Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 4498-4503 http://j-ptiik.ub.ac.id

Sistem Diagnosis Penyakit Penglihatan Kabur Pada Mata Menggunakan


Metode AHP-SAW
Mochammad Faizal Satria Rahman1, Nurul Hidayat2, Ratih Kartika Dewi3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1mfaizal.satria@gmail.com, 2ntayadih@ub.ac.id, 3ratihkartika@ub.ac.id

Abstrak
Penyakit penglihatan kabur merupakan salah satu penyakit mata yang memiliki tingkat kasus yang tinggi
di Indonesia. Penyakit ini sulit dideteksi secara kasat mata dan pada banyak kasus penyakit ini baru
terdeteksi saat sudah parah. Penderita penyakit ini biasanya tidak sadar terhadap gejala penyakit
penglihatan kabur (blurred vision). Oleh karena itu dibutuhkan diagnosis pakar untuk mengetahui
penyakit ini. Akan tetapi, terbatasnya jumlah pakar mata di Indonesia juga menjadi masalah yang harus
ditangani. Pada tulisan ilmiah ini akan membahas penanganan masalah diagnosis gejala penyakit mata
penglihatan kabur dan keterbatasan jumlah pakar mata dengan membangun sistem pakar melalui
pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligent) dengan memasukkan pengetahuan dan
pengalaman pakar ke dalam sistem model program. Didukung dengan metode Analytic Hierarchy
Process Simple Additive Weighting (AHP-SAW) yang merupakan metode terapan yang digunakan untuk
mengatasi permasalahan identifikasi suatu kriteria yang diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil
dari data uji pada penelitian ini, sistem dapat melakukan diagnosis penyakit penglihatan kabur (blurred
vision) dengan tingkat akurasi 87%.
Kata kunci: sistem pakar, diagnosis penyakit penglihatan kabur, AHP, SAW
Abstract
Blurred vision sickness is an eye-attacking disease which has a high rate of cases in Indonesia. The
disease is also difficult to detect visually. In many cases, this disease is detected when the symptom is
already severe. Patients with this disease are usually not aware of blurred vision symptom. Therefore
it needs expert diagnosis to understand this disease. On the other hand, limited number of eye experts
in Indonesia is also problem which has to be addressed. Those problems can be solved by establishing
an expert system of blurred vision diagnosis. Expert systems are part of artificial intelligence which
contains expert knowledge and experience incorporated into a particular area of knowledge to solve
specific problems. Method of Analytic Hierarchy Process-Simple Additive Weighting (AHP-SAW) is
kind of method which applied to overcome the problem of identifying criterion with measuring data
qualitatively and quantitatively. Based on the test data which used in this study, system succeed to
diagnosis of blurred vision sickness with 87% of accuracy.
Keywords: expert system, Simple Additive Weighting, Analytic Hierarhcy Process, AHP-SAW, blurred vision
sickness, eye disease.

termasuk mata, harus menjaganya pada


1. PENDAHULUAN kesehatan sehari-hari. Walaupun amat penting,
Mata merupakan bagian dari lima panca terkadang manusia melupakan untuk menjaga
indera yang amat penting didalam kehidupan kesehatan mata kita yang disebebkan sedikitnya
manusia untuk melihat. Melalui mata, Manusia ilmu pengetahuan tentang kesehatan mata. Dan,
bisa merasakan indahnya alam dan kurangnya sarana pelayanan kesehatan mata di
berkomunikasi dengan lingkungan sekitar rumah sakit dan puskesmas, serta sedikitnya
dengan baik. Apabila mata terdapat gangguan, tenaga dokter spesialis mata menjadi gangguan
dapat berakibat sangat membahayakan bagi mata tak tertangani sejak dini (Fitriawati, 2016).
kesehatan mata kita. Mestinya bagian tubuh

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 4498
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4499

Penyakit penglihatan kabur disebabkan AHP”. Untuk penggabungan metode AHP dan
karena kesalahan bias (refractive erros), rabun SAW pada sistem pakar sendiri juga telah
jauh, rabun dekat, katarak dan presbyopia. dilakukan penelitian pada Muhammad Ali Al
Daya penglihatan yang terganggu dapat Atas yang berjudul “Pemodelan Sistem Pakar
mencangkup penglihatan disamping ataupun Diagnosa Penyakit Tanaman Cabai
kemampuan melihat pada bagian kiri dan kanan Menggunakan Metode AHP-SAW“. Hasil dari
penglihatan. Namun, penglihatan kabur dapat penelitian ini menunjukan keakurasian 96%.
dirasakan hanya pada salah satu bagian mata Tingginya hasil akurasi penelitian-penelitian
saja. Penglihatan kabur yang dikategorikan sistem pakar menggunakan metode AHP
serius dapat menyebabkan kerusakan mata ataupun penggabungan metode AHP-SAW. Hal
permanen dan bahkan kebutaan. Oleh sebabnya, tersebut melatar belakangi penelitian sistem
perlunya sistem yang bisa menggantikan atau diagnosis penyakit penglihatan kabur dengan
membantu peran seorang pakar untuk menangani penggabungan kedua metode AHP-SAW.
masalah yang dihadapi oleh para penderita
penyakit penglihatan kabur (blurred vision). 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
Sistem pakar adalah sebagian dari 2.1. Sistem Pakar
kecerdasan buatan yang memungkinkan
komputer bisa berpikir dan mengambil Kemajuan teknologi di bidang komputer
kesimpulan menggunakan proses yang serupa menghasilkan sebuah metode pendekatan yang
dengan metode yang digunakan oleh seorang disebut kecerdasan buatan. Cakupan didalam
pakar. Umumnya, sistem pakar diterapkan untuk kecerdasan buatan ialah strategi untuk
membantu pekerjaan dalam menyelesaikan suatu penyelesaian permasalahan dan dapat
permasalahan. Sebagian aktivitas dalam menguraikan program yang menyerupai sifat dan
memecahkan permasalahan yang dimaksud perilaku kecerdasan manusia (atas, 2015).
diantaranya pengambilan keputusan, pemaduan Sebagian pengembangan pada kecerdasan
pengetahuan, perencanaan, prakiraan, diagnosis, buatan diantaranya adalah sistem pakar. Sistem
serta pelatihan. Selain itu sistem pakar dapat pakar merupakan sistem informasi yang memuat
berfungsi sebagai asisten yang pandai dari ilmu-ilmu pengetahuan yang dibuat oleh
seorang pakar [Ari, 2010]. sebagian atau beberapa pakar kedalam satu area
Metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) pengetahuan tententu sampai akhirnya setiap
dan Simple Additive Weighting (SAW) adalah orang bisa menggunakan untuk menyelesaikan
suatu proses pengambilan keputusan. Konsep bermacam-macam permasalahan yang bersifat
dari penerapan SAW ialah penjumlahan terbobot spesifik (atas, 2015).
dari rating kinerja setiap alternatif pada semua 2.2. Analitical Hierarchy Process
atribut, dan hasil akhirnya berupa perangkingan Pada umumnya AHP adalah sebuah metode
alternatif keputusan. Kelebihan metode SAW pemecahan masalah yang komplek dantidak
adalah proses perhitungan cepat, namun bobot terstruktur, memasukkan nilai sebagai pengganti
prioritas tiap kriteria harus ditentukan dahulu. persepsi manusia didalam mengerjakan
Untuk melengkapi analisa yang komprehensif perbandingan relatif ,selanjutnya dengan suatu
digunakan metode AHP untuk menetukan bobot sintesis ditentukan elemen yang terdapat
prioritas tiap kriteria. Seteleh Menentukan bobot prioritas tertinggi (Tominanto, 2012).
prioritas menggunakan metode AHP, kemudian Metode AHP sendiri sering kali menjadi
digunakan metode SAW dalam proses perbandingan dengan metode yang lain
perangkingan penyakit. dikarenakan faktor-faktor sebagai berikut
Baik metode AHP maupun metode SAW (Magdalena, 2012):
lebih umum digunakan pada Decision Support 1. Terdapat susunan hierarki, seperti hasil
System (DDS) atau dapat juga disebut sebagai pada kriteria-kriteria yang dipilih, hingga
Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Akan kebagian subkriteria.
tetapi, pada sistem pakar sendiri metode AHP 2. Menghitung keluaran akhir berupa
juga telah banyak digunakan pada penelitian- analisis sensitivitas dalam mengambil
penelitian sebelumnya, utamanya sistem pakar keputusan.
diagnosis dan identifikasi penyakit. Seperti pada 2.3. Simple Additive Weighting
penelitian Fajar Prasetyawan yang berjudul
“Pemodelan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Churchman dan Ackoff pertama kali
Tanaman Kopi Arabica dengan Metode Fuzzy- memanfaatkan metode SAW untuk mengatasi

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4500

masalah seleksi portofolio. Metode SAW dapat bagian-bagian pengetahuan yang mempunyai
disebut juga dengan sebutan metode hubungan dengan sistem diagnosis penyakit
penjumlahan terbobot. Ide awal metod SAW penglihatan kabur pada mata, antara lain:
merupakan pencarian jumlah yang terbobot dari 1. Sistem Pakar.
kinerja di tiap alternatif atas atributnya. (Atas, 2. Algoritma AHP.
2015). 3. Algoritma SAW.
Langkah-langkah untuk penyelesaian pada 4. Identifikasi penyakit penglihatan
metode SAW antara lain (Atas, 2015) : kabur.
1. Proses pemilihan kriteria yang ingin Langkah selanjutnya yaitu langkah
dijadikan referensi didalam mengambil suatu pengumpulan data. Pada tahap ini terdapat dua
hasil akhir, yaitu (Ci). jenis data, yaang pertama data primer dan yang
2. Memberikan nilai setiap alternative Ai kedua data sekunder. Data primer merupakan
pada setiap kriteria Cj yang telah ditetapkan. data yang diperoleh dari responden pada
3. Pada masing-masing kriteria diberikan penelitian. Dan yang kedua yaitu data sekunder,
suatu nilai bobot yaitu W. data ini merupakan nilai yang diperoleh dari
2.4. Penyakit Penglihatan Kabur (Blurred sumber-sumber yang lain namun bisa juga
Vision) dipergunakan untuk penelitian seperti jurnal
Penyakit Penglihatan Kabur (Blurred Vision) literatur.
disebabkan karena kesalahan bias (refractive Lokasi penelitian yang digunakan untuk
erros), rabun jauh, rabun dekat, katarak dan pengumpulan data adalah Rumah Sakit
presbyopia. Daya penglihatan yang terganggu Petrokimia Gresik, Provinsi Jawa Timur.
dapat mencangkup penglihatan disamping Data yang diperoleh berasal dari buku referensi,
ataupun kemampuan melihat pada bagian kiri yaitu berupa gejala yang dirasakan pasien
dan kanan penglihatan. Namun, penglihatan penderita dan gejala yang tampak pada mata
kabur dapat dirasakan hanya pada salah satu pasien. Data yang telah diambil kemudian di
bagian mata saja. Penglihatan kabur yang konsultasikan dengan dr Chandra sebagai pakar
dikategorikan serius dapat menyebabkan penyakit mata, dan selanjutnya diberikan
kerusakan mata permanen dan bahkan kebutaan. pembobotan sebagai dasar basis pengetahuan
sistem. Data digunakan dalam proses
3. METODOLOGI PENELITIAN perhitungan dengan metode AHP-SAW. Data
gejala yang didapatkan ditunjukkan pada Tabel
3.1. Perancangan Sistem 1.
Pada gambar 1 adalah diagram alir yang Tabel 1. Data Gejala
tedapat langkah-langkah yang dikerjakan
didalam penelitian yang diusulkan.

Pada data pembobotan gejala dengan


Gambar 1. Diagram Alir Perancangan Sistem alternatif penyakit, pakar sudah memutuskan
Tahap yang pertama yaitu dilakukan studi kondisi terhadap tiap-tiap gejala. Setelah itu nilai
terhadap literatur sebelunya atau pustaka dari diberikan untuk menunjukan bobot pada masing

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4501

masing alternatif penyakit. Daftar nilai menggunakan metode SAW dapat dilihat
pembobotan masing-masing gejala dengan pada Gambar 3.
alternatif penyakit ditunjukan pada Tabel 2.
Tabel 2. Daftar Nilai Bobot Gejala Penyakit
Penglihatan Kabur

Gambar 3. Diagram Alir metode SAW

4. IMPLEMENTASI
4.1. Batasan Implementasi
3.2. Perancangan Algoritma Berikut adalah batasan yang digunakan pada
implementasi pada sistem diagnosis penyakit
Pemodelan sistem pakar pada penelitian penglihatan kabur pada mata menggunakan m
ini memiliki dua tahapan, yaitu tahap metode AHP-SAW adalah sebagai berikut:
pembobotan masing-masing kriteria 1. Sistem dirancang dengan berbasis Web
menggunakan metode AHP, dan tahap menggunakan bahasa pemrograman HTML
pengambil keputusan menggunakan metode dan PHP.
SAW. Secara umum proses pembobotan 2. Data yang sudah diperoleh dari pakar
menggunakan metode AHP dapat dilihat kemudian disimpan ke dalam variabel tanpa
pada Gambar 2. menggunakan database.
3. masukan yang digunakan didalam
sistem merupakan data-data gejala pada
mata yang dimasukkan oleh pengguna
umum.
4. Metode yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah adalah metode
AHP-SAW.
5. Output yang ditampilkan oleh sistem adalah
jenis penyakit dan solusi penanggulangan,
serta hasil perhitungan menggunakan
metode AHP-SAW.
4.2. Implementasi Antarmuka
Antarmuka pada instrumen penelitian
Sistem Diagnosis Penyakit Penglihatan kabur
pada mata dengan Metode AHP-SAW
berfungsi sebagai sarana interaksi pengguna
dengan sistem.
1. Antarmuka Halaman Utama.

Gambar 2. Diagram Alir metode AHP


Selanjutnya, langkah-langkah dalam
pengambilan kesimpulan dengan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4502

Gambar 4. Antarmuka Halaman Login Gambar 7. Antarmuka Halaman Hasil


Halaman hasil diagnosis berisi jenis
Halaman utama adalah halaman awal yang
penyakit yang merupakan hasil perhitungan
digunakan pengguna saat menggunakan aplikasi
AHP-SAW berdasarkan input pengguna pada
ini, halaman ini berisi judul, logo, deskripsi
halaman formulir diagnosis, pada halaman ini
sistem, tombol menuju halaman informasi, dan
juga terdapat cara penanggulangan penyakit
tombol menuju halaman diagnosis.
yang didapat dan terdapat penjabaran
2. Antarmuka Halaman Informasi. perhitungan AHP-SAW yang telah dilakukan.

5. PENGUJIAN
5.1. Pengujian Akurasi
Pengujian ini dikerjakan bertujuan
supaya mengetahui kecocokan hasil dari
pakar dengan hasil dari sistem diagnosis
penyakit penglihatan pabur pada mata seperti
terlihat pada tabel 3.
Tabel 3. Pengujia Akurasi
Gambar 5. Antarmuka Halaman Informasi
Halaman informasi berisi mengenai
penjelasan tentang sistem pakar,
penyakitpenyakit utama pada mata, serta cara
penanggulangan penyakit-penyakit penglihatan
kabur yang termasuk dalam lingkup sistem
pakar yang diusulkan.
3. Antarmuka Halaman Diagnosis.

Gambar 6. Antarmuka Halaman Diagnosis


Halaman diagnosis berisi formulir yang
berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
sistem kepada pengguna berupa gejala-gejala
penyakit penglihatan kabur yang nantinya akan
diproses menuju halaman hasil.
4. Antarmuka Halaman Hasil.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 4503

memberikan manfaat dalam memperluas


pengetahuan tentang penanganan penyakit
pada mata dan dapat memberikan
rekomendasi solusi dalam melakukan
diagnosis penyakit penglihatan kabur.
2. Hasil evaluasi pengujian dari sistem adalah
sebagai berikut:
a Hasil pengujian fungsionalitas
menghasilkan nilai 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa sistem telah
berjalan sesuai dengan daftar
kebutuhan yang diharapkan.
b Hasil pengujian akurasi yang didapat
diantara sistem dan pakar atau dokter
diperoleh nilai sebesar 87%. Hasil ini
didapatkan dari 15 data uji dengan
jumlah hasil benar sebanyak 13 butir.

DAFTAR PUSTAKA
Ari, toto. 2011. Forward dan Backward
Chaining. Institut Pertanian Bandung,
Bandung.
Atas, Muhammad Ali Al. 2015. Pemodelan
Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Tanaman Cabai Merah menggunakan
Metode AHP – SAW. Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Brawijaya, Malang.
Fitriawati, Ningsih. 2016. Aplikasi Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Mata Pada Manusia
Dengan Metode Forward Chaining.
Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah, Jember.
Pada tahap ini memiliki 15 data-data Magdalena, Hilyah. 2012. Sistem Pendukung
gejala penyakit penglihatan kabur yang akan Keputusan Untuk Menentukan Mahasiswa
diuji. Lulusan Terbaik Di Perguruan tinggi
Hasil dari pengujian akurasi yang didapat (Studi Kasus STMIK ATMA Luhur
melalui wawancara dengan pakar. Hasil Pangkalpinang). STMIK Atma Luhur,
akurasi yang mempunyai nilai 1 berarti Pangkalpinang.
keluaran hasil akhir sistem sudah sesuai dengan Tominanto. 2012. Sistem Pendukung Keputusan
hasil diagnosis pakar. Dengan Metode Analytical Hierarchy
Nilai Akurasi = (13)/15 X 100%=87% Process (AHP) Untuk Penentuan Prestasi
Sehingga bisa disimpulkan bahwa hasil Kinerja Dokter Pada RSUD. Sukoharjo.
diagnosis sistem sudah sesuai dengan hasil APIKES Citra Medika, Surakarta.
diagnosis pakar dengan tingkat akurasi 87%.

6. KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan proses
perancangan, implementasi, dan pengujian
terhadap sistem, terdapat beberapa hal yang
dapat disimpulkan dari penelitian ini, yaitu:
1. Intrumen penelitian dengan judul
Pemodelan Sistem Pakar Diagnosis
Penyakit Penglihatan Kabur Pada Mata
Menggunakan Metode AHP-SAW ini dapat

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai