Anda di halaman 1dari 10

Jurnal PROSISKO Vol. 5 No.

1 Maret 2018 e-ISSN: 2597-9922, p-ISSN: 2406-7733

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT


BERBASIS WEB DENGAN METODE FORWARD CHAINING

Tuslaela1, Dannys Permadi2


Program Studi Sistem Informasi, STMIK Nusa Mandiri Jakarta
tuslaela.tll@nusamandiri.ac.id 1, dannys_hysteria@yahoo.co.id 2

Abstrak – Penerapan ilmu komputer semakin meluas ke berbagai bidang. Pesatnya perkembangan teknologi informasi
telah memberikan dampak positif pula pada bidang kesehatan saat ini. Pemanfaatan teknologi informasi pada bidang
kesehatan dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Salah satu implementasinya
adalah untuk melakukan diagnosa penyakit gigi dan mulut. Penyakit gigi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan
oleh karena efek yang ditimbulkan penyakit gigi akan dirasakan juga oleh bagian tubuh yang lain. Selain dari itu,
keterbatasan informasi, kehadiran tenaga medis gigi dan biaya perawatan yang mahal merupakan salah satu penyebab
munculnya permasalahan yang lebih luas pada penanganan penyakit gigi. Pada penelitian ini dibangun suatu aplikasi
sistem pakar berbasis webguna membantu konsultasi bagi pasien penderita sakit gigi dan mulut. Metode yang
diterapkan adalah Forward Chaining dengan mempekerjakan pola algoritma. Diharapkan dengan adanya aplikasi ini
dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit gigi dan mulut dimanapun dan kapanpun melalui device yang terhubung
internet.

Kata Kunci: Forward Chaining, Sistem Pakar, Penyakit Gigi dan Mulut

I. PENDAHULUAN dapat digunakan oleh orang banyak dan tidak terbatas


oleh waktu.
Gigi dan mulut adalah organ vital yang patut
diutamakan pemeliharaannya. Oleh sebab itu menjaga II. KAJIAN PUSTAKA
kebersihan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat
penting. Gangguan pada gigi dan mulut dapat menjadi Penyakit Gigi dan Mulut
pemicu penyakit lain. Menurut Ikranegara, Patuh (2015) penyakit gigi dan
Sebagian besar masyarakat pada umumnya mulut adalah penyakit yang terjadi di rongga mulut yang
seringkali menganggap remeh suatu penyakit, sehingga disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri).
pada saat pasien ditangani oleh tenaga paramedis pasien
telah mengalami kondisi yang lebih parah dikarenakan Sistem Pakar
minimnya informasi atau fasilitas untuk mendiagnosa Menurut Sutojo dkk (2013:13) Sistem pakar adalah
penyakit gigi dan mulut, serta biaya untuk periksa ke suatu sistem yang dirancang untuk dapat menirukan
dokter yang tidaklah murah. keahlian seseorang pakar dalam menjawab pertanyaan
Nurzaman dkk (2012:1) menyimpulkan bahwa: dan memecahkan suatu masalah.
Penyakit gigi dan mulut pada manusia menduduki urutan
pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering Manfaat Sistem Pakar
dikeluhkan masyarakat Indonesia. Persepsi dan perilaku Menurut Sutojo dkk (2013:160) Sistem Pakar
masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut menjadi sangat popular karena sangat banyak
masih buruk. Ini terlihat dari masih besarnya angka kemampuan dan manfaat yang diberikan, di antaranya:
karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia yang 1. Meningkatkan produktivitas, karena Sistem Pakar
cenderung meningkat. Sehingga berdasarkan dapat bekerja lebih cepat daripada manusia.
permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu perangkat 2. Membuat seseorang yang awam bekerja seperti
lunak yang dapat membantu menyediakan informasi layaknya seorang pakar.
yang diperlukan untuk staf/pegawai di bidang kesehatan 3. Meningkatkan kualitas, dengan memberi nasehat
serta meningkatkan pengetahuan/pemahaman pasien yang konsisten dan mengurangi kesalahan.
dalam mengetahui dengan benar gejala penyakit gigi dan 4. Mampu menangkap pengetahuan dan kepakaran
mulut pada manusia. seseorang.
Sistem pakar adalah sistem yang berusaha 5. Dapat beroperasi di lingkungan yang berbahaya.
mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar 6. Memudahkan akses pengetahuan seorang pakar.
komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang 7. Andal. Sistem Pakar tidak pernah menjadi bosan
biasa dilakukan oleh para pakar. Tujuan kelelahan atau sakit.
mengembangkan sistem pakar sebenarnya bukan untuk 8. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.
menggantikan peran manusia, tetapi untuk mengalihkan Integrasi Sistem Pakar dengan sistem komputer lain
pengetahuan manusia ke dalam bentuk sistem, sehingga membuat sistem lebih efektif dan mencakup lebih
banyak aplikasi.

17
Jurnal PROSISKO Vol. 5 No. 1 Maret 2018 e-ISSN: 2597-9922, p-ISSN: 2406-7733

9. Bisa digunakan sebagai media pelengkap dalam


pelatihan. Pengguna pemula yang bekerja dengan
Sistem Pakar akan menjadi lebih berpengalaman
karena adanya fasilitas penjelas yang berfungsi
sebagai guru.
10. Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah karena Sistem Pakar mengambil sumber
pengetahuan dari banyak pakar.

Konsep Dasar Sistem Pakar


Menurut Sutojo dkk (2013:163) Konsep dasar
sistem pakar meliputi enam hal berikut ini.
1. Kepakaran (Expertise)
Kepakaran merupakan suatu pengetahuan yang
diperoleh dari pelatihan, membaca, dan
pengalaman.
2. Pakar (Expert)
Pakar adalah seseorang yang mempunyai
pengetahuan, pengalaman, dan metode khusus,
serta mampu menerapkannya untuk memecahkan Sumber :Sutojo dkk (2013:29)
masalah atau memberi nasehat. Gambar 1. Komponen-komponen Sistem
3. Pemindahan Kepakaran (Transfering Expertise) Pakar
Tujuan dari sistem pakar adalah memindahkan
kepakaran dari seorang pakar ke dalam komputer, Representasi Pengetahuan
kemudian ditransfer kepada orang lain yang bukan Menurut Sutojo dkk (2013:124) representasi
pakar. pengetahuan (knowledge representation) adalah cara
4. Inferensi (Inferencing) untuk menyajikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam
Inferensi adalah sebuah prosedur (program) yang suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui
mempunyai kemampuan dalam melakukan relasi suatu pengetahuan dengan pengetahuan yang lain
penalaran. dan dapat dipakai untuk menguji kebenaran
5. Aturan-aturan (Rule) penalarannya.
Kebanyakan software sistem pakar komersial
adalah sistem yang berbasis rule (rule-based Metode Inferensi
system) yaitu pengetahuan disimpan terutama Menurut Kusrini (2008:35) inferensi merupakan
dalam bentuk rule, sebagai prosedur-prosedur proses untuk menghasilkan informasi dan fakta yang
pemecahan masalah. diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi
6. Kemampuan menjelaskan (Explanation Capability) logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan
Fasilitas lain dari Sistem Pakar adalah informasi yang tersedia.
kemampuannya untuk menjelaskan saran atau Ada dua metode inferensi yang penting dalam
rekomendasi yang diberikannya. Penjelasan sistem pakar yaitu:
dilakukan dalam subsistem yang disebut subsistem 1. Runut Maju (Forward Chaining)
penjelasan (explanation). Bagian dari sistem ini Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan
memungkinkan sistem untuk memeriksa penalaran kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan
yang dibuatnya sendiri dan menjelaskan operasi- untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan,
operasinya. kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses
menambahkan data ke memori kerja. Proses diulang
Struktur Sistem Pakar sampai ditemukan suatu hasil.
Menurut Sutojo dkk (2013:166) ada dua bagian 2. Runut Balik (Backward Chaining)
penting dari sistem pakar, yaitu lingkungan Runut balik merupakan penalaran kebalikan dari
pengembangan (development environtment) dan runut maju. Dalam runut balik penalaran dimulai
lingkungan konsultasi (consultation environtment). dengan tujuan kemudian merunut balik ke jalur yang
Lingkungan pengembangan digunakan oleh pembuat akan mengarahkan ke tujuan tersebut.
sistem pakar untuk membangun komponen-
komponennya dan memperkenalkan pengetahuan ke Pohon Keputusan pada Sistem Pakar
dalam knowledge base (basis pengetahuan). Lingkungan Menurut Merlina dan Hidayat (2012:14) Pohon
konsultasi digunakan oleh pengguna untuk berkonsultasi keputusan adalah sebuah jawaban akan sebuah sistem
sehingga pengguna mendapatkan pengetahuan dan atau cara yang dikembangkan untuk membantu mencari
nasihat dari Sistem Pakar layaknya berkonsultasi dengan dan membuat keputusan untuk masalah-masalah tersebut
seorang pakar. dan dengan memperhitungkan berbagai macam faktor
yang ada di dalam lingkup masalah tersebut.
Dengan pohon keputusan, manusia dapat dengan
mudah mengidentifikasikan dan melihat hubungan antara
18
Jurnal PROSISKO Vol. 5 No. 1 Maret 2018 e-ISSN: 2597-9922, p-ISSN: 2406-7733

faktor-faktor yang mempengaruhi suatu masalah dan Diagram komponen fokus pada komponen sistem
dapat mencari penyelesaian terbaik dengan yang dibutuhkan dan ada di dalam sistem.
memperhitungkan faktor-faktor tersebut. 3. Deployment Diagram
Diagram deployment atau deployment diagram
Struktur Dasar Pohon menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses
Pohon terbentuk dari suatu graph dimana eksekusi aplikasi.
pengertian dari graph itu sendiri adalah kumpulan dari 4. Activity Diagram
simpul dan ruas, sedangkan pohon adalah “sebuah graph, Diagram aktivitas atau activity diagram
tak-berarah, terhubung, yang tidak mengandung sirkuit”. menggambarkan workflow (aliran kerja) atau
Berdasarkan teori graf, definisi pohon adalah aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau
“sebuah graph, tak-berarah, terhubung, yang tidak menu yang ada pada perangkat lunak. Yang perlu
mengandung sirkuit”. Graph adalah suatu representasi diperhatikan di sini adalah bahwa diagram aktivitas
visual dari objek-objek diskrit yang dinyatakan dengan menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang
noktah, bulatan, atau titik, serta hubungan yang ada dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan
antara objek-objek tersebut. oleh sistem.

Konsep Pohon Keputusan Algoritma


Konsep pohon keputusan dimulai dari ketersediaan Menurut Suarga (2012:1) algoritma merupakan
data yang dilanjutkan dengan pembuatan struktur pohon teknik penyusunan langkah-langkah penyelesaian
keputusannya, dimana pembentukan pohon tersebut masalah dalam bentuk kalimat dengan jumlah kata
berdasarkan dari data yang sudah ada dan diakhiri dengan terbatas tetapi tersusun secara logis dan sistematis.
suatu aturan-aturan. Susunan langkah yang pasti, yang bila diikuti maka akan
mentransformasi data input menjadi ouput yang berupa
Pemrograman Terstruktur informasi.
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2013:67)
Pemrograman terstruktur adalah konsep atau paradigma PHP ( Hypertext Preprocessor )
atau sudut pandang pemrograman yang membagi-bagi Menurut Anhar (2010:3) PHP (Hypertext
program berdasarkan fungsi-fungsi atau prosedur- Prepocessor) yaitu bahasa pemrograman web server side
prosedur yang dibutuhkan program komputer. Modul- yang bersifat open source. PHP merupakan script yang
modul (pembagian program) biasanya dibuat dengan terintegrasi dengan HTML dan berada pada server
mengelompokkan fungsi-fungsi dan prosedur-prosedur (Server side HTML embedded scripting). PHP adalah
yang diperlukan sebuah proses tertentu. script yang digunakan untuk membuat halaman website
A. Teori Model Waterfall yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang akan
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2013:28) Model ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client.
SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima
sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik client selalu yang terbaru. Semua script PHP dieksekusi
(classic life cycle). Model air terjun menyediakan pada server dimana script tersebut dijalankan.
pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial
atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, SQL ( Structure Query Language )
pengujian, dan tahap pendukung (support). Menurut Sukamto dan Shallahuddin (2014:46)
B. Unified Modelling Language Structure Query Language (SQL) adalah bahasa yang
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2013:28) UML digunakan untuk mengelola data pada RDBMS. SQL
(Unified Modeling Language) adalah bahasa yang awalnya dikembangkan berdasarkan teori aljabar
banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan relasional dan kalkulus.
requirement, membuat analisis dan desain, serta
menggambar arsitektur dalam pemrograman berorientasi Entity Relationship Diagram
objek. Menurut Sukamto dan Shallahuddin (2010:212)
1. Use Case Diagram Entity Relation Diagram (ERD) merupakan sebuah
Use case atau use case diagram merupakan diagram yang digunakan untuk merancang hubungan
pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem antar tabel-tabel dalam basis data.
informasi yang akan dibuat. Use case
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau III. METODE PENELITIAN
lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat.
Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui Objek Pakar
fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem Penulis melakukan wawancara kepada tiga dokter,
informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan pengolahan data diperoleh dari jawaban kuesioner yang
fungsi-fungsi itu. diberikan kepada pakar, berikut ini merupakan biodata
2. Component Diagram pakar tersebut, antara lain:
Diagram komponen atau component diagram dibuat 1. Nama : drg. Eka Putri Oktarina
untuk menunjukkan organisasi dan ketergantungan Umur : 48 tahun
diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem. Jabatan : Dokter Gigi
Pengalaman Kerja : 22 tahun
19
Jurnal PROSISKO Vol. 5 No. 1 Maret 2018 e-ISSN: 2597-9922, p-ISSN: 2406-7733

2. Nama : drg.Heni Tri Setiyani menembus pulpa menimbulkan rasa sakit yang
Umur : 36 tahun spontan.
Jabatan : Dokter Gigi l. Karies Superfisial merupakan lubang pada sisi
Pengalaman Kerja : 6 tahun yang baru mencapai daerah email dan jarang
3. Nama : drg. Forprie Arifin memberi keluhan.
Umur : 35 tahun m. Kandidiasis merupakan infeksi jamur pada kulit
Jabatan : Dokter Gigi mukosa mulut spesis yang paling umum
Pengalaman Kerja : 5 tahun ditemukan adalah candida albicaus.
n. Kalkulus (Karang Gigi) merupakan plak atau
Hasil Wawancara Pakar sisa makanan yang melekat pada gigi dan terjadi
Berdasarkan dari tiga orang pakar yang telah karena kurangnya pembersihan.
diwawancarai dan diminta untuk mengisikan kuesioner, o. Nekrosis Pulpa merupakan proses kematian
di bawah ini merupakan kesimpulan yang telah diberikan pulpa yang merupakan lanjutan dari proses infeksi
oleh ketiga pakar tersebut, yaitu: atau peradangan pulpa baik kronik ataupun akut
1. drg. Eka Putri Oktarina yang tidak dirawat.
Mempunyai pendapat bahwa yang dimaksud dengan: p. Periodontitis merupakan infeksi gusi berat yang
a. Abses Periodontal merupakan infeksi yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan
terletak di sekitar poket periodontal dan dapat lunak dan tulang penyangga gigi.
menyebabkan kerusakan ligamentum atau Solusi atau saran untuk menangani penyakit gigi dan
jaringan periodontal dan tulang rahang. mulut adalah sebagai berikut:
b. Abses Peripikal merupakan pembentukan nanah a. Abses Periodontal dengan terapi antibiotik.
atau pus diujung akar gigi yang merupakan b. Abses Peripikaldengan terapi antibiotik.
kelanjutan dari infeksi pulpa gigi bermula dari c. Alveolar Osteitis dengan terapi antibiotik,
karies atau lubang yang dalam yang nebgebai membalut luka.
pulpa sehingga pulpa menjadi mati atau nekrosis. d. Abrasis Gigi dengan mengoleskan fluor,
c. Alveolar Osteitis sama dengan dry socket adalah melakukan penambalan gigi.
sakit pasca pencabutan satu sampai tiga hari yang e. Bruxism (Gigi Gemeretak) dengan
tidak umum karena bekuan darah di lokasi bekas menggunakan alat bantu saat tidur (nightguard).
pencabutan gigi telah lepas sebelum luka sembuh f. Gingivitis (Radang Gusi) dengan menggunakan
biasanya nyeri sedang sampai berat diikuti obat kumur, melakukan flossing.
peradangan di sekitar area bekas pencabutan. g. Gusi Bernanah dengan pemberian antibiotik.
d. Abrasis Gigi merupakan hilangnya struktur gigi h. Gangguan Gigi Bungsu dengan melakukan
akibat dari kebiasaan menyikat gigi yang terlalu pencabutan pada gigi bungsu.
keras, bagian yang terkikis adalah email kadang i. Angular Ceilitis (Radang Sudut Bibir) dengan
dentin yang menimbulkan rasa ngilu. memakai obat anti jamur.
e. Bruxism (Gigi Gemeretak) merupakan gerakan j. Karies Media dengan melakukan penambalan
yang tidak sengaja atau reflek dalam gigi.
menggerakkan gigi, menggerus gigi selama atau k. Karies Profunda dengan melakukan penambalan
saat tidur yang dapat menimbukan gigi terasah gigi.
atau terkikis hingga rusak dan kadang l. Karies Superfisial dengan melakukan
menyebabkan sakit kepala. penambalan gigi.
f. Gingivitis (Radang Gusi) merupakan radang m. Kandidiasis dengan menggunakan obat anti
yang terjadi pada gusi karena kurangnya jamur
perawatan atau pembersihan gigi serta mulut. n. Kalkulus (Karang Gigi) melakukan scalling /
g. Gusi Bernanah merupakan radang pada gusi pembersihan karang gigi.
disertai adanya infeksi dan pembentukan nanah o. Nekrosis Pulpa melakukan pencabutan gigi.
atau pus pada area sekitar gusi. p. Periodontitis dengan melakukan perbaikan pada
h. Gangguan Gigi Bungsu merupakan keadaaan akar gigi.
dimana gigi geraham terakhir tidak dapat keluar
dengan sempurna karena terhalang gigi di 2. drg.Heni Tri Setiyani
depannya atau kekurangan ruangan atau rahang Mempunyai pendapat bahwa yang dimaksud dengan:
sempit. a. Abses Periodontal merupakan suatu kondisi pada
i. Angular Ceilitis (Radang Sudut Bibir) gigi dimana kurangnya jaringan ikat pendukung
merupakan luka di sudut mulut atau peradangan dan tulang yang mengelilingi gigi geligi
yang terjadi karena banyak faktor seperti infeksi dikarenakan adanya bakteri dalam poket
bakteri, virus ataupun jamur. periodontal.
j. Karies Media merupakan lubang gigi yang sudah b. Abses Peripikal merupakan kumpulan nanah
mengenai email dan sebagian deutin yang yang sudah menyebar dari sebuah gigi ke jaringan
menyebabkan ngilu. di sekitarnya, biasanya berasal dari suatu infeksi.
k. Karies Profunda merupakan lubang pada gigi c. Alveolar Osteitis merupakan suatu kondisi yang
yang menjalar dari email deutin dan bahkan menyakitkan yang dapat terjadi setelah
pencabutan gigi permanen.
20
Jurnal PROSISKO Vol. 5 No. 1 Maret 2018 e-ISSN: 2597-9922, p-ISSN: 2406-7733

d. Abrasi Gigi merupakan keadaan abnormal l. Karies Superfisial dengan melakukan


dimana terdapat lapisan pada gigi yaitu email penambalan.
yang hilang dan terkikis, terkadang lapisan paling m. Kandidiasis dengan pemberian obat anti jamur.
dalam yaitu dentin, penyebabnya yaitu salah cara n. Kalkulus (Karang Gigi) dengan melakukan
menyikat. scalling, rajin menyikat gigi.
e. Bruxism (Gigi Gemeretak) merupakan kondisi o. Nekrosis Pulpa dengan melakukan pencabutan
dimana seseorang menggeretak, mengunyah, gigi.
mengatup, dan menggeser-geserkan giginya p. Periodontitis dengan melakukan perbaikan akar
dengan tidak sadar. gigi, melakukan scalling.
f. Gingivitis (Radang Gusi) merupakan radang
yang terjadi pada gusi sebagai akibat dari infeksi 3. drg. Forprie Arifin
bakteri. Mempunyai pendapat bahwa yang dimaksud dengan:
g. Gusi Bernanah merupakan kumpulan nanah di a. Abses Periodontal merupakan suatu infeksi yang
sekitar gusi yang disebabkan karena infeksi terletak di sekitar poket periodontal serta dapat
bakteri. mengakibatkan kerusakan ligamentum
h. Gangguan Gigi Bungsu merupakan gigi periodontal dan tulang alveolar.
geraham terakhir atau ketiga yang tumbuh di b. Abses Peripikal merupakan suatu kondisi yang
pengujung usia belasan tahun atau awal dua dapat ditemukan pada gigi dimana terjadi
puluhan tahun tidak dapat keluar karena tidak pembentukan pus setempat di ujung akar gigi dan
mendapat ruang sehingga menyebabkan nyeri jaringan tulang di sekitarnya.
yang hebat. c. Alveolar Osteitis merupakan sakit pasca operasi
i. Angular Ceilitis merupakan kondisi yang pada atau sekitar socket gigi yang dapat
mengakibatkan peradangan dan retakan pada meningkat tiap waktu antara hari pertama dan hari
sudut bibir. ketiga setelah pencabutan yang ditandai dengan
j. Karies Media merupakan karies yang mengenai hilangnya bekuan darah pada socket alveolar.
email dan telah mencapai setengah dentin. d. Abrasis Gigi merupakan hilangnya struktur gigi
k. Karies Profunda merupakan karies yang yang disebabkan oleh gesekan terhadap gigi yang
mengenai lebih dari setengah dentin dan bahkan terlalu kuat pada saat penyikatan gigi.
menembus pulpa. e. Bruxism (Gigi Gemeretak) merupakan
l. Karies Superfisial merupakan karies yang hanya kebiasaan mengasah gigi atas dengan gigi bawah
mengenai email, sedangkan dentin belum terkena. yang dilakukan secara tidak sadar pada saat tidur.
m. Kandidiasis merupakan infeksi akibat jamur f. Gingivitis (Radang Gusi) merupakan
Candida peradangan gusi tanpa adanya jaringan yang rusak
n. Kalkulus (Karang Gigi) merupakan kumpulan serta tidak disertai rasa sakit.
plak yang termineralisasi yang sangat lengket di g. Gusi Bernanah merupakan infeksi yang
atas email gigi. disebabkan gumpalan nanah yang terletak di
o. Nekrosis Pulpa merupakan matinya pulpa dapat dalam jaringan gusi.
sebagian atau seluruhnya, tergantung pada h. Gangguan Gigi Bungsu merupakan gigi bungsu
seluruh atau sebagian yang terlibat. atau gigi geraham terakhir yang tumbuh tidak
p. Periodontitis merupakan infeksi atau peradangan sempurna (miring, tidur, terbalik) atau tidak
gusi serius yang melibatkan penghancuran tumbuh sama sekali karna tertanam di tulang
jaringan lunak dan tulang pendukung gigi. rahang.
Solusi atau saran untuk menangani penyakit gigi i. Angular Ceilitis (Radang Sudut Bibir)
dan mulut adalah sebagai berikut: merupakan peradangan pada sudut mulut yang
a. Abses Periodontal dengan pemberian antibiotik. disebabkan karena infeksi jamur dan bakteri.
b. Abses Peripikal dengan pemberian antibiotik. j. Karies Media merupakan karies yang sudah
c. Alveolar Osteitis dengan pemberian antibiotik. mencapai bagian dentin atau bagian pertengahan
d. Abrasi Gigi dengan melakukan penambalan gigi. antara permukaan gigi dan kamar pulpa.
e. Bruxism (Gigi Gemeretak) dengan k. Karies Profunda merupakan karies yang telah
menggunakan alat bantu saat tidur yang disebut medekati atau bahkan telah mencapai pulpa
night guard. sehingga terjadi peradangan pada pulpa.
f. Gingivitis (Radang Gusi) dengan berkumur l. Karies Superfisial merupakan karies yang sudah
menggunakan obat kumur dan mengkonsumsi mencapai bagian dalam dari email dan kadang-
vitamin C. kadang terasa sakit.
g. Gusi Bernanah dengan pemberian antibiotik. m. Kandidiasis merupakan suatu kondisi dimana
h. Gangguan Gigi Bungsu dengan melakukan jamur Candida Albicans terakumulasi pada
pencabutan pada gigi bungsu. lapisan mulut.
i. Angular Ceilitis (Radang Sudut Bibir) dengan n. Kalkulus (Karang Gigi) merupakan kotoran
meminum vitamin, mengkonsumsi banyak air. dalam mulut yang menempel pada gusi dalam
j. Karies Media dengan melakukan penambalan. jangka waktu lama, sehingga lama-kelamaan akan
k. Karies Profunda dengan melakukan mengeras dan membatu sehingga sulit
penambalan. dibersihkan dengan hanya menggosok gigi.
21
Jurnal PROSISKO Vol. 5 No. 1 Maret 2018 e-ISSN: 2597-9922, p-ISSN: 2406-7733

o. Nekrosis Pulpa merupakan suatu kondisi medis Mulai


dimana infeksi bakteri menyebabkan timbulnya
peradangan pada gigi, yang menyebabkan Input Nama

jaringan hidup yang ada dalam pulpa gigi


Tampilkan Gejala
akhirnya mengalami kematian.
p. Periodontitis merupakan infeksi gusi berat yang
Pilih Gejala
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan TIDAK
lunak dan tulang penyangga gigi.
Solusi atau saran untuk menangani penyakit gigi dan If Gejala Basis
YA
Gejala Basis
Pengetahuan Pengetahuan
mulut adalah sebagai berikut:
a. Abses Periodontal dengan pemberian antibiotik. Tampil Hasil Diagnosa
b. Abses Peripikal dengan pemberian antibiotik.
c. Alveolar Osteitis dengan pemberian antibiotik. Selesai

d. Abrasi Gigi dengan melakukan penambalan gigi, Gambar 2. Rancangan Algoritma


menggunakan sikat gigi yang berbulu halus.
e. Bruxism (Gigi Gemeretak) dengan Basis Pengetahuan
menggunakan night guard pada saat tidur, melatih Setelah masalah teridentifikasi dan analisis maka
postur tubuh yang baik. langkah selanjutnya adalah membentuk basis
f. Gingivitis (Radang Gusi) dengan menggunakan pengetahuan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
obat kumur, rajin menyikat gigi. memilih metode representasi pengetahuan yang nantinya
g. Gusi Bernanah dengan pemberian antibiotik. digunakan untuk memasukan data-data yang diperoleh
h. Gangguan Gigi Bungsu dengan melakukan dalam tahapan akuisisi pengetahuan. Basis pengetahuan
pencabutan pada gigi bungsu. merupakan inti program sistem pakar dimana basis
i. Angular Ceilitis (Radang Sudut Bibir) dengan pengetahuan merupakan representasi pengetahuan dari
menggunakan obat anti jamur, mengkonsumsi dari seorang pakar yang telah ahli di bidangnya.
banyak air. Tabel pakar
j. Karies Media melakukan penambalan. Dalam perancangan sistem pakar mendeteksi
k. Karies Profunda melakukan penambalan. penyakit gigi dan mulut, penulis melakukan tanya jawab
l. Karies Superfisial melakukan penambalan. dengan tiga dokter.
m. Kandidiasis menggunakan obat anti jamur.
n. Kalkulus (Karang Gigi) melakukan scalling / Tabel 1. Tabel Penyakit
pembersihan karang gigi.
o. Nekrosis Pulpa dengan melakukan pencabutan Kode Nama Penyakit
gigi. P01 Abses Periodontal
p. Periodontitis melakukan pembersihan pada P02 Abses Peripikal
karang gigi, memperbaiki akar gigi. P03 Alveolar Osteitis
P04 Abrasi Gigi
Algoritma Sistem Pakar P05 Bruxism(Gigi Gemeretak)
Pada menu utama sistem pakar ini ada beberapa P06 Gingivitis(Radang Gusi)
pilihan menu. User dapat memilih salah satu dari menu
P07 Gusi Bernanah
penulis sudah sediakan. Jika sudah dipilih, maka akan
P08 Gangguan Gigi Bungsu
menampilkan proses selanjutnya. Algoritma merupakan
P09 Angular Ceilitis(Radang Sudut Bibir)
alur dari sebuah program. Algorima ini digunakan untuk
mempermudah dalam membaca program. Dalam P10 Karies Media
merancang algoritma sistem pakar ini, aturan-aturan diuji P11 Karies Profunda
satu demi satu dalam urutan tertentu. Saat tiap aturan P12 Karies Superfisial
diuji, sistem pakar akan mengevaluasi apakah kondisinya P13 Kandidiasis
benar atau salah. Jika kondisinya benar, maka aturan itu P14 Kalkulus (Karang gigi)
disimpan kemudian aturan berikutnya diuji. Sebaliknya, P15 Nekrosis pulpa
jika kondisinya salah, aturan tidak disimpan dan aturan P16 Periodontitis
berikutnya diuji. Pada proses konsultasi sistem, sistem
akan mengajukan beberapa pertanyaan yang harus
dijawab oleh pengguna dengan menjawabnya “Ya” atau
“Tidak”. Semua jawaban disimpan ke dalam memori, Tabel 2. Tabel Gejala
proses pencarian dilakukan secara berurut dari simpul
awal sampai akhir pertanyaan sampai mencapai tujuan.
Contoh algoritma pengujian sistem pakar untuk Tabel 3. Tabel Solusi
mendeteksi penyakit gigi dan mulut:
Kode Solusi
S01 Pemberian antibiotik
S02 Pemberian antibiotik
S03 Pemberian antibiotik, Membalut luka
22
Jurnal PROSISKO Vol. 5 No. 1 Maret 2018 e-ISSN: 2597-9922, p-ISSN: 2406-7733

Kode Gejala G
G01 Sulit mengunyah 0
2 X X X X X
G02 Pembengkakan atau peradangan pada gusi G
G03 Gigi bergoyang 0
G04 Rahang terjadi pembengkakan 3 X
G05 Demam G
0
Pembengkakan kelenjar getah bening sekitar 4 X X
G06 rahang atau leher G
G07 Bau mulut tak sedap 0
G08 Rasa sakit atau nyeri di sekitar gusi 5 X X
Rasa sakit yang hebat selama beberapa hari G
0
G09 setelah pencabutan gigi 6 X X
G10 Tulang terlihat pada socket G
G11 Gigi terasa nyilu dan sensitif 0
G12 Bentuk gigi tampak terkikis 7 X X X X X X
G13 Sakit kepala G
0
G14 Insomnia atau merasa gelisah 8 X X
Suara gemeretak gigi yang terdengar ketika G
G15 tidur 0
G16 Gusi mu dah berdarah 9 X
G17 Bentuk gusi agak membulat G
1
G18 Konsistensi gusi mejadi lunak 0 X
G19 Gusi atau gigi bernanah G
G20 Gigi terasa sakit atau berdenyut 1
G21 Kemerahan pada sudut-sudut mulut 1 X X X
G
G22 Sudut mulut terasa nyeri 1
G23 Sudut mulut bersisik 2 X
G24 Ulkus (luka pada sudut mulut) G
G25 Dentin terlihat 1
G26 Gigi berlubang 3 X
G
G27 Pulpa terinfeksi/radang pada pulpa 1
G28 Sakit berdenyut tanpa rangsangan 4 X
G29 Bintik putih pada gigi G
G30 Bercak putih pada lidah 1
5 X
G31 Bercak putih pada rongga mulut
G
G32 Terdapat endapan plak 1
G33 Terdapat karang gigi 6 X X X
G34 Pembusukan gigi G
G35 Pulpa mati rasa 1
7 X
G36 Ruang pulpa terbuka G
G37 Gusi berwarna merah 1
Mengoleskan fluor, Penambalan gigi, 8 X
S04 Menggunakan sikat gigi yang berbulu halus G
1
Menggunakan night guard saat tidur, Melatih
9 X X
S05 postur tubuh yang baik G
Berkumur denganobat kumur, Konsumsi 2
S06 vitamin C, Konsumsi banyak air putih 0 X
S07 Pemberian antibiotik G
2
S08 Melakukan pencabutan gigi bungsu
1 X
Menggunakan obat anti jamur, Konsumsi G
S09 banyak air putih 2
S10 Melakukan penambalan gigi 2 X
G
2
Tabel 4. Tabel Pakar 3 X
G
Penyakit 2
K
P P P P P P P P P P P P P P P P 4 X
od
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 G
e
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 2
G 5 X X
0 G
1 X X X 2
6 X X X X

23
Jurnal PROSISKO Vol. 5 No. 1 Maret 2018 e-ISSN: 2597-9922, p-ISSN: 2406-7733

G (luka pada sudut mulut) Maka penderita mengalami


2 Angular Ceilitis (Radang Sudut Bibir).
7 X
G Rule 10:
2 Jika gigi berlubang Dan dentin terlihat Dan gigi terasa
8 X ngilu dan sesnsitif Maka penderita mengalami Karies
SO S S S S S S S S S S S S S S S Media.
S0
LU 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
SI
1
2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6
Rule 11:
Jika gigi berlubang Dan dentin terlihat Dan pulpa
terinfeksi/radang pada pulpa Dan sakit berdenyut tanpa
3.4.2. Rule-rule pada pakar rasangan Maka penderita mengalami Karies Profunda.
Untuk mempresentasikan pengetahuan dan Rule 12:
mendapat solusi yang terbaik dari beberapa masalah Jika gigi berlubang Dan bintik putih pada gigi Maka
penyakit gigi dan mulut, maka penulis membuat penderita mengalami Karies Superfisial.
knowledge base atau rule base sistem pakar yang Rule 13:
biasanya ditulis dalam bentuk jika-maka (IF-THEN) Jika bau mulut tak sedap Dan bercak putih pada lidah
adalah sebagai berikut: Dan bercak putih pada rongga mulut Maka penderita
Rule 1: mengalami Kandidiasis.
Jika Pembengkakan atau peradangan pada gusi Dan Rule 14:
Sulit mengunyah Dan Gigi bergoyang Maka penderita Jika bau mulut tak sedap Dan gusi mudah berdarah
mengalami Abses Periodontal. Dan terdapat endapan plak Dan terdapat karang gigi
Rule 2: Maka penderita mengalami Kalkulus (Karang Gigi).
Jika bau mulut tak sedap Dan sulit mengunyah Dan Rule 15:
rahang terjadi pembengkakan Dan rasa sakit atau nyeri Jika gigi berlubang Dan pembusukan gigi Dan pulpa
di sekitar gusi Dan demam Dan pembengkakan mati rasa Dan ruang pulpa terbuka Maka penderita
kelenjar getah bening sekitar rahang atau leher Maka mengalami Nekrosis Pulpa.
penderita mengalami Abses Peripikal. Rule 16:
Rule 3: Jika bau mulut tak sedap Dan gusi mudah berdarah
Jika bau mulut tak sedap Dan rasa sakit yang hebat Dan pembengkakan atau peradangan pada gusi Dan
selama beberapa hari pencabutan gigi Dan tulang gusi atau gigi bernanah Dan gusi berwarna merah
terlihat pada Socket Maka penderita mengalami Maka penderita mengalami Periodontitis.
Alveolar Osteitis.
Rule 4: Pohon Keputusan Pakar
Jika gigi terasa ngilu dan sensitif Dan bentuk gigi
tampak terkikis Maka penderita mengalami Abrasi DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT

Gigi.
Rule 5:
Jika gigi terasa ngilu dan sensitif Dan sakit kepala Dan G07

insomnia atau merasa gelisah Dan suara gemeretak gigi T Y

yang terdengar ketika tidur Maka penderita mengalami G26 G01


T
Bruxism (Gigi Gemeretak). T Y Y
G02 G25
Rule 6: T
G16 G04
T Y T Y Y Y
Jika pembengkakan atau peradangan pada gusi Dan G11 G01 G29 G11 G09 G02 G08
gusi mudah berdarah Dan bentuk gusi agak membulat T Y T Y T Y T Y T Y T Y Y
Dan konsistensi gusi menjadi lunak Maka penderita G21 G12 G16 G03 G34
P12
G27
P10
G30 G10 G32 G19 G02

mengalami Gingvitis (Radang Gigi). Y T Y T Y Y Y Y Y Y Y Y T Y


Rule 7: G22 G13
P04
G05 G17
P01
G35 G28 G31 P14
G33 G37 G05
P08

Jika pembengkakan atau peradangan pada gusi Dan Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y


P11 P13 P14 P16
demam Dan pembengkakan kelenjar getah bening G23 G14 G06 G18 G36 G06

Y Y Y Y Y Y
sekitar rahang atau leher Dan gusi atau gigi bernanah P06 P15 P02
G24 G15 G19
Dan gigi terasa sakit atau berdenyut Maka penderita
Y Y Y
mengalami Gusi Bernanah. P09 P05
G20
Rule 8:
Y
Jika bau mulut tak sedap Dan sulit menguyah Dan P07

rahang terjadi pembengkakan Dan rasa sakit atau nyeri


di sekitar gusi Dan pembengkakan atau peradangan Gambar 3. Pohon Keputusan Pakar
pada gusi Maka penderita mengalami Gangguan Gigi IV. HASIL PEMBAHASAN DAN
Bungsu. IMPLEMENTASI
Rule 9:
Jika kemerahan pada sudut-sudut mulut Dan sudut Use Case Diagram Halaman Pasien
mulut terasa nyeri Dan sudut mulut bersisik Dan ulkus

24
Jurnal PROSISKO Vol. 5 No. 1 Maret 2018 e-ISSN: 2597-9922, p-ISSN: 2406-7733

Gambar 4. Use Case Diagram Halaman Pasien

Entity Relationship Diagram

kd_aturan kd_gejala nm_gejala Artikel


kd_pohon jawab
pertanyaan Informasi Gambar 6. Activity Diagram Data Penyakit

M User Interface
Aturan Pohon Mempunyai Gejala id

M Pakar username
id M kd_aturan
password
Memiliki
kd_pohon Mempunyai kd_gejala

1 utama
kd_aturan N no_diagnosa
1

kd_penyakit Aturan Pohon 1 1 1 M


Mempunyai Aturan Memiliki Diagnosa Pilih kd_aturan
Langkah

1
1 jawab

M N M M
Memiliki Penyakit Mempunyai Diagnosa Hasil Mempunyai
Gambar 7. Tampilan Halaman Home Pasien
Kd_penyakit
gambar kd_penyakit
V. PENUTUP

nm_penyakit no_diagnosa Kesimpulan


deskripsi solusi
tgl_diagnosa pasien Berdasarkan beberapa proses yang telah diuraikan
penulis dalam pembuatan aplikasi sistem pakar mengenai
Gambar 5. Entity Relationship Diagram “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Gigi Dan Mulut
Berbasis Web Dengan Metode Forward Chaining” maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemahaman mengenai penyakit gigi dan mulut itu
Activity Diagram Halaman Data Penyakit sangat penting karena apabila tidak segera ditangani
dapat mengakibatkan kerusakan penyakit semakin
parah.
2. Aplikasi sistem pakar ini dibuat agar mengetahui
secara dini penyakit gigi dan mulut yang sedang

25
Jurnal PROSISKO Vol. 5 No. 1 Maret 2018 e-ISSN: 2597-9922, p-ISSN: 2406-7733

dialami sehingga pengguna yang masih awam dapat Merlina, Nita dan Rahmat Hidayat. 2012. Perancangan
mengetahui solusi dari penyakit tersebut. Sistem Pakar. Studi Kasus: Sistem Pakar
3. Aplikasi sistem pakar ini dapat digunakan untuk Kenaikan Jabatan. Bogor: Ghalia Indonesia.
mempercepat pencarian dan pengaksesan terhadap Nurzaman, dkk. 2012. Pembangunan Aplikasi Sistem
ilmu pengetahuan oleh orang yang membutuhkan Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Gigi Dan Mulut
informasi tentang seputar penyakit pada gigi dan Pada Manusia. ISSN: 2302-7339. Garut: Jurnal
mulut. Algoritma Vol. 09, No. 12 2012: 1-8
4. Aplikasi sistem pakar ini dapat diakses dengan Purnia, Silvi Dini. 2014. Pembanguna Aplikasi Sistem
menggunakan device yang terhubung dengan Pakar Diagnosa Penyakit Karies Pada Gigi
internet sehingga pemakai dapat menggunakan Manusia. Tasikmalaya:Jurnal Informatika Vol. 1,
aplikasi ini dimanapun dan kapanpun. No. 2 September 2014:73-81
Simarmata,Janner. 2010. Rekayasa Perangkat Lunak.
Saran Yogyakarta: Andi Offset.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka Suarga.2012.Algoritma dan pemrograman. Yogyakarta:
perlu diupayakan beberapa hal sebagai saran: Andi Offset.
1. Mengharapkan agar program sistem pakar ini Sukamto,Rosa Ariani dan M. Shalahuddin. 2013.
dikembangkan lebih lanjut dengan mempertajam Rekayasa Perangkat Lunak. Terstruktur dan
hasil wawancara dan data penyakit yang lain, Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.
sehingga data yang didapatkan lebih baik dan Sulistyanto, Hernawan dan Nur Ali Arrosyid. 2015.
akurat. Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan
2. Meningkatkan dan memperpanjang aspek security Untuk Mendiagnosa Penyakit Gigi Dengan
untuk melindungi aplikasi ini dari kemungkinan Metode Forward Chaining. ISSN: 2089-9815.
pencurian data oleh orang yang tidak bertanggung Yogyakarta: Seminar Nasional Teknologi
jawab, contohnya melakukan update password dan Informasi dan Komunikasi28 Maret 2015: 171-
backup data secara berkala. 176
3. Untuk meningkatkan kinerja serta untuk Sutojo, T, dkk.2010.Kecerdasan Buatan. Jakarta: Andi
mengembangkan aplikasi ini maka sebaiknya Offset
diadakan pengembangan bila terdapat penyakit,
gejala dan solusi baru yang ditemukan dari seorang
pakar.

DAFTAR PUSTAKA

Anhar 2010. Panduan Menguasai PHP & MySQL.


Jakarta:Mediakita.
Ikranegara, Patuh. 2015. Penyakit Gigi Dan Mulut.
Diambildari:https://www.scribd.com/doc/265824
106/Penyakit-Gigi-Dan-Mulut. (03 September
2016).

Kusrini.2008.Aplikasi Sistem Pakar.Yogyakarta: Andi


Offset.
26

Anda mungkin juga menyukai