Anda di halaman 1dari 6

Core-IT: Jurnal Komputasi dan Teknologi Informasi

Vol. 1, No. 1, November 2020, pp. 43-49 43

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT MATA PADA


MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING
Muafi, M.Kom1), Andi Wijaya, M.Kom2),Vijai Abdul Aziz3)
Prodi Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Nurul Jadid
Karangayar Paiton Probolinggo.
e-mail: muafiumar76@unuja.ac.id1), mr.andiwijaya@unuja.ac.id2),vijairizki@gmail.com3)

ABSTRAK
Sistem pakar merupakan suatu aplikasi komputerisasi yang berusaha menirukan proses penalaran dari
seorang ahli dalam memecahkan masalah spesifik dan membuat suatu keputusan atau kesimpulan
karena pengetahuannya disimpan didalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah.
Dasar dari sistem pakar bagaimana memindahkan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar ke
komputer dan bagaimana membuat keputusan serta mengambil kesimpulan berdasarkan pengetahuan
itu. Seiring berkembangannya zaman, bidang kedokteran telah memanfaatkan teknologi dalam upaya
peningkatan pelayanan yang lebih baik dalam pendiagnosaan penyakit, salah satunya penyakit mata.
Karena mata merupakan salah satu panca indra yang penting untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitar. Jika mata mengalami gangguan dan kita mengabaikannya, bisa saja itu merupakan gejala awal
penyakit mata yang dapat berakibat fatal.

Kata Kunci: Sistem Pakar,Diagnosa Penyakit Mata.

1. Pendahuluan dirasakan oleh orang tersebut dengan


Sistem pakar merupakan suatu aplikasi menjawab pertanyaan pada aplikasi seperti
komputerisasi yang berusaha menirukan halnya berkonsultasi ke dokter. Dengan
proses penalaran dari seorang ahli dalam demikian, orang awam pun dapat mendeteksi
memecahkan masalah spesifik dan membuat penyakit beserta solusi pengobatannya sejak
suatu keputusan atau kesimpulan karena dini sehingga bisa dilakukan penanganan
pengetahuannya disimpan didalam basis segera, bahkan dapat dilakukan upaya
pengetahuan untuk diproses pemecahan pencegahan terhadap penyakit tertentu. Jadi,
masalah. Dasar dari sistem pakar bagaimana dengan pengembangan sistem pakar,
memindahkan pengetahuan yang dimiliki oleh diharapkan orang awam pun dapat
seorang pakar ke komputer dan bagaimana menyelesaikan masalah yang cukup rumit
membuat keputusan serta mengambil yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan
kesimpulan berdasarkan pengetahuan itu. dengan bantuan para ahli.
Kepakaran manusia tidak bertahan lama, Berdasarkan paparan latar belakang diatas,
dapat hilang karena kematian, pensiun, atau maka penulis ingin mendesain sebuah sistem
berpindah tempat kerja. Dalam pengambilan pakar dengan judul “Sistem Pakar Diagnosa
kesimpulan, pakar dapat dipengaruhi oleh Penyakit Mata Pada Manusia Menggunakan
beberapa faktor yang dapat memepengaruhi Teknik Forward Chaining”.
hasil pengambilan kesimpulan tersebut. Sistem
pakar memberikan hasil yang lebih konsisten 2. Studi Pustaka
dari pada pakar. Sistem pakar juga dapat
2.1. Penelitian Relevan
melakukan pengambilan kesimpulan dalam
waktu yang konsisten, bahkan dalam beberapa jurnal Erianto Ongko,2013 “perancangan
kasus dapat menghasilkan kesimpulan lebih sistem pakar penyakit mata dengan forward
cepat dari pada pakar. chaining”. Dalam Latar belakang menjelaskan
Oleh karena itu, di dunia kedokteran sudah tentang sistem pakar dibuat dengan
banyak bermunculan aplikasi sistem pakar. menggunakan bahasa pemrograman PHP
Dengan adanya sistem pakar ini, orang awam untuk script-nya dan MySQL untuk database-
mampu mendeteksi adanya penyakit pada nya. Program ini secara keseluruhan bekerja
dirinya berdasarkan gejala gejala yang secara sistematis, sehingga mampu meberikan

http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id
Core-IT: Jurnal Komputasi dan Teknologi Informasi
Vol. 1, No. 1, November 2020, pp. 43-49 45

solusi yang tepat bagi penderita penyakit mata. Kepakaran mempunya sifat berjenjang, pakar
Penulis membuat program ini dengan top memiliki pengetahuan lebih banyak dari
menggunakan metode forward chaining pada pakar yunior. Tujuan Sistem Pakar
sehingga yang membutuhkan kapasitas adalah untuk mentransfer kepakaran dari
jawaban dari penderita sehingga ditarik sebuah seorang pakar ke komputer, kemudian ke
kesimpulan dan akan diberikan solusi. Hasil orang lain yang bukan pakar. (Kusrini, 2014).
dari penelitian sistem pakar diagnosa penyakit
pada mata ini adalah sistem yang b. Pengertian Mata
terkomputerisasi yang dapat digunakan untuk Mata merupakan alat indra yang terdapat pada
memberikan informasi yang berguna dalam manusia, secara konstan mata menyesuaikan
diagnosa penyakit mata. jumlah cahaya yang masuk, memusatkan
Kedua, pada jurnal Windah Supartini, perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta
2016 sistem pakar untuk diagnosa penyakit menghasilkan gambaran yang continue yang
mata pada manusia. Sistem Pakar Untuk dengan segera dihantarkan ke otak.
Diagnosa Penyakit Mata Pada Manusia Yang dilakukan mata yang paling sederhana
menggunakan metode forward chaining tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan
bertujuan menelusuri gejala yang ditampilkan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan agar lebih kompleks dipergunakan untuk
dapat mendiagnosa jenis penyakit dengan memberikan pengertian visual. (Brenda G.
perangkat lunak berbasis dekstop management Bare, 2013).
system.
Ketiga, pada jurnal Gideon Abram c. Forward Chaining
Filando Suwano, 2016 sistem pakar untuk Forward Chaining merupakan suatu penalaran
penyakit anak menggunakan metode forward yang dimulai dari fakta untuk mendapatkan
chaining. Dalam latar belakang jurnal ini kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut.
menjelaskan Dari permasalahan tersebut, Forward chaining bisa dikatakan sebagai
penulis bermaksud untuk merancang suatu strategi inference yang bermula dari sejumlah
program aplikasi sistem pakar yang mampu fakta yang diketahui. Pencarian dilakukan
membantu orang tua dalam mempelajari dengan menggunakan rules yang premisnya
beberapa gejala penyakit pada anak dan cocok dengan fakta yang diketahui tersebut
pertolongan pertama dalam penanganan suatu untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan
penyakit anak. Berdasarkan analisis, hasil proses hingga goal dicapai atau hingga sudah
penelitian dari jurnal ini adalah sistem pakar tidak ada rules lagi yang premisnya cocok
ini memiliki presentase kelayakan program dengan fakta yang diketahui maupun fakta
untuk digunakan oleh orang awam adalah yang diperoleh. (Teguh Alfianto, 2014).
sebesar 85.4% selain itu berdasarkan hasil
kuisioner, kemudahan program ini juga d. Context Diagram
mendapatkan presentase yang besar juga. Diagram konteks merupakan pola
penggambaran yang berfungsi untuk
2.2. Dasar Teori
memperlihatkan interaksi SI tersebut dengan
a. Sistem Pakar lingkungan di mana sistem tersebut
Sistem pakar atau dikenal dengan nama expert ditempatkan. Dalam penggambaran itu, sistem
system adalah sistem informasi yang berisi dianggap sebagai sebuah objek yang tidak
pengetahuan dari pakar sehingga dapat dijelaskan secara rinci karena yang ditekankan
digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari adalah interaksi sistem dengan linkungan yang
pakar di dalam sistem ini digunakan sebagai akan mengaksesnya. Penggambaran biasanya
dasar oleh sistem pakar untuk menjawab juga menyertakan data flow diagram daftar
pertanyaan (konsultasi). kejadian (DFD Event List) yang mungkin
Kepakaran (experise) adalah pengetahuan terjadi dari setiap departemen atau pihak-pihak
yang ekstensif dan spesifik yang diperoleh baik internal maupun eksternal perusahaan
melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan yang berinteraksi dengan SI. (Kusrini, 2014).
pengalaman. Pengetahuan membuat pakar
dapat mengambil keputusan secara lebih baik
dan lebih cepat dari pada non-pakar dalam e. Flowchart
memecahkan problem yang kompleks.

http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id
Core-IT: Jurnal Komputasi dan Teknologi Informasi
Vol. 1, No. 1, November 2020, pp. 43-49 46

Bagan alir dokumen (document flowchart) selanjutnya adalah perancangan sistem dengan
adalah bagan (chart) yang menunjukkan aliran dua tahapan, yaitu tahap merancang database.
(flow) di dalam program atau prosedur sistem Hasil dari rancangan sistem tersebut di
secara logika, digunakan terutama sebagai alat implementasikan dan di uji coba terhadap
bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. pemakai akhir (end-user). Apabila tidak
Bagan alir sistem (System flowchart) sesuai, maka kembali pada tahap perancangan
merupakan bagan yang menunjukkan arus sistem. Namun, apabila telah sesuai, maka
pekerjaan dari sistem secara keseluruhan, dilakukan penarikan kesimpulan dari kegiatan
menjelaskan urutan dari prosedur yang ada di penelitian. Setelah semua langkah tersebut
dalam sistem serta menunjukkan apa yang dilalui, maka kegiatan penelitian dapat
dikerjakan di dalam sistem. Simbol-simbolnya dikatakan selesai.
dapat dilihat pada tabel di bawah ini. (Kusrini,
2014). 3.2. Metode Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan
f. Data Flow Diagram (DFD) data dalam kegiatan penelitian ini adalah:
Diagram arus data (Data Flow Diagram) 1. Observasi
adalah penyajian grafis dari sebuah sistem Observasi ini dilakukan di salah satu Rumah
yang mempergunakan empat bentuk simbol Praktik Dokter Mata Bondowoso untuk
untuk mengilustrasikan bagaimana data mengamati keadaan awal sesuai dengan topik
mengalir melalui proses-proses yang saling yang akan diteliti. Observasi ini dilakukan
bersambung (Kusrini, 2014). sebagai pengamatan langsung ke Rumah
Praktik untuk melihat diagnosa penyakit mata.
g. Entiry Relationship Diagram Pada penelitian ini dilakukan pengamatan
Model Enitity Relationship yang berisi terhadap proses diagnosa penyakit mata.
komponen-komponen Himpunan Entitas dan 2. Wawancara
Himpunan Relasi yang masing-masing Mengadakan Tanya jawab kepada pakar
dilengkapi dengan atribut-atribut yang untuk mendapatkan informasi sesuai tentang
merepresentasikan seluruh fakta dari ‘dunia gejala yang terjadi pada mata dan macam-
nyata’ yang kita tinjau, dapat digambarkan macam penyakit berdasarkan gejala yang
dengan lebih sistematis dengan menggunakan sudah terjadi sesuai solusi pencegahan dan
Diagram Entity-Relationship (Diagram E-R). pengobatannya. Berikut merupakan draft
wawancara dengan pakar :
3. Kerangka Teoritik Dan Penelitian a. Ada berapa gejala awal dan macam-
3.1. Rancangan Penelitian macam penyakit mata yang ada?
Menurut Guritno, Sudaryono, & Rahardja b. Bagaimana tahap proses pendiagnosan
(2011), metode penelitian dan pengembangan yang anda inginkan?
atau dalam istilah bahasa Inggrisnya research c. Ada berapa macam penyakit mata?
and development adalah metode penelitian d. Bagaimana cara untuk mencegah
yang bertujuan untuk menghasilkan produk penyakit mata?
tertentu serta menguji efektivitas produk 3. Studi Pustaka
tersebut. Tahap yang terakhir dari teknik
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengumpulan data adalah studi pustaka. Dalam
kualitatif, karena berupaya untuk memahami penelitin ini tidak hanya menggunakan teknik
dan mengkaji obyek, Kegiatan penelitian ini observasi dan wawancara untuk kegiatan
dimulai dengan menentukan obyek penelitian pengumpulan data, namun juga menggunakan
guna mengamati dan menganalisa studi pustaka guna mempelajari perihal Sistem
permasalahan yang terjadi, sehingga Pakar Diagnosa penyakit Mata melalui
didapatkan rumusan permasalahan dan beberapa buku dan jurnal serta situs yang
penentuan tujuan penelitian. Kemudian mendukung terhadap kegiatan penelitian.
melakukan kegiatan pengumpulan data dengan 4. Model Pengembangan
melakukan observasi dan mengadakan Model yang digunakan dalam teknik
wawancara dengan pakar, serta mempelajari pengembangan sistem adalah pendekatan air
perihal Sistem Pakar Diagnosan penyakit Mata terjun (waterfall approach). Berikut
melalui jurnal dan buku yang menunjang merupakan beberapa tahapan dalam
terhadap kegiatan penelitian. Langkah pendekatan air terjun:

http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id
Core-IT: Jurnal Komputasi dan Teknologi Informasi
Vol. 1, No. 1, November 2020, pp. 43-49 47

a. Analisis/Perencanaan Sistem Setelah melakukan penelitian di Dokter


Analisis merupakan tahap penentuan hal-hal Spesialis Mata Badean Bondowoso terkait
yang akan dikerjakan dalam kegiatan proses diagnosa gejala awal penyakit mata dan
penelitian sistem monitoring kegiatan, pembuatan laporan oleh pakar yang masih
mencakup studi kelayakan, pengumpulan data menggunakan proses manual, maka dalam hal
dengan beberapa teknik (observasi, ini memerlukan sistem baru, sehingga dengan
wawancara, dan studi pustaka), analisis data adanya pengembangan sistem baru, kinerja
sebagai bahan untuk perancangan dan pakar dalam proses diagnosa gejala awal
pembangunan sistem. penyakit mata akan lebih efektif dan efisien.
b. Desain Sistem Pakar akan dengan mudah untuk mendiagnosa
Tahap yang kedua adalah desain sistem. Pada gejala awal penyakit mata pada manusia dan
tahap ini, dilakukan proses perancangan sistem pembuatan laporan hasil diagnosa dengan
dengan menggunakan diagram alir (flowchart), menggunakan aplikasi android (Web View).
data flow diagram (DFD), dan entity Setelah proses diagnosa dan pembuatan
relationship diagram (ERD), serta rancangan laporan selesai maka secara otomatis data hasil
desain antar muka (interface) agar dapat diagonsa akan tersimpan ke dalam database.
memudahkan dan menarik bagi pemakai akhir 1. Sistem Flowchart
(end-user). Sistem flowchart ini merupakan gambaran
c. Pemrograman sistem yang menunjukkan arus pekerjaan dari
Hasil dari perancangan sistem dan desain antar keseluruhan sistem yang ada. Untuk
muka (interface) pada tahap desain sistem mendapatkan gambaran yang lebih luas
kemudian diimplementasikan ke dalam proses tentang bagan aliran sistem pakar diagnosa
pengkodean guna membangun sistem gejala penyakit mata pada manusia, berikut
monitoring kegiatan berbasis web dengan gambar flowchartnya :
menggunakan teks editor Sublime Text serta
Framework CSS (Bootstrap).
d. Pengujian
Program yang telah dibangun kemudian diuji
dan dicoba menggunakan teknik black box
testing, serta pengujian langsung terhadap
pemakai akhir (end-user), apakah program
yang sudah dibuat telah memenuhi dan layak
digunakan atau justru terdapat error atau
ketidak sesuaian sehingga dapat dirancang
kembali atau ditarik kesimpulan.
e. Pemeliharaan
Tahap yang terakhir adalah pemeliharaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terus berkembang semakin maju Gambar 4.1. Flowchart sistem lama
setiap tahunnya. Hal ini dapat memberikan
dampak ketidak sesuaian program dikarenakan
perubahan bisnis atau lingkungan, dan adanya
permintaan kebutuhan baru oleh pemakai
sehingga sistem dapat diperbaiki atau
diperbaharui dan digunakan kembali dengan
lebih baik.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis kebutuhan sistem pada penelitian
yang dilakukan adalah analisis sistem lama
dan sistem baru dimana dengan dihasilkan
sistem ini bisa memberikan manfaat bagi pakar
mata dan penderita penyakit mata. Gambar 4.2. Flowchart alur sistem
A. Desain Sistem

http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id
Core-IT: Jurnal Komputasi dan Teknologi Informasi
Vol. 1, No. 1, November 2020, pp. 43-49 48

Pada menu ini pasien harus mendata diri


untuk dilakukan diagnosa penyakit mata
yang akan di periksa, tampilan halam data
pasien seperti gambar 4.6

Gambar 4.5. Data pasien

3. Halaman Diagnosa
Halaman diagnosa adalah halaman proses
Gambar 4.3. Flowchart sistem kompterisasi diagnos gejala awal penyakit mata, data
bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
2. Context Diagram
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri
dari suatu proses dan menggambarkan ruang
lingkup suatu sistem. Input atau output dari
sistem. Adapun diagram kontek dari sistem
pakar diagnosa penyakit mata ini seperti pada
gambar 4.4 di bawah ini.

Gambar 4.7. Halaman diagnosa

Gambar 4.4. Context Diagram 5. KESIMPULAN DAN SARAN


B. Implementasi 5.1 Kesimpulan
1. Halaman Login. Dari beberapa uraian dan hasil analisa
User harus login terlebih dahulu, dengan data serta observasi yang telah dilakukan,
memasukkan username, password. Berikut maka disimpulkan bahwa pembuatan sistem
tampilan halaman login. Halaman login dapat pakar dengan metode forward chaining
dilihat pada gambar 4.5 menggunakan pendekatan waterfall dengan
bahasa pemrograman PHP dan MYSQL yang
dilakukan memalui interaksi antara user dan
aplikasi dengan proses tanya jawab. Aplikasi
ini memiliki pertanyaan-pertanyaan yang
diambil dari gejala-gejala yang ada, serta
menyediakan informasi seputar penyakit mata.
Sehinga sistem pakar ini dapat membantu
pasien untuk mendiagnosa gejala awal
penyakit mata.

Gambar 4.5. Login User 5.2 Saran


Ada banyak kekurangan yang menjadi
2. Halaman Data Pasien
kelemahan dari program ini, sehingga

http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id
Core-IT: Jurnal Komputasi dan Teknologi Informasi
Vol. 1, No. 1, November 2020, pp. 43-49 49

menuntut penulis untuk memaparkan saran-


saran yang konstruktif untuk pengembangan
lebih lanjut di kemudian hari, saran yang ingin
penulis sampaikan dalam tugas akhir ini yaitu
penulis mengharapkan adanya pengembangan
aplikasi berikutnya menjadi aplikasi berbasis
pemrograman mobile android, sehingga akan
lebih mudah untuk menggunakannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abram, G. (2016). Sistem pakar untuk


penyakit anak menggunakan metode forward
chaining.
Alfianto, T. (2014). Dasar perhitungan
metode-metode algoritma dengan forward
chaining dan backward chaining.
Azhar, A., Mardji, & Imam Cholissodin.
(2013). Implementasi Algoritma forward
chaining dan backward chaining.
Eko, P. (2014). Sistem pakar diagnosa dengan
forward chaining dan backward chaining.
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Iko, P. (2015). Pengantar algoritma
pemrograman, Ilmu Komputer.
IlmuKomputer.com. Retrieved from
www.ike.depsos.go.id
Iko, P. (2015). Pengantar Informatika, Ilmu
Komputer. IlmuKomputer.com. Retrieved
from www.ike.depsos.go.id
Iko, P. (2015). Pengantar Sistem Pakar, Ilmu
Komputer. IlmuKomputer.com. Retrieved
from www.ike.depsos.go.id
Kursini, & Luthfi, E. (2013). Metode
Numerik. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Kusrini. (2014). Mengenal dasar-dasar sistem
pakar.
Kusrini. (2014). Mengenal dasar dan teori
perancangan sistem informatika.
Ongko, H. (2013). Perancangan sistem pakar
penyakit mata dengan forward chaining.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV Alfabeta.
Supartini, I. (2016). Sistem pakar untuk
diagnosa penyakit mata pada manusia.

http://ejournal.unuja.ac.id/index.php/core coreai@unuja.ac.id

Anda mungkin juga menyukai