Anda di halaman 1dari 78

PROPOSAL

JUDUL

IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING PADA


SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT

OLEH:

A. HARDIANTI
102904085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN


KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah hal yang sangat penting dan utama bagi manusia.

Menjaga dan memelihara kesehatan haruslah merupakan prioritas utama karena

terganggunya kesehatan akan mempengaruhi aktivitas, kinerja dan produktivitas

manusia. Kesehatan membawa dampak yang sangat besar dalam semuanya aspek

kehidupan. Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang

mengabaikan kesehatan mereka. Salah satunya adalah rendahnya kesadaran

masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Gigi dan mulut merupakan organ yang vital bagi manusia. Oleh karena itu,

menjaga kesehatan kedua organ tersebut sangat penting namun kepedulian dan

persepsi masyarakat terhadap penyakit gigi dan mulut masih sangat rendah. Hal

ini ditandai dengan tingginya prevalensi karies dan penyakit periodontal di

Indonesia. Penyakit tersebut sudah sangat meluas di kehidupan masyarakat,

sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang

tidak terhindari. Kurangnya perhatian pada kesehatan gigi dan mulut dapat

menyebabkan penyakit yang lebih serius serta dapat menggangu kesehatan organ

tubuh lainnya. Meskipun bukan tergolong penyakit mematikan, namun infeksi

2
yang terjadi pada gigi jika tidak ditangani dengan benar dapat memicu penyakit

sistemik seperti penyakit diabetes militus, penyakit jantung koroner, defisisensi

nutrisi dan stroke. Infeksi yang terjadi pada rongga mulut juga dapat menjadi

sumber infeksi bagi organ tubuh lainnya yang disebut fokal infeksi seperti

pneumonia dan penyakit saluran pencernaan lainnya. Bila masalah ini tidak segera

ditangani, maka efek yang ditimbulkannya tidak hanya di sekitar rongga mulut

saja, tetapi juga berimbas kepada kesehatan secara umum dan bahkan fungsi

mental.

Penelitian menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut merupakan

penyakit yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia. Penyakit ini

menduduki urutan pertama dari 10 jenis penyakit yang paling banyak dikeluhkan

yang jumlahnya mencapai 60% dari total masyarakat secara keseluruhan (SKRT-

SURKESNAS., 2001). Selain itu, data Riset Kesehatan Dasar (Rikesda)

Kementerian Kesehatan (2007) menunjukkan 72% masyarakat Indonesia

mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) serta 46,5% diantaranya

merupakan karies aktif yang belum dirawat. Hal ini lebih diperparah oleh

rendahnya motivasi masyarakat untuk berobat ke dokter gigi. Penduduk yang

mengeluh sakit gigi hanya 13% yang berobat jalan, 69,3% memilih mengobati

sendiri dan sisanya tidak melakukan pengobatan. Keadaan ini menunjukkan masih

rendahnya kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berobat ke pakar yang

tepat (Depkes RI.,2007).

Perkembangan salah satu bidang teknologi informasi yaitu kecerdasan

buatan (artificial intelegence) yang telah merambah ke berbagai bidang kehidupan

3
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ini. Bagian dari kecerdasan buatan

yaitu sistem pakar (expert system) dapat diterapkan untuk membuat sistem yang

dapat membantu masyarakat dalam mengetahui kesehatan gigi dan mulut serta

prediksi awal tentang penyakit gigi dan mulut yang dideritanya. Menurut Martin

dan Oxman (seperti dikutip Kusrini, 2006: 11) sistem pakar merupakan sistem

berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran

dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang

pakar. Sistem pakar ini dapat menyimpan pengetahuan dari seseorang atau

beberapa orang pakar dalam suatu basis pengetahuan (knowledge base) dan

menggunakan sistem penalaran yang menyerupai seorang pakar dalam

memecahkan masalah.

Dalam perancangan suatu sistem pakar terdapat beberapa metode inferensi,

salah satunya adalah metode forward chaining. Metode ini melakukan

pemprosesan berawal dari sekumpulan data kemudian melakukan inferensi sesuai

dengan aturan yang ditetapkan sehingga ditemukan kesimpulan yang optimal.

Mesin inferensi akan terus melakukan looping pada prosesnya untuk mencapai

hasil keputusan yang sesuai. Metode ini sangat tepat digunakan pada sistem yang

prosesnya berjalan mulai dari penelusuran yang berupa pertanyaan seputar gejala-

gejala yang dialami user sampai pada pemberian kesimpulan dari jawaban yang

diberikan dari user.

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, penulis membuat tugas akhir

dengan judul “Implementasi Metode Forward Chaining Pada Sistem Pakar

Diagnosa Penyakit Gigi dan Mulut”. Aplikasi sistem pakar ini diharapkan dapat

4
membantu dan memberikan informasi yang cukup bagi pasien sebelum

melakukan konsultasi dengan pakar dalam hal ini dokter gigi. Aplikasi ini hanya

merupakan alat bantu dan pendamping bagi pasien untuk memberikan informasi

awal tentang penyakit gigi dan mulut yang dideritanya mengingat kompleksitas

bidang kedokteran gigi yang tidak hanya menyangkut gejala-gejala yang dapat

dirasakan oleh pasien tetapi juga gejala yang perlu melakukan pengecekan dan tes

laboratorium. Oleh sebab itu tugas akhir ini hanya dibatasi sebagai prediksi awal

penyakit gigi dan mulut yang gejalanya dapat dirasakan dan diamati oleh pasien

selanjutnya pasien diarahkan untuk menghubungi dokter gigi untuk melakukan

pemeriksaan lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan masalah pada penelitian

ini adalah bagaimana merancang dan membangun sistem pakar diagnosa penyakit

gigi dan mulut dengan menggunakan metode inferensi forward chaining?

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada sistem pakar diagnosa penyakit gigi dan

mulut ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem pakar ini dibuat untuk mendiagnosa penyakit gigi dan mulut pada

manusia.

2. Sistem pakar ini menggunakan metode forward chaining sebagai mesin

inferensi untuk menarik kesimpulan.

5
3. Interaksi antara user dan sistem berupa pertanyaan gejala penyakit yang harus

dijawab oleh user kemudian berakhir pada suatu kesimpulan.

4. Output dari sistem pakar ini berupa prediksi penyakit gigi dan mulut beserta

solusi pengobatannya.

5. User yang dapat mengakses sistem adalah user yang sebelumnya telah

mendaftar terlebih dahulu.

6. Administrator mempunyai hak akses untuk melakukan penambahan,

penghapusan dan pengeditan semua rule-rule sistem.

7. Pakar hanya sebagai sumber pengetahuan sehingga pakar tidak mempunyai

hak akses terhadap sistem jika pakar tidak bertindak sebagai admin.

8. Perancangan sistem menggunakan bahasa pemprograman PHP dengan basis

data MySQL dan desain aplikasi menggunakan Macromedia Dreamweaver

CS3.

D. Tujuan Rancang Bangun

Tujuan perancangan sistem pakar penyakit gigi dan mulut adalah untuk

membangun dan membangun suatu sistem pakar yang dapat membantu pasien

atau user dalam mengetahui tentang kesehatan gigi dan mulut serta prediksi awal

tentang penyakit gigi dan mulut yang dideritanya.

6
E. Manfaat

Manfaat dari pembuatan aplikasi sistem pakar diagnosa gigi dan mulut

adalah:

1. Bagi Pengguna/Pasien

Sistem pakar diagnosa gigi dan mulut dapat membantu masyarakat untuk

mengetahui tentang kesehatan gigi dan mulut dan penyakit gigi dan mulut yang

dideritanya. Sistem pakar ini juga memberi informasi awal tentang penyakit gigi

dan mulut yang diderita pasien sebelum melakukan konsultasi ke dokter gigi.

2. Bagi Penulis

Dapat dijadikan sebagai media latihan untuk mengaplikasikan kembali

teori-teori yang pernah dipelajari selama mengikuti perkuliahan.

7
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelegence (AI) yang

mulai dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem pakar yang muncul pertama

kali adalah General-purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh

Newel dan Simon. Istilah sistem pakar berasal dari istilah knowledge-based expert

system. Istilah ini muncul karena untuk untuk memecahkan masalah, sistem pakar

menggunakan pengetahuan seorang manusia untuk menyelesaikan masalah

(Sutojo, 2010).

Menurut Turban (2001) sistem pakar adalah sebuah sistem yang

menggunakan pengetahuan manusia dimana pengetahuan tersebut dimasukkan ke

dalam sebuah komputer dan kemudian digunakan untuk menyelesaikan masalah-

masalah yang biasanya membutuhkan kepakaran atau keahlian manusia.

Kusumadewi (2001) mendefinisikan sistem pakar sebagai sistem yang berusaha

mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat

menyelesaikan masalah seperti biasa dilakukan oleh para ahli. Sedangkan menurut

Marimin (1992), sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang

menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan

8
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan

oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan.

Penyusunan sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan

kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan

oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal

tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses

pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

a. Ciri Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan program-program praktis yang menggunakan

strategi heuristik yang dikembangkan oleh manusia untuk menyelesaikan

permasalahan-permasalahan yang spesifik. Menurut Muhammad Arhami (2005,

230) sistem pakar memiliki ciri, sebagai berikut:

1) Memiliki informasi yang handal, baik dalam menampilkan langkah-

langkah maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses

penyelesaian.

2) Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu

kemampuan dari basis pengetahuannya.

3) Heuristik dalam menggunakan pengetahuan (yang sering kali tidak

sempurna) untuk mendapatkan penyelesaiannya.

4) Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

5) Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.

9
b. Konsep Dasar Sistem Pakar

Konsep dasar sistem pakar meliputi enam hal yaitu ekspertise, ekspert,

transfering ekspert, inference, rules, dan explanation capability.

1) Kepakaran (Ekspertise)

Kepakaran merupakan suatu pengetahuan yang diperoleh dari

pelatihan, membaca, dan pengalaman. Kepakaran inilah yang memungkinkan

para ahli dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik daripada

seorang yang bukan pakar.

2) Pakar (Ekspert)

Pakar adalah seseorang yang mempunyai pengetahuan, pengalaman

dan metode khusus serta mampu menerapkannya untuk memecahkan

masalah. Seorang pakar harus mampu menjelaskan dan mempelajari hal-hal

baru yang berkaitan dengan topik permasalahan.

3) Pemindahan Kepakaran (Transfering Expertise)

Tujuan dari sistem pakar adalah memindahkan kepakaran dari seorang

pakar kedalam komputer, kemudian ditransfer kepada orang lain yang bukan

pakar. Proses ini melibatkan akusisi pengetahuan, representasi pengetahuan,

Inferensi pengetahuan, dan pemindahan pengetahuan ke pengguna.

10
4) Inferensi (Inference)

Inferensi adalah sebuah prosedur (program) yang mempunyai

kemampuan untuk penalaran. Inferensi ditampilkan pada suatu komponen

yang disebut mesin inferensi yang mencakup prosedur-prosedur mengenai

pemecahan masalah. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar disimpan

pada basis pengetahuan oleh sistem pakar. Tugas mesin inferensi adalah

mengambil kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang dimilikinya.

5) Aturan-Aturan (Rules)

Sistem berbasis rule (rule based systems) adalah salah satu

representasi pengetahuan yang menghubungkan premis dangan konklusi yang

diakibatkannya. Suatu aturan produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka

(IF-THEN).

6) Kemampuan menjelaskan (Explanation Capability)

Fasilitas lain dari sistem pakar adalah kemampuannya untuk

menjelaskan saran atau rekomendasi yang diberikannya. Penjelasan dilakukan

dalam subsistem yang disebut subsistem penjelas (explanation). Bagian dari

sistem ini memungkinkan sistem untuk memeriksa penalaran yang dibuatnya

sendiri dan menjelaskan operasi-operasinya.

11
c. Struktur dan Arsitektur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan

pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi

(consultation environment) (Turban, 2001). Lingkungan pengembangan

digunakan oleh pembuat sistem pakar untuk membangun komponen-

komponennya dan memperkenalkan pengetahuan ke dalam basis pengetahuan

(knowledge base). Sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna

untuk berkonsultasi sehingga pengguna mendapatkan pengetahuan dan nasihat

dari sistem pakar layaknya berkonsultasi dengan seorang pakar. Gambar 2.1

menunjukkan arsitektur sistem pakar.

12
Gambar 2.1
Arsitektur Sistem Pakar (Turban, 2001)
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar seperti yang

digambarkan pada gambar 2.1, adalah sebagai berikut :

1) Akusisi Pengetahuan

Akusisi pengetahuan (knowledge acqusition) adalah akumulasi,

transfer dan transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah

dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer (Desiani, 2005). Tahap

akuisisi pengetahuan ini dikerjakan oleh seorang knowledge engineer.

Knowledge engineer adalah seorang yang memiliki latar belakang

pengetahuan tentang komputer dan mengerti cara pengembangan sistem

13
pakar serta yang menerjemahkan pengetahuan seorang pakar dalam bentuk

deklaratif sehingga dapat digunakan oleh sistem pakar.

2) Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan yang diperlukan untuk

memahami, memformulasikan, dan menyelesaikan masalah. Basis

pengetahuan terdari dari fakta dan rule.

3) Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi adalah sebuah program yang berfungsi untuk

memandu proses penalaran terdapat suatu kondisi berdasarkan pada basis

pengetahuanyang ada, manipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta

yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk mencapai solusi atau

kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi

pengendalian, yaitu strategi yang berfungsi sebagai panduan arah dalam

melakukan proses penalaran. Ada tiga teknik pengendalian yang digunakan,

yaitu forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua teknik

tersebut.

4) Daerah Kerja (Blackboard)

Blackboard berfungsi untuk merekam hasil sementara yang dijadikan

sebagai keputusan dan untuk menjelaskan sebuah masalah yang sedang

14
terjadi. Sistem pakar membutuhkan blackboard, yaitu area pada memori yang

berfungsi sebagai basis data.

5) Antarmuka Pengguna (User Interface)

Antamuka pengguna atau user interface merupakan mekanisme yang

digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. User

interface atau antamuka pengguna menerima informasi dari pemakai dan

mengubahnya kedalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu,

antarmuka pengguna menerima informasi dari sistem dan menyajikannya

kedalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai. Perancangan user

interface haruslah memenuhi prinsip user friendly, yaitu mudah digunakan

oleh user dan sejelas mungkin agar tidak terjadi adanya salah interpretasi.

6) Subsistem Penjelasan (Explanation/ Justifier)

Subsistem Penjelasan berfungsi memberi penjelas kepada pengguna,

bagaimana suatu kesimpulan dapat diambil. Kemampuan seperti ini sangat

penting bagi pengguna untuk mengetahui proses pemindahan keahlian pakar

maupun dalam pemecahan masalah.

7) Sistem Perbaikan Pengetahuan (Knowledge Refining System)

15
Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan

kinerja serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut

adalah penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan

mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang dialaminya.

8) Pengguna(User)

Pengguna sistem pakar pada umumnya bukanlah seorang pakar yang

membutuhkan solusi, saran, atau pelatihan dari permasalahan yang terjadi.

User pada sistem pakar berinteraksi melalui interface pemakai. Interface

tersebut terdapat berupa pertanyaan-jawaban, menu pilihan, bahasa alami atau

grafik. Subsistem penjelasan dalam sistem pakar memungkinkan program untuk

menjelaskan penalarannya kepada pemakai yang antara lain menyangkut

kebutuhan sistem terhadap data tertentu.

d. Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan (knowledge representation) adalah cara untuk

menyajikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu

sehingga dapat diketahui relasi antara suatu pengetahuan dengan pengetahuan

yang lain dan dapat dipakai untuk menguji kebenaran penalaran. Teknik ini

membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan

dibuat sistem pakarnya. Terdapat beberapa teknik representasi pengetahuan yang

16
biasa digunakan dalam pengembangan suatu sistem pakar, yaitu representasi logika,

jaringan semantik, frame, script, dan aturan produksi.

Representasi logika menggunakan ekspresi-ekspresi dalam logika formal

untuk merepresentasikan basis pengetahuan. Pada dasaranya proses logika adalah

proses membentuk kesimpulan dan menarik suatu inferensi berdasarkan fakta

yang telah ada. Input dari proses logika berupa fakta-fakta yang diakui

kebenarannya sehingga dengan melakukan penalaran pada proses logika dapat

dibentuk suatu inferensi atau kesimpulan yang benar pula.

Teknik representasi yang kedua adalah jaringan semantik. Jaringan

semantik merupakan representasi pengetahuan yang digunakan untuk

menggambarkan data dan informasi yang menunjukkan hubungan antara berbagai

objek. Jaringan semantik merupakan grafik, yang terdiri dari simpul-simpul

(nodes), yang merepresentasikan objek, dan busur-busur (arcs) yang

menunjukkan relasi antar objek-objek tersebut. Teknik ini merupakan alat yang

efektif untuk merepresentasikan pemetaan data agar tidak terjadi duplikasi data.

Teknik representasi frame digunakan untuk merepresentasikan

pengetahuan stereotype atau pengetahuan yang didasarkan kepada karakteristik

yang sudah dikenal yang merupakan pengalaman masa lalu. Hal tersebut serupa

dengan teknik representasi script. Namun, perbedaannya adalah frame

menggambarkan objek, sedangkan script menggambarkan urutan peristiwa.

Dalam menggambarkan urutan peristiwa, script menggunakan slot yang berisi

informasi tentang orang, objek, dan tindakan-tindakan yang terjadi dalam suatu

peristiwa.

17
Teknik representasi yang keempat adalah aturan produksi yang merupakan

salah satu representasi pengetahuan yang menghubungkan premis dengan

konklusi yang diakibatkannya. Aturan produksi dituliskan dalam bentuk jika-

maka (if premis then konklusi). Konklusi pada bagian then bernilai benar jika

premis pada bagian if bernilai benar.

Representasi pengetahuan sistem pakar diagnosa penyakit gigi dan mulut

ini menggunakan teknik aturan produksi, dimana pengetahuan direpresentasikan

dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules) (Delima dkk., 2009).

e. Teknik Inferensi Forward Chaining

Domain pada sistem pakar berbasis rule pengetahuan direpresentasikan

dalam sebuah kumpulan rule berbentuk if-then, sedangkan data direpresentasikan

dalam sebuah kumpulan fakta-fakta tentang kejadian saat ini. Mesin Inferensi

membandingkan masing-masing rule yang tersimpan dalam basis pengetahuan

dengan fakta-fakta yang terdapat dalam database. Jika bagian if (kondisi) dari rule

cocok dengan fakta, maka rule dieksekusi dengan bagian then (aksi) diletakkan

dalam database sebagai fakta baru yang ditambahkan.

Strategi inferensi yang dimulai dengan sekumpulan fakta-fakta

pengetahuan, memperoleh fakta-fakta baru menggunakan aturan-aturan dimana

premis-premis sesuai dengan fakta-fakta pengetahuan, dan meneruskan prosesnya

sampai sebuah tujuan yang ditetapkan telah tercapai. (Durkin, 1994).

Algoritma forward chaining menurut Durkin (1994) digambarkan pada

gambar 2.2.

18
Gambar 2.2
Algoritma forward chaining (Durkin, 1994)

Proses penalaran forward chaining adalah sebagai berikut:

1) Strategi inferensi dimulai dengan diketahui adanya fakta-fakta.

2) Mendapatkan fakta baru menggunakan aturan-aturan yang premisnya sesuai

dengan fakta yang diketahui.

3) Proses tersebut di lanjutkan hingga tujuannya tercapai atau sampai tidak ada

lagi aturan yang premisnya sesuai dengan fakta yang ada.

19
Forward chaining merupakan suatu proses yang berdasarkan data dan

fakta, dimana user harus memberikan data atau fakta sebelum mesin inferensi

bekerja. Mesin inferensi menelusuri basis pengetahuan sesuai data atau fakta yang

diberikan untuk menghasilkan suatu kesimpulan akhir.

Gambar 2.3
Proses Forward Chaining (Arhami, 2005)

Pada teknik forward chaining pencarian dimulai dengan fakta yang

diketahui, kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan bagian if dari rules

if-then. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian if, maka rule tersebut dieksekusi.

Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru ditambahkan ke dalam

database. Setiap kali pencocokan, dimulai dari rule teratas. Setiap rule hanya

boleh dieksekusi sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule

yang bisa dieksekusi. Berikut salah satu penerapan teknik forward chaining

dalam bentuk aturan IF-THEN :

IF gusi bengkak AND

Gusi licin dan mengkilap AND

Gusi merah muda AND

Gusi mudah berdarah AND

20
Terdapat endapan plak AND

AND terdapat karang gigi

THEN pasien terkena penyakit Gingivitis

Kaidah aturan tersebut memerlukan sejumlah fakta-fakta mengenai

keluhan yang dialami pasien berupa gusi licin dan mengkilap, gusi merah muda,

gusi mudah berdarah dan terdapat plak dan karang gigi. Maka konklusi yang

dihasilkan untuk pasien adalah Gingivitis.

f. Strategi Pencarian

1) Depth First Search

Prosedur Depth First Search merupakan pencarian yang dilakukan

dari node awal secara mendalam hingga yang paling terakhir (dead-end) atau

sampai ditemukan goal. Depth First Search akan mengungjungi simpul

cabang atau anak yang terlebih dahulu. Ilustrasi dari Depth First Search

digambarkan sebagai berikut.

21
Gambar 2.4
Strategi Pencarian Depth First Search (Arhami, 2005)

Gambar tersebut proses pencarian dilakukan dengan mengungjungi

cabang terlebih dahulu hingga tiba disimpul akhir. Apabila tujuan yang

diinginkan belum tercapai maka pencarian dilanjutkan ke cabang sebelumnya

hingga cabang-cabang di bawahnya, demikian seterusnya hingga diperoleh

goal.

2) Breadth First Search

Prosedur Breadth First Search merupakan pencarian yang dilakukan

dengan mengungjungi tiap-tiap node secara sistematis pada setiap level

hingga goal state ditemukan. Penelusuran yang dilakukan adalah dengan

mengungjungi node-node pada level yang sama hingga ditemukan goal.

Ilustrasi Breadth First Search ditunjukkan pada gambar berikut ini.

22
Gambar 2.5
Strategi Pencarian Breadth First Search (Arhami, 2005)

3) Best First Search

Teknik Pencarian Best First Search merupakan kombinasi dari

Breadth First Search dan Depth First Search. Ilustrasi Best First Search

ditunjukkan pada gambar berikut ini.

2 3 4

5 6 7 8 9

Gambar 2.6
Strategi Pencarian Best First Search

2. Diagnosa

Diagnosa adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau

membedakan satu penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Penilaian dapat

dilakukan melalui pemeriksaan fisik, tes laboratorium, atau sejenisnya, dan dapat

dibantu oleh program komputer yang dirancang untuk memperbaiki proses

pengambilan keputusan.

23
Menurut Thondike dan Hagen (1955) diagnosis dapat diartikan sebagai :

a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami

seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai

gejala-gejalanya.

b. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan

karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.

c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas

gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.

Pekerjaan diagnostik bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis dan

karakter, latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu saja, akan

tetapi mengimplikasikan suatu upaya untuk memprediksikan kemungkinan dan

menyarankan tindakan pemecahannya

3. Penyakit Gigi dan Mulut

a. Pengertian Gigi dan Mulut

Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan

minuman. Dalam bahasa Latin, mulut dikenal dengan nama oral atau oris.

Komponen organ yang menyertai mulut antara lain: gigi, bibir sebagai pembatas

sebelah depan, lidah sebagai pembatas sebelah bawah, faring sebagai pembatas

sebelah belakang, pipi sebagai pembatas sebelah samping dan palatum (langit-

langit) sebagai pembatas sebelah atas (Martawiansyah, 2008 : 2).

Gigi merupakan bagian keras yang terdapat dalam rongga mulut. Pada

umumnya manusia memiliki struktur, bentuk dan jumlah yang sama. Pada anak-

24
anak terdapat 20 buah gigi sulung, dimana tiap-tiap rahang terdiri atas 4 gigi seri,

2 gigi taring, dan 4 gigi geraham. Untuk gigi dewasa, memiliki 32 buah gigi tetap,

pada tiap rahangnya terdiri atas 4 gigi seri, 2 gigi taring, 4 gigi geraham kecil, dan

6 gigi geraham besar (Martawiansyah, 2008 : 3). Struktur gigi terdiri dari tiga

bagian yaitu mahkota gigi merupakan bagian yang menonjol di atas gusi, akar gigi

yang merupakan bagian terpendam dalam tulang rahang, dan leher gigi yang

merupakan pembatas bertemunya mahkota dan akar gigi.

Gambar 2.7
Penampang gigi ( http://medicastore.com)

Gigi memiliki tiga bagian utama yang penting yaitu: email, dentin, dan

pulpa. Email merupakan bagian terluar gigi yang paling tipis, berwarna putih

mengkilap namun agak transparan (translucent) dan keras. Kekerasan email gigi

ini dimungkinkan oleh bahan pembentuk email itu sendiri yang berupa struktur

kristalin (kristal hidroksiapatit) dimana 96% terdiri dari bahan anorganilk, 1%

organik dan sisanya adalah air. Bagian kedua gigi setelah email adalah dentin.

Berbeda dengan email, dentin berwarna kekuningan dan merupakan bagian

terbesar dari gigi. Komposisi dentin juga berbanding terbalik dengan email

25
dimana dentin terdiri dari 85% material organik, ini sebabnya dentin bersifat

sedikit lebih lunak dari email. Bentuk dentin yang berpori karena tersusun dari

tubuli dentin menyebabkan dentin lebih sensitif terhadap rangsang suhu maupun

kimia. Sedangkan pulpa merupakan sebuah ruangan di tengah-tengah gigi. Pada

ruang pulpa ini terdapat pembuluh darah kecil serta syaraf-syaraf gigi. Hal

tersebut menyebabkan merasakan sakit yang luar biasa saat terdapat karies (gigi

berlubang).

a. Macam-Macam Penyakit Gigi dan Mulut

Berikut ini adalah macam-macam penyakit gigi dan mulut :

1) Abses Periodontal

Periodontitis abses ialah suatu inflamasi yang mengandung nanah

dijaringan periodontal, bersifat kronis atau akut, sering kali abses menjadi kronis

dan abses kronis menjadi akut. Periodontal abses terlihat adanya pengumpulan

pus sepanjang akar gigi disebabkan infeksi jaringan periodontal dan gigi masih

vital, periodontal abses terjadi akibat adanya factor iritasi, seperti plak, kalkulus,

infaksi bakteri, infaksi makanan atau trauma jaringan. Keadaan ini dapat

menyebabkan kerusakan tulang alveolar, sehingga terjadi gigi goyang.

2) Gingivitis

Gingivitis adalah salah satu gangguan gigi berupa pembengkakan atau

radang pada gusi (gingiva). Radang gusi adalah bentuk pertama penyakit pada

26
selaput periodontal yang menjadi awal rusaknya jaringan pendukug gigi, antara

lain gusi, selaput periodontal, dan tulang gigi. Penyakit ini disebabkan oleh

timbunan plak berkepanjangan. Plak adalah material yang terdiri dari bakteri,

lendir dan sis makanan yang menempel pada gigi bagian luar.

3) Karies Gigi

Karies Gigi (Kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi, yang

terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan

gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Hal-hal

yang mendukung terjadinya karies gigi adalah gigi yang peka, yaitu gigi yang

mengandung sedikit fluor atau memiliki lubang, lekukan maupun alur yang

menahan plak, bakteri, mulut mengandung sejumlah besar bakteri serta sisa-sisa

makanan. Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email bisa

membaik dengan sendirinya dan bintik putih di gigi akan menghilang.

Jika pembusukan telah mencapai dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus

diangkat dan diganti dengan tambalan (restorasi). Mengobati pembusukan pada

stadium dini bisa membantu mempertahankan kekuatan gigi dan memperkecil

kemungkinan terjadinya kerusakan pulpa.

4) Periodontitis

Periodontitis adalah peradangan dari gingivitis yang menyebar sampai ke

struktur penyangga gigi. Periodontitis merupakan salah satu penyebab utama

27
lepasnya gigi pada dewasa dan penyebab lepasnya gigi pada lanjut usia. Sebagian

besar periodontitis merupakan akibat dari penumpukan plak dan karang gigi

diantara gigi dan gusi.

5) Anodonsia

Anodonsia adalah kelainan genetik (keturunan) berupa tidak tumbuhnya

gigi karena tidak adanya benih gigi. Terdapat 3 macam anodonsia, yaitu complete

anodonsia, hipodonsia dan oligodonsia.

6) Abses Periapikal

Abses Periapikal adalah pengumpulan nanah yang telah menyebar dari

sebuah gigi ke jaringan di sekitarnya, biasanya berasal dari suatu infeksi.

Penyebab Abses Periapikal adalah tubuh menyerang infeksi dengan sejumlah

besar sel darah putih, nanah adalah sekumpulan sel darah putih dan jaringan yang

mati. Biasanya nanah dari infeksi gigi pada awalnya dialirkan ke gusi, sehingga

gusi yang berada di dekat akar gigi tersebut membengkak. Nanah bisa dialirkan ke

kulit, mulut, tenggorokan atau tengkorak, tergantung pada lokasi gigi yang

terkena.

Gejala Abses Periapikal adalah gigi terasa sakit, bila mengunyah juga

timbul nyeri. Kemungkinan ada demam disertai pembengkakan kelenjar getah

bening di leher dan jika sangat berat, di daerah rahang terjadi pembengkakan.

Abses diatasi dengan menghilangkan infeksi dan membuang nanah melalui bedah

28
mulut atau pengobatan saluran akar. Tindakan yang terpenting adalah mencabut

pulpa yang terkena dan mengeluarkan nanahnya.

7) Trench Mouth

Trench Mouth adalah suatu infeksi gusi yang tidak menular. Infeksi ini

menyebabkan rasa nyeri, demam dan kelelahan. Istilah trench mouth berasal dari

Perang Dunia I dimana banyak serdadu yang tinggal di bedeng (trench) menderita

infeksi ini. Hal yang mendukung terjadinya penyakit ini adalah kebersihan mulut

yang jelek, stres fisik maupun stres emosional, diet, dan kurang istirahat.

Biasanya, trench mouth dimulai secara tiba-tiba berupa nyeri gusi, gelisah dan

kelelahan. Ujung-ujung gusi yang terletak diantara dua gigi mengalami pengikisan

dan tertutup oleh jaringan mati yang berupa lapisan berwarna abu-abu. Kelenjar

getah bening di bawah rahang seringkali membengkak dan timbul demam ringan.

Pengobatan dilakukan dengan pembersihan, dimana semua jaringan gusi yang

mati dan karang gigi dibuang.

8) Gigi Bernanah (Abses Gigi)

Abses gigi adalah kumpulan nanah yang disebabkan oleh infeksi bakteri di

bagian dalam gigi. Abses gigi biasanya terjadi sebagai akibat dari rongga gigi

tidak diobati, atau retak pada gigi yang memungkinkan bakteri masuk ke bagian

dalam gigi. Pengobatan untuk abses gigi dengan mengeringkan abses dan

membersihkan daerah infeksi. Gigi itu sendiri dapat dipertahankan dengan

perawatan saluran akar, tetapi dalam beberapa kasus mungkin perlu dicabut.

29
Meninggalkan abses gigi yang tidak diobati dapat menyebabkan hal serius,

bahkan mengancam jiwa dan terjadi komplikasi.

9) Abrasi Gigi

Abrasi Gigi adalah hilangnya struktur atau terkikisnya bagian luar gigi

(enamel), dan bahkan terkadang struktur bagian dalam gigi juga ikut terkikis. Hal

ini terjadi  disebabkan oleh seringnya menyikat gigi terlalu keras tetapi juga dapat

disebabkan oleh terlalu banyak banyak makan makanan yang bersifat asam, asam

refluks . Penyebab abrasi gigi juga bisa terjadi akibat adanya gesekan antar gigi

atas dan gigi bawah. Atau mungkin anda terbiasa mengigit benda benda yang agak

keras seperti menggit bolpen atau benda lainnya, hal ini tanpa anda sadari sedikit

demi sedikit dapat mengikis gigi anda.

10) Bruxism

Bruxism adalah suatu kebiasaan yang terlihat dalam mulut berupa suatu

ritme yang tidak disadari dan tidak disengaja atau gerakan nonfungsional dalam

menggertakan gigi, menggerus gigi, dan mengepalkan gigi, biasanya terjadi

selama waktu tidur, dimana hal ini dapat menimbulkan rasa sakit pada kepala dan

kerusakan gigi yang nantinya dapat menyebabkan terjadinya traumatik oklusi.

11) Dry Socket

30
Dry socket atau yang disebut juga sebagai alveolar osteitis (alveolar:

tulang pendukung gigi-geligi, osteitis: radang tulang) adalah sebuah kondisi

dimana tulang alveolar dari gigi yang sudah dicabut berada dalam keadaan bebas

terpapar (terbuka tanpa lapisan gusi menutupi). Jangan anda bayangkan bahwa

terjadi sobek di gusi anda kemudian tulang rahang terlihat langsung dari luar.

Kondisi penyakit ini adalah tidak menyatunya jaringan gusi dalam menutupi

lubang bekas gigi yang dicabut sehingga tulang di bagian dalam rongga tersebut

tidak tertutupi. Tulang yang tidak tertutupi ini akan mengalami rangsangan yang

menyebabkan sakit seandainya ada benda asing yang mengenainya.

Perawatan dry socket hanya dapat dilakukan oleh dokter gigi. Perawatan

untuk penyakit ini adalah membersihkan rongga gigi dari sisa-sisa makanan dan

partikel asing dengan cairan hidrogen peroksida serta menempelkan perban

anestetik ke dalam rongga untuk melindungi rongga bekas pencabutan, yang harus

diganti dalam 1-2 hari selama seminggu.

12) Parit Mulut

Parit mulut adalah bentuk parah yang menyebabkan radang gusi

menyakitkan, infeksi, pendarahan gusi dan ulcerations. Penyakit ini biasa terjadi

di negara-negara berkembang dengan gizi buruk dan kondisi kehidupan

masyarakat miskin. Tanda dan gejala pada penyakit ini adalah gusi sakit parah,

pendarahan dari gusi, gusi bengkak, sakit ketika makan atau menelan, luka antara

gigi dan gusi, rasa busuk dalam mulut, bau mulut, demam, serta embengkakan

kelenjar getah bening di sekitar kepala, leher atau rahang.

31
13) Hipersensitivitas Dentin

Hipersensitivitas dentin adalah rasa yang tidak nyaman atau nyeri yang

disebabkan rangsangan termal, kimiawi dan mekanik pada satu atau lebih gigi.

Rasa sensitif ini terjadi apabila dentin terbuka yang disebabkan oleh resesi

gingiva, abrasi, erosi, penyakit periodontal, kerusakan restorasi, atau karies.

Tubulus pada daerah yang sensitif lebih lebar dan banyak daripada di area yang

tidak sensitif. Daerah sensitif biasanya terletak pada permukaan servikal margin

gigi.

4. Alat Perancangan Sistem

a. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah representasi grafik dari sebuah sistem.

DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data di

mana komponen-komponen tersebut, dan asal, tujuan, dan penyimpanan dari data

tersebut.

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk

menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari

sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan

interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data

tersebut. DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah

ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa

32
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana

data tersebut akan disimpan. Berikut ini adalah simbol DFD menurut versi

Yourdon dan De Marco.

Tabel 2.1
DFD Versi Yourdon dan De Marco

No Simbol-simbol Keterangan

Kesatuan luar (Eksternal Entity) adalah


lingkungan luar system yang dapat berupa
1. orang, organisasi, atau sistem lain yang
memberikan input atau menrtima output
dari sistem.

Arus data (Data Flow) adalah aliran data

2. yang mengalir di antara proses, simpanan


data dan kesatuan luar.

Simbol proses, menunjukkan suatu


kegiatan yang dilakukan oleh orang atau
3.
mesin untuk mengolah data masukan
menjadi keluaran

Penyimpanan data, digunakan untuk


4.
memodelkan kumpulan data atau paket

b. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model untuk

menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar

33
data yang mempunyai hubungan antar relasi. Untuk menggambarkan ERD

menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol.

Menurut Fathansyah (1999:70), model Entity Relationship Diagram berisi

komponen-komponen himpunan entitas dan relasi yang masing-masing dilengkapi

dengan atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang kita

tinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Entity

Relationship Diagram.

Tabel 2.2
Komponen ERD

No Simbol-simbol Keterangan
Entitas, merupakan representasi dari
1. sebuah objek tempat dimana sistem
menyimpan data.
Atribut, merupakan data yang dihubungkan
dengan entitas. Digunakan untuk
2.
menjelaskan, mengedintifikasi , dan
mengekspresikan hubungan antar entitas.
Relasi, adalah hubungan yang terjadi antar
3
suatu atau lebih entitas.

c. Flowchart

Flowchart adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang

menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowchart

menampilkan langkah-langkah yang disimbolkan dalam bentuk kotak, beserta

urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut menggunakan

34
tanda panah. Diagram ini bisa memberi solusi selangkah demi selangkah untuk

penyelesaian masalah yang ada di dalam proses atau algoritma tersebut.

Flowchart atau diagram alir memiliki bagan-bagan yang melambangkan

fungsi tertentu. Simbol Flowchart disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2.3
Simbol Flowchart

Bagan Nama Fungsi

Terminator Awal atau akhir program

Flow Arah aliran program

inisialisasi/pemberian nilai
Preparation
awal

Proces Proses/pengolahan data

Input/Output
input/output data
Data

Sub Program sub program

Decision Seleksi atau kondisi

Penghubung bagian-bagian
On Page
flowchart pada halaman yang
Connector
sama

35
5. Alat Pengembangan Sistem Pakar

a. PHP

PHP yang merupakan singkatan dari Hypertext Preprocessor, adalah

bahasa pemrograman yang mana file dan seluruh prosesnya dikerjakan di server,

kemudian hasilnya yang dikirimkan ke clien, tempat pemakai menggunakan

browser (Kadir, 2008:2). Kode-kode PHP diciptakan oleh Rasmus Lerdorf yang

menulis dua versi pertama dari PHP dan juga berpartisipasi dalam pengembangan

versi-versi PHP selanjutnya.

PHP merupakan bahasa pemprograman web server-side yang bersifat

open source. PHP script yang terintegrasi dengan HTML dan berada server side

HTML embeded scripting (Anhar, 2010:3). Selain itu, PHP merupakan bahasa

pemrograman yang bersifat interpreter, artinya baris-baris program PHP di

terjemahkan satu persatu ke dalam bahasa mesin dan diproses oleh interpreter

PHP menjadi HTML. Sehingga client yang berupa browser hanya melihat hasil

HTML tanpa melihat program PHP di dalamnya.

Mesin PHP mencari baris-baris yang berada di dalam tag <?php atau <?

dan ?> di dalam halaman HTML, dan menerjemahkannya sehingga web server

dapat memberikan hasil berupa HTML. Model kerja HTML diawali dengan

permintaan suatu halaman web oleh browser. Berdasarkan URL (Uniform

Resource Locator) atau dikenal dengan sebutan alamat internet, browser

mendapatkan alamat dari web server, mengidentifikasi halaman yang

dikehendaki, dan menyapaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh server.

36
Selanjutnya ketika berkas PHP yang diminta didapatkan oleh server, isinya segera

dikirimkan ke mesin PHP dan mesin inilah yang memproses dan memberikan

hasilnya (berupa kode HTML) ke server, dan server akan menyampaikan ke clien.

b. MySQL

MySQL adalah salah satu perangkat lunak sistem manajemen basis data

(data base) SQL atau sering disebut dengan DBMS (Database Management

System) (Hirin dan Virgi, 2011).

MySQL merupakan database relasional dimana informasi dibagi menjadi

beberapa data yang terpisah secara logis. Data-data yang terpisah tersebut

diletakkan dalam bentuk tabel. Tabel menyimpan informasi dan pengambilannya

(retrieval). Ketika informasi sudah tersimpan di tabel-tabel yang terpisah,

pengguna dapat melihat (view), mengedit (edit), menambah (add), dan menghapus

(delete) informasi dengan berbagai metode. Keunggulan menggunakan database

relasional terletak pada kurangnya redundansi data. Konsekuensinya tidak hanya

ruang penyimpanan hardisk menjadi berkurang, tetapi kecepatan pemprosesan

data juga berkurang (Tim Penulis Wahana Komputer, 2010:3)

Keunggulan MySQL adalah kemampuannya dalam menyediakan berbagai

fasilitas atau fitur-fitur yang dapat digunakan oleh bermacam-macam user.

Sebagai sebuah manajemen system database server, MySQL mampu menangani

beberapa instruksi sekaligus dari beberapa user dalam satu waktu serta merekam

semua data user di dalam sistemnya dalam tabel user.

37
c. Adobe Dreamweaver

Macromedia Dreamweaver adalah sebuah HTML editor profesional untuk

mendesain secara visual dan mengelola situs web maupun halaman web.

Dreamweaver mambuatnya menjadi lebih mudah dengan menyediakan tool-tool

yang sangat berguna dalam peningkatan kemampuan dan pengalaman kita dalam

mendesain web.

Menurut Widodo (2008:281), Macromedia Dreamweaver adalah Program

editor html yang sangat  andal dan banyak di minati oleh para web desainer”.

Pada versi terbarunya, program ini telah di akuisisi oleh Adobe Corportion

sehingga namanya berubah menjadi Adobe Dreamweaver yang di kemas dalam

paket Adobe CS3, CS4 dan CS5 (Creative Suite Seri 3, 4, dan 5).

Pada tugas akhir ini penulis menggunakan Adobe Dreamweaver CS3 yang

merupakan HTML editor professional yang berfungsi mendesain, melakukan

editing dan mengembangkan aneka website. Salah satu kelebihan Adobe

Dreamweaver CS3 yaitu ruang kerja Adobe Dreamweaver CS3 beserta tools yang

tersedia dapat digunakan dengan sangat mudah dan cepat sehingga anda bisa

membangun suatu website dengan cepat dan tanpa harus melakukan coding.

Selain itu, Adobe Dreamweaver CS3 juga mempunyai integrasi dengan produk

macromedia lainnya, seperti flash dan firework. Flash sudah sangat terkenal

sebagai sebagai program untuk membuat animasi yang berbasis web dengan

perkembangan kebutuhan dan teknologi.

38
B. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam sistem pakar penyakit gigi dan mulut dijabarkan

sebagai berikut:

Fakta

Rendahnya kepedulian masyarakat Tingginya biaya konsultasi ke pakar/


terhadap kesehatan gigi dan mulut dokter gigi dan mulut

Timbul masalah

Pravelensi penderita Motivasi masyarakat untuk berobat Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan
penyakit gigi dan mulut tinggi ke dokter gigi rendah pertama penyakit yang sering dikeluhkan

Alternatif penyelesaian/pemecahan masalah

Menggunakan sistem komputasi yang dapat


menyajikan informasi tentang diagnosa
penyakit gigi dan mulut

Sistem Pakar Penyakit Gigi dan Mulut

Gambar 2.8
Kerangka Pikir

39
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian rancang bangun sistem pakar

diagnosa penyakit gigi dan mulut dengan metode inferensi forward chaining.

B. Rancangan Penelitian

Pengembangan suatu sistem merupakan suatu pengembangan yang

terstandarisasi yang dapat mendefinisikan suatu set aktivitas, metode, praktik

terbaik, dan perangkat terotomatisasi yang digunakan pengembang sistem dan

untuk mengembangkan suatu sistem.

Pengembangan sistem pakar penyakit gigi dan mulut ini, menggunakan

metode pengembangan Expert System Developtment Life Cycle (ESDLC) Durkin

(1994) dimana metode ini mempunyai enam tahap pengembangan yaitu penilaian

(assesment), akuisisi pengetahuan, desain, pengujian, dokumentasi dan

pemeliharaan. Setiap tahapan dalam metode ESDLC ini dapat merepresentasikan

kebutuhan pada pengembangan sistem pakar diagnosa penyakit gigi dan mulut.

Expert System Developtment Life Cycle (ESDLC) yang merupakan konsep

dasar perancangan dan pengembangan sistem pakar digambarkan sebagai berikut:

40
Tahap 1
Penilaian (Assessment)
eksplorasi
Kebutuhan

Tahap 2
Akuisisi Pengetahuan
perbaikan
Pengetahuan

Tahap 3
Desain

Struktur

Tahap 4
Pengujian

Evaluasi

Tahap 5
Dokumentasi

Produk

Tahap 6
Pemeliharaan

Gambar 3.1
Tahap Pengembangan Sistem Pakar (Durkin, 1994)

1. Penilaian (Assessment)

Merupakan proses untuk menentukan kelayakan dan justifikasi atas

permasalahan yang akan diambil. Setelah proyek pengembangan dianggap layak

dan sesuai dengan tujuan, maka selanjutnya ditentukan fitur-fitur penting dan

ruang lingkup proyek serta sumber daya yang dibutuhkan. Sumber pengetahuan

yang diperlukan diidentifikasi dan ditentukan persyaratan persyaratan proyek.

41
2. Akuisisi Pengetahuan

Proses akuisisi pengetahuan, seorang perekayasa pengetahuan

menjembatani antara pakar dengan basis pengetahuan. Perekayasa pengetahuan

mendapatkan pengetahuan dari pakar, mengolahnya dan menyimpannya dalam

basis pengetahuan. Pengetahuan ini digunakan untuk memberikan informasi

tentang permasalahan yang menjadi bahan acuan dalam mendesain sistem pakar.

Tahap ini meliputi studi dengan diadakannya pertemuan dengan pakar untuk

membahas aspek dari permasalahan.

3. Design

Pengetahuan yang telah didapatkan dalam proses akuisisi pengetahuan,

dapat didesain antarmuka maupun teknik penyelesaian masalah dapat

diimplementasikan ke dalam sistem pakar. Tahap desain ini, seluruh struktur dan

organisasi dari pengetahuan harus ditetapkan dan dapat direpresentasikan kedalam

sistem. Sebuah sistem prototype di bangun pada tahap design. Tujuan dari

pembangunan prototype tersebut adalah untuk memberikan pemahaman yang

lebih baik atas masalah.

4. Pengujian

Tahap ini dimaksudkan untuk menguji apakah sistem pakar yang dibangun

telah sesuai dengan tujuan pengembangan maupun kesesuaian kinerja sistem

dengan metode penyelesaian masalah yang bersumber dari pengetahuan yang

42
sudah didapatkan. Apabila dalam tahap ini terdapat bagian yang harus dievaluasi

maupun dimodifikasi maka hal tersebut harus segera dilakukan agar sistem pakar

dapat berfungsi sebagaimana tujuan pengembangannya.

Metode pengujian yang digunakan pada perancangan sistem pakar

penyakit gigi dan mulut adalah black box testing. Black box testing adalah

pengujian yang difokuskan pada persyaratan fungsional atau kebenaran input dan

output yang dihasilkan dari perangkat lunak yang dibangun. Pengujian black box

ini akan dilakukan dengan cara memberi input dari pengguna kepada sistem yang

sudah berjalan dan mengamati hasil output dari sistem. Pengujian tersebut akan

dilakukan pada setiap use case untuk mengetahui kesesuaian fungsi dari perangkat

lunak.

5. Dokumentasi

Tahap dokumentasi diperlukan untuk mengkompilasi semua informasi

proyek sistem pakar ke dalam bentuk dokumen yang dapat memenuhi persyaratan

yang dibutuhkan pengguna dan pengembang sistem. Dokumentasi tersebut

menjelaskan tentang bagaimana mengoperasikan sistem, instalasi, kebutuhan

minimum sistem maupun bantuan yang mungkin diperlukan oleh pengguna

maupun pengembang sistem pakar. Selain hal tersebut, maka secara khusus harus

juga mendokumentasikan prosedur penelusuran masalah dalam mesin

inferensinya.

43
6. Pemeliharaan

Setelah sistem digunakan dalam lingkungan kerja, maka selanjutnya

diperlukan pemeliharaan secara berkala. Pengetahuan itu sifatnya tidak statis

melainkan terus tumbuh dan berkembang. Pengetahuan dari sistem perlu

diperbaharui atau disempurnakan untuk memenuhi kebutuhan saat ini.

C. Tahap Penelitian

Adapun tahap penelitian dalam perancangan sistem pakar diagnosa gigi

dan mulut ini adalah sebagai berikut:

start

Identifikasi
Masalah

Pengumpulan Data

Akuisisi
Pengetahuan

Representasi
Pengetahuan

Design

Pengujian

layak? tidak
ya

Implementasi dan
pemeliharaan

End

Gambar 3.2
Tahap Penelitian

44
1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahap awal dari penyusunan penelitian ini

untuk menentukan masalah dan mencaei jalann alternatif dari pemecahan

masalah. Dalam perancangan sistem pakar ini, penulis membahas tentang

penyakit gigi dan mulut yang umum terjadi pada masyarakat, gejala-gejala yang

ditimbulkan oleh penyakit tersebut serta memberikan solusi pengobatannya.

Untuk bahasa pemprograman penulis menggunakan bahasa pemprograman PHP

dengan basis data MySQL, selain iu penulis juga menggunakan metode inferensi

forward chaining.

2. Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan studi pustaka dan

wawancara seorang pakar yang merupakan dokter spesialis penyakit gigi dan

mulut. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan secara

akurat.

3. Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan merupakan proses transfer informasi dari pakar

untuk mengambil pengetahuan. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan sistem

pakar dengan menggunakan basis pengetahuan penyakit gigi dan mulut untuk

menghasilkan sebuah aplikasi sistem pakar yang dapat digunakan oleh user

setelah uji validitasnya oleh pakar.

45
4. Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan merupakan tahapan repesentasi yang dapat

dilakukan setelah akuisisi data, yaitu berupa:

a. Teknik Inferensi

Teknik inferensi digunakan untuk mencapai kesimpulan yang sesuai

dengan gejala-gejala penyakit yang dialami oleh pasien. Dalam hal ini, teknik

yang digunakan adalah metode inferensi forward chaining yang memulai

penelusurannya dari sekumpulan fakta atau data yang berakhir pada satu

kesimpulan.

b. Teknik Penelusuran

Teknik penelusuran yang digunakan adalah metode depth first search,

yaitu teknik pencarian yang yang menelusuri teknik  penelusuran  dari  node  ke 

node  bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Dengan kata lain teknik

penelusuran ini mencari pada kedalaman sebelah kiri terlebih dahulu, kemudian

bila belum ditemuakan goal”nya dilanjutkan ke sisi sebelah kanan dan seterusnya

sampai ditemukan target/goal.

c. Kaidah Produksi

Pengetahuan yang diperoleh dari pakar atau sekumpulan data harus

direpresentasikan dalam format yang dipahami oleh manusia dan dapat dieksekusi

46
dalam format yang dipahami oleh manusia dan dapat dieksekusi pada komputer.

Teknik representasi pengetahuan yang digunakan adalah teknik kaidah produksi.

Representasi pengetahuan kaidah produksi pada dasarnya berbasis aturan (rule

based) yang berupa IF – THEN.

Pernyataan setelah IF merupakan antecedent, yaitu bagian yang

mengekspresikan situasi atau premis. Sedangkan pernyataan setelah THEN adalah

konsekuen yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang

diterapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar.

5. Design

Pada tahap ini dilakukan proses pembangunan sistem berdasarkan

rancangan yang telah dibuat sebelumnya sesuai dengan kebutuhan sistem.

6. Pengujian

Uji coba sistem dilakukan setelah proses instalasi perangkat keras dan

instalasi perangkat lunak. Uji coba sistem bertujuan untuk memastikan bahwa

elemen-elemen komponen dari sistem telah berfungsi sesuai dengan diharapkan.

Pengujian ini dilakukan untuk mencari kelemahan sistem yang mungkin terjadi,

termasuk pada saat pengujian sistem yang baru.

Pada pengujian program, masing masing program yang berjalan dengan

baik dan benar belum tentu dapat berjalan dengan program yang lainnya.

Kumpulan program yang telah diintegrasikan perlu diuji coba kembali untuk

melihat apakah suatu program dapat menerima input dan memproses data dengan

47
baik serta dapat memberikan output pada program. Metode pengujian yang

digunakan pada perancangan sistem pakar penyakit gigi dan mulut adalah black

box testing. Black box testing adalah pengujian yang difokuskan pada persyaratan

fungsional atau kebenaran input dan output yang dihasilkan dari perangkat lunak

yang dibangun. Pengujian black box ini akan dilakukan dengan cara memberi

input dari pengguna kepada sistem yang sudah berjalan dan mengamati hasil

output dari sistem. Pengujian tersebut akan dilakukan pada setiap use case untuk

mengetahui kesesuaian fungsi dari perangkat lunak.

7. Implementasi

Tahap implementasi dapat dilakukan setelah design bebas dari bug atau

error di dalam program tersebut. Kemudian dibuatlah proses dokumentasi yang

berfungsi sebagai petunjuk pembuatan dan pelaksanaan pengoperasian program

tersebut.

8. Dokumentasi

Apabila semua tahapan yang dimulai dari penelitian hingga pada

pengujian sistem dan evaluasi sistem sudah sesuai dan tidak terjadi kesalahan,

maka tahap akhir melakukan dokumentasi dan penulisan laporan hasil penelitian.

D. Kebutuhan Sistem

Alat dan bahan yang digunakan untuk perancangan perangkat lunak ini

adalah sebuah PC/laptop dengan spesifikasi sebagai berikut:

48
1. Perangkat keras yang digunakan yaitu:

a. Processor : Intel Core i5 @ 2.30 GHz

b. RAM : 2 GB

c. Hard Disk : 500 GB

2. Perangkat lunak yang digunakan yaitu:

a. Sistem Operasi Windows 7

b. Web browser

c. Adobe Dreamweaver CS3 sebagai desain aplikasi

d. MySQL, digunakan sebagai manajemen data base.

e. Appserv, untuk web server localhost.

f. Bahasa pemrograman PHP, HTML, CSS dan JavaScript untuk

mengembangkan aplikasi.

E. Prosedur Rancang Bangun

Adapun prosedur rancang bagun sistem pakar diagnosa gigi dan mulut

adalah dengan terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang diperlukan. dalam

bentuk basis pengetahuan. Basis pengetahuan diperoleh dari kegiatan akusisi

pengetahuan. Akuisisi pengetahuan merupakan suatu proses untuk mengumpulkan

data-data pengetahuan mengenai suatu masalah. Bahan pengetahuan ini dapat

diambil dari literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah, seperti misalnya

buku-buku, jurnal, artikel dan lain sebagainya. Setelah melakukan pengumpulan

data dan analisis terhadap basis pengetahuan tahap selanjutnya adalah melakukan

perancangan database, interface dan coding program.

49
1. Basis Pengetahuan

Langkah pertama dalam mengembangkan sistem pakar adalah

mengidentifikasikan permasalahan yang akan dikaji, dalam hal ini adalah

mengidentifikasikan permasalahan yang akan dibuat telebih dahulu, adapun

masalah-masalah yang diambil dalam pembuatan sistem pakar ini adalah gejala-

gejala yang terdapat pada seorang penderita penyakit gigi dan mulut serta

diagnosa penyakitnya. Data yang diperoleh dijadikan suatu basis pengetahuan.

Berikut ini data daftar penyakit gigi dan mulut yang umum.

Tabel 3.1
Data Penyakit

Kode Nama Penyakit


P1 Abses Periodontal
P2 Abses Periapikal
P3 Alveolar Osteitis
P4 Anodonsia
P5 Abrasi Gigi
P6 Bruxism (Gigi Gemerutuk)
P7 Gangguan Gigi Bungsu
P8 Gingivitis
P9 Gigi Bernanah
P10 Gigi Berlubang
P11 Gigi Sensitif (Hipersensitivitas Dentin)
P12 Parit Mulut
P13 Periodontitis
P14 Trench Mouth

Berdasarkan data penyakit tersebut maka penulis melakukan identifikasi

terhadap gejala-gejala penyakit gigi dan mulut. Gejala tersebut meliputi gejala

umum yang dialami oleh penderita penyakit gigi dan mulut.

50
Tabel 3.2
Data Penyakit

No Gejala
G1 Sulit mengunyah
G2 Terjadi pembengkakan pada gusi atau kemerahan
G3 Bau busuk yang keluar dari mulut
G4 Rahang terjadi pembengkakan
G5 Demam
G6 Rasa sakit atau nyeri pada atau disekitar gusi (bila atau tanpa disentuh)
G7 Gusi atau gigi bernanah
G8 Pembengkakan kelenjar getah bening
G9 Rasa sakit ketika membuka mulut
G10 Gigi terasa sakit atau berdenyut
G11 Gigi terasa ngilu dan lebih sensitif
G12 Gusi mudah berdarah
G13 Luka atau adanya kantong antara gigi dan gusi
G14 Sensitif pada rasa manis
G15 Bentuk gusi agak membulat (unstippling)
Hilangnya seluruh atau sebagian bekuan darah di lokasi bekas
G16
pencabutan gigi
G17 Terlihatnya tulang dalam daerah bekas pencabutan
Tidak tumbuhnya semua atau beberapa gigi, baik gigi susu maupun gigi
G18
permanen
G19 Bentuk gigi tampak terkikis
G20 Sakit Telinga
G21 Insomnia atau merasa gelisah
G22 Sakit Kepala
G23 Konsistensi gusi menjadi lebih lunak
G24 Pipi bengkak.
G25 Adanya noda putih atau kecoklatan pada permukaan gigi.
G26 Permukaan gigi kasar
G27 Gigi tampak lebih panjang dari normal
G28 Gigi Goyah
Ujung gusi diantara 2 gigi mengalami pengikisan dan tertutup oleh
G29
lapisan berwarna abu-abu

Relasi antara data penyakit dan data gejala ditunjukkan pada tabel berikut

ini.

51
Tabel 3.3
Data Penyakit

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14


G1 v v v V V V
G2 v V v V V
G3 v V V V
G4 v V V
G5 v V V V
G6 V V V V
G7 v V V
G8 v v V
G9 v V
G10 v V
G11 v V
G12 v V
G13 V V
G14 v v
G15 v v
G16 v
G17 v
G18 v
G19 V
G20 v
G21 v
G22 V
G23 v
G24 V
G25 V
G26 v
G27 v
G28 v
G29 v
2. Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD)

Untuk memperhatikan data serta informasi yang akan digunakan dalam

proses pembangunan aplikasi ini, maka dibangun sebuah desain basis data dengan

menggunakan tools Entity Relationship Diagram pada gambar berikut ini:

52
pengobatan
awal
ifyes
idpenyakit pencegahan
nama gejala ifno

namapenyakit definisi
gambar id gejala

Data Gejala memiliki Data Penyakit

namauser password menghasilkan

username

iduser Data User memiliki Hasil Diagnosa

usia alamat id_diagnosa id_user

password id_penyakit id gejala

idadmin username

Admin

Gambar 3.3
Entity Relationship Diagram (ERD)

3. Perancangan Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah diagram alir yang dipresentasikan

dalam bentuk lambang-lambang tertentu yang menunjukan aliran data, proses,

tempat penyimpanan data, dan entitas eksternal. DFD sistem pakar untuk diagnosa

gigi dan mulut ini dimulai dari DFD level 0 sampai level 2.

a. DFD Level 0

53
info gejala dan penyakit
update data penyakit
1.0 update data gejala
Manajemen Basis
Pengetahuan

User gejala penyakit Admin

Info data user


tidak valid
data user
Pertanyaan yang

3.0
Hasil dignosa
Data jawaban

akan dijawab

Data User

2.0
Hasil diagnosa
Diagnosa

Gambar 3.4
DFD Level 0

b. DFD Level 1 Proses 1.0

Update data gejala 1.1


Manajemen gejala
info data gejala Gejala

Admin

Update data penyakit 1.2


Manajemen penyakit
info data penyakit Penyakit

Gambar 3.5
DFD Level 1 Proses 1.0
c. DFD Level 1 Proses 2.0

54
pertanyaan yang
harus dijawab
data jawaban
2.1
hasil diagnosa Konsultasi

Hasil diagnosa
User

data hasil diagnosa 2.2


Lihat Hasil
info hasil diagnosa Diagnosa

Gambar 3.6
DFD Level 1 Proses 2.0

d. DFD Level 2 Proses 1.1

data gejala yang


ditambah 1.1.1
Tambah Data
info gejala yang Gejala
ditambah

data gejala yang


diubah
1.1.2 gejala yang telah
Admin diubah
Ubah Data gejala
info gejala yang Gejala
diubah

data gejala yang


hapus 1.1.3
Hapus Data
Gejala
info gejala yang
dihapus

Gambar 3.7
DFD Level 2 Proses 1.1

e. DFD Level 2 Proses 1.2

55
data penyakit yang
ditambah 2.1.1
Tambah Data
info penyakit yang Peyakit
ditambah

data penyakit yang


diubah
2.1.2 penyakit yang telah
Admin diubah
Ubah Data penyakit
info penyakit yang Penyakit
diubah

data penyakit yang


hapus 2.1.3
Hapus Data
Penyakit
info penyakit yang
dihapus

Gambar 3.8
DFD Level 2 Proses 1.2

4. Perancangan Basis Data

Dalam perancangan basis data sistem pakar ini, penulis membuat beberapa

buah tabel yang saling berelasi. Tabel-tabel tersebut terdiri dari tabel admin, tabel

data user, tabel gejala, tabel penyakit, dan tabel hasil diagnosa. Adapun struktur

dan deskripsi dari masing-masing tabel sebagai berikut:

a. Tabel Admin

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data admin yang terdiri dari

username, password, pertanyaan dan jawaban. Dalam tabel ini, yang menjadi

56
primary key adalah id_admin. Adapun struktur tabelnya dapat dilihat pada tabel

3.4.

Tabel 3.4
Tabel Data Pakar

Atribute Tipe Data Panjang Keterangan


id_admin Varchar 10 Primary Key
username Varchar 20
password Varchar 50

b. Tabel Gejala

Tabel ini berisi data gejala untuk setiap penyakit y a n g berupa

kode_gejala, nama_gejala, ifyes, ifno. Dalam tabel ini kode_gejala sebagai

primary key. Adapun struktur tabelnya dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.5
Tabel Gejala

Atribute Tipe Data Panjang Keterangan


kode_gejala varchar 4 Primary Key
nama_gejala varchar 100
ifyes varchar 4
ifno varchar 4
gambar longblob
kode_penyakit varchar 4 Foreign Key

c. Tabel Penyakit

Tabel ini berisi data penyakit yang berupa kode_penyakit,

nama_penyakit, definisi, pengobatan awal dan pencegahan. Dalam tabel ini

57
kode_penyakit sebagai primary key. Adapun struktur tabelnya dapat dilihat pada

tabel 3.7.

Tabel 3.6
Tabel Penyakit

Atribute Tipe Data Panjang Keterangan


kode_penyakit varchar 4 Primary Key
nama_penyakit varchar 50
definisi varchar 500
gambar longblob
pengobatan awal varchar 500 0
pencegahan varchar 500

d. Tabel Hasil Diagnosa

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data hasil diagnosa diagnosa user.

Tabel ini terdiri dari id_diagnosa, iduser, kode_penyakit, tanggal diagnosa.

Dalam tabel ini, id_diagnosa merupakan primary key sedangkan iduser

merupakan foreign key yang datanya mengacu ke tabel data user dan

kode_penyakit merupakan foreign key yang datanya mengacu ke tabel

penyakit. Adapun struktur tabelnya dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.7
Tabel Hasil Diagnosa

Atribute Tipe Data Panjang Keterangan


id_diagnosa int 5 Primary Key
iduser varchar 10 Foreign Key
kode_penyakit varchar 4 Foreign Key
tanggal_diagnosa datetime

5. Perancangan Struktur Menu

58
Perancanagn struktur menu berisikan menu dan sub menu yang berfungsi

untuk memudahkan user di dalam menggunakan sistem.

a. Struktur Menu Sistem

Struktur menu pada sistem terdiri dari halaman utama, informasi, login

dan registrasi.

Sistem Pakar Diagnosa


Penyakit Gigi dan Mulut

Home Informasi Login

Gambar 3.9
Struktur Menu Sistem

f. Struktur Menu Pakar

Struktur menu pakar terdiri dari halaman utama, bantuan, informasi, ubah

password serta pengolahan basis data pengetahuan yang terdiri dari daftar

penyakit, daftar gejala dan daftar user. Struktur menu pakar ditampilkan pada

gambar berikut ini.

59
Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Gigi dan Mulut

Login

Home Informasi

Daftar
Penyakit Daftar Gejala

Gambar 3.10
Struktur Menu Pakar

g. Struktur Menu User

Struktur menu user terdiri dari halaman utama/home, informasi, profil,

diagnosa dan lihat hasil diagnosa. Sebelum melakukan konsultasi tentang

diagnosa gigi dan mulut, user terlebih dahulu harus melakukan registrasi. Jika

proses registrasi berhasil, maka user dapat melakukan login sesuai dengan

username serta password user. Struktur menu user ditampilkan pada gambar

berikut ini.

Sistem Pakar Diagnosa


Penyakit Gigi dan Mulut

Home Informasi

Hasil
Diagnosa
Diagnosa

Gambar 3.11
Struktur Menu User

60
b. Perancangan Antar Muka

Perancangan antar muka bertujuan untuk memberikan gambaran tentang

aplikasi yang akan dibangun sehingga akan mempermudah dalam

mengimplementasikan aplikasi.

a. Perancangan Halaman Utama Sistem

HEADER

MENU KONTEN

FOOTER

Gambar 3.12
Halaman Utama Sistem

b. Perancangan Halaman Diagnosa

HEADER

Apakah anda mengalami … ?


MENU
Ya | Tidak

FOOTER

Gambar 3.13
Halaman Diagnosa

61
F. Teknik Analisis dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif analitis, yaitu masalah yang diteliti diuraikan dan dianalisis. Hal

tersebut dimulai dari pengedentifikasian masalah hingga analisis yang dilakukan

terhadap kebutuhan data dan kebutuhan sistem. Teknik ini akan menggambarkan

semua data yang ada kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan

kenyataan yang sedang berlangsung dan selanjutnya mencoba mencari pemecahan

masalahnya.

Data yang diperoleh dianalisis oleh knowledge engineer dan pakar pada

proses akusisi pengetahuan untuk memperoleh basis pengetahuan sistem pakar.

Proses selanjutnya adalah data yang diperoleh dalam bentuk basis pengetahuan

direpresentasikan dalam format yang dapat digunakan dalam sistem pakar

meliputi metode inferensi dan teknik penelusuran gejala hingga diperoleh hasil

diagnosis penyakit gigi dan mulut. Metode inferensi merupakan mekanisme

berfikir dan pola penalaran yang digunakan sistem untuk mencapai suatu

kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode inferensi forward cahaining

dengan melakukan penalaran dari suatu masalah menuju solusinya. Penalaran

yang dilakukan dimulai dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis

pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. Sedangkan untuk

penulusuran gejala menggunakan teknik depth first search pencarian yang

dilakukan dari node awal secara mendalam hingga yang paling terakhir (dead-

end) atau sampai ditemukan solusi.

62
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan

untuk mengumpulkan data. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara

langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang

diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Penelitian ini menggunakan

metode studi pustaka untuk memperoleh data sekunder dan metode wawancara

berupa tanya jawab langsung dengan dokter gigi untuk mendapatkan data primer.

1. Studi Pustaka

Menurut Miller dkk (2010) tinjauan pustaka adalah bagian penting dari

proyek penelitian yang baik, dan jika tidak dilakukan dengan benar proyek dapat

berakhir sia-sia. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data literatur tambahan

dari buku acuan mengenai sistem pakar berbasis komputer dan metode forward

chaining. Sumber yang digunakan berupa buku, jurnal, karya ilmiah, dan situs-

situs penunjang lainnya yang dapat membantu dalam penyelesaian laporan

penelitian ini.

2. Wawancara

Salah satu objek penelitian adalah wawancara. Menurut Jogiyanto (2007)

wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden.

Wawancara dapat berupa wawancara personal, wawancara intersep dan

wawancara telepon. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara secara

langsung dengan pakar yaitu dokter spesialis penyakit gigi dan mulut. Diharapkan

63
dari hasil wawancara tersebut, dapat diperoleh penjelasan tentang jenis dan gejala

penyakit gigi dan mulut serta apa saja pengobatannya.

64
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 2008. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP.


Yogyakarta: Andi.
Anhar. 2010. Panduan Menguasai PHP dan MySQL. Jakarta: Mediakita.

Anonim. 2013. 60 Persen Penyakit Gigi Disebabkan Oleh Karies.


http://kesehatan.rmol.co/read/2013/03/29/104256/60-Persen-Penyakit-Gigi-
Disebabkan-Oleh-Karies-

______, 2011. Pulpitis reversibel, Ireversibel, dan Nekrosis pulpa.


http://luv2dentisha.wordpress.com/2010/05/08/pulpitis-reversibel-
ireversibel-nekrosis-pulpa/, diakses 10 Desember 2013.

______, 2011. Kandidiasis Oral. http:// caramelite. wordpress. com/2011/06/14/


kandidiasis-oral/, diakses 10 Desember 2013.

______, 2013. Periodontitis (Pyorrea).


http://medicastore.com/penyakit/306/Periodontitis_pyorrhea.html, diakses
10 Desember 2013.

______, 2013. Seputar Luka di Sudut Bibir (Angular Cheilitis).


http://doktersehat.com/seputar-luka-di-sudut-bibir-angular-cheilitis/, diakses
10 Desember 2013.

Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi


Offset.

Desiani, Anita, Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Kecerdasan Buatan.


Yogyakarta: Andi Offset.

Durkin, John. 1994. Expert System Design and Development. New Jersey:
Prentice Hall Internation Inc.

Fathansyah. 1999. Basis Data. Bandung: CV. Informatika.

Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
Offset.
Kursini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Andi Offset.

65
Kursini. 2007. Strategi Perencanaan dan Pengelolaan Basis Data. Yogyakarta:
Andi Offset.

Maradesa, Edar. 2012. Penerapan Metode Foward Chaining untuk Diagnosa


Penyakit Katarak. Skripsi tidak diterbitkan. Gorontalo: Fakultas Teknik
Universitas Negeri Gorontalo.

Marimin. 2005. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial
Edisi 2. Bogor: IPB Press.

Marlinda, Linda. 2004. Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset.

Martariwansyah. 2008. Gigiku Kuat Mulutku Sehat. Bandung. Salamadani


Publishing

Nogroho, Bunafit. 2008. Membuat Aplikasi Sistem Pakar dengan PHP dan Editor
Dreamweaver. Yogyakarta: Gava Media.

Nursaman, Destiani Dini, Dhamiri, Dhami Johar. 2010. Pembangunan Aplikasi


Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Gigi dan
Mulut Pada Manusia. (online), vol.9,
(http://jurnal.sttgarut.ac.id/index.php/algoritma/article/view/13, diakses 4
Desember 2013).

P. Langkas, Robert dan Craig S. Miller. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut
yang Lazim. Jakarta: Hipokrates.

Prasetya Andreas, Hery. 2010. Cepat Kuasai PHP + MySQL. Yogyakarta: Andi
Offset.

Simarmata, Jenner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi Offset.


Sutojo, T., Mulyanto Edy, Suhartono Vincent. 2011. Kecerdasan Buatan.
Yogyakarta: Andi Offset.

Kusumadewi, Sri. 2006. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya).


Yogyakarta: Graha Ilmu.

The World Health Report 2006, Working Together for Health. 2006. Switzerland:
The World Health Organization.

Tim Wahana Komputer. 2010. Panduan Belajar MySQL Database Server.


Jakarta: Mediakita.

Turban, Efraim dkk. 2005. Decision Support System and Intelligent Systems.
Yogyakarta: Andi Offset.

66
Wardana, I Nyoman Kusuma. 2008. Perancangan Sistem Pakar untuk Diagnosa
Penyakit Mulut dan Gigi Menggunakan Bahasa Pemprograman Clips,
(online), (http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/view/757/686,
diakses 4 Desember 2013).

Whitten, Jeffery L. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem. Yogyakarta: Andi
Offset.

67
68
Lampiran

69
PENYAKIT GIGI DAN MULUT

NO NAMA
GEJALA DEFINISI PENJELASAN LANJUT
. PENYAKIT
1. Abses Sulit mengunyah Periodontitis abses ialah Perawatan terdiri dari insisi untuk pembuatan drenase. Aplikasi arteri klem
Periodontal Terjadi suatu inflamasi yang untuk membesarkan lubang drenase harus mencapai dasar poket. Tindakan ini
pembengkakan pada mengandung nanah di dikerjakan setelah pasien dilindungi dengan antibiotika dulu sebelumnya
gusi atau kemerahan jaringan periodontal. untuk mencegah penyebaran infeksi ke tulang alveolar dan penyebaran
Gusi atau gigi Abses periodontal infeksi menjadi septikemi. Jika fase akut telah reda, apabila gigi masih dapat
bernanah disebabkan infeksi pada dipertahankan, karena kerusakan tulang hanya pada satu dinding alveolar,
jaringan periodontal. Abses dilakukan kuretase dan perawatan periodonsium lanjutan. Namun apabila
Rasa sakit ketika merupakan suatu nanah
membuka mulut tulang alveolar sudah rusak lebih dari satu dinding maka pilihan utama ialah
yang terjadi pada gusi
pencabutan gigi.
(gingiva). Terjadi karena
faktor iritasi, seperti plak,
kalkulus, invasi bakteri,
impaksi makanan atau
trauma jaringan. Terkadang
pula akibat gigi yang akan
tumbuh.

2. Abses Periapikal Sulit mengunyah Abses Periapikal adalah Abses atau selulitis diatasi dengan menghilangkan infeksi dan membuang
Rahang terjadi pengumpulan nanah yang nanah melalui bedah mulut atau pengobatan saluran akar.
pembengkakan telah menyebar dari Untuk membantu menghilangkan infeksi seringkali diberikan antibiotik.
Demam sebuah gigi ke jaringan di Tindakan yang terpenting adalah mencabut pulpa yang terkena dan
Pembengkakan sekitarnya, biasanya mengeluarkan nanahnya.
kelenjar getah berasal dari suatu infeksi.
bening Penyebab Abses
 Gigi terasa sakit atau Periapikal adalah tubuh
berdenyut menyerang infeksi dengan
sejumlah besar sel darah
putih; nanah adalah
sekumpulan sel darah

70
putih dan jaringan yang
mati. Biasanya nanah
dari infeksi gigi pada
awalnya dialirkan ke gusi,
sehingga gusi yang berada
di dekat akar gigi tersebut
membengkak.
3. Alveolar Bau busuk yang Dry socket atau yang Pengobatan dry socket terutama difokuskan pada pengurangan gejala,
Osteitis/ Dry keluar dari mulut disebut juga sebagai terutama nyeri. Pengobatan dry socket dapat meliputi:
socket Pembengkakan alveolar osteitis (alveolar:
kelenjar getah tulang pendukung gigi-  Pembersihan daerah bekas pencabutan
bening geligi, osteitis: radang
Hilangnya seluruh tulang) adalah sebuah  Dressing dengan bahan yang mengandung obat
atau sebagian kondisi dimana tulang
bekuan darah di alveolar dari gigi yang  Pemberian obat nyeri
lokasi bekas sudah dicabut berada
pencabutan gigi dalam keadaan bebas  Perawatan diri
Terlihatnya tulang terpapar (terbuka tanpa
dalam daerah bekas lapisan gusi menutupi). Nyeri dan gejala lainnya harus terus membaik dan kemungkinan akan dapat
pencabutan Kondisi penyakit ini sembuh dalam waktu 5-10 hari.
adalah tidak menyatunya
jaringan gusi dalam
menutupi lubang bekas
gigi yang dicabut
sehingga tulang di bagian
dalam rongga tersebut
tidak tertutupi. Tulang
yang tidak tertutupi ini
akan mengalami
rangsangan yang
menyebabkan sakit
seandainya ada benda

71
asing yang mengenainya.

4. Anodonsia  Tidak tumbuhnya Anodonsia adalah Tidak ada pengobatan untuk anodonsia, biasanya pasien dibuatkan gigi tiruan
semua atau beberapa kelainan genetik agar fungsi dan estetis rongga mulut tetap terjaga.
gigi, baik gigi susu (keturunan) berupa tidak
maupun gigi tumbuhnya gigi karena
permanen tidak adanya benih gigi.
5. Abrasi Gigi Gigi terasa ngilu dan Abrasi Gigi adalah Untuk perawatan lebih mengarah pada pencegahan. Yaitu jangan
lebih sensitif hilangnya struktur atau menggunakan sikat gigi yang kasar. Gunakanlah sikat gigi yang memiliki
Bentuk gigi tampak terkikisnya bagian luar tekstur yang lebih lembut. Dan cara nggosok giginya pun jangan terlalu keras
terkikis gigi (enamel), dan bahkan dan berlebihan. Bahkan dalam menggunakan tusuk gigi pun anda juga harus
terkadang struktur bagian berhati hati. Hindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang sifatnya
dalam gigi juga ikut asam.
terkikis. Hal ini terjadi 
disebabkan oleh seringnya Jika enamel gigi yang hilang cuma sedikit, biasanya kita bisa mengatasinya
menyikat gigi terlalu dengan menggunakan pasta gigi berfloride. Namun Apa bila gigi sudah
keras tetapi juga dapat terlanjur mengalami abrasi, makan pengobatan yang bisa ditempuh adalah
disebabkan oleh terlalu dengan cara melakukan penambalan pada gigi yang terkena abrasi.
banyak banyak makan
makanan yang bersifat
asam, asam refluks .
6. Bruxism (Gigi Sulit mengunyah Bruxism adalah suatu Secara umum, obat-obatan tidak terlalu efektif untuk perawatan bruxism.
Gemerutuk) Sensitif pada rasa kebiasaan yang terlihat Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan untuk melakukan
manis dalam mulut berupa suatu relaksasi otot sebelum tidur. Untuk membantu meringankan nyeri, langkah-
Sakit Telinga ritme yang tidak disadari langkah perawatan yang dapat dilakukan di rumah, di antaranya dengan
 Insomnia atau dan tidak disengaja atau melakukan relaksasi dan pemijatan otot wajah dan rahang, bahu, dan leher,
merasa gelisah gerakan nonfungsional serta menghindari makanan yang keras seperti kacang-kacangan. Kompres
dalam menggertakan gigi, dingin atau hangat juga dapat diberikan pada rahang yang membengkak, tidur
menggerus gigi, dan yang cukup, minum banyak air dan cobalah untuk mengurangi stres harian.
mengepalkan gigi,
biasanya terjadi selama
waktu tidur, dimana hal

72
ini dapat menimbulkan
rasa sakit pada kepala dan
kerusakan gigi yang
nantinya dapat
menyebabkan terjadinya
traumatik oklusi.

7. Gangguan Gigi Sulit mengunyah


Bungsu Terjadi
pembengkakan pada
gusi atau kemerahan
Bau busuk yang
keluar dari mulut
Rahang terjadi
pembengkakan
Rasa sakit atau nyeri
pada atau disekitar
gusi (bila atau tanpa
disentuh)
Sakit Kepala
8. Gingivitis Pembengkakan Gingivitis adalah salah Untuk mengatasi gingivitis, dilakukan tindakan perawatan. Tujuan dari perawatan
kelenjar getah satu gangguan gigi berupa adalah untuk menekan inflamasi pada gingiva. Gigi dibersihkan seluruhnya oleh
bening pembengkakan atau dokter gigi. Perawatan ini mungkin, menggunakan beberapa macam instrumen untuk
radang pada gusi melepaskan dan membuang deposit dari gigi (scalling).
Gusi mudah
berdarah (gingiva). Radang gusi
Kondisi medis yang menyebabkan atau memperburuk gingivitis harus diatasi.
Bentuk gusi agak adalah bentuk pertama Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka pertumbuhan gusi yang berlebihan
membulat penyakit pada selaput harus diangkat melalui pembedahan. Jika terjadi kekurangan vitamin C dan niasin,
(unstippling) periodontal yang menjadi maka diberikan tambahan vitamin.
Konsistensi gusi awal rusaknya jaringan
menjadi lebih lunak pendukug gigi, antara lain Gingivostomatitis herpetik akut biasanya membaik tanpa pengobatan dalam waktu 2
gusi, selaput periodontal, minggu. Bisa diberikan obat kumur anestetik untuk mengurangi rasa tidak nyaman
dan tulang gigi. Penyakit ketika penderita makan dan minum. Pasien dapat melakukan tindakan-tindakan

73
ini disebabkan oleh pencegahan gingivitis dengan menjaga kebersihan mulut. Gigi geligi seharusnya
timbunan plak disikat paling tidak dua kali sehari dan menggunakan dental floss sedikitnya atu kali
berkepanjangan. Plak sehari. Untuk orang-orang yang rentan terhadap gingivitis, sikat gigi dan flossing
adalah material yang dapat disarankan setiap selesai makan dan menjelang tidur.
terdiri dari bakteri, lendir
dan sis makanan yang
menempel pada gigi
bagian luar.
9. Gigi Bernanah Demam Abses gigi adalah Dalam perawatan gigi bernanah, tindakan pertama yang dilakukan dokter
Gusi atau gigi kumpulan nanah yang adalah menghilangkan infeksi. Ketika infeksi sudah hilang, nanah akan
bernanah disebabkan oleh infeksi menghilang dan rasa sakit akan menurun secara signifikan. Dokter gigi
Gigi terasa sakit atau bakteri di bagian dalam biasanya akan meresepkan antibiotik untuk menghilangkan infeksi, serta
berdenyut gigi. Abses gigi biasanya menyarankan pasien untuk berkumur menggunakan air garam hangat. Jika
Pipi bengkak. terjadi sebagai akibat dari kondisi gigi atau gusi bernanah lebih buruk, dokter gigi akan melakukan
rongga gigi tidak diobati, prosedur perawatan akar gigi untuk menghambat pertumbuhan plak. Namun
atau retak pada gigi yang dalam kasus yang berat, dokter gigi biasanya akan mencabut gigi yang
memungkinkan bakteri bernanah agar infeksi tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain.
masuk ke bagian dalam
gigi.
10. Gigi Berlubang/ Rasa sakit ketika Karies Gigi (Kavitasi) Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter gigi adalah pemeriksaan klinis,
Karies membuka mulut adalah daerah yang disertai dengan pemeriksaan radiografik bila dibutuhkan, tes sensitivitas pada
Adanya noda putih membusuk di dalam gigi, gigi yang dicurigai sudah mengalami nekrosis, dan tes perkusi untuk melihat
atau kecoklatan pada yang terjadi akibat suatu apakah infeksi sudah mencapai jaringan penyangga gigi.
permukaan gigi. proses yang secara
Permukaan gigi bertahap melarutkan Pencegahan
kasar email (permukaan gigi
sebelah luar yang keras)  Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, pada pagi hari
dan terus berkembang ke setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
bagian dalam gigi. Hal-
hal yang mendukung  Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa
terjadinya karies gigi makanan yang tersangkut di antara celah gigi-geligi.
adalah gigi yang peka,

74
yaitu gigi yang
mengandung sedikit fluor  Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi minum
atau memiliki lubang, minuman yang manis seperti soda.
lekukan maupun alur
yang menahan plak,  Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
bakteri, mulut
mengandung sejumlah  Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi,
besar bakteri serta sisa- karena pembentukan benih gigi dimulai pada awal trimester kedua.
sisa makanan.
 Penggunaan fluoride baik secara lokal maupun sistemik.

11 Gigi Sensitif Gigi terasa ngilu dan Hipersensitivitas dentin Pencegahan


(Hipersensitivita lebih sensitif adalah rasa yang tidak Bahan makanan yang bersifat erosif seperti buah-buahan yang asam, jus buah yang
s Dentin) nyaman atau nyeri yang asam, dan minuman beralkohol memegang peranan dalam dentin hipersensitif. Asam
disebabkan rangsangan yang timbul dari lambung pada orang dengan masalah pencernaan juga rentan untuk
termal, kimiawi dan mengalami dentin hipersensitif. Selain itu, menyikat gigi dengan pasta gigi yang
abrasif juga dapat mengabrasi permukaan dentin di daerah leher gigi. Oleh karena
mekanik pada satu atau
itu, tidak dianjurkan untuk menyikat gigi langsung setelah mengkonsumsi
lebih gigi. Rasa sensitif
makanan/minuman yang asam untuk mengurangi efek merusak dari asam dan abrasi.
ini terjadi apabila dentin Sebaiknya diberi jeda waktu antara 2-3 jam. Menyikat gigi juga tidak perlu dengan
terbuka yang disebabkan tekanan berlebihan dan lakukan dengan arah vertikal dari atas ke bawah.
oleh resesi gingiva,
abrasi, erosi, penyakit Perawatan Rumah
periodontal, kerusakan
restorasi, atau karies. Pasien dapat mengurangi hipersensitivitas dentin di rumah dengan
Tubulus pada daerah yang menggunakan pasta gigi dan obat kumur yang mengandung bahan aktif
sensitif lebih lebar dan tertentu. Telah dilakukan penelitian yang menguji efektifitas pasta gigi yang
banyak daripada di area mengandung potassium citrate. Ion potassium diyakini dapat berdifusi ke
yang tidak sensitif. tubuli dentin dan mengurangi kemungkinan terstimulasinya syaraf, sehingga
Daerah sensitif biasanya hipersensitivitas dentin berkurang. Banyak pasta gigi yang juga mengandung
terletak pada permukaan bahan aktif lain seperti fluoride dan bahan antiplak. Aplikasi fluor topikal
servikal margin gigi.

75
membuat adanya penghalang di permukaan gigi dengan terbentuknya
presipitat kalsium florida (CaF2) sehingga tubuli dentin tertutup. Akibatnya
hipersensitivitas dentin dapat berkurang. Cara menyikat gigi juga patut
diperhatikan. Kebanyakan orang banyak berkumur-kumur setelah menggosok
gigi. Sebetulnya kumur-kumur tidak perlu terlalu banyak karena kumur
dengan air dapat menyebabkan bahan aktif menjadi larut dan terbuang dari
mulut sehingga efektifitas dari pasta gigi menjadi berkurang.

Perawatan Dokter Gigi

Untuk mengurangi dentin hipersensitif, dokter gigi mengaplikasikan bahan


desensitisasi yang tujuannya untuk menutup tubuli dentin sehingga
mengurangi hipersensitifitas. Bahan tersebut dapat mengandung fluoride, atau
potassium nitrate, atau bahan aktif lainnya. 
12 Parit Mulut  Sulit mengunyah Parit mulut adalah bentuk
 Terjadi parah yang menyebabkan
pembengkakan radang gusi menyakitkan,
pada gusi atau infeksi, pendarahan gusi
kemerahan dan ulcerations.
 Bau busuk yang
keluar dari mulut
 Demam
 Rasa sakit atau
nyeri pada atau
disekitar gusi (bila
atau tanpa disentuh)
 Pembengkakan
kelenjar getah
bening
 Luka atau adanya
kantong antara gigi
76
dan gusi
 Bentuk gusi agak
membulat
(unstippling)
13. Periodontitis  Terjadi Periodontitis adalah Ada beberapa cara untuk mengobati periodontitis, tergantung pada tingkat
pembengkakan peradangan dari gingivitis keparahannya. Tujuan pengobatan periodontitis adalah untuk benar-benar
pada gusi atau yang menyebar sampai ke membersihkan bakteri dan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
kemerahan struktur penyangga gigi. Pengobatan dapat dilakukan oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis
 Rasa sakit atau Periodontitis merupakan periodonsia. Pengobatan akan berhasil jika pasien memperbaiki pola menjaga
nyeri pada atau salah satu penyebab kesehatan mulut setiap hari.
disekitar gusi (bila utama lepasnya gigi pada
atau tanpa disentuh) dewasa dan penyebab Perawatan non bedah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi
 Gusi atau gigi lepasnya gigi pada lanjut periodontitis, antara lain:
bernanah usia. Sebagian besar
 Luka atau adanya periodontitis merupakan  Scaling – Scaling merupakan tindakan untuk menghilangkan kalkulus dan
kantong antara gigi akibat dari penumpukan bakteri dari permukaan gigi dan di bawah gusi. Hal tersebut dapat
dan gusi plak dan karang gigi dilakukan oleh dokter gigi dengan menggunakan instrumen atau perangkat
diantara gigi dan gusi. ultrasonik.
 Root planing – Root planing merupakan tindakan menghaluskan
permukaan akar, dan mengecilkan penumpukan kalkulus lebih lanjut.

Jika pasien memiliki periodontitis yang mungkin tidak merespon atau tidak
membaik dengan perawatan non bedah dan kebersihan mulut yang baik. Pada
kasus ini, pengobatan periodontitis mungkin memerlukan operasi gigi,
seperti:

 Pembedahan dengan flap (operasi pengurangan kantong gusi) – Pada


prosedur ini, dokter gigi atau dokter gigi spesialis periodonsia akan
membuat sayatan kecil pada gusi sehingga bagian jaringan gusi dapat
diangkat kembali, memperlihatkan akar untuk skala yang lebih efektif dan
planing (penghalusan).

77
Pencegahan terbaik adalah menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Pengobatan dan pencegahan gingivitis dapat mengurangi resiko terjadinya
periodontitis.
14 Trench Mouth  Sulit mengunyah Trench Mouth adalah Pengobatan dilakukan dengan pembersihan, dimana semua jaringan gusi
 Bau busuk yang suatu infeksi gusi yang yang mati dan karang gigi dibuang. Karena pembersihan ini menimbulkan
keluar dari mulut tidak menular. Infeksi ini nyeri, maka digunakan obat bius lokal. Beberapa hari pertama setelah
 Rahang terjadi menyebabkan rasa nyeri, pembersihan, penderita diharuskan berkumur-kumur dengan larutan
pembengkakan demam dan kelelahan. hidrogen peroksida (setengah bagian hidrogen peroksida 3% dicampur
 Demam Ujung-ujung gusi yang dengan setengah bagian air), beberapa kali dalam sehari.
 Rasa sakit atau terletak diantara dua gigi
nyeri pada atau mengalami pengikisan Selama 2 minggu, penderita mengunjungi dokter gigi setiap 1-2 hari.
disekitar gusi (bila dan tertutup oleh jaringan Pembersihan berlanjut sampai terjadinya penyembuhan. Menjaga
atau tanpa disentuh) mati yang berupa lapisan kebersihan mulut sangat penting dalam mencegah terjadinya trench mouth.
 Gusi mudah berwarna abu-abu.
berdarah Kelenjar getah bening di Makanan bergizi dan keadaan kesehatan yang baik juga membantu
bawah rahang seringkali mencegah terjadinya penyakit ini. Tindakan pencegahan lainnya adalah
 Hilangnya seluruh
membengkak dan timbul berhenti merokok dan mencoba mengatasi stres.
atau sebagian
demam ringan. Hal yang
bekuan darah di
mendukung terjadinya
lokasi bekas
penyakit ini adalah
pencabutan gigi
kebersihan mulut yang
jelek, stres fisik maupun
stres emosional, diet, dan
kurang istirahat.
Biasanya, trench mouth
dimulai secara tiba-tiba
berupa nyeri gusi, gelisah
dan kelelahan.

78

Anda mungkin juga menyukai