OLEH :
Faizal Yusuf
12.047.11.00011
Dosen Pembimbing : Ach.Khozaimi,S.KOM.,M.KOM.
Abstrak
Mata merupakan salah satu dari panca indra yang memiliki peran yang
sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai organ penglihatan. Jika
terjadi gangguan pada mata atau penyakit mata, maka akan sangat menggangu dan
jika tidak di tindak lanjuti dapat berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi
sudah semestinya mata merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam
kesehatan sehari-hari. Metode yang digunakan untuk penalaran adalah metode
forward chaining. Pada penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pakar
diagnosis penyakit pada mata yang mencakup informasi penyakit, baik gejala
maupun solusinya dan berperan untuk menggantikan dan menirukan proses
penalaran dari seorang pakar dalam mememcahkan masalah penyakit pada mata.
Kata Kunci : Penyakit Mata, Sistem Pakar, Forward Chaining
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata merupakan suatu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan
manusia untuk melihat. Jika mata mengalami gangguan atau penyakit mata, maka
akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi sudah mestinya mata
merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kesehatan sehari hari.
Meskipun sangat penting sering kali kita lupa untuk merawatnya secara
baik yang dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mencegah
penyakit itu. Selain terbatasnya pelayanan kesehatan mata di puskesmas dan
rumah sakit, serta kurangnya tenaga dokter spesialis mata yang bisa memeriksa
dan melakukan operasi mata, membuat gangguan mata tak tertangani sejak dini.
Seiring perkembangan teknlogi yang sangat pesat pada bidang kedokteran
saat ini juga telah memanfaatkan teknologi untuk membantu peningkatan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat luas. Pekerjaan yang sangat sibuk
dari seorang dokter mengakibatkan bidang sistem pakar mulai dimanfaatkan untuk
membantu seoarang pakar atau ahli dalam mendiagnosa berbagai macam
penyakit, seperti jantung, ginjal, stroke, kanker, gigi, kulit hingga ke mata.
Sistem pakar merupakan suatu program aplikasi komputerisasi yang
berusaha menirukan proses penalaran dari seorang ahlinya dalam memecahkan
masalah spesifikasi atau bisa dikatakan merupakan duplikat dari seorang pakar
karena pengetahuannya disimpan di dalam basis pengetahuna untuk diproses
pemecahan masalah.
Sistem pakar untuk diagnosis penyakit mata ini menggunakan metode
forward chaining yang bertujuan untuk menelusuri gejala yang ditampilkan dalam
bentuk pertanyaan pertanyaan agar dapat mendiagnosis jenis penyakit.
Perangkat lunak sistem pakar dapat mengenali jenis penyakit mata setelah
melukan konsultasi dengan menjawab beberapa pertanyaan pertanyaan yang di
tampilkan oleh aplikasi sistem pakar serta dapat menyimpulkan beberapa jenis
penyakit mata yang diderita oleh pasien. Data penyakit yang dikenali
menyesuaikan aturan yang dibuat untuk dapat mencocokkan gejala - gejala
penyakit mata dan memberi persentasi dan dalam hitungan satu minggu berapa
kali pasien merasakan gejala-gejala agar mengetahui nilai pendekatan jenis
memberikan solusinya.
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan, meliputi antara lain :
a. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan
pengamatan secara langsung dan mencatat hal-hal yang berhubungan
dengan permasalahan secara lengkap dan sistematis
b. Metode Wawancara
Metode wawancara atau interview merupakan metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data berdasarkan hasil wawancara
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber.
c. Metode Kepustakaan
Metode ini merupakan metode pengumpulan data secara teoritis
melalui beberapa referensi yang berkaitan dengan permasalahan
yang dibahas. Kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku
dan literatur yang terkait dengan permasalahan yang dibahas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Terkait
Penelitian yang dilakukan hamdani, yang berjudul Sistem Pakar Untuk
Diagnosis Penyakit Mata Pada Manusia. Dalam penelitian ini menggunakan
metode forward chaining. Program ini dapat menyimpulkan beberapa gejala dan
jenis penyakit mata sesuai persentase tertinggi. Semakin tinggi nilai persentase
dari hasil penelusuran maka menunjukkan jenis penyakit mata yang di derita oleh
pasien penyakit mata.[6]
2.2 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah salah satu cabang dari kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence) yang merupakan suatu aplikasi komputerisasi yang berusaha
menirukan proses penalaran dari seorang ahli dalam memecahkan masalah
Factor
Human Expert
Time Avaibility
Hari Kerja
Geografis
Lokal/Tertentu
Keamanan
Tidak Tergantikan
Perishable/dapat habis
Ya
Performansi
Variabel
Kecepatan
Variabel
Biaya
Tinggi
2.2.1 Fitur Fitur Sistem Pakar
Expert System
Setiap Saat
Dimana Saja
Dapat Digantikan
Tidak
Konsisten
Konsisten
Terjangkau
2.2.3
environment)
LINGKUNGAN KONSULTASI
LINGKUNGAN PENGEMBANGAN
User
Antarmuk
a
(Interface
Aksi yang
direkomendasik
an
Fakta
kejadian
tertentu
Fasilitas
Penjelasan
Knowledge
engineer
Mesin
Infrensi
7
Pakar
Perbaikan
pengetahuan
WorkPlace
a. Keahlian
b. Ahli/pakar
c. Pengalihan keahlian
d. Mengambil keputusan
e. Aturan
2.2.5 Konsep Sistem Pakar
Yang terlibat dalam pembuatan sistem pakar antara lain : pertama user
(pengguna), kedua programmer (pengalih bahasa pakar ke bahasa komputer
sehingga informasi dari pakar bisa diterima oleh user) dan ketiga adalah pakar
(sumber pengetahuan dalam sistem pakar).
Kepakaran seorang pakar harus ditampung kedalam sebuah database
supaya dapat dimanfaatkan untuk sistem pakar. Konsep dasar dari fungsi pakar
adalah :
Fakta
User
Knowledge Base
Keahlian
Mesin Inferensi
10
(sumber : https://karuniasemesta.wordpress.com/2012/04/20/522/)
Mata adalah indra yang paling penting dan sensitive dalam kehidupan
manusia. Sering kali kita mengabaikan keluhan pada penglihatan dan menganggap
keluhan pada penglihatan dan menganggap keluhan tersebut dapat hilang dengan
sendirinya. Ketentuannya keluhan tersebut merupakan gejala awal dari penyakit
mata. Penyakit mata merupakan kelainan pada mata yang dapat mempengeruhi
pengliahatan. kejernihan atau ketajaman visual berkisar dari kemampuan
pengliahatan menjadi kabut atau dapat menyebabkan kebutaan.
2.5 Penyakit Mata
Menurut buku Prof. dr. H. Sidarta Iiyas, SpM yang berjudul ilmu penyakit
mata ada lebih dari 252 macam penyakit mata dan tidak semuanya dapat
menular. Cara penanganan dan pencegahan macam-macam penyakit mata
berbeda. Dalam penelitian ini penulis membatasi jumlah penyakit mata sebanyak
16 penyakit.
No
1
2
3
Kode ICD X
H26.9
H52.1
Z96.1
Diagnosis
Catarak, unspecified
Myopia sudah
Psudofakia
11
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
H01.1
H43.3
H00.1
H11.1
H53.1
H52.4
H00.0
H16.0
D31.9
H40.6
H54.4
H11.3
Blepharitis sudah
Floater sudah
Chalazion sudah
Pterygium sudah
Asthenopia sudah
Presbyopia sudah
Hordeolum sudah
Corneal Ulcer sudah
Benign Neoplasm Of eye
Glaucoma, unspecified sudah
Blindness, One Eye
Conjunctival haemorrhage
(subconjunctival haemorrhage)
Cornel Degeneration
Hipermetropia sudah
Astigmatisma sudah
16
H18.4
H52.00
17
H52.2
18
2.7 Forward Chaining
Chaining (rantai) : perkalian inferensi yang menghubungkan suatu
permasalahan dengan solusinya.
Metode forward chaining adalah metode pencarian atau teknik pelacakan ke
depan yang dimulai dengan informasi yang ada pengembangan rule untuk
menghasilkan suatu kesimpulan atau tujuan. Pelacakan maju ini sangat baik jika
bekerja dengan permasalahan yang dimulai dengan rekaman informasi awal dan
ingin dicapai penyelesaian akhir, karena seluruh proses akan dikerjakan secara
berurutan maju. Berikut adalah diagram forward chaining secara umum untuk
menghasilkan sebuah goal. Forward chaining merupakan metode inferensi yang
melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. jika klausa premis
sesuai dengan situasi (bernilai true), maka proses akan menyatakan konklusi
forward chaining adalah data driven karena inferensi dimulai dengan informasi
yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree
yang lebar dan tidak dalam maka gunakan forward chaining.[7]
IF (informasi masukan)
THEN (konklusi)
Informasi masukan dapat berupa data, bukti, temuan atau pengamatan sedangkan
konklusi dapat berupa tujuan, penjelasan atau diagnosis. Dapat di contohkan
dengan dengan aturan produksi sebagai berikut :
Penyakit : Miopia
12
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Kebutuhan Perangkat Keras
Spesifikasi perangkat keras yang di butuhkan adalah :
1. Prosesor intel core i3 2.50GHz
2. Ram 2Gb
3. Monitor dengan resolusi 1366
4. Mouse dan keyboard
3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang dibutuhkan sistem ini antara lain :
1. Microsoft windows
2. Basis data yang digunakan adalah mysql
3. Bahasa pemograman yang digunakan adalah java Netbeans ide 7.4
13
Pengguna
Penyakit gejala
Penyakit solusi
Solusi
Gejala
Penyakit
penyakit
mata
pada
manusia.
Yang
terakhir
melakukan
14
15
Pembuatan Program
Pembuatan program dimulai dari menyiapkan hardware dan software,
16
Login ini adalah agar basis pengetahuan sistem dapat terjaga dengan baik
kedalam sistem. Berikut rancangan tampilan untuk menu admin.
Form admin untuk menambahkan data penyakit, gejala, solusi, dan merubah user
name dan password admin dan user.
17
18
19
Bulan
N
O
Oktobe
r
Kegiatan
3
1
Studi Literatur
Perancangan Sistem
Implementasi Sistem
Evaluasi
Penyusunan laporan
November
1
BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM
20
Desember
4
Januari
4
Setelah dilakukan perancangan sistem yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
maka pada bab ini akan dijelaskan tahap tahap dalam mengimplementasikan
aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit mata.
4.1 Lingkungan Uji Coba
Lingkungan uji coba merupakan kopumter tempat uji coba dari aplikasi
sistem pakar diagnosis penyakit mata. Berikut merupakan lingkungan uji coba :
Pada pengujian aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit mata ini di uji coaba
pada computer yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
a. Operating System : Microsoft Windows 8
b. Processor
: Intel Core I3 M380 2.53 GHz
c. RAM
: 2 GB
Dengan kebutuhan software yang diguanakan antara lain sebagai berikut :
1. NetBeans IDE 7.4
2. XAMPP
3. Web browser (Mozilla)
4.2 Koneksi Data Base
Untuk menjalankan program sistem pakar diagnosis penyakit mata
membutuhkan koneksi dengan database, maka dibuat sebuah file koneksi database
(koneksi.java) secara terpisah yang akan di panggil oleh setiap proses yang
membutuhkan koneksi kedalam databse. Berikut source code untuk koneksi
database.
21
mata yang bersis menu menu untuk mengolah data. Gambar 4.22 menunjukkan
halaman utama admin.
22
Form pengguna merupakan tampilan utama dari form pengguna dari sistem
pakar diagnosis penyakit mata yang berisi menu menu diagnosis, history dan
mengubah password.
Form ini merupakan tampilan gajela untuk proses menginputkan data gejala
penyakit mata. Pada tampilan ini admin bisa menambah, mengedit dan
menghapus.
24
BAB V
25
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil tugas akhir aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit mata
ini dapat ditarik kesimpulan yang berdasarkan fasilitas dan berdasarkan hasil
ujicoba aplikasi antara lain :
1. Berdasarkan pada fasilitas yang terdapat pada aplikasi ini antara lain :
a. Tampilan desain yang sederhana.
b. Kemudahan dalam pengoprasian.
c. Pengguna dapat merubah password
d. Admin dapat merubah password dan hak akses
2. Berdasarkan hasil ujicoba yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
antara lain :
a. Responden menyatakan bahwa pengoperasian aplikasi tersebut sangat
mudah.
b. Dengan adanya aplikasi sistem pakar ini, diagnosis penyakit mata
dapat dilakukan dengan mudah.
c. Perangkat lunak sistem pakar ini dapat digunakan untuk memberikan
keterangan dan solusi tentang penyakit mata.
d. Pada aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit mata ini, data
yang terdapat pada program aplikasi dapat diubah atau ditambah jika
ditemukan data yang baru.
5.2 Saran
Berdasarkan ujicoba yang telah dilakukan, kedepannya diharapkan dapat
diperbaiki agar dapat berfungsi lebih optimal dan penambahan interface yang
lebih menarik dan menambahkan unsur warna dan gambar.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Erianto ongko, 2013. Perancangan System Pakar Diagnosa Penyakit Pada
Mata. Volume. II No. 2 Jurnal STMIK IBBI
26
[2] Reppy reisa, jusak, pantjawati sudarmaningtyas, 2013. System Pakar Untuk
Diagnosa Penyakit Mata. Volume. II, No. 2 Jurnal STMIK STIKOM Surabaya
[3] Nindya Arika Wahono, Rina Harimurti. DIAGNOSA PENYAKIT TIDAK
MENULAR MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR
[4] Hersatoto listyono, 2008. Merancang Dan Membuat Sistem Pakar. Volume
XIII No. 2, juli2008
[5] Erny untari, 2014. Diagnosis Kesulitan Belajar Pokok Bahasa Pecahan Pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Volume. 13 No. 1 Jurnal Ilmiah STIKIP PGRI
Ngawi
[6] Hamdani, 2010. Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata Pada Manusia.
Volume 5 No. 2 FMIPA Universitas Mulawarman
[7] Russell S., Norvig P, 2003. Artificial intelligence
[8] Romy Ramanda, Guslendra S.kom, M.kom, Abulwafa Muhammad, S.kom,
M.kom. PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA
PENYAKIT
STROKE
ISKEMIK
DENGAN
MENGGUNAKAN
BAHASA
27