Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS


PENYAKIT MATA BERBASIS JAVA

OLEH :
Faizal Yusuf
12.047.11.00011
Dosen Pembimbing : Ach.Khozaimi,S.KOM.,M.KOM.

PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DAN JARINGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2016

A. Judul Usulan Tugas Akhir


Rancang Bangun Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Mata

Abstrak
Mata merupakan salah satu dari panca indra yang memiliki peran yang
sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai organ penglihatan. Jika
terjadi gangguan pada mata atau penyakit mata, maka akan sangat menggangu dan
jika tidak di tindak lanjuti dapat berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi
sudah semestinya mata merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam
kesehatan sehari-hari. Metode yang digunakan untuk penalaran adalah metode
forward chaining. Pada penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem pakar
diagnosis penyakit pada mata yang mencakup informasi penyakit, baik gejala
maupun solusinya dan berperan untuk menggantikan dan menirukan proses
penalaran dari seorang pakar dalam mememcahkan masalah penyakit pada mata.
Kata Kunci : Penyakit Mata, Sistem Pakar, Forward Chaining

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata merupakan suatu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan
manusia untuk melihat. Jika mata mengalami gangguan atau penyakit mata, maka
akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi sudah mestinya mata
merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kesehatan sehari hari.
Meskipun sangat penting sering kali kita lupa untuk merawatnya secara
baik yang dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk mencegah
penyakit itu. Selain terbatasnya pelayanan kesehatan mata di puskesmas dan
rumah sakit, serta kurangnya tenaga dokter spesialis mata yang bisa memeriksa
dan melakukan operasi mata, membuat gangguan mata tak tertangani sejak dini.
Seiring perkembangan teknlogi yang sangat pesat pada bidang kedokteran
saat ini juga telah memanfaatkan teknologi untuk membantu peningkatan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat luas. Pekerjaan yang sangat sibuk
dari seorang dokter mengakibatkan bidang sistem pakar mulai dimanfaatkan untuk
membantu seoarang pakar atau ahli dalam mendiagnosa berbagai macam
penyakit, seperti jantung, ginjal, stroke, kanker, gigi, kulit hingga ke mata.
Sistem pakar merupakan suatu program aplikasi komputerisasi yang
berusaha menirukan proses penalaran dari seorang ahlinya dalam memecahkan
masalah spesifikasi atau bisa dikatakan merupakan duplikat dari seorang pakar
karena pengetahuannya disimpan di dalam basis pengetahuna untuk diproses
pemecahan masalah.
Sistem pakar untuk diagnosis penyakit mata ini menggunakan metode
forward chaining yang bertujuan untuk menelusuri gejala yang ditampilkan dalam
bentuk pertanyaan pertanyaan agar dapat mendiagnosis jenis penyakit.
Perangkat lunak sistem pakar dapat mengenali jenis penyakit mata setelah
melukan konsultasi dengan menjawab beberapa pertanyaan pertanyaan yang di
tampilkan oleh aplikasi sistem pakar serta dapat menyimpulkan beberapa jenis
penyakit mata yang diderita oleh pasien. Data penyakit yang dikenali
menyesuaikan aturan yang dibuat untuk dapat mencocokkan gejala - gejala
penyakit mata dan memberi persentasi dan dalam hitungan satu minggu berapa
kali pasien merasakan gejala-gejala agar mengetahui nilai pendekatan jenis

penyakit pasien. Sistem ini dibangun berbasis dekstop dengan bahasa


pemograman yang digunakan java dan xammp sebagai databasenya.
Beberapa penelitian sebelumnya sudah banyak dilakukan penelitian
mengenai penyakit mata. Untuk menghasilkan solusi dan penanganan yang tepat
diperlukan suatu metode. Salah satunya adalah forward chaining.
Forward chaining adalah pendekatan yang dimotori data. Dalam
pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi dan selanjutnya mencoba
menggambarkan kesimpulan. Pelacakan ke depan mencari fakta yang sesuai
dengan bagian IF dari aturan IF-Then. Pada penelitian sebelumnya menurut
Erianto Ongko (2013) dengan judul Perancangan Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Pada Mata Menggunakan Metode Forward Chaining penelitian ini
membahas aplikasi sistem pakar ini sudah dapat berfungsi dengan baik dan dapat
merespon dengan baik mesukan gejala dari user dan merespon dengan
menampilkan penyakit. Dengan adanya sistem pakar ini diagnosa penyakit mata
dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Sedangkan menurut Reppy Reisa,
Jusak, pantjawati Sudarmaningtyas (2013) dengan judul Sistem Pakar Untuk
Diagnosa Penyakit Mata Menggunakan Metode Forward Chaining penelitian ini
membahas hasil angket hasil rekaputasi uji coba dan persentasi grafik. Hasil
angket ini digunakan untuk pengguna yang melakukan uji coba aplikasi. Total
pengguna umum yang mengisi angket ini berjumlah 4 orang dan 1 pakar.
Berdasarkan penelitian sebelumnya maka pada penelitian ini untuk
menyelesaikan permasalahan penyakit mata menggunakan metode forward
chaining. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat menyelesaikan diagnosa
penyakit khusus nya pada mata.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas dapat diperoleh permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana membangun aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit pada
mata ?
2. Bagaimana aplikasi sistem pakar bisa mengidentifikasi penyakit mata
berdasarkan gejala dan memberikan solusi sesuai gejala ?
3

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah yang di ambil dalam Tugas Akhir ini adalah :
1. Menggunakan bahasa java netbeans dan mysql sebagai databasenya.
2. Aplikasi sistem pakar mengacu pada diagnosis penyaki mata manusia.
3. Sistem ini mempunyai 2 user yaitu admin (dokter) dan pasien.
4. Sistem pakar dirancang menggunakan metode forward chaining.
5. Aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit mata pada manusia tidak
berbasis client/server.
6. Penyakti mata yang di bahas 17 penyakit mata.
1.4 Tujuan
Tujuan dari tugas akhir ini adalah
1 Untuk merancang dan membuat serta mengimplementasiakan sistem
2

pakar diagnosis penyakit mata.


Memberikan informasi tentang diagnosis penyakit mata dan

memberikan solusinya.
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan, meliputi antara lain :
a. Metode Observasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan
pengamatan secara langsung dan mencatat hal-hal yang berhubungan
dengan permasalahan secara lengkap dan sistematis
b. Metode Wawancara
Metode wawancara atau interview merupakan metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data berdasarkan hasil wawancara
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber.
c. Metode Kepustakaan
Metode ini merupakan metode pengumpulan data secara teoritis
melalui beberapa referensi yang berkaitan dengan permasalahan
yang dibahas. Kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku
dan literatur yang terkait dengan permasalahan yang dibahas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Terkait
Penelitian yang dilakukan hamdani, yang berjudul Sistem Pakar Untuk
Diagnosis Penyakit Mata Pada Manusia. Dalam penelitian ini menggunakan
metode forward chaining. Program ini dapat menyimpulkan beberapa gejala dan
jenis penyakit mata sesuai persentase tertinggi. Semakin tinggi nilai persentase
dari hasil penelusuran maka menunjukkan jenis penyakit mata yang di derita oleh
pasien penyakit mata.[6]
2.2 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah salah satu cabang dari kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence) yang merupakan suatu aplikasi komputerisasi yang berusaha
menirukan proses penalaran dari seorang ahli dalam memecahkan masalah

spesifik dan membuat suatu keputusan atau kesimpulan karena pengetahuannya


disimpan di dalam basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah. Dasar
dari sistem pakar adalah bagaimana memindahkan pengetahuan yang dimiliki oleh
seorang pakar ke komputer dan bagaimana membuat keputusan serta mengambil
kesimpulan berdasarkan pengetahuan itu (Erianto Ongko, 2013).[1]
Sistem pakar (dalam bahasa inggris : expert system) adalah suatu program
komputer yang mencoba bertindak sebagaimana seorang pakar(ahli). Sistem pakar
merupakan suatu keuntungan bagi dunia bisnis dan ilmu pengetahuan karena
sistem pakar sangat membantu meningkatkan kinerja. Sistem pakar dapat
mengumpulkan dan menyimpan pengetahuan seorang pakar ke dalam sebuah
aplikasi. Tujuan sistem pakar bukan untuk mengganti seorang pakar, tetapi untuk
pembanding antara pengetahuan dan pengalaman para ahli yang keberdaan nya
cukup jarang. Banyak masalah yang harus dipecahkan berarti banyak pakar yang
harus dilibatkan untuk menanganinya. Sistem pakar memungkinkan orang lain
bisa memperbaiki kualitas pengambilan keputusan dan memecahkan masalah
yang rumit lainya dan sekalipun tanpa keberadaan seorang pakar.[3]

Tabel 2.1. Tabel Perbandingan Seorang Pakar Dengan Sistem Pakar

Factor
Human Expert
Time Avaibility
Hari Kerja
Geografis
Lokal/Tertentu
Keamanan
Tidak Tergantikan
Perishable/dapat habis
Ya
Performansi
Variabel
Kecepatan
Variabel
Biaya
Tinggi
2.2.1 Fitur Fitur Sistem Pakar

Expert System
Setiap Saat
Dimana Saja
Dapat Digantikan
Tidak
Konsisten
Konsisten
Terjangkau

Sistem pakar harus memiliki fitur berikut:


a. Keahlian
Sistem pakar harus memiliki keahlian yang akan memungkinkan sistem
membuat keputusan tingkat pakar. Sistem harus menampilkan pakar
dan kekuatan yang cukup
b. Pertimbangan Simbolik
Pengetahuan harus dipresentasikan secara simbolik, dan mekanisme
pertimbangan primer juga harus simbolik. Mekanisem pertimbangan

simbolik biasanya menyertakan backward chaining dan forward


chaining yang akan dideskripsikan pada bagian selanjutnya.
c. Deep knowledge (kedalaman pengetahuan).
Basis pengetahuan harus berbasis pengetahuan yang kompleks yang
tidak mudah diperoleh dari non pakar.
d. Self-knowledge
Sistem pakar harus dapat menganalisa pertimbangan sendiri dan
2.2.2

menjelaskan mengapa dicapai suatu kesimpulan.


Keuntungan Sistem Pakar
Secara garis besar banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya
sistem pakar antara lain :
1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat
2. Meningkatkan output dan produktivitas
3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar
4. Meningkat reabilitas
5. Memberikan jawaban yang cepat
6. Merupakan panduan yang cerdas
7. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan
mengandung ketidakpastian
8. Basis data cerdas, bahwa sistem pakar dapat digunakan untuk

2.2.3

mengakses basis data dengan cara cerdas.[8]


Struktur Sistem Pakar
Dua bagian utama sistem pakar :
1 Lingkungan pengembangan (development

environment)

digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam


2

lingkungan sistem pakar


Lingkungan konsultasi (consultation environment) : digunakan
oleh pengguna yang bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan
pakar.

LINGKUNGAN KONSULTASI

LINGKUNGAN PENGEMBANGAN

User

Antarmuk
a
(Interface

Aksi yang
direkomendasik
an

Basis pengetahuan fakta


dan aturan

Fakta
kejadian
tertentu
Fasilitas
Penjelasan

Knowledge
engineer

Mesin
Infrensi
7

Pakar

Perbaikan
pengetahuan

WorkPlace

Gambar 2.1. Struktur sistem pakar

(sumber : http://informatika.web.id/struktur-sistem-pakar-2.htm, diakses 11 06 2016)

Penjelasan Komponen Struktur Sistem Pakar


1. User interface : Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi
antara pemakai dengan komputer
2. Basis Pengetahuan : Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan,
dimana fakta-fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari
kaidah-kaidah dalam system. Basis data menyimpan suma fakta, baik fakta
awal pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang
diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan yang dilaksanakan
3. Akuisis Pengetahuan
Fasilitas ini merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data-data
pengetahuna akan suatu masalah dari pakar. Bahan pengetahuan dapat
ditempuh dari beberapa cara, misalnya mendapatkan pengetahuan dari
buku, jurnal ilmiah, para pakar dibidangnya, laporan, literatur dan
seterusnya. Sumber pengetahuan tersebut dijadikan dokumentasi untuk
dipelajari, diolah dan diorganisasikan secara terstrukutr menajadi basis
pengetahuan
4. Mesin inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme berpikir dan
pola-pola penalaran sistem yang akan menganalisis suatu masalah tertentu
dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Hasil
pemprosesan yang akan dilakukan oleh mesin inferensi dari sudut pandang
pengguna non pakar berupa aksi/konklusi yang direkomendasikan oleh
sistem pakar atau dapat juga berupa penjelasan jika memang dibutuhkan
oleh pengguna. Dari sudut pandang pembangun sistem dalam lingkungan
pengembangan, mesin inferensi terdiri dari 3 elemen penting yaitu :

a. Interpreter (interpreter kaidah terdapat pada sebagian besar sistem)


elemen ini mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan
menggunakan kaidah basis pengetahuan yang bersesuaian.
b. Scheduler, elemen ini mengelola pengontrolan terhadap agenda.
Penjadwal memperkirakan pengaruh-pengaruh dari penggunaan kaidah
inferensi pada prioritas-prioritas item atau kriteria lain pada agenda.
c. Consistency enforcer, elemen ini berusaha untuk mengelola penyajian
solusi secar konsisten.
5. Workplace
Merupakan area kerja memori yang disimpan sebagai basis data untuk
deskripsi persoalan terbaru yang ditetapkan oleh data input, digunakan
juga untuk perekam hipotesis dan keputusan sementara. Tiga tipe
keputusan dapat direkam dalam blackboard yaitu :
a. Rencana (bagaimana mengetasi persoalan)
b. Agenda (tindakan potensi dan arah tindakan alternatif yang telah
dihasilkan sistem sampai dengan saat ini)
c. Solusi (hipotesis kandidat dan arah tindakan alternatif yang telah
dihasilkan sistem sampai dengan saat ini).
6. Fasilitas
Bagian yang harus siap memberikan penjelasan disaat pemakai perlu
mengetahui apakah alasan diberikannya sebuah solusi. Bagian ini secara
konkrit membedakan sebuah sistem pakar dengan sistem aplikasi yang
biasa, karena pada pemograman konvesional tidak lah biasa sebuah sistem
menyediakan informasi tambahan mengapa atau dari mana sebuah solusi
diperoleh. Bagian ini mempunyai kemampuan untuk menelusuri konklusi
dan menerangkan tingkahlaku sistem pakar dengan menjawab pertanyaanpertanyaan sebagai berikut :
a. Mengapa pertanyaan tersebut ditanyakan oleh sistem pakar ?
b. Bagaimana konklusi tersebut diperoleh ?
c. Mengapa alternatif tersebut ditolak ?
d. Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian ?
Pada sistem pakar berbasis rule, biasanya penjelasan ini dilakukan dengan
cara memperlihatkan rule-rule yang digunakan. Fasilitas ini penting untuk
menambah rasa percaya pengguna pada hasil output program sistem pakar
yang digunakannya.
7. Perbaikan Pengetahuan

Merupakan bagian sistem pakar yang dapat menambah, mengubah,


menghapus pengetahuan yang terdapat pada basis pengetahuan. Fasilitas
ini dibangun agar sistem pakar dapat ditingkatkan pengetahuannya untuk
2.2.4

menyelesaikan masalah dengan tepat.


Konsep Dasar Sistem Pakar
Konsep dasar sistem pakar

a. Keahlian
b. Ahli/pakar
c. Pengalihan keahlian
d. Mengambil keputusan
e. Aturan
2.2.5 Konsep Sistem Pakar
Yang terlibat dalam pembuatan sistem pakar antara lain : pertama user
(pengguna), kedua programmer (pengalih bahasa pakar ke bahasa komputer
sehingga informasi dari pakar bisa diterima oleh user) dan ketiga adalah pakar
(sumber pengetahuan dalam sistem pakar).
Kepakaran seorang pakar harus ditampung kedalam sebuah database
supaya dapat dimanfaatkan untuk sistem pakar. Konsep dasar dari fungsi pakar
adalah :
Fakta
User

Knowledge Base

Keahlian

Mesin Inferensi

Gambar 2.2. konsep sistem pakar

(sumber : http://tmm999.blogspot.co.id/2012/06/pengantar-sistemSistem Pakar


pakar.html#.V1zDp9_R-QA, diakses 11 06 2016)
Penjelasan :
a. User memberikan input berupa fakta/masalah/keluhan
yang dialami kedalam sistem pakar.
b. Dari inputan tersebut sistem memberikan respon berupa
keahlian/solusi dari sistem pakar.
c. Bagaimana sistem pakar bisa memberikan solusi. Sistem
pakar menyimpan sejumlah keahlian yang ada di dalam
knowledge base (basis pengetahuan) kemudian inputan
diproses dan ditampilkan solusi yang diberikan.
d. Bagaimana user bisa berinteraksi dengan sistem pakar.
Karena ada interface yaitu berupa program aplikasi yang

10

dibuat oleh programmer sedimikian rupa sehingga user


mengerti dan bisa memanfaatkan sistem pakar tersebut.
2.3 Diagnosis
Diagnosis adalah identifikasi suatu kondisi yang membedakan suatu penyakit
atau penyakit yang lainya. Pemeriksaan dan penilaian dapat dilakukan dengan
pemeriksaan fisik dan tes laboratorium.[5]
2.4 Mata

Gambar 2.3. Mata

(sumber : https://karuniasemesta.wordpress.com/2012/04/20/522/)
Mata adalah indra yang paling penting dan sensitive dalam kehidupan
manusia. Sering kali kita mengabaikan keluhan pada penglihatan dan menganggap
keluhan pada penglihatan dan menganggap keluhan tersebut dapat hilang dengan
sendirinya. Ketentuannya keluhan tersebut merupakan gejala awal dari penyakit
mata. Penyakit mata merupakan kelainan pada mata yang dapat mempengeruhi
pengliahatan. kejernihan atau ketajaman visual berkisar dari kemampuan
pengliahatan menjadi kabut atau dapat menyebabkan kebutaan.
2.5 Penyakit Mata
Menurut buku Prof. dr. H. Sidarta Iiyas, SpM yang berjudul ilmu penyakit
mata ada lebih dari 252 macam penyakit mata dan tidak semuanya dapat
menular. Cara penanganan dan pencegahan macam-macam penyakit mata
berbeda. Dalam penelitian ini penulis membatasi jumlah penyakit mata sebanyak
16 penyakit.

2.6 Macam Macam Penyakit Mata


Tabel 2.2. Daftar penyakit

No
1
2
3

Kode ICD X
H26.9
H52.1
Z96.1

Diagnosis
Catarak, unspecified
Myopia sudah
Psudofakia
11

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

H01.1
H43.3
H00.1
H11.1
H53.1
H52.4
H00.0
H16.0
D31.9
H40.6
H54.4
H11.3

Blepharitis sudah
Floater sudah
Chalazion sudah
Pterygium sudah
Asthenopia sudah
Presbyopia sudah
Hordeolum sudah
Corneal Ulcer sudah
Benign Neoplasm Of eye
Glaucoma, unspecified sudah
Blindness, One Eye
Conjunctival haemorrhage
(subconjunctival haemorrhage)
Cornel Degeneration
Hipermetropia sudah
Astigmatisma sudah

16
H18.4
H52.00
17
H52.2
18
2.7 Forward Chaining
Chaining (rantai) : perkalian inferensi yang menghubungkan suatu
permasalahan dengan solusinya.
Metode forward chaining adalah metode pencarian atau teknik pelacakan ke
depan yang dimulai dengan informasi yang ada pengembangan rule untuk
menghasilkan suatu kesimpulan atau tujuan. Pelacakan maju ini sangat baik jika
bekerja dengan permasalahan yang dimulai dengan rekaman informasi awal dan
ingin dicapai penyelesaian akhir, karena seluruh proses akan dikerjakan secara
berurutan maju. Berikut adalah diagram forward chaining secara umum untuk
menghasilkan sebuah goal. Forward chaining merupakan metode inferensi yang
melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. jika klausa premis
sesuai dengan situasi (bernilai true), maka proses akan menyatakan konklusi
forward chaining adalah data driven karena inferensi dimulai dengan informasi
yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree
yang lebar dan tidak dalam maka gunakan forward chaining.[7]
IF (informasi masukan)
THEN (konklusi)
Informasi masukan dapat berupa data, bukti, temuan atau pengamatan sedangkan
konklusi dapat berupa tujuan, penjelasan atau diagnosis. Dapat di contohkan
dengan dengan aturan produksi sebagai berikut :
Penyakit : Miopia

12

Fakta anak : laki-laki


Konklusi : diagnosis untuk anak laki-laki
IF Kabur bila melihat benda yang jauh AND melihat benda kecil harus dari jarak
dekat THEN diagnosis penyakit anak laki-laki miopia
Solusi : Pengobatan untuk pasien miopia adalah dengan memberikan kacamata
sferis negative kecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal
Penyakit : Hipermetropia
Fakta anak : perempuan
Konklusi : diagnosis penyakit mata pada anak perempuan
IF melihat suatu benda terlihat ganda AND Penglihatan dekat kabur THEN
diagnosis penyakit mata anak perempuan Hipermetropia
Solusi : Pengobatan hipermetropia adalah diberikan koreksi hipermetropia
manifest dimana tanpa siklopegia didapatkan ukuran lensa positif maksimal yang
memberikan tajam penglihatan normal.
Jika klausa premis sesuai dengan situasi bernial TRUE, maka proses akan
mengassert konklusi. Jadi forward chaining adalah data driven karena inferensi
dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi di peroleh

BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Kebutuhan Perangkat Keras
Spesifikasi perangkat keras yang di butuhkan adalah :
1. Prosesor intel core i3 2.50GHz
2. Ram 2Gb
3. Monitor dengan resolusi 1366
4. Mouse dan keyboard
3.2 Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang dibutuhkan sistem ini antara lain :
1. Microsoft windows
2. Basis data yang digunakan adalah mysql
3. Bahasa pemograman yang digunakan adalah java Netbeans ide 7.4

13

3.3 Rancangan Basis Data

gambar 3.4. Rancangan basis data

Penjelasan rancangan basis data :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengguna
Penyakit gejala
Penyakit solusi
Solusi
Gejala
Penyakit

3.4 Metode Penelitian


Pada gambar 3.7 menjelaskan metodologi penelitian mengenai sistem pakar
untuk mendiagnosis penyakit pada mata manusia. Langkah pertama yang
dilakukan dalam penelitian adalah memulai perumusan masalah pada Bab 1,
kemudian penjelasan teori berdasarkan study literature berupa jurnal dan sumber
yang mendukung penelitian pada Bab 2. Selanjutnya membuat perancangan
sistem di gambar 3.8 yang menggambarkan cara suatu system bekerja untuk
mendiagnosis

penyakit

mata

pada

manusia.

Yang

terakhir

melakukan

implementasi sistem pakar, membuat pengimplementasi sistem yang merupakan


tahapan penyusunan program aplikasi untuk menarik kesimpulan.

14

Gambar 3.5. Metodologi Penelitian

Penjelasan Kopomponen Metodologi Penelitian


a. Mulai
b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan pertanyaan penelitian
apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan masalah
c. Study literatur (dasar teori)
Study literatur adalah pengumpulan data data untuk mendukung
pembuatan aplikasi.
d. Perancangan sistem
Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang
baik yang isinya adalah langkah operasi dalam proses pengolahan data dan
prosedur untuk mendukung sistem.
e. Implementasi
Implementasi adalah tahap akhir untuk melakukan percobaan aplikasi
apakah aplikasi sudah bisa berjalan dengan benar.
3.5 Rancangan Sistem

15

Gambar 3.6. Alur kerja sistem

Penjelasan Komponen Alur Kerja Sistem


Pertama pengguna atau admin login menggunakan username dan password
masing lalu sistem akan memverifikasi username dan password pengguna atau
admin sudah benar atau tidak. Ketika username dan password pengguna atau
admin salah maka akan melakukan login kembali dan ketika username dan
password benar maka akan ke menu utam pengguna atau admin, di menu
pengguna pengguna dapat melakukan proses diagnosis, di menu admin admin
dapat menginputkan data data seperti data gejala, penyakit, solusi kemudian data
akan tersimpan ke database.
3.5.1

Pembuatan Program
Pembuatan program dimulai dari menyiapkan hardware dan software,

kemudian melakukan implementasi atau pembuatan program sesuai dengan desain


template dan desain flow proses program. Pembuatan program dimulai dari

16

perancangan proses, perancangan basis data dan perancangan user interface.


3.6 Perancangan User Interfaces
Dalam pembuatan sistem pakar ini, user interface dibuat untuk menampilkan
struktur halaman yang akan direlasikan yang memudahkan penggunaan untuk
berinteraksi dengan sistem.
3.7 Rancangan Menu Login

Gambar 3.7. Menu Login

Login ini adalah agar basis pengetahuan sistem dapat terjaga dengan baik
kedalam sistem. Berikut rancangan tampilan untuk menu admin.

Gambar 3.8. Form utama admin

Form admin untuk menambahkan data penyakit, gejala, solusi, dan merubah user
name dan password admin dan user.

Gambar 3.9. Form utama user

17

Form user digunakan untuk menamplikan menu menu user

Gambar 3.10. Form Pendaftaran

Form pendaftaran digunakan untuk mendaftar sebagai pengguna sebelum


melakukan login ke aplikasi

Gambar 3.11. Form input penyakit

Form penyakit digunakan untuk menambahkan penyakit mata, menghapus


penyakit, menyimpan penyakit.

18

Gambar 3.12. Form solusi

Form solusi digunakan untuk menambahkan solusi, menghapus solusi,


menyimpan solusi, pencarian data solusi yang ada di tabel solusi.

Gambar 3.13. Form diagnosis penyakit

Form diagnosis penyakit digunakan untuk menampilkan berapa banyak jumlah


penyakit, penyakit ke berapa, jumlah gejala, gejala ke berapa, button ya, button
tidak, button reset, button cetak, tab diagnosis, tab hasil dan melakukan proses
diagnosis dengan menampilkan pertanyaan dan menampilkan hasil dari proses
diagnosis.
3.8 Rencana Pengerjaan

19

Bulan
N
O

Oktobe
r

Kegiatan

3
1

Studi Literatur

Pengumpulan data (Survey


lapangan)

Analisis Kebutuhan Sistem

Perancangan Sistem

Implementasi Sistem

Uji coba Sistem

Evaluasi

Penyusunan laporan

November
1

Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan implementasi aplikasi

BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM

20

Desember
4

Januari
4

Setelah dilakukan perancangan sistem yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
maka pada bab ini akan dijelaskan tahap tahap dalam mengimplementasikan
aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit mata.
4.1 Lingkungan Uji Coba
Lingkungan uji coba merupakan kopumter tempat uji coba dari aplikasi
sistem pakar diagnosis penyakit mata. Berikut merupakan lingkungan uji coba :
Pada pengujian aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit mata ini di uji coaba
pada computer yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
a. Operating System : Microsoft Windows 8
b. Processor
: Intel Core I3 M380 2.53 GHz
c. RAM
: 2 GB
Dengan kebutuhan software yang diguanakan antara lain sebagai berikut :
1. NetBeans IDE 7.4
2. XAMPP
3. Web browser (Mozilla)
4.2 Koneksi Data Base
Untuk menjalankan program sistem pakar diagnosis penyakit mata
membutuhkan koneksi dengan database, maka dibuat sebuah file koneksi database
(koneksi.java) secara terpisah yang akan di panggil oleh setiap proses yang
membutuhkan koneksi kedalam databse. Berikut source code untuk koneksi
database.

Gambar 4.14. Koneksi database

4.3 Form Login Admin Dan Pengguna


Form login merupakan tampilan login sebelum mengolah data penyakit,
gejala, solusi dan melakukan proses diagnosis

21

Gambar 4.15. Form login


4.4

Form Utama Admin


Form utama merupakan tampilan utama dari sistem pakar diagnosis penyakit

mata yang bersis menu menu untuk mengolah data. Gambar 4.22 menunjukkan
halaman utama admin.

Gambar 4.16. Form utama admin

Gambar 4.17. Form utama admin

4.5 Form Pengguna

22

Form pengguna merupakan tampilan utama dari form pengguna dari sistem
pakar diagnosis penyakit mata yang berisi menu menu diagnosis, history dan
mengubah password.

Gambar 4.18. Form utama pengguna

Gambar 4.19. Form utama pengguna

4.6 Tampilan Gejala Pada Form Admin


23

Form ini merupakan tampilan gajela untuk proses menginputkan data gejala
penyakit mata. Pada tampilan ini admin bisa menambah, mengedit dan
menghapus.

Gambar 4.20. Form gejala

4.7 Tampilan Form Penyakit Pada Halaman Admin


Halaman ini merupakan tampilan penyakit untuk proses menginputkan data
penyakit mata. Pada tampilan ini admin bisa menambah, mengedit dan
menghapus.

Gambar 4.21. Form penyakit

4.8 Tampilan Form Solusi Pada Halaman Admin

24

Halaman ini merupakan tampilan penyakit untuk proses menginputkan data


solusi. Pada tampilan ini admin bisa menambah, mengedit dan menghapus.

Gambar 4.22. Form solusi

4.9 Tampilan Dianosis Pada Form Pengguna


Halaman ini untuk melakukan proses diagnosis, menampilkan, nama, umur,
gejala, penyakit dan solusi.

Gambar 4.23. Form diagnosis

BAB V

25

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil tugas akhir aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit mata
ini dapat ditarik kesimpulan yang berdasarkan fasilitas dan berdasarkan hasil
ujicoba aplikasi antara lain :
1. Berdasarkan pada fasilitas yang terdapat pada aplikasi ini antara lain :
a. Tampilan desain yang sederhana.
b. Kemudahan dalam pengoprasian.
c. Pengguna dapat merubah password
d. Admin dapat merubah password dan hak akses
2. Berdasarkan hasil ujicoba yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
antara lain :
a. Responden menyatakan bahwa pengoperasian aplikasi tersebut sangat
mudah.
b. Dengan adanya aplikasi sistem pakar ini, diagnosis penyakit mata
dapat dilakukan dengan mudah.
c. Perangkat lunak sistem pakar ini dapat digunakan untuk memberikan
keterangan dan solusi tentang penyakit mata.
d. Pada aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit mata ini, data
yang terdapat pada program aplikasi dapat diubah atau ditambah jika
ditemukan data yang baru.
5.2 Saran
Berdasarkan ujicoba yang telah dilakukan, kedepannya diharapkan dapat
diperbaiki agar dapat berfungsi lebih optimal dan penambahan interface yang
lebih menarik dan menambahkan unsur warna dan gambar.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Erianto ongko, 2013. Perancangan System Pakar Diagnosa Penyakit Pada
Mata. Volume. II No. 2 Jurnal STMIK IBBI

26

[2] Reppy reisa, jusak, pantjawati sudarmaningtyas, 2013. System Pakar Untuk
Diagnosa Penyakit Mata. Volume. II, No. 2 Jurnal STMIK STIKOM Surabaya
[3] Nindya Arika Wahono, Rina Harimurti. DIAGNOSA PENYAKIT TIDAK
MENULAR MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR
[4] Hersatoto listyono, 2008. Merancang Dan Membuat Sistem Pakar. Volume
XIII No. 2, juli2008
[5] Erny untari, 2014. Diagnosis Kesulitan Belajar Pokok Bahasa Pecahan Pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Volume. 13 No. 1 Jurnal Ilmiah STIKIP PGRI
Ngawi
[6] Hamdani, 2010. Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata Pada Manusia.
Volume 5 No. 2 FMIPA Universitas Mulawarman
[7] Russell S., Norvig P, 2003. Artificial intelligence
[8] Romy Ramanda, Guslendra S.kom, M.kom, Abulwafa Muhammad, S.kom,
M.kom. PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA
PENYAKIT

STROKE

ISKEMIK

DENGAN

MENGGUNAKAN

BAHASA

PEMOGRAMAN PHP DAN MYSQL.


[9] Prof. dr. H. Sidarta Iiyas, SpM. 2005. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI

27

Anda mungkin juga menyukai