Anda di halaman 1dari 8

JURNAL SISFOTENIKA

Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Alergi Dan Dermatitis


Atopi Menggunakan Forward Chaining Berbasis Web
Sucitra Fikriani*1, Agustian Noor, M.Kom2, Oky Rahmanto, S.Kom., M.T3
1,2
Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani Km. 6 Pelaihari, Tanah Laut, Kalimantan Selatan
3
Jurusan Teknik Informatika, Tanah Laut
e-mail: * sucitrafikrianii1@gmail.com, 2agustiannoor@politala.ac.id,
1
3
oky.rahmanto@politala.ac.id

Abstrak
Sistem pakar merupakan sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan,
fakta, dan teknik penalaran untuk memecahkan masalah yang hanya dapat dipecahkan oleh
seorang pakar. Alergi merupakan respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh. Orang yang
mengalami alergi memiliki sistem kekebalan tubuh yang bereaksi terhadap suatu zat yang
biasanya tidak berbahaya dilingkungan. Pembatasan pada penelitian ini terdapat empat
penyebab alergi yaitu, alergi makanan laut, alergi debu, alergi susu sapi, alergi hewan
peliharaan, alergi makanan pada orang dewasa, alergi kulit wajah pada orang dewasa dan
alergi dingin pada orang dewasa. Dalam perancangan sistem pakar ini merupakan sistem yang
digunakan untuk mendiagnosa penyakit alergi pada anak. Proses diagnosa dimulai dengan
cara user menjawab pertanyaan-pertanyaan berupa gejala yang diderita oleh user. Metode
inferensi yang digunakan adalah runut maju (Forward chaining). Forward chaining merupakan
teknik pencarian yang dimulai dengan fakta-fakta yang diketahui kemudian dicocokkan
menggunakan rule IF-Then. Tahapan dari pengembangan sistem ini mulai dari merancang
Entity Relationship Diagram, Data Flow Diagram dan Flowchart, pengembangan nya
menggunakan Bahasa pemrograman PHP, dan basis data MySQL, juga dalam pengembangan
dilakukan berdasarkan model waterfall. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini
antara lain aplikasi sistem pakar yang dirancang mampu mendiagnosa penyakit alergi pada
anak dan orang dewasa berdasarkan gejala-gejala yang diinput oleh petugas kesehatan.

Kata kunci— Alergi, Froward Chaining, Sistem Pakar

Abstract
 An expert system is a computer-based system that uses knowledge, facts, and reasoning
techniques to solve problems that can only be solved by an expert. Allergies are an abnormal
response of the immune system. People who have allergies have an immune system that reacts
to a substance that is usually harmless in the environment. Limitations in this study there are
four causes of allergies, namely, seafood allergy, dust allergy, cow's milk allergy, pet allergy,
food allergy in adults, facial skin allergy in adults and cold allergy in adults. In designing this
expert system, it is a system used to diagnose allergic diseases in children. The diagnosis
process begins with the user answering questions in the form of symptoms suffered by the user.
The inference method used is forward chaining. Forward chaining is a search technique that
starts with known facts and then is matched using the IF-Then rule. The stages of the
development of this system start from designing Entity Relationship Diagrams, Data Flow
Diagrams and Flowcharts, its development using the PHP programming language, and MySQL
database, also in development based on the waterfall model. The conclusions obtained from the
results of this study include an expert system application that is designed to be able to diagnose
allergic diseases in children and adults based on the symptoms inputted by health workers.

Keywords— Retribution, Tax, Towers, Telecommunications


2  ISSN: 2087-7897

1. PENDAHULUAN

Alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh manusia terhadap benda tertentu, yang
seharusnya tidak menimbulkan reaksi di tubuh orang lain (Nanda Jarti, 2017). Reaksi tersebut
dapat muncul dalam bentuk pilek, ruam kulit yang gatal, atau bahkan sesak napas. Alergi
umumnya terjadi pada anak-anak dan biasanya akan mereda seiring bertambahnya usia. World
Allergy Organization (WHO) mengungkapkan angka prevalensi alergi anak di seluruh dunia,
termasuk Indonesia meningkat di tahun-tahun terakhir ini, terutama di negara-negara
berpendapatan rendah hingga menengah. Studi di beberapa negara di seluruh dunia
menunjukkan prevalensi alergi protein susu sapi pada anak-anak di tahun pertama kehidupan
sekitar 2% sampai 7,5% (duta.co, 2017). Suatu riset yang dipublikasikan pada tahun 2019
menunjukkan bahwa sekitar 30–40% orang di seluruh dunia memiliki alergi dan kebanyakan
kasus alergi ini ditemukan pada anak-anak. Pada tahun 2025, WHO memprediksi 50% dari 400
juta orang akan menderita alergi makanan (Haryati Ningrum & Lubis, 2018). Peningkatan
angka kejadian kasus alergi diduga disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain keturunan atau
riwayat alergi dalam keluarga, pengaruh lingkungan, serta pola makan.
Berdasarkan uraian masalah di atas, menjadi dorongan bagi hadirnya teknologi
informasi yang dapat memberikan dukungan klinis khususnya dalam deteksi dini alergi.
Teknologi informasi tersebut dinamakan sistem pakar. Sistem pakar ini akan dimanfaatkan
untuk membantu dan meringankan tugas seorang dokter untuk melakukan deteksi dini suatu
penyakit. Sistem pakar merupakan sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan,
fakta, dan teknik penalaran untuk memecahkan masalah yang hanya dapat dipecahkan oleh
seorang pakar. Dengan sistem pakar ini, orang dapat menyelesaikan masalah atau hanya sekedar
mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan
para ahli dibidangnya. Sistem pakar juga dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten
yang berpengalaman dan mempunyai asisten yang berpengalaman dan pengetahuan yang di
butuhkan. Sistem pakar ini juga dapat membantu aktivitas di bidang kedokteran. Sistem pakar
dibidang kedokteran seperti membantu kedokteran untuk menganalisa penyakit-penyakit
tertentu dengan mengetahui gejala-gejala pasien untuk mendeteksi penyakit-penyakit yang
sedang dialami oleh pasien. Sistem pakar juga memiliki metode-metode salah satunya adalah
Forward chaining. Metode forward chaining dikatakan metode inferensi yang melakukan
penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Metode forward chaining merupakan teknik
pencarian yang dimulai dengan fakta-fakta yang diketahui kemudian dicocokkan menggunakan
rule IF-Then.
Dalam penelitian kali ini, sistem pakar diharapkan dapat menstubtitusikan kemampuan
yang dimiliki oleh seorang ahli kedalam bentuk program komputer sehingga dapat digunakan
oleh banyak orang dan dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah yang dialami secara
mandiri tanpa kehadiran seorang pakar secara langsung sehingga dapat disimpulkan diagnosa
awalnya. Berdasarkan pemaparan permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan membangun
sebuah Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Alergi Dan Dermatitis Atopi Menggunakan Forward
Chaining Berbasis Web.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Kerangka Penelitian


Kerangka penelitian dari pengembangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Alergi dan
Dermatitis Atopi Menggunakan Forward Chaining Berbasis Web dapat dilihat pada gambar 1.

SISFOTENIKA Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page


SISFOTENIKA ISSN: 2087-7897  3

Gambar 1. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian pengembangan diawali dari pengumpulan data-data yang


diperlukan. Pengumpulan data dilakukan langsung dengan cara wawancara terhadap pihak yang
terkait, untuk mengetahui data gejala maupun penyakit yang terkait. Tahap berikutnya yaitu
studi pustaka berupa membaca buku, menganalisa, menyimpulkan, dan mengutip bacaan-
bacaan dari artikel, buku dan jurnal yang diakses melalui internet yang berkaitan dengan topik
penelitian guna mendukung penelitian ini. Tahap berikutnya adalah tahap pengembangan yaitu
proses dalam mengembangkan sistem, di mulai dari merancang atau mendesain dari sistem yang
akan di bangun, setelah rancangan selesai, maka di lakukanlah pengembangan sistem. Tidak
lain yang di lakukan pengembangan sistem adalah pembuatan kode program dengan
menggunakan HTML, CSS, Javascript, PHP, dan Bootstrap. Kemudian tahap akhir yaitu
pembuatan laporan. Tahap ini adalah bagian dari dokumen selama dan hasil dari pengerjaan
sistem pakar.

2. 2 Metode Pengembangan Sistem


Metode pengembangan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Alergi Dan Dermatitis Atopi
Menggunakan Forward Chaining Berbasis Web menggunakan model pengembangan sistem
yaitu model waterfall (air terjun).

Gambar 2. Model Waterfall

Pada tahap analisis, penulis mencari mengenai data yang diperlukan dengan melakukan
wawancara dengan Dokter spesialis kulit dan kelamin kemudian dilanjutkan mencari studi
pustaka terkait. Pada tahap desain atau perancangan, penulis membuat sebuah rancangan basis
data ERD (Entity Diagram Relationship), DFD (Data Flow Diagram), Flowchart, serta
rancangan interface sistem yang digunakan sesuai kebutuhan dari kasus yang ada. Pada tahap
pengkodean, penulis membuat implementasi dari desain yang direncanakan yang dituangkan ke
dalam bahasa pemrograman. Pada tahap ini penulis menggunakan HTML, CSS, Javascript,
PHP, dan Bootstrap dengan menggunakan Text Editor Visual Studio Code. Tahap selanjutnya
yang dilakukan adalah pengujian. Pengujian merupakan proses untuk memastikan apakah
output atau hasil yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan dan desain yang di usulkan.
Pengujian ini berfokus pada perangkat lunak secara logika dan fungsional. Penulis memilih
pengujian menggunakan Black Box dan Pakar. Pengujian Black Box yakni menguji sesuai

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
4  ISSN: 2087-7897

fungsional dari sistem yang dibuat dan mengamati hasil atau output yang diperoleh dengan
rancangan desain yang direncanakan pada tahap desain . Sedangkan pengujian oleh pakar yaitu
menguji sesuai dengan data atau fakta sebenarnya oleh pakar. Program yang sudah diuji akan
diterapkan agar dapat digunakan oleh pengguna serta dilakukan juga proses pemeliharaan
sebagai tahap selanjutnya.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Sistem yang Berjalan


Berikut merupakan analisis sistem pakar diagnose penyakit alergi dan dermatitis
atopi menggunakan forward chaining berbasis web:

Gambar 3. Analisis Sistem yang Berjalan

3.2 Analisis Sistem yang Dikembangkan


Berikut merupakan analisis sistem yang dikembangkan pada sistem pakar
diagnose penyakit alergi dan dermatitis atopi menggunakan forward chaining:

Gambar 4. Analisis Sistem yang Dikembangkan

SISFOTENIKA Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page


SISFOTENIKA ISSN: 2087-7897  5

3.3 Implementasi Sistem

3.3.1 Halaman Login


Implementasi halaman login dari Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Alergi dan Dermatitis Atopi
Menggunakan Forward Chaining Berbasis Web dapat dilihat pada gambar 4. Halaman login merupakan
halaman untuk masuk ke halaman pengelolaan pada sistem dengan memasukkan username dan password.

Gambar 4. Login

3.3.2 Halaman Dashboard


Implementasi halaman Beranda pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Alergi dan Dermatitis
Atopi Menggunakan Forward Chaining Berbasis Web dapat dilihat pada gambar 5. Halaman beranda
menampilkan total jumlah diagnose sudah dilakukan.

Gambar 5. Dashboard

3.3.3 Halaman Diagnosa Alergi


Implementasi halaman diagnosa alergi dari Sistem Pakar Diagnosa Alergi dan Dermatitis Atopi
Menggunakan Forward Chaining Berbasis Web dapat dilihat pada gambar 6. Halaman diagnosa alergi
menampilkan proses dari diagnosa alergi dan hasil diagnosa.

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
6  ISSN: 2087-7897

Gambar 6. Peta Menara

3.3.3 Halaman Diagnosa Dermatitis Atopi


Implementasi halaman diagnosa dermatitis atopi pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Alergi
dan Dermatitis Atopi Menggunakan Forward Chaining Berbasis Web dapat dilihat pada gambar 7.
Halaman diagnosa dermatitis atopi menampilkan proses dari diagnosa dermatitis atopi dan hasil diagnosa.

Gambar 7. Data Retribusi

3.3.3 Cetak Hasil Diagnosa Alergi


Implementasi cetak hasil diagnosa alergi dapat dilihat pada gambar 8 yakni menampilkan nama
asien, jenis kelamin, umur, alamat, gejala alergi, gejala infeksi, serta hasil diagnosa.

SISFOTENIKA Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page


SISFOTENIKA ISSN: 2087-7897  7

Gambar 8. Tagihan Denda Retribusi

3.3.4 Cetak Hasil Diagnosa Dermatitis Atopi


Implementasi cetak hasil diagnosa dermatitis atopi dapat dilihat pada gambar 9 yakni
menampilkan nama asien, jenis kelamin, umur, alamat, gejala kriteria mayor, gejala kriteria minor, serta
hasil diagnosa.

Gambar 9. Cetak Laporan Retribusi

4. KESIMPULAN

Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
8  ISSN: 2087-7897

Dari tugas akhir yang telah dikerjakan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut. Sistem mampu memberikan hasil diagnosa alergi dan hasil diagnosa dermatitis atopi
berdasarkan gejala – gejala yang dimasukkan. Sistem pakar ini dirancang dengan menggunakan
metode forward chaining berbasis web. Pengguna dalam sistem pakar ini ada 3 (tiga) yaitu
admin, petugas Kesehatan dan free user. Admin dapat mengelola data gejala alergi, gejala
infeksi, pasien, diagnosa alergi, kriteria mayor, kriteria minor, diagnosa dermatitis atopi, user
dan logout. Petugas Kesehatan dapat melihat data bantuan, mengelola data pasien, mengelola
diagnosa alergi, diagnosa dermatitis atopi dan logout.

Sesuai dengan pengujian black box, sistem pakar ini dapat melakukan tambah data,
hapus data, edit data, cek diagnosa, sampai dengan menampilkan data-data dan detailnya.
Sedangkan sesuai dengan pengujian pakar, sistem ini mampus menghasilkan hasil diagnosa
yang benar. Hasil pengujian juga menunjukkan banyak keberhasilan dari fitur-fitur yang ada.
Namun masih ada beberapa kekurangan, seperti tidak berfungsinya notifikasi berhasil simpan
atau hapus atau edit di beberapa fitur.

5. SARAN

Untuk dapat meningkatkan penelitian dibidang ini, terdapat beberapa saran


pengembangan penelitian sebagai berikut. Alergi yang terdapat pada sistem pakar ini bisa
ditambahkan lagi sehingga dapat menganalisis lebih banyak penyakit alergi lagi. Sistem dapat
dikembangkan lagi dengan mempertajam hasil diagnosa alergi sehingga data yang didapatkan
lebih akurat dan lebih baik. Penulis juga berharap agar tampilan UI (user interface) bisa
dikembangkan agar lebih nyaman dan mudah saat digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Aprilia Sulistyohati, T. H. (2008). APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT


GINJAL DENGAN. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008),
1-4.
[2] Esti Rahmawati, H. W. (2018). Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Paru-Paru Menggunakan
Metode Forward Chaining. Jurnal Teknik Elektro Vol. 8 No. 2, 2-6.
[3] Haryati Ningrum, E. I., & Lubis, M. R. (2018). Implementasi Metode K-Medoids
Clustering Dalam Pengelompokan Data Penyakit Alergi Pada Anak. Jurnal Riset Sistem
Informasi Dan Teknik Informatika (JURASIK), 1-4.
[4] Puji Sari Ramadhan, U. F. (2018). Mengenal Metode Sistem Pakar . Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia.
[5] Rengganis, D. K. (2013). Mengenal Alergi Edisi Revisi 2013. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI Jakarta.

SISFOTENIKA Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

Anda mungkin juga menyukai