VIRUS
Oleh :
Soraya.,S.Si.,M.Sc.
Isolasi virus
• Diagnosa klinis pengambilan
spesimen
Material Otopsi
Respirasi : Paru-paru & Thrakea
Sistem saraf: otak & sum2 tulang
belakang Jantung : jantung
Pantropik : ginjal, hati & limpa
• Feses : Rectal swab
• Darah
• Cairan tubuh: Cerebrospinal, pericard,
peritoneum & synovial serta eksudat yang
keluar dari mata, hidung maupun mulut
(swab)
• Urine
PEMBIAKAN VIRUS
• Virus merupakan mikroorganisme yang
bersifat parasit obligat dan hanya bisa
hidup pada media yang hidup.
• Berkaitan dengan sifatnya tersebut, virus
hanya dapat dibiakan pada sel hidup.
• Pemilihan media yang digunakan
tergantung dari jenis virusnya dan organ
target dari virus tersebut.
Untuk menumbuhkan virus dalam rangka
mengisolasi suatu virus dapat dilakukan secara :
1. in ovo yaitu metode menumbuhkan pada media
telur berembrio (telur yang sudah dibuahi)
2. in vivo adalah metode menumbuhkan pada
hewan percobaan sebagai model
3. in vitro yaitu menumbuhkan virus di dalam
gelas- gelas atau tabung menggunakn media
biakan jaringan (tissue culture) atau biakan sel
(cell culture).
.
• Yang paling umum invitro
• Pada hewan mempelajari sifat
onkogenik virus, patogenesis, reaksi imun
thp virus, pengaruh lingkungan thp infeksi,
isolasi primer thp bbrp jnis virus
• Virus herpes simpleks skarifikasi
(penggoresan) pd kornea kelinci kornea
keruh
• Virus rabies disuntikan intraserebral pd
tikus putih 1-3 hri ensefalitis mati
• Dengue disuntukan intraserebral dan
subkutan pd tikus putih 1-3 hari 3 -7
hari kemudian tremor paralisis mati
• Demam- Q disuntikan intraperitoneal pd
cavia jantan 7-10 hari orkhitis dalam
cairan skrotum ditemukan penyebab
demam-Q
• Polio dari tinja, liquor, apus tenggorok
penderita disuntikan pada kera scr
intrakutan/intramuskular/intraneural/
intraspinal paralisis
Virus Isolation: Telur Embrio Tunas
(TET)
6. Deterjen
Untuk melarutkan virus beramplop dan sebagai
pembersih alat-alat laboratorium. Untuk
meningkatkan daya penetrasi deterjen dapat
dicampur dengan formalin atau glutaraldehid.
Metode dan bahan kimia yang berbeda
digunakan untuk keperluan inaktivasi yaitu:
A. Sterilisasi : Tekanan uap,pemanasan
kering,oksidasi ethylene,irradiasi sinar g.
B. Disinfeksi permukaan : natrium
hipoklorin, gluataraldehid, formaldehid,asam
pirasetik.
C. Disinfeksi kulit : Klorheksidin, ethanol
70%, iodophore
D. Produksi vaksin :
formaldehid,propiolakton.
CARA MENGAWETKAN VIRUS
1.Temperatur
Kebanyakan virus tahan hidup selama
beberapa hari dalam temperatur 4 C .
keuntungan penyimpanan virus dalam suhu ini
ialah dapat menghindari proses pembekuan
dan pencairan (freeze thawing) suspensi virus
yang dapat merusak partikel virus. Untuk
menyimpan virus dalam waktu lama (
berbulan-bulan atau sampai bertahun-tahun)
digunakan temperatur -70 C (dalam freezer)
atau -196 C (dalam tabung berisi nitrogen cair).
2. Bahan Kimia
a. Jika virus disimpan pada temperatur -70 C,
bahan kimia yang dapat dipakai untuk
mengurangi kerusakan virus adalah DMSO
dengan konsentrasi 10%
b. Bila virus tersebut Cell associated,
disamping DMSO 10%, pada media
penyimpanan virus ditambahkan pula serum
sampai 10% untuk menjaga keutuhan sel.
c. Gliserol sebagai alkohol polihidrat dapat
menstabilkan dinding sel dan partikel virus.
Pada konsentrasi 50% gliserol digunakan untuk
mengawetkan virus pox dan sel epitel yang
mengandung virus PMK.
3. Proses Kering Beku
Cara ini juga disebut liofilisasi dan
merupakan yang terbaik dalam
mengawetkan virus. Virus yang sudah
kering beku dapat disimpan dalam
temperatur 4 C selama berbulan-bulan.
Metode ini digunakan dalam penyimpanan
vaksi aktif.