Anda di halaman 1dari 7

Jurnal CKI On SPOT, Vol. 10, No.

1, Juni 2017 ISSN 1979-7044

PENERAPAN METODE INFERENSI TERHADAP PENELUSURAN SILSILAH KELUARGA


BERDASARKAN GOLONGAN DARAH & HLA

Muryan Awaludin
Teknik Informatikai, STIKOM Cipta Karya Informatika
Email: muryan_awaludin@yahoo.co.id

Abstract: Expert Systems Research (ES) has been one of the longest and most successful research areas in the
field of Artificial Intelligence (AI). Since the 1980s, many case studies of ES applications have been published
covering various functional areas and problem domains. Each estimation system performs a decentralized
inference of the measurement information in the time domain and space domain, and is then inferred in the time
and space domain. Finally, the distribution of the thermal boundary conditions in the nth time step can be
estimated. The "sanad" search or parent's origin of an individual individual is closely related to blood type and
Human Luekocyte Antigen (HLA). Because some of the attributes of children that can not be seen directly can be
seen clearly through the blood group and HLA. To facilitate these searches then the application based on Expert
System is made, so that the running process can be shortened without reducing the accuracy and accuracy of the
results obtained.
Keyword: Expert system, Human Luekocyte Antigen. Inference

1. PENDAHULUAN melakukan penelitian, untuk dapat mengetahui


Penelitian Expert Systems (ES) telah menjadi individu-individu baru yang mungkin akan lahir
salah satu bidang penelitian terpanjang yang dengan menelusuri asalnya dari orangtuanya atau
pernah ada dan paling berhasil dalam bidang sebaliknya.
Artificial Intelligence (AI). Sejak tahun 1980an, Pengetahuan tentang genetika khususnya
banyak studi kasus aplikasi ES telah genetika manusia sangat diperlukan, contohnya
dipublikasikan yang mencakup berbagai bidang terkait peristiwa pemerkosaan, agar dapat
fungsional dan domain masalah (Wagner, 2017). mengetahui siapa pelaku berdasarkan golongan
Pada dasarnya, teori yang berbunyi “…Omnis darah dan HLA sang bayi yang dilahirkan oleh
cellula e cellul…(Semua Mahluk hidup berasal korban. Contoh kasus penyelewengan yang
dari sel)”, yang kemudian berkembang dengan dituduhkan suami kepada istrinya atau juga pada
cara mereduplikasikan dirinya sendiri menjadi saat terjadinya peristiwa tertukarnya bayi di rumah
multisel. Setiap sel-sel tersebut berasal dari sakit. Peristiwa ini melibatkan anak, ibu dan ayah
perpaduan kromosom dari kedua orangtuanya. serta orang yang dituduh sebagai ayah untuk
Sehingga di dalam individu baru yang tercipta diperiksa faktor-faktor genetika golongan
memiliki atau mewarisi sebagian dari sifat kedua darahnya.
orangtuanya baik yang terlihat secara fisik Sistem estimasi masing-masing melakukan
maupun tidak (Lois, 2002). inferensi desentralisasi dari informasi pengukuran
Untuk sebagian orang hal ini dianggap biasa dalam domain waktu dan domain ruang, dan
dan wajar saja, namun bagi yang fokus dalam kemudian disimpulkan dalam domain waktu dan
bidang ilmu biologi, ilmu kedokteran, bidang ruang. Akhirnya, distribusi kondisi batas termal
kriminal dan rekayasa genetika hal ini dianggap pada langkah waktu ke-n dapat diestimasi (Wang
sangatlah penting. Dari perpaduan kromosom dua et al., 2017). Mesin inferensi merupakan program
individu pada keturunannya, menciptakan komputer yang memberikan metodologi untuk
keaneka ragaman genetika yang dapat dijadikan penalaran tentang informasi yang ada dalam basis
dasar pengetahuan bagi mereka yang gemar pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk
mengformulasikan kesimpulan (Turban,1995).

Copyright © 2017 StikomCKI.ac.id 69


Jurnal CKI On SPOT, Vol. 10, No. 1, Juni 2017 ISSN 1979-7044

Penelusuran “sanad” atau asal usul orangtua c. Pemakai


dari seseorang individu sangat erat kaitannya Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu :
dengan golongan darah dan Human Luekocyte pemakai bukan pakar, pelajar, pembangun sistem
Antigen (HLA). Karena sebagian dari sifat-sifat pakar yang ingin meningkatkan dan
anak yang tidak dapat dilihat langsung dapat menambah basis pengetahuan, dan pakar.
terlihat jelas melalui golongan darah dan HLA.
Untuk mempermudah penelusuran tersebut maka 2.2. Basis Pengetahuan
aplikasi yang berbasis Expert System ini dibuat, Basis pengetahuan mengandung pengetahuan
agar proses yang berjalan dapat dipersingkat tanpa untuk pemahaman, formulasi, dan pemecahan
mengurangi ketepatan dan keakuratan hasil yang masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas
diperoleh. dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta
merupakan informasi tentang objek dalam area
2. KAJIAN TEORI permasalahan tertentu, sedangkan aturan
2.1. Konsep Dasar Sistem Pakar merupakan informasi tentang cara bagaimana
Langkah awal dalam menyelesaikan setiap memperoleh fakta baru dari fakta yang telah
masalah adalah dengan mendefinisikan terlebih diketahui.
dahulu ruang lingkup permasalahan. Hal ini juga Sejarah penelitian di bidang AI telah
berlaku pada penelitian pada bidang Artificial menunjukan berulang kali bahwa pengetahuan
Intelligence. Profesor Edward Feigenbaum dari adalah kunci untuk setiap sistem cerdas
Universitas Stanford yang merupakan pelopor awal (Intellegence Sistem).
dari teknologi sistem pakar mendefinisikan sistem
pakar sebagai suatu program komputer cerdas yang 2.3. Mesin Inferensi
menggunakan knowledge (pengetahuan) dan Komponen ini mengandung mekanisme pola
prosedur inferensi untuk menyeleaikan masalah pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar
yang cukup sulit sehingga membuthkan seorang untuk menyelesaikan masalah. Mesin inferensi
ahli untuk menyelesaikannya (Feigenbaum, 1982). adalah program komputer yang memberikan
Suatu sistem pakar adalah suatu sistem metodologi untuk penalaran tentang informasi
komputer yang menyamai (emulates) kemampuan yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam
pengambilan keputusan dari seorang pakar. workplace, dan untuk mengformulasikan
Menurut Turban (1955), terdapat tiga orang yang kesimpulan (Turban,1995).
terlibat dalam lingkungan sistem pakar, yaitu : Workplace merupakan area dari sekumpulan
a. Pakar memori kerja (working memory). Workplace
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan
khusus, pendapat, pengalaman dan metode, serta kesimpulan yang dicapai.
kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol
tersebut guna menyelesaikan masalah. inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu
b. Knowledge Engineer (Perekayasa Sistem) pelacakan ke belakang (backward chaining) dan
Knowledge engineer adalah orang yang membantu pelacakan kedepan (forward chaining).
pakar dalam menyusun area permasalahan dengan Pelacakan kebelakang adalah pendekatan yang
menginterpretasikan dan mengintegrasikan dimotori tujuan (goal-driven). Dalam pendekatan
jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya
diajukan, menggambarkan analogi, mengajukan dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk
counter example dan menerangkan kesulitan- kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan
kesulitan konseptual. menggunakan premis untuk aturan tersebut

Copyright © 2017 StikomCKI.ac.id 70


Jurnal CKI On SPOT, Vol. 10, No. 1, Juni 2017 ISSN 1979-7044

sebagai tujuan baru sebagai kesimpulannya. Gambar 3 Diagram Alir Teknik Depth First
Proses berlanjut sampai kemungknan ditemukan. Search
Gambar dibawah menunjukan proses backward
chaining.

Gambar 1 Proses backward chaining

Pelacakan kedepan adalah pendekatan yang Gambar 4 Diagram Alir Teknik Breadth First
Search
dimotori data (data-driven). Dalam pendekatan ini
pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan
selanjutnya mencoba menggambarkan 2.3. Uji Paternitas
kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta Uji paternitas dilakukan dengan menggunakan
yang sesuai dengan bagian IF dari aturan IF- prinsip ilmiah dimulai oleh Breinstein yang
menerangkan bahwa seserang anak mewarisi satu
THEN. Gambar dibawah menunjukan proses
gen ABO dari ayah dan ibunya, kemudian gen dari
forward chaining ayah dan ibunya ini menentukan anak tersebut
mempunyai golongan darah A, B, AB, atau O pada
tahun 1924 . Kemuian pada tahun 1926 untuk
pertama kalinya golongan darah ABO dipakai
untuk membuktikan kasus non-paternitas.
Gambar 2. Proses forward chaining Selain golongan darah, enzim dan protein
tertentu juga dapat dipakai dalam uji paternitas .
Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhi oleh Perkembangan berikutnya terjadi ketika Dausset
tiga macam penelusuran, yaitu Depth-first search, menemukan Human Luekocyte Antigen (HLA)
Breadth-first search, dan Best-first search. pada tahun 1958.
1. Depth-first search, melakukan penelusuran Kriteria dalam menentukan sistem genetik yang
kaidah secara mendalam dari simpul akar bergerak dipakai dalam uji paternitas, yaitu:
menurun ke tingkat dalam yang berurutan 1. Polimorfik dan idealnya sesuai dengan
(Gambar 3). keseimbangan Hardy-Weinberg.
2. Breadth-first search, bergerak dari simpul 2. Cara penurunan telah diketahui dengan baik
akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji dan sesuai dengan hukum Mendel.
sebelum pindah ke tingkat selanjutnya 3. Laju mutasi sangat rendah
(Gambar.4). 4. Dengan diketahui fenotipnya dapat
3. Best-first search, bekerja berdasarkan diperkirakan dengan mudah genotipnya
kombinasi kedua metode sebelumnya 5. Metode pemeriksaan dapat dilakukan oleh
lebih dari satu laboratorium, dapat dipercaya
(reliable) dan dapat diulang (reproducible).
6. Tanda genetik yang dipakai bersifat stabil dan
tidak dipengaruhi oleh factor lingkungan, usia,
penyakit, reagen dan metodologi yang dipakai.
7. Tersedia data frekuensi antigen dan frekuensi
alel dari etnik yang bersangkutan.
8. Setiap sistem genetik harus independen satu
sama lain dan tidak ada timpang rangkai (linkage
disequilibrium).

Copyright © 2017 StikomCKI.ac.id 71


Jurnal CKI On SPOT, Vol. 10, No. 1, Juni 2017 ISSN 1979-7044

2.4 Human Leukocyte Antigen (HLA)


HLA ditemukan pertama kali sebagai suatu
antigen leukosit yang dinamakan MAC oleh
Dausset pada tahu1958. Untuk selanjutnya yang
diartikan sebagai antigen HLA seseorang adalah
antigen HLA dari limposit orang itu, yang
diperiksa secara limfositotoksisitas. Antigen HLA
dibagi menjadi tiga kelas yaitu, kelas I, II dan III.

Gambar 6 Dasar Reaksi Limfositotoksiaitas


(Dikutip dari Moeslichan, 1990)
3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis, menerapkan
metode interface yang mudah dipahami dan
dimengerti oleh user sehingga tercipta suasana
Gambar 5 Gen Human Leukocyte Antigen (HLA) yang tidak menjemukan baik penulis maupun
Metode pemeriksaan yang dipakai adalah cara pengguna. Untuk memahami alur yang ada dan
mikrolimfositotoksisitas. Dasar pemeriksaan perlu dilalui dalam pemeriksaan terhadap sampel
mikrolimfositotoksisitas ini adalah terjadinya darah anak, ayah dan ibu dapat dilihat dalam
reaksi antara antibodi HLA dan antigen HLA pada flowchart berikut ini.
limfosit yang bersangkutan.
Pemeriksaan HLA tidak berdasarkan ada
tidaknya aglutinasi seperti pada pemeriksaan
golongan darah yang lain. Reaksi antigen antibodi
pada pemeriksaan ini tidak memberikan
perubahan yang nampak pada sel. Oleh karena itu
ditambahkan komplemen.
Dengan penambahan komplemen, permukaan/
kulit limfosit menjadi berlubang-lubang, sehingga
zat warna dapat masuk ke dalam sel dan mewarnai
sitoplasma (reaksi positif). Sedangkan sel darah
yang tidak bereaksi , tidak lisis oleh komplemen
dan tidak terjadi perubahan warna (reaksi negatif).

Copyright © 2017 StikomCKI.ac.id 72


Jurnal CKI On SPOT, Vol. 10, No. 1, Juni 2017 ISSN 1979-7044

Gambar 7 Flowchart Penelusuran Silsilah


keluarga berdasarkan golongan darah dan HLA
Berikut merupakan salah satu bentuk interface
inputan yang digunakan dalam aplikasi yang
dibuat.

Gambar 10 Perancangan Properti form Proses

Perancangan form hasil seperti ditunjukan pada


Gambar 11.

Gambar 8 Contoh rancangan interface untuk data


anak

Rancangan interface inputan ayah dan ibu seperti


ditunjukan pada gambar 9.

Gambar 11 Perancangan Form Hasil

Model pencarian yang digunakan adalah


forward searching dimana penelusuran dimulai
dari awal dan mengambil kesimpulan pada akhir
pencarian berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan
pada awal pencarian.
Model tersebut dapat terlihat pada gambar
dibawah ini dimana penelusuran dimulai pada saat
pemeriksaan darah dari klien (anak,ayah dan ibu)
setelah diketahui jenis-jenis golongan darah pada
masing-masing sample maka di dapatkan hasil
inklusi (terdapat hubungan genetik yang sama) dan
eksklusi (Tidak ada hubungan darah / keluarga).
Proses pencarian penelusuran silsilah keluarga
Gambar 9 Contoh rancangan interface inputan berdasarkan golongan darah + HLA sepeti
data ayah dan ditunjukan pada Gambar 12.
Untuk tabel perancangan form proses sepeti
ditunjukan pada Gambar 10.

Copyright © 2017 StikomCKI.ac.id 73


Jurnal CKI On SPOT, Vol. 10, No. 1, Juni 2017 ISSN 1979-7044

Gambar 12 Proses pencarian penelusuran silsilah


keluarga berdasarkan golongan darah + HLA 

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pembahasan di atas yaitu implementasi dari


inferensi yang dibuatkan dalam bentuk aplikasi: Gambar 14 Form Ayah
Pada form anak ini diinput data-data yang
diperlukan untuk dapat menentukan ada atau
tidaknya hubungan keluarga/keturunan antara
anak dan orangtuanya. Input awal pengguna
diminta untuk memasukan nomer ID anak untuk
dapat membedakan antara data ayah dan data ibu
dalam satu kasus.

Gambar 15 Form Ibu

Gambar 13 Form Anak

Gambar 16 Form Kasus

Copyright © 2017 StikomCKI.ac.id 74


Jurnal CKI On SPOT, Vol. 10, No. 1, Juni 2017 ISSN 1979-7044

mendapatkan hasil yang akurat, cepat dan


dapat dipertanggung jawabkan.
2. Penggunaan sistem pakar ini dilengkapi
dengan pemeriksaan sistem golongan darah
yang benar dan dengan menggunakan
sistem golongan darah yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA
Lois N. Magner A history of the life sciences,
Marcel Dekker, 2002, ISBN 0-8247-0824-5,
p. 185
Wagner, Trends in expert system development: A
longitudinal content analysis of over thirty
years of expert system case studies, 2017
Gambar 17 Form Proses Wang et al., A double decentralized fuzzy
inference method for estimating the time and
Seperti disebutkan sebelumnya form hasil akan space-dependent thermal boundary condition,
muncul setelah form proses melakukan aksi 2017
memproses data yang telah diinput sebelumnya Arhami, Muhammad, 2006, “Konsep Dasar
dengan cara meng-klik tombol command proses. Sistem Pakar”, ANDI, Jogjakarta.
Pada form hasil ini hasil yang diperoleh Kusumadewi, Sri, 2002,” Artificial Intelligence
merupakan hasil penerapan basis aturan yang (Teknik dan Aplikasinya)”, Graha Ilmu,
terdapat pada syntax dalam tombol command Jogjakarta.
Proses. Berikut ini adalah bentik tampilan Indarwan, Tatu 2004, “Modul pembelajaran VB
interface pada form hasil. dan aplikasinya “, Jakarta.
Mangkulo, Hengky, Alexander, 2004, “Belajar
Sendiri Membuat Aplikasi Database dengan
Visual Basic 6.0”, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Harliani, Agi, 2004, “Analisa Berbagai Sistem
Golongan Darah Dalam Uji Paternitas”,
Jakarta.
Rustam, Masri, 1978, “Almanak Tranfusi Darah “,
Graha Ilmu , Jogjakarta.

Gambar 18 Form Hasil

5. KESIMPULAN
1. Dengan menerapkan sistem pakar
penelusuran keluarga berdasarkan golongan
darah dan HLA dapat memudahkan user

Copyright © 2017 StikomCKI.ac.id 75

Anda mungkin juga menyukai