Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan daging sapi setiap tahun cenderung meningkat seiring dengan

meningkatnya pendapatan dan kesadaran gizi masyarakat. Meningkatnya kebutuhan

danging sapi ini tidak sebanding dengan laju pertambahan populasi ternak sapi

(Salistiwa,H).

Sapi dapat dipelihara secara individual di rumah maupun berkelompok dalam

peternakan. Sapi juga tidak terlalu susah di pelihara, terbukti dengan banyaknya

peternak sapi di Indonesia. Meskipun mudah dipelihara, tidak sedikit pula penyakit

yang sering menyerang sapi (Jannan,M.M & Supriyono,H 2018)

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ternak sapi

adalah kesehatan ternak itu sendiri (Dewi 2015). Salah satu bagian paling penting

dalam penanganan kesehatan ternak adalah melakukan pengamatan terhadap ternak

yang sakit melalui pemeriksaan ternak yang diduga sakit. Namun sayangnya para

peternak sapi memiliki pengetahuan rendah mengenai teknis pemeliharaan sapi

seperti mutu pakan, perkandangan, dan kesehatan atau penyakit sapi Ardianto 2012

Kesehatan hewan sapi menjadi hal yang sangat penting bagi peternak untuk

menjaga kualitas produksi. Namun terkadang penyakit menjadi tantangan yang

harus di hadapi peternak. Karena dengan munculnya suatu penyakit bisa berakibat

fatal terlebih penyakit tersebut sifatnya menular hingga bisa menyebabkan kerugian

yang besar. Walaupun penyakit sapi tidak semuanya tidak menyebabkan kematian

langsung tapi dapat merusak kesehatan tubuh sapi secara berkepanjangan. Oleh

sebab itu, peternak harus mampu melakukan penanggulangan penyakit sapi sejak

dini. Namun, tidak banyak peternak yang mampu mengenali penyakit sapi, terlebih
peternak yang tinggal di daerah yang bukan pusat kota. Maka hingga saat ini

peternak memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap dokter hewan untuk

mendiagnosa dan melakukan penaganan penyakit. Padahal dokter hewan sangat

terbatas dan tidak selalu ada setiap saat atau sangat susah ditemui sehingga di

perlukan sebuah solusi alternatif untuk untuk memudahkan petrnak dalam

melakukan diagnose .

Sistem Pakar merupakan salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang akhir

akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sistem pakar ini di rancang

untuk menirukan keahlian seorang pakar dalam menjawab pertanyaan dan

menyelesaikan suatu permasalahan baik di bidang kesehatan atau kedokteran, bisnis,

mesin, dan ekonomi. Sistem pakar merupakan program komputer yang mampu

menyimpan pengetahuan dan kaidah seorang pakar yang khusus. Sistem pakar

sangat membantu untuk mengambil keputusan, di mana sistem pakar ini dapat

mengumpulkan dan penyimpan pengetahuan dari seorang atau beberapa orang pakar

dalam suatu basis pengetahuan ( Knowledge base ) menggunakan sistem penalaran

yang menyerupai seorang pakar dalam memecahkan suatu masalah tertentu karena

sudah menyimpan pengetahuan secara keseluruhan (Soni Darsono, 2017).

Untuk mendiagnosa penyakit melalui kulit sapi, ada beberapa metode yang

dapat digunakan untuk menyelesaikannya yaitu, Metode Forward chaining,

Certainty factor dan Dempster shafer.

Dari ketiga metode diatas dipilih menggunakan metode Dempster shafer

dalam mendiagnosa penyakit melalui kulit sapi. Karena metode Dempster shafer

merupakan suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan fungsi

kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal, yang digunakan untuk

mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah untuk mengkalkulasi


kemungkinan dari suatu peristiwa dan sangat cocok digunakan pada system pakar

yang mengukur sesuatu yang belum pasti ataupun yang tidak pasti (Darsono.S 2017)

Berdasarkan Pemaparan diatas, maka dibutuhkan suatu program aplikasi system

pakar yang mampu mendiagnosa penyakit sapi melalui kulit yang menggunakan

metode Dempster Shafer.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diambil sebuah rumusan

masalah yaitu: “Bagaimana membangun suatu aplikasi sistem pakar yang dapat

mendiagnosa penyakit sapi berdasarkan gejala yang ada, yang mampu memberikan

saran pengendalian dan pengobatannya kepada para pengguna sistem ini.

1.3. Batasan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat di tarik batasan masalah yaitu dengan

keterbatasan waktu, sumber daya, dana, dan kemampuan keilmuan peneliti maka

dalam penelitian ini hanya akan di lakukan sebagai berikut :

1. Sistem pakar yang di bangun berbasiskan web

2. Jumlah penyakit yang dapat di diagnose sebanyak 3 penyakit

3. Jenis penyakit yang akan di gunakan yaitu penyakit non- viral

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

Membangun system pakar yang dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit pada

sapi menggunakan metode Dempster-shafer.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Bagi Penulis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi wacana untuk menambah

pengetahuan dan wawasan bagi peneliti berikutnya.


2. Manfaat Bagi Pengguna

Hasil penelitian diharapkan dapat mempermudah dalam mengetahui informasi

penyakit sapi melalui kulit dengan metode Dempster Shafer

3. Bagi Lembaga Pendidikan

Proposal ini bermanfaat dalam proses kegiatan pembelajaran di masa yang akan

datang.

1.6 Penelitian Terkait

Peneliti sudah melakukan penelusuran pustaka mengenai adanya penelitian

terkait yang pernah dilakukan sebagai berikut :

1. Menurut Muhamad Ibrohim, DKK, 2019. Telah melakukan penelitian

tentang Rancang Bangun Sistem Kehadiran Karyawan Berbasis Frequency

Identification RFID”. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa

Pemanfaatan RFID sangat membantu pada proses identifikasi absensi

kehadiran karyawan dengan ID kartu yang berbeda-beda sehingga tidak ada

lagi kesalahan absensi. Dengan adanya aplikasi absensi kehadiran karyawan

maka aplikasi dapat terkoneksi degan alat sehingga data.

2. Menurut Kadek Dwi Gandika Supartha, 2014. Telah melakukan penelitian

tentang Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Kulit Pada Sapi Bali dengan

Menggunakan MetodeForward chaining dan Certainty Factor “ dengan

kesimpulan Sistem ini dapat digunakan untuk mengetahui jenis penyakit yang

di dialami oleh sapi Bali di BPTU Sapi Bali berdasarkan inputan gejala-gejala

yang dimasukan oleh user dan juga sistem ini mampu menyimpan representasi

pengetahuan pakar dengan metode Foward Chaining dan Certainty Factor

berdasarkan nilai Measure of Believe (MB) dan Measure of Disbelieve (MD).

3. Pipit Ria Nita, 2011. Telah melakukan penelitian tentang Sistem Pakar

Diagnosa Dini Penyakit Pada Sapi Menggunakan Metode Dempste rshafer


dengan kesimpulan Sistem pakar diagnosa dini panyakit pada sapi ini telah

berhasil dibangun dengan menerapkan metode dempster-shafer dan dapat

memberikan informasipenyakit serta pencegahannya

4. Atha Milzam, Nurul Hidayat & Moch Cholil Mahfud (2018). Telah melakukan

penelitian tentang Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Pada Sapi Menggunakan

Metode Dempster-Shafer Berbasis Android. Dengan kesimpulan bahwa

pemodelan sistem pakar diagnosis penyakit sapi dengan metode Dempster-

Shafer merupakan solusi alternatif untuk mengetahui penyakit yang

menyerang pada sapi. Sistem yang dibangun mengolah data penyakit sapi

berdasarkan data gejala yang diinputkan dan dihitung dengan metode

Dempster-Shafer sehingga menghasilkan klarifikasi penyakit pada sapi. Hasil

dari pengujian didapatkan nilai akurasi sebesar 75,17%.

5. Aan Saputra & Diana, 2018. Telah melakukan penelitian tentang Sistem Pakar

Diagnosa Penyakit Pada Hewan Kambing Dan Sapi Dengan Menggunakan

Metode Dempster-Shafer. Dan menyimpulkan bahwa Aplikasi sistem pakar ini

dapat menggantikan pakar hewan saat pakar tidak ada di tempat sehingga

memudahkan user melakukan diagnosa atas gejala yang dialami, sekaligus

informasi mengenai penyakit hewan ternak. Dengan menggunakan metode

dempster-shafer, sistem pakar ini mampu melakukan penelusuran atas gejala

yang diinputkan oleh pakar.

Adapun perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang saya

lakukan adalah aplikasi sebelumnya hanya melakukan absensi tanpa

terintegrasi dengan sistem penggajian dimana penggajiannya masih dilakukan

secara hitung maual berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan dimana

aplikasi ini akan teritegrasi dengan sistem penggajian dimana setiap karyawan
melakukan fingerprint akan secara otomatis gaji akan terhitung jadi setiap

penggajian tidak lagi ada sistem manualisasi melainkan otomatis


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Sistem Pakar

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi

pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah

seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang

agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari

para ahli. Dengan sistem pakar, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah

yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para

ahli. Bagi para ahli, sistem pakar juga akan membantu aktivitasnya sebagai

asisten yang sangat berpengalaman (Dahria, 2011).

2.1.2 Konsep Sistem Pakar

Pengetahuan yang dimiliki sistem pakar direpresentasikan dalam beberapa

cara. Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah tipe rules

menggunakan format IF THEN. Banyak sistem pakar yang dibangun dengan

mengekpresikan pengetahuan dalam bentuk rules. Bahkan, pendekatan berbasis

pengetahuan (Knowledge based approach) untuk membangun sistem pakar telah

mematahkan pendekatan awal yang digunakan pada sekitar tahun 1950-an dan

1960-an yang menggunakan tehnik penalaran (reasoning) yang tidak

mengandalkan pengetahuan.Tahapan pengembangan sistem pakar secara umum

tergambar pada Gambar 2.1


Gambar2.1:Tahap Pengembangan Sistem Pakar

pakar pada gambar 2.1 adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan, mengkaji situasi dan

memutuskan dengan pasti tentang masalah yang akan

dikomputerisasi apakah dengan sistem pakar bisa lebih membantu

atau tidak.

2. Menentukan masalah yang cocok. Dengan syarat : domain masalah

tidak terlalu luas, kompleksitasnya manengah,

3. tersedianya ahli, menghasilkan solusi mental bukan fisik, dan tidak

melibatkan hal-hal yang bersifat commont sense.

4. Mempertimbangkan alternatif

5. Menghitung pengembangan investasi

6. Memilih alat pengembangan

7. Rekayasa pengetahuan

8. Merancang sistem

9. Melengkapi pengembangan
10. Menguji dan mencari kesalahan sistem

11. Memelihara sistem.

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan

pengembangan (development environment) dan lingkungan

konsultasi (consultation environment). Seperti yang terlihat pada

gambar 2.2 berikut :

Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan

pengetahuan pakar kedalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkunan

konsultasi digunakan oleh pengguna untuk memperoleh pengetahuan pakar

(Arhami 2005 : 13).


Komponen-komponen yang terdapat dalam arsitektur sistem pakar seperti

yang terlihat pada gambar 2.2, yaitu :

a. Antar muka pengguna (user interface)

User interface yaitu mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem

pakar untuk berkomunikasi. Antar muka menerima informasi dari pemakai

dan mengubahnya kedalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu

antar muka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam

bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai

b. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi,

dan penyelesaian masalah.

Ada dua bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan,

Yaitu :

1. Penalaran berbasis aturan (Rule Based Reasoning)

Penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan

menggunakan aturan berbentuk : IF – THEN. Bentuk ini digunakan

apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu

permasalahan tertentu, sehingga pakar dapat menyelesaikan tersebut

secara berurutan.

2. Penalaran berbasis kasus (Case Based Reasoning)

Penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan akan berisi solusi yang telah

dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk

keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada).

3. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)


Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian

dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke program

komputer.

2.1.5 Diagnosa

Webster menjelaskan bahwa diagnosa adalah proses menentukan hakekat

dari pada kelainan atau ketidakmampuan dengan ujian dan melalui ujian

tersebut dilakukan suatu penelitian yang hati-hati terhadap fakta untuk

menentukan masalahnya.

Harriman dalam bukunya yang bejudul “Handbook of Pshychological

Term”, mengartikan diagnosa sebagai suatu analisis terhadap suatu kelainan

atau salah penyesuaian dari symptom-simptomnya.

2.1.6 Penyakit Antraks

Antraks adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Bacillus

anthracis,biasanya bersifat akut atau perakut pada berbagai jenis ternak

(pemamah biak,kuda, babi dan sebagainya). Ditandai dengan demam tinggi

yang disertai denganperubahan jaringan bersifat septisemia,

infiltrasi,serohemoragi pada jaringansubkutan dan subserosa, serta

pembengkakan akut limpa. Berbagai jenis hewanliar (rusa, kelinci, babi

hutan dan sebagainya) dapat pula terserang.Gambar Bakteri Bacillus

anthracisdan Penyakit Antraks dapat dilihat pada Gambar 2.1


Gejala penyakit anthraks yaitu demam tinggi, gelisah pada saat mengunyah,

menanduk benda keras di sekitarnya, hewan menjadi lemah, panas tubuh tidak

merata, paha gemetar, nafsu makan hilang sama sekali, sekresi susu menurun atau

7terhenti, tidak ada ruminasi, perut nampak agak kembung, darah keluar

melalui dubur, mulut, lubang hidung, urin bercampur darah, terdapat bungkul-

bungkul keras berisi cairan, jernih atau nanah, pada mukosa mulut terdapat bercak

–bercak, lidah bengkak dan kebiruandan lidah keluar dari mulut.

Cara pengendalian penyakitAntraks yaitu:

1. Sapi yang terkena Antraks tidak boleh dipotong apalagi di

komsumsi dagiannya

2. Sebaiknya sapi yang mati dibakar di lubang lalu ditimbun dengan

tanah dan diberi papan pemberitahuan bahwa timbunan tersebut adalah

timbunan hewan terkena penyakitAntraks.

3. . Sapi yang terkena Antraks diberi suntikan antiserum dengan dosis 100-

150 ml untuk sapi besar dan 50-100 ml untuk sapi kecil.

4 . Sapi yang masih sehat atau sekandang dengan Sapi yang terkena

Antraks diberi suntikan antiserum untuk pencegahan penyakit.

5 . Pemberian antiserum dapat dikombinasikan dengan antibiotik.

6 . Jika tidak ada antiserum dapat digunakan obat Penicillin,

tetracyclineatau kombinasi Penicillindan streptomycin.


2.1.7 Metode Dempster Shafer

Menurut Kusumadewi(2003) dalam menghadapi suatu permasalahan

sering ditemukan jawaban yang tidak memiliki kepastian penuh. Ketidakpastian

ini dapat berupa probabilitas atau kebolehjadian yang tergantung dari hasil

suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor, yaitu

aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atas suatu

pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Hal ini sangat mudah dilihat pada sistem

diagnosis penyakit, dimana pakar tidak dapat mendefinisikan hubungan antara

gejala dengan penyebabnya secara pasti, dan pasien tidak dapat merasakan

suatu gejala dengan pasti pula. Pada akhirnya akan ditemukan banyak

kemungkinan diagnosis. Sistem pakar harus mampu bekerja dalam

ketidakpastian. Sejumlah teori telah ditemukan untuk menyelesaikan

ketidakpastian, termasuk diantaranya Probabilitas klasik, Probabilitas Bayes,

Teori Hartley berdasarkan himpunan klasik, Teori Shannon berdasakan pada

probabilitas, Teori Dempster-Shafer, Teori Fuzzy Zadeh, dan Faktor

Kepastian.Untuk mengatasi ketidakpastian tersebut maka digunakan penalaran

statistik, yang salah satunya menggunakan penalaran dengan teori

Dempster-Shafer. Teori Dempster-Shafer adalah suatu teori matematika

untuk pembuktian berdasarkan belief functions and plausible reasoning (fungsi

kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk

mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk

mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini dikembangkan oleh

Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer.Secara umum teori Dempster-Shafer

ditulis dalam suatu interval:


Belief(Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu

himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada

evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.

Plausibility(Pls) akan mengurangi tingkat kepastian dari

evidence.Plausibilitybernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan X’, makadapat

dikatakan bahwa Bel(X’) = 1, sehingga rumus di atas nilai dari Pls(X)=0.

Menurut Giarratano dan Riley fungsi Beliefdapat diformulasikan sebagai:(2)

Dimana :Bel(X)= Belief(X);Pls(X)= Plausibility(X);m(X)= Mass

functiondari (X);m(Y)= Mass functiondari (Y).Teori Dempster-

Shafermenyatakan adanya Frame of discrementyang dinotasikan dengan

simbol (Θ). Frame of discrementmerupakan semesta pembicaraan dari

sekumpulan hipotesis sehingga sering disebut dengan environment:

2.1.8 Teori Dempster Shafer

Metode Dempster-Shafer pertama kali diperkenalkan oleh Dempster, yang

melakukan percobaan model ketidak pastian dengan range probabilities dari

pada sebagai probabilitas tunggal. Kemudian pada tahun 1976 Shafer

mempublikasikan teori Dempster itu pada sebuah buku yang berjudul

Mathematical Theory Of Evident. Dempster-Shafer Theory Of Evidence,

menunjukkan suatu cara untuk memberikan bobot kenyakinan sesuai fakta yang

dikumpulkan. Pada teori ini dapat membedakan ketidakpastian dan

ketidaktahuan. Teori Dempster- Shafer adalah representasi, kombinasi dan

propogasi ketidakpastian, dimana teori ini memiliki beberapa karakteristik yang

secara instutitif sesuai dengan cara berfikir seorang pakar, namun dasar

matematika yang kuat(Wahyuni, E. G., & Prijodiprojo, W., 2014).

Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode Dempster Shafer antara lain

:
Kelebihan

1) Dapat menggabungkan evidence (bukti) sekaligus dari beberapa sumber.

2) Dapat membedakan antara ketidak pastian dan ketidak tahuan.

3) Memiliki karakteristik sesuai dengan cara berfikir seorang pakar.

4) Sangat cocok digunakan pada systempakar yang mengukur sesuatu yang

belum pasti atau pun tidak pasti.

Kekurangan

1) Metode ini hanya berlaku untuk sekali hitung

2) Nilai atau data evidence (bukti) kepercayaan harus dari seorang pakar.

3) Apabila hanya menggunakan hanya satu probabilitas saja maka tidak bias

mengukur seberapa dalam tingkat keakuratannya.

4) Bila kekurangan data evidence (bukti) maka perhitungan tidak akan akurat.

5) Dapat menghasilkan beberapa keputusan dalam sekali pengujian.

Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence (bukti) dalam mendukung

suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak

ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkanadanya kepastian. Plausability

(Pl) dinotasikan sebagai : Pl(s)=1-Bel(-s)

Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan ⌐H, maka dapat

dikatakan bahwa Bel(⌐H)=1, dan Pl(⌐H)=0. Pada teori Dempster-Shafer

dikenal adanya frame of discrement yang dinotasikan dengan θ. Frame ini

merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis. Tujuannya adalah

mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen θ. Tidak semua evidence

secara langsung mendukung tiaptiap elemen. Untuk itu perlu adanya

probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen-

elemen θ saja, namun juga semua subsetnya. Sehingga jika θ berisi n elemen,
maka subset θ adalah 2n . Jumlah semua “m” dalam subset θ sama dengan 1.

Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai : m{θ}

= 1,0 .

Apabila diketahui X adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai fungsi

densitasnya, dan Y juga merupakan subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi

densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3,

dengan rumus seperti pada persamaan 2 berikut :

Dimana :

m3(Z) = mass function dari

evidence (Z)

m1 (X) = mass function dari evidence (X) m2 (Y) = mass function dari

evidence (Y) Zm1(X)

m2(Y) = ada hasil irisan dari m1 dan m2 Ø Zm1(X)

m2(Y) = tidak ada hasil irisan (irisan kosong (Ø))

2.1.9 Website

Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang

menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi,

suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun

dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana

masing-masing dihubungkan dengan jaringanjaringan halaman (hyperlink).


2.1.10 Basis Data (Database)

Basis Data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan diperangkat keras computer dan

digunakan perangkat lunak untuk memenipulasinya (Jogianto,1997)

2.1.11 Xampp

XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah

tersedia database server mysql dan support php programming. XAMPP

merupakan software yang mudah digunakan, gratis dan mendukung instalasi

di Linux dan Windows. Keuntungan lainnya adalah cuma menginstal satu kali

sudah tersedia Apache Web Server, MySQL Database Server, PHP Support

(PHP 4 dan PHP 5) dan beberapa module lainnya.

2.1.12 Java Script

Java Script adalah bahasa digunakan untuk membuat program yang digunakan

agar dokumen HTML yang di tampilkan dalam browser menjadi lebih

interaktif, tidak sekedar indah saja. Java Script memberikan beberapa

fungsionalitas ke dalam halaman web, sehingga dapat menjadi sebuah program

yang disajikan dengan menggunakan antar muka web.

Java Script merupakan bahasa pemrograman yang ditanamkan (disisipkan)

kedalam halaman web, sehingga halaman dokumen web menjadi sebuah

aplikasi yang berjalan didalam browser web. Beberapa sistem operasi

menggunakan Java Script untuk membuat aplikasi non web, seperti sistem

operasi MS Windows, yang menggunakan istilah Windows Scripting Host

(WSH) sebagai interpreter Java Script dan Vbscript, sehingga program yang

dibuat dengan Java Script dan Vbscript dapat langsung dijalankan di atas

sistem operasi, tanpa harus menggunakan browser web terlebih dahulu. Betha

sidik (2011:1)
2.1.13 Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP Merupakan secara umum dikenal sebagai bahasa pemrograman script

yang membuat dokumen HTML secara on the fly yang dieksekusi di server

web, dokumen HTML yang dihasilkan dari suatu aplikasi bukan dokumen

HTML yang dibuat dengan menggunakan editor text HTML, di kenal juga

sebagai bahasa pemrograman Server side. Dengan menggunakan PHP maka

maintance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses Update data dapat

dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan

Script PHP. PHP/FI Merupakan nama awal dari PHP. PHP-personal home

page, FI adalah form interface. Dibuat pertama kali oleh Rasmos Lerdoff. PHP,

awalnya merupaka program CGI yang di khusukan untuk menerima input form

yang di tampilkan dalam browser web. Sotfware ini di sebarkan dan

dilisensikan sebagai perangkat lunak open Source. Intergrasi PHP dengan

server web dilaukan dengan teknik CGI, fast CGI, dan modul server web.

Teknik CGI dan Fast CGI memisahkan antara server web dan PHP sedangkan

modul server Web menjadi PHP sebagai bagian dari server web. Betha Sidik

dan Husni Iskandar Pohan (2010:4)

2.1.14 MySQL

MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaaan Swedia bernama MySQL

AB yang pada saat itu bernama TcX DataKonsult AB sekitar tahun 1994-1995,

namun cikal bakal kodenya sudah ada sejak 1979. Awalnya TcX membuat

MySQL dengan tujuan mengembangkan aplikasi web untuk klien. TcX

merupakan perusahaan pengembang software dan konsultan database. Saat ini

MySQL sudah diakusisi oleh Oracle Crop. MySQL adalah salah satu jenis

database server yang sangat terkenal dan banyak digunakan untuk membangun

aplikasi web yang databse sebagai sumber dan pengelolaan datanya.


Kepopuleran MySQL antara lain karena MySQL menggunakan SQL sebagai

bahasa dasar untuk mengakses database-nya sehingga mudah untuk

digunakan. MySQL juga bersifat open source dan free pada berbagai platform

kecuali pada windows yang bersifat shareware. MySQl didistribusikan dengan

lisensi open source GPL (General Public License) mulai versi 3.23, pada bulan

Juni 2000.(Medi Suhartanto, 2012)

2.1.15 Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah

menjadi standar dalam industry untuk visualisasi, merancang dan

mendokumentasikan sistem piranti lunak. UML menawarkan sebuah standar

untuk merancang model sebuah sistem yang digambarkan dengan 4 diagram

yaitu : Use case, Squence Diagram, Activity Diagram dan Class Diagram

(Andilala, A., & Gunawan, G. 2018)

1. Class Diagram

Class Diagram adalah sebuah spesifikasi sebuah objek dan merupakan

inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan

keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk

memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi). Class digram

menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta

hubungan satu sama lain seperti pariwisata, asosiasi, dan lain-lain.

Tabel 2.1 Simbol-Simbol Class Diagram

Simbol Deskripsi
Generalization
Hubungan dimana objek anak
(descendent) berbagi perilaku dan struktur
data dari objek yang ada di atasnya objek
induk (ancestor).
Nary Association
Upaya untuk menghindari asosiasi dengan
lebih dari 2 objek.
Class
Himpunan dari objek-objek yang berbagi
atribut serta operasi yang sama.
Collaboration
Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang
ditampilkan sistem yang menghasilkan
suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor

Realization
Operasi yang benar-benar dilakukan oleh
suatu objek.
Dependency
Hubungan dimana perubahan yang terjadi
pada suatu elemen mandiri (independent)
akan mempegaruhi elemen yang
bergantung padanya elemen yang tidak
mandiri
Association
Apa yang menghubungkan antara objek
satu dengan objek lainnya

2. Use Case Diagram

Use Case Diagramdibuat untuk mengetahui fungsi – fungsi didalam

sebuah sistem yang dikembangkan. Use case diagram merepresentasikan

interaksi antara actor dengan sistem. User bisa memulai diagnosa dengan cara

menjawab pertanyaan dari sistem.

Tabel 2.2 Simbol-Simbol Use Case Diagram

Simbol Deskripsi
Use case
Fungsional yang disediakan sistem sebagai
unit-unit yang saling bertukar pesan antar
unit atau aktor. Biasanya dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja diawal frase nama
use case.
Actor
Orang proses atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem informasi yang
akan dibuat diluar sistem informasi yang
akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun
simbol aktor adalah gambar orang, tapi aktor
beum tentu merupakan orang; biasanya
menggunakan kata benda diawal frase nama
aktor.
Association
Komunikasi antara aktor dan use case yang
berpartisipasi pada use case atau use case
memiliki interaksi dengan aktor
Dependency
Hubungan dimana perubahan yang terjadi
pada suatu elemen mandiri (independent)
akan mempengaruhi elemen yang
bergantung padanya elemen yang tidak
mandiri (independent).
Generalization
Hubungan dimana objek anak (descendent)
berbagi perilaku dan struktur data dari objek
yang ada di atasnya objek induk (ancestor).
Include
Menspesifikasikan bahwa use case sumber
secara eksplisit.
Extend
Menspesifikasikan bahwa use case target
memperluas perilaku dari use case sumber
pada suatu titik yang diberikan.
System
Menspesifikasikan paket yang menampilkan
sistem secara terbatas.

Collaboration
Interaksi aturan-aturan dan elemen lain yang
bekerja sama untuk menyediakan prilaku
yang lebih besar dari jumlah dan elemen-
elemennya (sinergi).
Note
Elemen fisik yang eksis saat aplikasi
dijalankan dan mencerminkan suatu sumber
daya komputasi

3. Sequence Diagram

Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam

suatu urutan waktu.Sequence diagram memperlihatkan tahap demi tahap apa

yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu didalam use case.

Tabel 2.3 simbol-simbol Sequence Diagram

Simbol Deskripsi
Life line
Objek entity, yang
salingberinteraksiantarmuka

Message
Spesifikasidarikomunikasiantarobjek
yang memuatinformasi-
informasitentangaktivitas yang terjadi
Message
Spesifikasidarikomunikasiantarobjek
yang memuatinformasi-
informasitentangaktivitas yang terjadi

2.2 Kerangka Pikir

Dalam upaya mengelola suatu sistem informasi yang akurat dalam sebuah

organisasi maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu mengatsi

masalah-masalah yang dihadapi oleh badan usaha tersebut., Sistem

komputerisasi yang ada sekarang ini mampu menjawab permasalahan tersebut

dengan pengelolahan data secara elektronik dengan menggunakan

komputer.Kriteria sistem informasi yang baik adalah memenuhi standar efesien

dan efektif dari segi informasi dengan mengoptimalkan penggunaan fasilitas

komputer yang telah ada bentuk krangka pikir dapat di lihat pada gambar2.2.

Tidak banyak peternak


Diagnosa penyakit sapi
yang mampu
melalui kulit
mengenali penyakit
pada sapi dan
Menggunakan metode Dempster- terbatasnya dokter
Shafer yang dapat memberikan hewan
solusi dan dapat menentukan
penyakit pada sapi

Menghasilkan system yang mampu mendiagnosa penyakit sapi


melalui kulit dan juga cara penanganannya

Gambar 2.2 Kerangka Pikir


Sering sekali masyarakat yang membutuhkan mengetahuan penyakit

sapi tanpa harus memberikan solusi terhadap kurangnya pengetahuan yang

dimiliki oleh masyarakat umum khusunya peternak dalam mendeteksi dan

menangani penyakit pada sapi serta memberikan informasi mengenai

penyakit-penyakit yang dapat diderita oleh hewan sapi.dipahami banyak

masyarakat untuk dapat mewujudkan informasi penyakit sapi maka di

butuhkan suatu sistem informasi yang mampu mengatasi masalah – masalah

yang di hadapi oleh penyakit sapi Indonesia.


BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan tahap penyusunan proses, data, aliran

proses dan hubungan antar data yang paling optimal dan memenuhi kebutuhan

pihak yang terkait sesuai dengan hasil analisa kebutuhan. Pada tahap

perancangan sistem ini akan dirancang Data Flow Diagram (DFD), dan

perancangan kamus data.

Forward Chaining adalah metode pencarian atau teknik pelacakan

kedepan yang dimulai dengan informasi yang ada dan penggabungan rule

untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau tujuan. (Muhammad Arhami,

2005 : 20).

Metode Forward Chaining merupakan metode inferensi yang melakukan

penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai

dengan situasi (bernilai True), maka proses akan menyatakan konklusi.

3. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Sapi Masyarakat Kabupaten

Polewali Mandar dan Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai

dengan maret 2020.


Bulan

NO Uraian Kegiatan Januari Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Investigasi
2. Studi Literatur
Penentuan model
3.
pengukuran dan sampel
penyakit
4. Evaluasi
5. Pengumpulan data

6. Pengolahan dan analisis


data
7. Sistem pakar Diagnosa

8. Laporan Evaluasi

3. 3 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) atau diagram alir data merupakan suatu

diagram yang menggambarkan alir data dalam suatu entitas ke sistem atau

sistem ke entitas. Data Flow Diagram (DFD) juga dapat diartikan sebagai

teknik grafis yang menggambarkan alir data dan transformasi yang digunakan

sebagai perjalanan data dari input menuju output. Data Flow Diagram (DFD)

digunakan untuk memudahkan penggambaran sistem pakar yang dibuat.

(Saputra Agus, 2005 : 89).


Fungsi DFD :

1. DFD membantu para analis sitem meringkas informasi tentang sistem,

mengetahui hubungan antar sub-sub sistem, membantu perkembangan

aplikasi secara efektif.

2. Sebagai alat komunikasi yang baik antara pemakai dan analis sistem.

3. Menggambarkan sejumlah batasan otomasi untuk pengembangan

alternative sistem fisik.

Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam DFD yaitu :

: Entitas external dapat berupa orang atau unit


terkait yang berinteraksi dengan sistem tetapi
diluar sistem.

: Proses yang mengubah data, menunjukkan


transformasi dari masukan menjadi keluaran .

: Arus data yang menggambarkan gerakan paket


data untuk informasi dari suatu bagian ke bagian
yang lain.

: Penyimpanan data yang digunakan untuk


memodelkan kumpulan data atau paket data.
3.3.1. Konsep Basis Data

Konsep basis data dalam sistem diagnosa tersebut adalah kumpulan

dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan seorang atau

beberapa pakar untuk menginput pengetahuan mereka ke dalam sistem

dan nantinya dapat digunakan dalam mengambil sebuah keputusan.

Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang

tersimpan di dalamnya. Penjelasan ini disebut skema. Skema

menggambarkan objek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di

antara objek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema atau

memodelkan struktur basis data yang dikenal sebagai model basis data

atau model data.

Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja

basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer

secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program

komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut.

Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri

(query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database

management system, (DBMS).

3. 4 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Jenis dan Sumber Data


a. Jenis Data

1. Data Kualitatif

Secara sederhana data kualitatif adalah data yang bukan berupa

angka, dan memiliki ciri-ciri seperti : Masalah penelitian

dirumuskan dalam wujud fokus penelitian yang menggambarkan

kompleksitas masalah penelitian sesuai dengan konteksnya.

b. Sumber Data

1. Data sekunder, adalah sumber data yang sudah tersedia dalam

bentuk dokumen dan laporan yang berkaitan dengan jenis penyakit

akibat gigitan nyamuk.

3.4.2. Metode Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

a. Pencatatan, dilakukan dengan cara mencatat data yang diperoleh

dari sumber yang bersangkutan, dan sumber-sumber lain yang ada

relevansinya dengan penelitian ini.

b. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang

dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari lebih mendalam

konsep-konsep yang berhubungan dengan obyek penelitian, baik

yang bersumber dari buku-buku dan internet serta berbagai

literatur yang berhubungan dengan obyek kajian untuk


menambah informasi dan dapat melengkapi kebenaran dari data

juga pembuatan program.

3. 5 Analisis Sistem dan Analisis Perancangan

3.5.1 Analisis Sistem

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif

terhadap jenis penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk sesuai

dengan data dan permasalahan yang dikumpulkan sebelumnya, yang

dapat dijadikan acuan untuk merancang sistem sesuai dengan

kebutuhan.

Analisis sistem pakar diagnosa penyakit akibat gigitan nyamuk

dapat dilihat pada gambar 3.1

Pengguna

Gambar 3.1. Arsitektur Desain Sistem


Komponen-komponen yang terdapat pada struktur dan proses sistem

pakar penyakit akibat nyamuk adalah sebagai berikut :

1. Interface (antar muka)

Antar muka pemakai adalah bagian penghubung antara program

sistem pakar dengan pemakainya. Pada bagian ini akan terjadi

dialog antara program dengan pemakai. Program akan

mengajukan pertanyaan berbentuk “ya / tidak” ( yes or no

question ) atau berbentuk menu pilihan. Melalui jawaban yang

diberikan oleh pemakai, sistem pakar akan mengambil

kesimpulan yang berupa informasi ataupun anjuran sesuai

dengan sifat dari sistem pakar.

2. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk

pemahaman, dan penyelesaian masalah yang dapat berasal dari

pakar, jurnal dan sumber pengetahuan lain.

a. Data gejala penyakit akibat gigitan nyamuk

1. Penyakit demam berdarah denque

Tabel 3.1 Gejala dan Tanda DBD

Gejala dan Tanda Penyakit Sapi

Tabel 3.8 Jenis Penyakit


1. Berwarna hitam dan belang-belang putih pada seluruh
tubuh.
2. Kerandagan berek sudat
3. muncul bintik-bintik merah pada kulit sapi
4. terjadinya mimisan,
5. muntah darah
6. Kemamjiran Temporer
Tabel jenis penyakit berisi tentang nama penyakit yang

disebabkan oleh gigitan nyamuk serta nomor jenis penyakit

yang di input ke dalam sistem.

Tabel 3.9. Aturan Produksi

Rule If Then

1 G01, G02, G03, G04, G05, G06, G07 P01

2 G01, G04, G08, G09, G10, G11, G012 P02

3 G01, G11, G13, G14, G15, G16, P03

G17

4 G01, G04, G 17, G 18, G 19, G 20, G21 P04

5 G01, G03, G04, G05, G08 P05

6 G01, G08, G10, G18, G19, G20, P06

G21

Tabel aturan produksi menunjukkan arah jalannya sistem pada

saat proses diagnosa berjalan.

3. Mesin Inferensi

Mesin inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme

fungsi berfikir dan pola penalaran sistem yang digunakan oleh

seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah

tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan


yang terbaik. Mesin inferensi memulai pelacakannya dengan

mencocokkan kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta

yang ada dalam basis data. Tekni inferensi yang digunakan

dalam pembuatan aplikasi ini yakni pelacakan ke depan (

a. Analisis Kebutuhan Sistem

1. Kebutuhan Perangkat Keras

Spesifikasi komputer yang dibutuhkan dalam pembuatan

sistem yaitu :

Perangkat Keras antara lain :

a. 320 Processor : Intel (R) Core(TM) i3 CPU M380 @

2.53GHz 2.53 GHz.

b. Memory : 2.00 GB (1.86 GB usable).

c. Harddisk Toshiba 320 GB.

d. Leptop Toshiba 14 inch.

e. Printer merek canon.

2. Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem

yaitu :

a. Sistem operasi menggunakan windows 7 Ultimate

b. Microsoft Office 2007

c. Bahasa pemrograman PHP


d. Database Mysql

e. Adobe Photoshop

f. Corel Photo paint

3. Kebutuhan Pengguna (user)

Sistem diagnosa gejala penyakit akibat gigitan nyamuk

merupakan salah satu kebutuhan utama bagi masyarakat

sekarang ini karena sistem ini dapat membantu bagi siapa saja

yang menggunakan untuk mengetahui sendiri jenis penyakit

yang dialami tanpa harus konsultasi ke dokter. Sistem ini

dirancang menggunakan metode Forward Chaining dimana

sistem ini akan memberikan gejala dan jenis penyakit yang

dialami dan memberikan solusi serta penanganannya sesuai

dengan fakta yang di masukkan ke dalam sistem.

b. Analisis Kelayakan Sistem

1. Kelayakan Teknologi

Agar dapat bersaing di dunia maya sekarang, sangat

diperlukan efisiensi yang sangat tinggi, suatu sistem yang

terkomputerisasi dengan baik sangat diperlukan dalam

pencapaian efisiensi tersebut. Dengan pembuatan sistem

diagnosa penyakit akibat nyamuk yang diterapkan dalam

bahasa pemrograman PHP dengan metode Forward Chainig


kiranya dapat membantu bagi siapa saja yang akan

menggunakan sistem ini

2. Kelayakan Operasional

Pada cara yang lama kebanyakan orang sulit untuk

berkonsultasi ke dokter jika mengalami beberapa gejala

penyakit akibat nyamuk karena terbatasnya biaya dan waktu.

Tetapi dengan menggunakan sistem diagnosa dengan bantuan

komputer akan lebih mudah dan menghemat waktu dan biaya.

3.5.2 Analisis Perancangan Sistem

a. Perancangan Proses

1. Diagram Konteks

Diagram konteks adalah suatu diagram alir data tingkat tinggi

yang menggambarkan seluruh jaringan, masukan dan keluaran.

Sistem yang dimaksud adalah untuk menggambarkan sistem yang

sedang berjalan, mengidentifikasikan awal dan akhir data, awal dan

akhir yang masuk dan keluaran sistem. Secara uraian dapat

dikatakan bahwa diagram konteks itu berisi siapa saja yang

memberikan data (inputan) ke sistem serta kepada siapa data

informasi yang harus dihasilkan sistem. ( Alex Media Komputindo :

2005).
Pembuatan aplikasi sistem pakar diagnosa gejala penyakit akibat

gigitan nyamuk, terdapat dua komponen yang terlibat dalam sistem,

yaitu pakar dan user. Pakar bersumber dari buku dan artikel referensi

pengetahuan pakar penyakit akibat gigitan nyamuk. Sedangkan user

berinteraksi dengan sistem dengan memasukkan gejala - gejala yang

ada. Selanjutnya user akan memperoleh informasi dari sistem berupa

kesimpulan dari gejala- gejala yang telah dimasukkan berupa nama

penyakit, gejala, solusi dan pencegahan. Seperti yang terlihat pada

gambar 3.4 .

- Login

- Konfirmasi Login

A.

Sistem pakar Diagnosa penyakit


sapi melalui kulit dengan metode
PAKAR Demsfer shafer
- Gejala
(EXPERT)

- Penyakit

- Solusi

-Relasi
Hasil
Diagnosa

- Gejala Penyakit

USER
Gambar 3.3. Diagram Konteks

1. Diagram Berjenjang Proses

Diagram berjenjang proses menguraikan berapa input dan output yang

dihasilkan oleh sistem yang tetap mengacu pada diagram konteks yang berisi

hierarki proses apa saja yang terjadi dalam suatu sistem, dan hanya menggambarkan

struktur dari program saja dan tidak menunjukkan arus logika.

Gambar 3.4. Diagram Berjenjang Proses Level 1

Diagram level 1 proses pakar, dijelaskan bahwa proses pakar

dilakukan dengan terlebih dahulu dengan memasukkan user dan


password selanjutnya akan dilakukan pengolahan basis

pengetahuan. Seperti yang terlihat pada gambar 3.4.

b. Rancangan Desain Program

1. Form Menu Utama

Sistem pakar Diagnosa penyakit sapi melalui kulit dengan Imag


metode Demsfer shafer e.jpg

Home Masukkan Data penyakit

Daftar Penyakit Nama

Berita Jenis Kelamin Jantan Betina

Konsultasi

Map

Gambar 3.7 Form Menu Utama

Menu utama merupakan form utama pada saat user maupun pakar mengakses

sistem. Pada form menu utama user bisa langsung melakukan konsultasi dengan

sistem dengan mengisi data identitas terlebih dahulu pada form yang disediakan.
2. Form Loncatan Pertanyaan

Daftar Pertanyaan

Benar (Ya) Salah (Tidak)

Daftar

Gambar 3.8 Form Loncatan pertanyaan

3. Form Hasil Diagnosa

Nama
Input Solusi
Jenis Kelamin

Id Penyakit

Penyakit

Hasil Input
Definisi
Fakta YA Solusi
Solusi

Gambar 3.9 Form Hasil Diagnosa


4. Form Login

Sistem Pakar Analisa Troubleshooting Pada Printer


Login

Login Password

Login

Gambar 3.10 Form Login

Pada form ini pakar akan menginput user dan password. Sistem akan

mencocokkan data yang di input dengan data yang berada pada tabel password. Jika

proses login gagal, maka akan ditampilkan pesan kesalahan, dan pakar harus

menginput ulang datanya dengan benar.Jika button login di klik maka sistem akan

melakukan validasi data, jika login berhasil maka akan ditampilkan form menu

update pengetahuan.

5. Form Input Penyakit

Kode Penyakit

Nama Penyakit Input Solusi

Nama Latin

Definisi

Id Penyakit
Solusi

Simpan
Hasil Input
Gambar 3.11. Form Input Penyakit
Solusi
Form input penyakit digunakan oleh pakar untuk menambah data penyakit

akibat gigitan nyamuk dengan cara mengisi form yang ada kemudian menyimpan

data yang telah diisi dengan mengklik button simpan.

6. Form Input Gejala Penyakit

Kode Gejala

Gejala Penyakit

Simpan

Gambar 3.12 Form Input Gejala Penyakit

Anda mungkin juga menyukai