Anda di halaman 1dari 3

Aribah Afif (13523101)

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Telinga Hidung dan


Tenggorokan pada Balita

Latar Belakang
Telinga Hidung dan Tenggorokan merupakan bagian-bagian dari tubuh
manusia yang memiliki fungsi vital. Telinga merupakan organ kompleks dengan
fungsi sebagai alat pendengaran dan mekanisme keseimbangan. Hidung berfungsi
sebagai bagian terluar sistem pernapasan serta indra penciuman. Sementara
Tenggorokan merupakan tempat pertemuan suara, menelan dan saluran pernapasan
(Cody, 1991). Gangguan fungsi pada bagian bagian ini, termasuk kedalam
spesifikasi penyakit-penyakit THT.
Bukan hanya terjadi pada orang dewasa, penyakit-penyakit THT juga dapat
dialami oleh balita. Beberapa penyakit THT justru lebih rentan menjangkit anak-
anak dan balita dari pada orang dewasa. Salah satu contoh penyakit THT yang
sering dialami balita adalah Otitis media sektoria. Otitis media sektoria sangat
sering diderita anak-anak dan merupakan penyebab tersering gangguan
pendenganaran di kelompok usia tersebut (Cody, 1991).
Bidang medis tentu tidak luput dari pesatnya perkembangan teknologi saat
ini. Salah satu implementasi teknologi dalam bidang medis adalah sistem pakar.
Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke
komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa
dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat
menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja para ahli. Dengan
sistem pakar orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang
sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli (Kusumadewi,
2003). Untuk membuktikan diagnosis yang dihasilkan adalah fakta pasti atau bukan
digunakan metode certainty factor. Metode certainty factor (CF) digunakan untuk
memnunjukan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan (Kusumadewi,
2003).
Penanganan penyakit THT yang kurang tepat dan cepat dapat berakibat
pada gangguan perkembangan intelektual dan kemampuan berbicara anak (Cody,
1991). Berdasarkan permasalahan diatas, maka dibuatlah sebuah aplikasi yang
dapat melakukan diagnosis awal penyakit THT pada Balita. Sistem ini diharapkan
mampu mendiagnosis penyakit dengan tepat memalui masukan informasi gejala-
gejala yang dialami. Sistem ini juga akan memberikan informasi tambahan berupa
rekomendasi terapi atau saran pengobatan yang tepat.

Rumusan Masalah
Bagaimana membuat sistem pakar yang mampu mendiagnosis penyakit
THT pada balita serta memberikan rekomendasi terapi atau saran pengobatan yang
tepatdengan menggunakan metode certainty factor.

Batasan Masalah
Untuk menjaga fokus penelitian yang akan dilakukan, adapun batasan
masalah dalam pembuatan sistem yaitu :
1. Sistem diperuntukkan bagi orang dewasa pendamping balita atau umum.
2. Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem adalah certainty factor.
3. Interaksi antara user dengan sisitem berupa pertanyaan daftar gejala yang
sudah disediakan berdasarkan kondisi fisik.
4. Tidak terdapat komplikasi pada gejala maupun penyakit yang diderita.
5. Saran terapi pengobatan yang diberikan tidak mempertimbangkan alergi
maupun pantangan diluar hasil diagnosis penyakit yang dihasilkan.

Usulan Penyelesaian
Berdasarkan uraian diatas, tugas akhir ini akan membuat sistem pakar
berbasis web untuk mendiagnosis penyakit THT pada balita dengan metode
certainty factor. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk implementasi sistem
adalah PHP. Sistem akan digunakan dokter spesialis THT, dengan memberikan
masukan berupa gejala gejala yang dialami serta hasil pemeriksaan fisik pasien.
Informasi atau keluaran yang akan disajikan berupa penyakit yang di derita pasien
serta informasi berupa terapi atau saran pengobatan yang direkomendasikan.
Metode Penelitian
a. Metode pengumpulan data.
1. Studi literatur
Pada tahap ini penulis melakukan proses pencarian referensi terkait
sistem pakar berbasis website, dari berbagai literatur dan jurnal serta
berbagai sumber dari Internet.
2. Tahap Wawancara
Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan wawancara langsung
dengan pakar atau dalam hal ini adalah dokter spesialis THT.
b. Analisis dan Perencanaan
Analisis terhadap data-data yang sudah diperoleh dilakukan pada tahap ini
yang kemudian diteruskan dengan pembangunan rancangan.
c. Pembangunan
Rancangan dan hasil analisis pada tahap sebelumnya kemudian
diimplementasikan kedalam bentuk program dengan bahasa pemrograman
PHP.
d. Pengujian
Pengujian dilakukan dengan melakukan test dengan membandingkan hasil
dari sistem dengan hasil dari pakar, hal ini dilakukan untuk mengetahu
seberapa akurat hasil dari sistem yang sudah dibangun.

References
Cody, D. (1991). Penyakit telinga, hidung dan tenggorokan. Jakarta: EGC.
Kusuma, A. P. (2017). Manajemen Model Sistem Cerdas. Blitar: Universitas
Islam Blitar.
Kusumadewi, S. (2003). Artificial Intelligence Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai