ABSTRAK
Sistem pakar merupakan suatu aplikasi komputerisasi yang berusaha menirukan proses penalaran dari
seorang ahli dalam memecahkan masalah spesifik dan membuat suatu keputusan atau kesimpulan
karena pengetahuannya disimpan didalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah.
Dasar dari sistem pakar bagaimana memindahkan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar ke
komputer dan bagaimana membuat keputusan serta mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan
itu. Seiring berkembangannya zaman, bidang kedokteran telah memanfaatkan teknologi dalam upaya
peningkatan pelayanan yang lebih baik dalam pendiagnosaan penyakit, salah satunya penyakit mata.
Karena mata merupakan salah satu panca indra yang penting untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitar. Jika mata mengalami gangguan dan kita mengabaikannya, bisa saja itu merupakan gejala awal
penyakit mata yang dapat berakibat fatal.
http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id
Core-IT: Jurnal Komputasi dan Teknologi Informasi
Vol. 1, No. 1, November 2020, pp. 43-49 45
solusi yang tepat bagi penderita penyakit mata. Kepakaran mempunya sifat berjenjang, pakar
Penulis membuat program ini dengan top memiliki pengetahuan lebih banyak dari
menggunakan metode forward chaining pada pakar yunior. Tujuan Sistem Pakar
sehingga yang membutuhkan kapasitas adalah untuk mentransfer kepakaran dari
jawaban dari penderita sehingga ditarik sebuah seorang pakar ke komputer, kemudian ke
kesimpulan dan akan diberikan solusi. Hasil orang lain yang bukan pakar. (Kusrini, 2014).
dari penelitian sistem pakar diagnosa penyakit
pada mata ini adalah sistem yang b. Pengertian Mata
terkomputerisasi yang dapat digunakan untuk Mata merupakan alat indra yang terdapat pada
memberikan informasi yang berguna dalam manusia, secara konstan mata menyesuaikan
diagnosa penyakit mata. jumlah cahaya yang masuk, memusatkan
Kedua, pada jurnal Windah Supartini, perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta
2016 sistem pakar untuk diagnosa penyakit menghasilkan gambaran yang continue yang
mata pada manusia. Sistem Pakar Untuk dengan segera dihantarkan ke otak.
Diagnosa Penyakit Mata Pada Manusia Yang dilakukan mata yang paling sederhana
menggunakan metode forward chaining tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan
bertujuan menelusuri gejala yang ditampilkan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan agar lebih kompleks dipergunakan untuk
dapat mendiagnosa jenis penyakit dengan memberikan pengertian visual. (Brenda G.
perangkat lunak berbasis dekstop management Bare, 2013).
system.
Ketiga, pada jurnal Gideon Abram c. Forward Chaining
Filando Suwano, 2016 sistem pakar untuk Forward Chaining merupakan suatu penalaran
penyakit anak menggunakan metode forward yang dimulai dari fakta untuk mendapatkan
chaining. Dalam latar belakang jurnal ini kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut.
menjelaskan Dari permasalahan tersebut, Forward chaining bisa dikatakan sebagai
penulis bermaksud untuk merancang suatu strategi inference yang bermula dari sejumlah
program aplikasi sistem pakar yang mampu fakta yang diketahui. Pencarian dilakukan
membantu orang tua dalam mempelajari dengan menggunakan rules yang premisnya
beberapa gejala penyakit pada anak dan cocok dengan fakta yang diketahui tersebut
pertolongan pertama dalam penanganan suatu untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan
penyakit anak. Berdasarkan analisis, hasil proses hingga goal dicapai atau hingga sudah
penelitian dari jurnal ini adalah sistem pakar tidak ada rules lagi yang premisnya cocok
ini memiliki presentase kelayakan program dengan fakta yang diketahui maupun fakta
untuk digunakan oleh orang awam adalah yang diperoleh. (Teguh Alfianto, 2014).
sebesar 85.4% selain itu berdasarkan hasil
kuisioner, kemudahan program ini juga d. Context Diagram
mendapatkan presentase yang besar juga. Diagram konteks merupakan pola
penggambaran yang berfungsi untuk
2.2. Dasar Teori
memperlihatkan interaksi SI tersebut dengan
a. Sistem Pakar lingkungan di mana sistem tersebut
Sistem pakar atau dikenal dengan nama expert ditempatkan. Dalam penggambaran itu, sistem
system adalah sistem informasi yang berisi dianggap sebagai sebuah objek yang tidak
pengetahuan dari pakar sehingga dapat dijelaskan secara rinci karena yang ditekankan
digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari adalah interaksi sistem dengan linkungan yang
pakar di dalam sistem ini digunakan sebagai akan mengaksesnya. Penggambaran biasanya
dasar oleh sistem pakar untuk menjawab juga menyertakan data flow diagram daftar
pertanyaan (konsultasi). kejadian (DFD Event List) yang mungkin
Kepakaran (experise) adalah pengetahuan terjadi dari setiap departemen atau pihak-pihak
yang ekstensif dan spesifik yang diperoleh baik internal maupun eksternal perusahaan
melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan yang berinteraksi dengan SI. (Kusrini, 2014).
pengalaman. Pengetahuan membuat pakar
dapat mengambil keputusan secara lebih baik
dan lebih cepat dari pada non-pakar dalam e. Flowchart
memecahkan problem yang kompleks.
http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id
Core-IT: Jurnal Komputasi dan Teknologi Informasi
Vol. 1, No. 1, November 2020, pp. 43-49 46
Bagan alir dokumen (document flowchart) selanjutnya adalah perancangan sistem dengan
adalah bagan (chart) yang menunjukkan aliran dua tahapan, yaitu tahap merancang database.
(flow) di dalam program atau prosedur sistem Hasil dari rancangan sistem tersebut di
secara logika, digunakan terutama sebagai alat implementasikan dan di uji coba terhadap
bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. pemakai akhir (end-user). Apabila tidak
Bagan alir sistem (System flowchart) sesuai, maka kembali pada tahap perancangan
merupakan bagan yang menunjukkan arus sistem. Namun, apabila telah sesuai, maka
pekerjaan dari sistem secara keseluruhan, dilakukan penarikan kesimpulan dari kegiatan
menjelaskan urutan dari prosedur yang ada di penelitian. Setelah semua langkah tersebut
dalam sistem serta menunjukkan apa yang dilalui, maka kegiatan penelitian dapat
dikerjakan di dalam sistem. Simbol-simbolnya dikatakan selesai.
dapat dilihat pada tabel di bawah ini. (Kusrini,
2014). 3.2. Metode Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan
f. Data Flow Diagram (DFD) data dalam kegiatan penelitian ini adalah:
Diagram arus data (Data Flow Diagram) 1. Observasi
adalah penyajian grafis dari sebuah sistem Observasi ini dilakukan di salah satu Rumah
yang mempergunakan empat bentuk simbol Praktik Dokter Mata Bondowoso untuk
untuk mengilustrasikan bagaimana data mengamati keadaan awal sesuai dengan topik
mengalir melalui proses-proses yang saling yang akan diteliti. Observasi ini dilakukan
bersambung (Kusrini, 2014). sebagai pengamatan langsung ke Rumah
Praktik untuk melihat diagnosa penyakit mata.
g. Entiry Relationship Diagram Pada penelitian ini dilakukan pengamatan
Model Enitity Relationship yang berisi terhadap proses diagnosa penyakit mata.
komponen-komponen Himpunan Entitas dan 2. Wawancara
Himpunan Relasi yang masing-masing Mengadakan Tanya jawab kepada pakar
dilengkapi dengan atribut-atribut yang untuk mendapatkan informasi sesuai tentang
merepresentasikan seluruh fakta dari ‘dunia gejala yang terjadi pada mata dan macam-
nyata’ yang kita tinjau, dapat digambarkan macam penyakit berdasarkan gejala yang
dengan lebih sistematis dengan menggunakan sudah terjadi sesuai solusi pencegahan dan
Diagram Entity-Relationship (Diagram E-R). pengobatannya. Berikut merupakan draft
wawancara dengan pakar :
3. Kerangka Teoritik Dan Penelitian a. Ada berapa gejala awal dan macam-
3.1. Rancangan Penelitian macam penyakit mata yang ada?
Menurut Guritno, Sudaryono, & Rahardja b. Bagaimana tahap proses pendiagnosan
(2011), metode penelitian dan pengembangan yang anda inginkan?
atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research c. Ada berapa macam penyakit mata?
and development adalah metode penelitian d. Bagaimana cara untuk mencegah
yang bertujuan untuk menghasilkan produk penyakit mata?
tertentu serta menguji efektivitas produk 3. Studi Pustaka
tersebut. Tahap yang terakhir dari teknik
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengumpulan data adalah studi pustaka. Dalam
kualitatif, karena berupaya untuk memahami penelitin ini tidak hanya menggunakan teknik
dan mengkaji obyek, Kegiatan penelitian ini observasi dan wawancara untuk kegiatan
dimulai dengan menentukan obyek penelitian pengumpulan data, namun juga menggunakan
guna mengamati dan menganalisa studi pustaka guna mempelajari perihal Sistem
permasalahan yang terjadi, sehingga Pakar Diagnosa penyakit Mata melalui
didapatkan rumusan permasalahan dan beberapa buku dan jurnal serta situs yang
penentuan tujuan penelitian. Kemudian mendukung terhadap kegiatan penelitian.
melakukan kegiatan pengumpulan data dengan 4. Model Pengembangan
melakukan observasi dan mengadakan Model yang digunakan dalam teknik
wawancara dengan pakar, serta mempelajari pengembangan sistem adalah pendekatan air
perihal Sistem Pakar Diagnosan penyakit Mata terjun (waterfall approach). Berikut
melalui jurnal dan buku yang menunjang merupakan beberapa tahapan dalam
terhadap kegiatan penelitian. Langkah pendekatan air terjun:
http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id
Core-IT: Jurnal Komputasi dan Teknologi Informasi
Vol. 1, No. 1, November 2020, pp. 43-49 47
http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id
Core-IT: Jurnal Komputasi dan Teknologi Informasi
Vol. 1, No. 1, November 2020, pp. 43-49 48
3. Halaman Diagnosa
Halaman diagnosa adalah halaman proses
Gambar 4.3. Flowchart sistem kompterisasi diagnos gejala awal penyakit mata, data
bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
2. Context Diagram
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri
dari suatu proses dan menggambarkan ruang
lingkup suatu sistem. Input atau output dari
sistem. Adapun diagram kontek dari sistem
pakar diagnosa penyakit mata ini seperti pada
gambar 4.4 di bawah ini.
http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id
Core-IT: Jurnal Komputasi dan Teknologi Informasi
Vol. 1, No. 1, November 2020, pp. 43-49 49
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id