handling yg tepat
– habituasi mencit terhadap manusia & manipulasi  hanya
timbulkan sedikit gangguan pada fisiologi & psikologi
hewan
Handling yg baik dimulai sejak tempat perkembangbiakan 
mencit terbiasa dgn manusia & manipulasi
 eksperimen lbh mudah
Tenang & mantap agar tdk membahayakan hewan & pekerja
Restrain
• Definisi:
– immobilisasi hewan dgn fiksasi seluruh tubuh / sebagian
secara comfortable but safe, dgn tangan atau alat

• Restrain yg baik mencegah cedera pada binatang &


pekerja
• Pada prosedur dgn stres tinggi / nyeri hebat
physical restrain dpt difasilitasi oleh sedasi / analgesi
Handling Mencit
Handling biasanya dilakukan u/ pemindahan hewan/
kelompok hewan dari
– satu kandang ke kandang lain
– Dari & ke lokasi eksperimen

• Gerakan tiba-tiba (hectic & jerky) harus dihindari

• Berikan waktu agar mencit beradapdasi dgn sarung tangan


pekerja
Pemindahan Sekelompok mencit
1. Dengan tangan
– Mencit sering berkelompok di sudut kandang
– Kelilingi mencit dgn tangan, angkat seluruhnya
dari bawah

2. Dengan alat
– Gelas kaca
– Pipa
Pemindahan mencit individu
1. Dengan tangan
– Transfer hanya 2-3 s
– Memegang pangkal ekor
• tdk dilakukan bila mencit obese/hamil  kulit pangkal ekor
akan lecet  tahan dengan tangan
– Pegang dgn tangan pada leher belakang  spt induk mencit

2. Dengan alat
– SPF / immunocompromised
– Forsep dgn ujung plastik  jepit kulit leher bag. Belakang
dari arah belakang
Pemindahan Induk & Anak
• Pindahkan ibu terlebih dahulu
• Pindahkan anak & bahan sarang sekaligus
• Hindari memegang anak tanpa menggunakan
sarung tangan
Dampak penanganan dan pengendalian
terhadap kesejahteraan mencit
• Stres pada mencit dapat terjadi, tergantung pada prosedur,
pengendalian, frekuensi, dan lama
• Stres dapat menyebabkan berat badan turun sampai dengan
keadaan patologi
– Masih terdapat kontroversi apakah penanganan dan pengendalian
yang sering akan menurunkan atau meningkatkan stres pada mencit

Terdapat perbedaan tempramen, adaptabilitas, dan sensitifitas


stress diantara strain mencit
Mouse Handling and
Manual Restraint

Mouse handling and manual


restraint. Apply slight,
rearward traction on the tail
(A). Grasp skin behind ears
with thumb and index finger
(B). Transfer the tail from
the preferred hand to beneath
the little finger of the hand
holding the scruff of the neck
(C).

From Current Protocols in


Immunology
Rodent restrainers

Rodent restrainers. With


animal under control as
described for handling and
manual restraint, place the
head at opening of the box
while maintaining tension on
the tail. Allow animal to
crawl in and place the
securing block appropriately.

From Current Protocols in


Immunology
Kesulitan berhububungan dgn ukuran tubuh kecil:
1. Rentan hipotermia
 mortalitas tersering pd anastesi
2. Perbedaan respon terhadap anastesi (terutama injeksi)
 bergantung pd spesies, usia, sex dll
 suboptimal pd satu individu / letal bagi yg lain
3. Sulit memantau tanda2 vital
4. Kehilangan darah yg cepat walaupun dlm vol. kecil (0.5 ml) 
syok
5. Sulit mengukur nyeri secara objektif
• Kesehatan
– prima, aklitimasi 1-2 mg, tdk dipuasakan

• Hipotermia  hipotermia intra & post operative potensial


menyebabkan kematian
– upaya pencegahan :
• mis: selimut panas, lampu, durasi operasi & pemulihan
sesingkat mungkin  krn suhu tubuh mencit bergantung
pada aktivitas

• Tipe regimen anastesi yang digunakan : disesuaikan dgn: tipe & lamanya
prosedur, serta tujuan penelitian
• Pembedahan besar & waktu lama
– gabungan: injeksi + inhalasi / inhalasi + analgesik opioid
• Anastesi injeksi via P.I
– mudah diberikan, efek baru muncul setelah konsentrasi
>>>, sulit titrasi & kontrol kedalaman anastesi, sedasi &
pemulihan lama
• Anastesi inhalasi modern
– halothane, isoflurane, sevoflurant  membutuhkan alat canggih
(calibrated vaporizer, breathing system)
titrasi mudah, recovery cepat
Volume zat anatesi yg diperbolehkan:
• i.p. & s.c.  0.1-0.5 ml
• i.v.  0.05 – 0.1 ml
• i.m.  maks 0.05 ml
• Propofol
– agen hipnotik
– induksi & maintenance,
– rute pemberian: infus i.v. kontinyu / bolus intermiten

• Kelebihan: onsetnya cepat, durasi anestesi singkat, tidak


mengalami akumulasi setelah injeksi berulang kali, tdk
menyebabkan kerusakan jar, pemulihan cepat
• Kekurangan: hanya cocok digunakan u/ prosedur singkat
(tato, ambil darah), analgesinya buruk, butuh akses i.v.
• Keuntungan: margin of safety yg luas, tidak memiliki efek
kumulasi & toleransi pd pemberian berulang
• Kerugian: efek anastesi tdk dapat diprediksi bila diberikan
sec. I.P, perlu vol >>>> bila diberikan sec. IM

•Menyebabkan depresi sedang sistem kardiovaskular & pernafasan

•Imobilisasi komplit dpt bertahan selama 1.5 menit, recovery terjadi


10-15 menit setelah injeksi
• Bila digunakan sbg agen tunggal (100-200 mg/kg im/ip)
– anetesi selama 30 menit,
– namun disertai dgn analgesik <<<<,
– rigiditas otot,
– mortalitas signifikan
• Disarankan  Ketamin + tranquilizer

• Efek samping:
– Menigkatkan tekanan intraserebral & intravaskular  exophthalmus
• Dosis kombinasi :
– 100mg/kg + 5 mg/kg im
– 120 mg/kg + 16 mg/kg ip

Xylazine memiliki efek sedasi & analgesi


– pemberian ketamin + xylazine  induksi cepat & tenang (2-3 menit)
& durasi analgesi 80 menit (waktu total anestesi 110 menit)

• Kelemahan:
– bradikardi, <<< cardiac output, hipotensi, katarak temporer, gangguan
terhadap sel limfosit, sel kuppfer, sel endotel, peningkatan AST
(aspartate transaminase)
• Tradisional  bell jar yg dilapisi kasa bereter
pada bagian bawah
• Kapas bereter harus diberi lapisan 
mencegah iritasi
• Diamati tanda2 gas anestesi mulai bekerja:
berhentinya gerakan & mencit berbaring
Anestesi injeksi
• Ketamine/ medetomidine
• Ketamine/ acepromazine
• Ketamin/ midazolam
• Telazol TM/xylazine
• Tribromoethanol
• Pethobarbital
• dll
• Kerugian:
– konsentrasi gas anestesi di dlm bell jar tdk dapat dikontol  dapat letal

• Metode ini hanya digunakan utk gas2 dgn konsentrasi rendah ,


– mis. Methoxyflurance (konsentrasi 3%)

• Setelah mencit teranestesi


 dikeluarkan dari bell jar  dapat teranestesi selama 30 s
 bila dibutuhkan waktu yg lebih panjang
gas anestesi diberikan melalui face mask/ nose cone

• Dpt pula dgn orotracheal intubation + ventilasi terkontrol 60-


100x/m
• Biasanya digunakan u/ anestesi mencit dgn cara diteteskan
pada kapas/kasa di dalam bell jar  setelah induksi  dpt
dilakukan prosedur selama 5 -10 menit
• Dpt pula utk waktu anestesi yg > lama  maintenace eter
melalui face cone
• Keuntungan: murah, margin of safetynya tinggi, tdk berefek
terhedapat heamatologi
• Kerugian: iritatif terhadap saluran nafas, hipersalivasi, edem
pulmonal, obstruksi jal. nafas
• Methoxyflurane + O2 / udara bebas
– agen anestesi inhalasi yg cocok untuk mencit
• Agen teraman baik digunakan dlm sistm bell jar / dgn mesin anestesi
• Induksi cepat, surgical anestesi dpt berlangsung selama 10-20 min
• Untuk maintenance anestesi dpt digunkan nose cone yg dibasahi o/
methoxyflurane / calibrated vaporizer
• Keuntungan: kemudahan menjaga keadaan anestesi yg lama, salivasi <
dibanding ether, kardiovaskular & respirasi < dibanding halothane
• Walaupun demikian binatang hrs diawasi utk kemungkinan timbul
hipotermi & kedalaman anestesi
• Kerugian: 40% methoxyflurant akan dimetabolisme menghasilkan ion
flouride inorganik  gagal ginjal  pengolahan residu gas anestesi
penting bagi kesehatan personel yg terlibat
• Gas anestesi yg tidak dpt terbakar, nonexplosif, noniritating
– induksi > cepat daripada methoxyflurant, & keadaan surgical anestesi
sangat optimal.
– Namun butuh calibrated vaporizer utk mengontrol konsentrasi gas
anestesi & kedalaman anestesi
• Keuntungan: lebih nyaman digunakan, induksi lebih cepat,
kontrol kedalaman anestesi > mudah, pulih lebih cepat,
depresi kardiovaskular > ringan dibandingkan dgn anestesi
injeksi
• Dapat sebabkan depresi kardiovaskular & pernafasan yg
bergantung pada dosis & dpt menghambat fungsi respon
imun (terutama. sel NK)
• Penggunaan NO sbg agen anestesi tunggal tdk disarankan
– tdk memiliki efek anestetik yg baik berpotensi
– timbulkan gangguan kesehatan pada manusia

• Anestesi jangka pendek (mis. u/ retroorbital bleeding & cardiac


puncture)
• Keuntungan: CO2 mudah didapat, murah, aman utk pekerja,
pemulihan cepat
CO2 dosis rendah (50%)  waktu induksi lama (hingga 16 menit),
CO2 dosis tinggi (100%)  anestesi terjadi lebih cepat, ES <<<,
namun tdk cocok digunakan bila pemulihan direncanakan

Efek samping: perdarahan hidung, salivasi, kejang, kematian


• Kesulitan terjadi krn: ukuran sgt kecil, data ttg
metabolisme obat, efek samping,
biotransformasi dll sangat terbatas
• Metode yg sering digunakan  hipotermia
• Neonatus hingga usia 3 mg  poikiloterm &
dpt mentoleransi suhu tubuh hingga 1o C,
tanpa timbul efek buruk
• Cara: neonatus dpt didinginkan dalam air es (1-2 o C)
selama 20-30 menit, kemudian diikatkan dgn tali
elstis pada spons yg telah dibasahi air dingin selama
operasi berlangsung  biasa dilakukan pd
timektomi mencit 1-2 hari. Setelah prosedur
selesai: keringkan, hangatkan hingga 37oC dlm
inkubator, dikembalikan ke kandang dlm kelompok
• Efek samping : hipotermi dpt sebabkan vibrilasi
ventrikel & hipoksia jaringan, dpt terjadi asidosis
metabolik setelah penghangatan
• Cara lain:
1. Pentobarbital (5mg/kg IP)
2. Agen inhalasi (methoxyfluarane) +
hipotermia
• Hipotermia
• Respirasi
– yg diawasi: frekuensi nafas, pola nafas, wana moncong &
telapak kaki
– Depresi nafas diatasi dgn: evakuasi lendir & darah dari saluran
nafas atas, ekstensi kepala-leher, assisted ventilation dgn
meremas dada sec. manual diantara ibu jari & telunjuk dgn
frekuensi 90x/menit
– pemberian a2-adrenoceptor antagonist (atipamezole),
antagonis reseptor opioid (naloxone)  namun anestesi
berkurang
– Pemberian O2 melalui facemask direkomendasikan saat
melakukan anestesi inhalasi/injeksi
• Kardiovaskular:
– pencatatan frek. Jantung (ECG,pulse oximeter),
dengut nadi(melalui dinding dada), tekanan
arteri, warna kulit
– Penambahanan cairan penting u/ meningkatkan
TD arterial  diberikan lar. Saline / glukosa
hangat SC/IP (0.5-1 ml/30 gram atau 0.2 ml/jam)
• Kedalaman anestesi:
- hilangnya righting reflex
- posisi berbaring
- hilangnya gerakan yg bertujuan
- relaksasi otot
- frekuensi nafas berkurang
- hilangnya refleks tail pinch,pinnae, pedal
- hilangnya pedal reflex
pertanda utama keadaan surgical anestesi pada mencit
Pertanda nyeri:
• Tingkah laku & parameter fisiologi  metode terbaik u/
mendeteksi rasa sakit & keberhasilan anastesi

– Tingkah laku: enggan bergerak, postur abnormal, menurunnya


nafsu makan, vokalisasi, kecemasan, ketakutan,
hipersensitifitas, depresi, prilaku agresif, polifagi alas tidur
– Parameter fisiologi: fluktuasi TD, HR, RR, suhu tubuh, serta
berubahnya pola makan-minum  perubahan BB

• Note:
– Pada mencit tdk terjadi perubahan pola makan minum
sbg representasi rasa sakit  tdk terjadi perubahan BB 
berbeda dgn tikus
• Untuk nyeri ringan – sedang  NSAID
• Untuk nyeri sedang – berat 
opiod analgesik:
- Agonis murni (morphin & meperidin)
- Agonis parsial (buprhrenorphine)
- mix agonis-antagonis (pentazocine,
nalbuphine, butorphanol)

Trisiklik antidepresan (mis. Amytriptilin)  terpilih untuk


neuropathic pain  dpt menurunkan reaksi perubahan
tingkah laku terhadap nyeri selama 2 minggu
• Tidak nyeri • Reliable
• Cepat menghilangkan • Reproducible
kesadaran & • Irreversible
mematikan • Mudah
• Restrain minimal • Aman untuk operator
• Menghindari
kegemparan
(exicitement)
• Tanda-tanda kematian:
1. Henti nafas & henti jantung
2. Hilangnya refleks2

• Kematian dpt dikonfirmasi dgn:


1. Exanguination
2. Ekstrasi jantung
3. Ekstraksi visera
• Dekapitasi
• Ekstrasi jantung
• Concussion
• Penggunaan Co2 tdk dianjurkan
• Sodium pentobarbital IV/IP  agen terpilih
• Aman & berprikebinatangan
• Bagi hewan yg sulit dikendalikan dpt
diberikan premedikasi berupa xylazine/
preinduksi dgn xylazine + ketamin
• Gas yg sering digunakan dlm euthanasia
hewan coba dewasa
• Tidak digunakan pada neonatus
• Eksposure thdp Co2 70%  efek anestesi yg
cepat  respiratory arrest  perpanjang 
kematian
• Hewan menjadi tdk sadar dlm 45-60 menit 
tetap diletakan dlm ruang gas selama 5-6
menit  diperiksa TTV
• Eparasi tengkorak + otak dari tulang belakang
dgn cara melakukan penekanan keras dasar
tengkorak kearah anterior
• Hewan akan segera hilang kesadaran krn syok
serebral
• Semua gerakan motorik & sensorik volunter
berhenti
• Gerakan involunter masih dpt timbul
• Pukulan keras pada bagian tengah tulang
tengkorak
• Pukulan harus ckp keras utk menyebabkan
perdarahan masif & depresi SSP
• Hanya boleh dilakukan o/ org yg terlatih
• Dilakukan bila tdk ada cara lain
• Setlh stunning binatang harus dibunuh dgn
cara lain (mis. Dekapitasi)
• Digunakan bila agen pharmakologi & Co2
merupakan kontraindikasi  studi
farmakologi & biokimia
• Bila dilakukan dgn benar  Menyebabkan
kematian segera
• Binatang harus difiksasi dgn adekuat, pisau
harus tajam, kepala harus terpisah total dari
badan (pada sendi atlanto-oksipital)
• Anestesi inhalasi (halothane,
enflurane,isoflurane)
• Injeksi T-61 IV
• Pembekuan dgn nitrogen beku (pada
neonatus)
Laboratory
Animal Handling
Technique
Laboratory Animal Handling
Technique

• A. Injeksi Intraperitoneal
• B. Pengumpulan darah dari vena ekor
• C. Pengumpulan darah dari jantung
• D. Pencekokan / Oral feeding
Intraperitoneal Injection in
Rat

• The most common method of


administering drugs to rats
Tools for intraperitoneal injection in rat

• 75% alcohol cotton ball for surface disinfection


• medium size towel for restraining the rat
• 25G 5/8” needle with 1cc syringe for injection
Let the rat relaxes on the top of the lid.
Stretch the body of the rat by pulling up it’s tail and
then cover the rat with a towel by your left hand
Fold the skirts of towel under the rat from all directions
Grasp up the left hindlimb of the rat to expose the
abdomen
Only the tip of the needle should penetrate the abdominal
wall to prevent injection into the intestines.
Collection of blood from tail
vein in rat

• General anesthesia needed


• small amount: 0.1-1 ml
Pengambilan darah
 Pegambilan darah:
 Mengambil semua darah hewan
 Mengambil sebagian darah
 dipergunakan untuk mengetahui status kesehatan hewan
 komponen sel darah, protein plasma, sisa metabolisme, hormon,
antibodi dan enzim
 Antibodi menggambarkan riwayat infeksi
 Polimofisme enzim serum digunakan untuk mengetahui strain
inbred
 Di fasilitas breeding, pengambilan darah dan analisisnya dilakukan secara
periodik untuk mengecek adanya kontaminasi dalam fasilitas dan
perkawinan strain inbred dan lainnya.
 Pada mencit, nilai hematologi seperti hematokrit dan hitung sel, hasilnya
bervariasi tergantung pada lokasi sampling.
NORMAL VALUES IN THE MOUSE

Blood Volume: 79-80 mL


Hematology

Alb 2.5-3.0
Parameter Normal Value Alk P 35-96(U/I)
PCV 39-49% ALT 17-77(U/I)
Hgb 10.2-13.6 g/dL AST 54-298 (U/I)
MCV 41-49 (fl) BUN 8-33 (mg/dL)
WBC 6,000-15,000 Ca++ 7.1-10.1 (mg/dL)
Differential Creat 0.2-0.9 (mg/dL)
Segs 10-40% Glucose 62-175 (g/dL)
Lymphs 55-95% Phos 5.7-9.2 (mg/dL)
Monos 1-4% TP 3.5-7.2 (g/dL)
Eos 0-4% Na+ 140-160 (mEq/L)
Basos 0-1% K+ 5-7.5 (mEq/L)
Platelets 160-410 (x 1,000) Chloride 88-110

http://www.lar.iastate.edu
MOUSE BLOOD DRAW INFORMATION

http://www.lar.iastate.edu
http://www.lar.iastate.edu
• Pengambilan darah total dari jantung dengan torakotomi
– Dengan teknik ini, dapat diperoleh darah vena dengan jumlah besar
(mencit dimatikan)
• Pengambilan darah total melalui perdarahan dari arteri femoralis
– Teknik ini mudah digunakan untuk mengambil darah arteri mencit.
• Perdarahan dari aorta abdominal
– Aorta abdomen sempit, memerlukan keterampilan dan pengalaman.
Insisi aorta abdomen lebih mudah daripada menusuk dengan jarum
• Dekapitasi
– Darah berasal dari arteri karotis komunis atau vena jugular
• Pengambilan darah berulang dari pleksus vena retroorbita
– Pengambilan darah dari pleksus ini dapat diulang dalam interval 2-4
hari. Teknik ini memerlukan latihan dan pengalaman
• Pengambilan darah dari vena permukaan tungkai bawah
– Dilakukan dengan insisi vena metatarsal dorsal atau vena saphena
medial
– Metode ini mudah, tetapi volume darah yang diperoleh sedikit (80 ul)
• Darah dari vena atau arteri ekor
 Ekor sering digunakan untuk mengambil darah vena atau injeksi
intravena.
 tiga vena dan satu arteri (sepasang vena kaudal lateral, vena kaudal
dorsal, dan arteri kaudal ventral). Vena ekor lebih besar daripada
vena saphena dan dorsal metatarsal, paling sering digunakan adalah
vena kaudal lateral
 Punksi jantung dari torak secara tertutup
 pengambilan darah langsung dari jantung melalui dinding torak
mencit dan dapat diulang, Interval pengambilan yang diperbolehkan
adalah 7 hari.
 Volume darah 300-400 ul
Tools for collection of blood from tail vein

• 75% alcohol cotton ball for surface disinfection


• 27G1/2” needle with 1 ml syringe for blood
withdrawal
• a vial for blood collection
Optimal site of blood withdrawal is around the distal
one-third of the tail since this part of tail gives better
visualization of the veins
Disinfect the tail with 75% alcoholic cotton ball
When the needle penetrates the epithelium of the tail, pull
back the plugger a bit to create negative pressure inside the
syringe, then push the needle in the vein slowly until blood
get into the dead space of the needle head
Pull back the plugger by the ring finger to withdraw blood from
the tail vein
Using a scalpel to make a small wound on the tail is also an
option for collecting blood from tail vein
Blood can be collected b using a pipetteman after then
BLOOD COLLECTION FROM ORBITAL
SINUS OR PLEXUS OF MOUSE AND
RAT Slowly, and with axial
rotation, advance the tip
of the microhematocrit
tube gently towards the
rear of the socket until
blood flows into the tube.

Remove the microhematocrit


tube from orbit and dab
excess blood from the site
with a gauze sponge or
swab moistened in saline
or PBS.Introduce the end
of the microhematocrit
tube at the medial canthus
From Current Protocols in of the orbit.
Immunology
Collection of Blood from
Cardiac puncture in Rat

• General anesthesia needed


• Large amount: up to 3% of body
weight
Tools for collection of blood from cardiac
puncture

• 75% alcohol cotton ball for surface disinfection


• 24G needle with 10cc syringe for blood withdraw
• 15 cc centrifuge tube for blood collection
Disinfect the left thorax with 75% alcoholic cotton ball
Search for the point of maximum heart beat
Insert the needle straight on the selected point and
withdraw blood by your left hand
• Urin
– digunakan untuk memantau proses pemulihan dari penyakit dan efek
dari eksperimen
– volume urin sebesar satu tetes dan 0,4 ml pada satu waktu
– diaspirasi langsung dari kandung kemih volume 0,1-0,15 ml
• Susu
– dianalisis kandungan gizinya dan studi imunologi
– 1-1,5 ml susu/mencit
– Diulang dengan interval 3 hari, satu induk dapat di ambil 2 kali, hari 8
dan 12 setelah melahirkan
• Semen
 Tujuan pengambilan semen adalah untuk inseminasi buatan atau
fertilisasi invitro, inspeksi sperma dan penyimpanan sperma untuk
sumber genetik.
 Semen dapat diperoleh dari yang terejakulasi atau diseksi epididimis.
Metabolic cage

From TENCIPLAST
• Saliva
– kelenjar saliva mandibua, parotis dan sublingua
• Lakrimal
– Lakrimal diproduksi dalam jumlah sangat kecil
• Peritoneal
– Eksudat peritoneal jumlahnya sedikit,
mengandung netrofil,makrofag dan limfosit
Rute pemberian zat
 Bergantung pada bahan yang digunakan dan tujuan
penelitian.
 Harus dipahami dan dipilih sebelum memulai eksperimen
 Harus diketahui sifat kimia dan fisika zat yang digunakan.
(pH, viskositas, konsentrasi, sterilitas, pirogenisitas, toksisitas,
dan sifat bahaya zat yang digunakan)
 Rute memiliki pengaruh terhadap absorbsi, bioavailabilitas,
dan metabolisme terhadap zat yang diberikan.
 Selama pemberian zat, hewan dilindungi dari nyeri, distres
atau diminimalkan
 Rute:
 Pemberian parental
 Pemberian enteral
Pemberian Parenteral
• Injeksi
• injeksi Subkutan, Intraperitoneal, Intravena  paling
sering dilakukan
– IV  paling cepat terdispersi
– IP  ¼ - ½ IV, karena rongga abdomen permukaannya luas &
>>> p.d
• Infus
• Topikal
• Inhalasi
• Implantasi pompa osmotik / controlled release drug
Pemberian enteral
• keuntungan, dapat dalam jumlah besar, non steril, atau pH 3
 Hal-hal yang diperhatikan
 Zat dapat dihancurkan oleh cairan labung dan kandungan makanan
 Laju absorbsi dipengaruhi oleh lama tinggal di lambung
dan laju zat berlalu dari lambung ke usus.
 Enzim dan mikroflora saluran cerna dapat
memetabolisme zat.
 Selain itu bahan tidak larut dapat menjadi larut karena
aktivitas enzimatik dalam usus, memungkinkan untuk
diabsorbsi.
 Pemberian oral
 bersama dengan makanan atau minuman
 Pemberian intragastrik
 langsung dengan gavage oral lebih dipilih karena pemberian zat dapat
diukur
Oral Feeding in Rat

• Feeding amount limited to 1% of


body weight
Tools for oral feeding in rat

• 16 G ball-tipped feeding needle with syring


• Leather glove
Restrain the shoulders of the rat by your thumb and index
finger, then support the lower limbs with your right hand
Restrain the tail of the rat in between your ring finger and little
finger
Let the rat lying on your left palm and introduce the ball-tipped
feeding needle from the pharynx in to the esophagus when the
rat is in the act of swallowing

Anda mungkin juga menyukai