Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

IMPLEMENTASI METODE INFERENSI FORWARD


CHAINING PADA SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS
PENYAKIT PADA CERVUS TIMORENSIS

Disusun Oleh:
LUSIANA NOVI TAE
23119141

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2023
A. Judul Proposal : IMPLEMENTASI METODE INFERENSI
FORWARD CHAINING PADA SISTEM PAKAR UNTUK
MENDIAGNOSIS PENYAKIT PADA CERVUS TIMORENSIS

B. Latar Belakang

Rusa Timor (Cervus timorensis) merupakan jenis satwa liar yang


dibudidaya karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Status Rusa Timor
sampai saat ini merupakan satwa liar yang dilindungi oleh Undang-Undang
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.7 Tahun 1999
tanggal 27 Januari tentang pengawetan jenis tumbahan dan satwa liar. Populasi
rusa mengalami penurunan karena adanya pemburuan liar yang tidak terkendali
dan rusaknya habitat serta untuk menghindari kepunahan dan sekaligus
memanfaatkan rusa secara optimal dan berkelanjutan dilakukan kegiatan
konservasi melalui penangkaran diluar habitat aslinya (konversi ex-situ).
Salah satu tempat penangkaran rusa timor adalah Balai Besar Pelatihan
peternakan Kupang. Satwa yang berada di penangkaran mempunyai dampak
negatif yaitu terjangkitnya satwa dengan peyakit karena Indonesia beriklim
tropis dan memiliki kelembaban yang cukup tinggi, sehingga dapat menunjang
perkembangbiakan infeksi parasit. Faktor kematian yang dialami rusa adalah
penyebaran penyakit menular yang dapat merusak kesehatan rusa yang
berkepanjangan, Hal penting yang perlu diperhatikan dalam upaya konservasi
satwa liar adalah aspek kesehatannya, mengingat begitu banyak faktor yang
dapat mempengaruhi status kesehatan dari rusa Timor itu sendiri. Salah satu
faktor yang perlu diperhatikan yaitu dari faktor lingkungannya. Jika terjadi
ketidaksesuaian lingkungan, kejadian penyakit akan mudah terserang parasit.
Dalam penanganan kasus Rusa Timor di penangkaran sampai saat ini
hanya dilakukan oleh dokter Hewan dengan jangka waktu kunjung sebulan
sekali, dimana untuk menghentikan penyebaran penyakit dibutuhkan
penanganan yang cepat dan signifikan, dengan adanya sistem pakar ini dapat
membantu pegawai penangkaran yang bukan dokter hewan mampu
mendiagnosa penyakit dan memberikan penanganan pada Rusa Timor saat itu
juga, sehingga sistem pakar sangat dibutuhkan untuk mempercepat dalam
menganalisa suatu jenis penyakit tanpa harus berhadapan dengan dokter secara
langsung. Dalam penelitian ini sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit pada
rusa timor dikembangkan menggunakan metode forward chaining berdasarkan
pengetahuan dokter hewan di tempat penangkaran.
Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada
pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah
General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel &
Simon (Turban, 1995). Menurut Anik Andriani (2017:9) Sistem pakar adalah
sebuah sistem yang kinerjanya mengadopsi keahlian yang dimiliki seorang
pakar sehingga dengan sistem tersebut pengguna dapat membuat sebuah
keputusan atau menentukan kebijakan layaknya seorang pakar dalam bidang
tertentu kedalam sistem atau program komputer yang disajikan dengan
tampilan yang dapat digunakan oleh pengguna yang bukan seorang pakar.
Pakar yang dimaksud disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus
yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan orang awam.
Contohnya dokter, mekanik, psikolog, dan lain-lain. Sistem pakar dibidang
kedokteran seperti membantu dokter untuk menganalisa penyakit-penyakit
tertentu dengan mengetahui gejala-gejala pasien untuk mendeteksi penyakit-
penyakit yang sedang dialami oleh pasien. Sistem pakar juga memiliki metode-
metode salah satu adalah Forward chaining.
Metode forward chaining merupakan gabungan aturan kondisi, dimana
dalam metode ini pelacakan atau teknik pencarian dimulai dengan informasi
yang ada kemudian penggabungan rule atau aturan untuk mencapai suatu
kesimpulan atau tujuan. (Suhardjito 2019). Metode ini juga bisa disebut dengan
bottom-up reasoning atau pertimbangan dari bawah ke atas, sebab metode ini
mempertimbangkan dari fakta-fakta level bawah kemudian menuju kesimpulan
pada level atas yang berdasarkan fakta. (Sari, Defit, and Nurcahyo 2020).
Metode forward chaining dikatakan metode inferensi yang melakukan
penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Oleh sebab itu metode forward
chaining mempermudahkan para pakar menyelesaikan suatu masalah di
bidang-bidang tertentu.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas yang menjadi permasalahannya


Faktor kematian yang dialami rusa timor adalah penyebaran penyakit menular
yang dapat merusak kesehatan rusa timor yang berkepanjangan dan
penanganan hanya dilakukan oleh dokter hewan sebuan sekai, sehingga untuk
mempercepat penanganan sistem pakar sangat dibutuhkan untuk mempercepat
dalam menganalisa suatu jenis penyakit yang terdapat pada rusa timor sehingga
dapat dengan mudah diketahui jenis penyakit dan cara mengatasi rusa tanpa
harus berhadapan dengan dokter secara langsung

D. Batasan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah diatas perlu membatasi masalah


yang akan dibahas yaitu:
1. Pembuatan sistem pakar diagnosa penyakit pada rusa timor
meliputi, gejala penyakit yang dialami rusa timor, diagnosa
penyakit dan cara penanganannya.
2. Aplikasi ini berbasis web menggunakan Bahasa pemrograman PHP
dan MYSQL sebagai database-nya
3. Apikasi yang dirancang menggunakan metode forward chaining
E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu membangun dan menerapkan sebuah


sistem pakar diagnosa penyakit pada rusa timor dengan mengambil
pengetahuan dari ahi dokter hewan di Balai Pelatihan dan Peternakan kupang
agar dapat membantu para pengelola mendiagnosa penyakit dan solusi
penangannan secara dini jika hewan Rusa Timor terdeteksi mengalami sakit.
F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian yang dilakukan di


Balai pelatihan dan Peternakan kupang yaitu dapat membantu pegawai Balai
Besar Pelatihan peternakan Kupang rusa dalam mendiagnosa penyakit dan
memberikan penanganan yang tepat.

G. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Aggy Pramana Gusman,


Dian Maulida, Eva Rianti (2019) dengan judul “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit
Kista Ovarium Dengan Metode Forward Chaining”. Sistem pakar yang dibangun
ini dapat membantu user atau pasien dalam mendiagnosa penyakit Kista
Ovarium berdasarkan gejala-gejala yang dipilih oleh user atau pasien saat
konsultasi. Sistem pakar ini penelusurannya menggunakan metode penalaran
Forward Chaining yang bisa digunakan untuk melakukan penelusuran
berdasarkan gejala-gejala sehingga dapat menghasilkan solusi pada penyakit
Kista Ovarium. Dengan memanfaatkan database MySql, sistem pakar yang
dibangun ini mampu menyimpan representasi pengetahuan pakar berdasarkan
penalaran bottom-up (Forward Chaining) serta dapat menyimpan data-data
konsultasi terdahulu yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk konsultasi-
konsultasi berikutnya.
Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Ajeng Savitri
Puspaningrum, Erliyan Redy Susanto, Adi Sucipto (2020) dengan judul
“Penerapan Metode Forward Chaining Untuk Mendiagnosa Tanaman Sawi”.
dalam penelitian ini sistem pakar untuk mendiagnosis sawi dikembangkan
mengguna-kan metode forward chaining berdasarkan pengetahuan seorang pakar
pertanian dengan menggunakan 9 jenis penyakit dan 18 gejala. Akurasi metode
forward chaining untuk diagnosis penyakit pada tanaman sawi adalah sebesar
88,8%. Dari hasil pengujian 88.8% maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi
layak atau siap digunakan. Teknik Forward Chaining diimplementasikan dengan
menyusun rule IF part menuju THEN part Dari jenis penyakit dan gejalanya.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ilin Sukma, Miryam Petrus(2020)
dengan judul “Sistem Pakar Penyakit Kucing Menggunakan Metode Forward
Chaining Berbasis Web” Bahwa sistem yang dibangun sudah sesuai dengan
tujuan awal penelitian yaitu membangun sistem pakar yang membantu
masyarakat untuk melakukan diagnosa awal serta mempermudah dalam
mendapatkan informasi mengenai beberapa penyakit pada Kucing. Sehingga
dapat dikatakan bahwa sistem yang dibangun sudah sesuai dengan tujuan awal
penelitian. Sistem pakar yang dibangun dengan metode Depth First Search dapat
mengidentifikasi 8 jenis penyakit berdasarkan 35 gejala yang diberikan. Dapat
membantu pengguna dalam hal informasi tentang penyakit kucing, serta dapat
mengetahui klinik dan penitipan kucing yang ada.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh eli Nailulwardah, Susilawati, Zaenal
Hakim,Ayu Mira Yunita(2022) dengan judul “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit
Sapi Ternak Menggunakan Metode Forward Chaining Pada cv Kandang Sapi
Global Cijango Berbasis Web” Dibutuhkan suatu sistem pakar untuk
memnbantu pegawai yang ada di CV. Kandang Sapi Global Cijango, sebagai
alat bantu pegawai untuk menentukan penyakit yang di alami sapi. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian lapangan berupa quisioner dan observasi
serta penelitian kepustakaan yang memperoleh data dan informasi dari kajian
pustaka yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Objek utama sistem ini
adalah untuk memberikan kemudahan kepada penggunanya dalam pengajuan
cuti dan lembur sehingga lebih efisien dan efektif. Sistem Pakar Diagnosis
Penyakit Sapi Ternak dirancang dengan menggunakan Flow Of System (FOS),
Contex Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram
(ERD), dan mengunakan Tools Notepad++ sebagai Editor Text bahasa (PHP,
HTML, CSS, dan Java Script) dan Database menggunakan MySQL. hasilnya
berupa menu home, menu diagnosis, menu informasi penyakit sapi, menu galeri,
menu dashboard, menu data master pakar, menu data analisa, menu data laporan
analisa. Dengan implementasi Sistem Pakar Diagnosis penyakit Sapi Ternak ini
diharapkan mampu membantu pegawai mendiagnosis yang ada pada sapi di
perusahaan CV. Kandang Sapi Global Cijango.
Table 1.1 Perbandingan Dengan Peneliti Sebelumnya
No Nama Judul Penelitian Metode Hasil
1. Aggy Pramana “Sistem Pakar Forward Sistem pakar ini
Gusman, Dian Diagnosa Penyakit Chaining penelusurannya
Maulida, Eva Kista Ovarium menggunakan
Rianti (2019) Dengan Metode metode penalaran
Forward Chaining” Forward Chaining
yang bisa digunakan
untuk melakukan
penelusuran
berdasarkan gejala-
gejala sehingga dapat
menghasilkan solusi
pada penyakit Kista
Ovarium. Dengan
memanfaatkan
database MySql,
sistem pakar yang
dibangun ini mampu
menyimpan
representasi
pengetahuan pakar
berdasarkan
penalaran bottom-up
(Forward Chaining)
serta dapat
menyimpan data-data
konsultasi terdahulu
yang dijadikan
sebagai tolak ukur
untuk konsultasi-
konsultasi
berikutnya.
2. Ajeng Savitri Penerapan Metode Forward Sistem ini hanya
Puspaningrum, Forward Chaining Chaining dapat digunakan
Erliyan Redy Untuk untuk mendiagnosa 9
Susanto, Adi Mendiagnosa jenis hama dan
Sucipto (2020) Tanaman Sawi”. penyakit penyakit
tanaman sawi. Untuk
penelitian
selanjutnya dapat
dikembangkan
sistem yang dapat
mendiagnosa lebih
dari 9 jenis hama
dan penyakit serta 18
gejala tanaman sawi.
Hasil dalam
penelitian ini
terdapat kesesuaian
hasil diagnosis
sistem pakar
menggunakan
metode forward
chaining dengan
pakar. Akurasi
metode forward
chaining untuk
diagnosis penyakit
pada tanaman sawi
adalah sebesar
88,8%. Dari hasil
pengujian 88.8%
3. Ilin Sukma, “Sistem Pakar Forward Bahwa sistem
Miryam Penyakit Kucing chaining yang dibangun sudah
Petrus(2020) Menggunakan sesuai dengan
Metode Forward tujuan awal
Chaining Berbasis penelitian yaitu
Web” membangun sistem
pakar yang
membantu
masyarakat untuk
melakukan diagnosa
awal serta
mempermudah
dalam mendapatkan
informasi mengenai
beberapa penyakit
pada Kucing.
Sehingga dapat
dikatakan bahwa
sistem yang
dibangun sudah
sesuai dengan tujuan
awal penelitian.
Sistem pakar yang
dibangun dengan
metode Depth First
Search dapat
mengidentifikasi 8
jenis penyakit
berdasarkan 35
gejala yang
diberikan. Dapat
membantu pengguna
dalam hal informasi
tentang penyakit
kucing, serta dapat
mengetahui klinik
dan penitipan kucing
yang ada.

4. Eli “Sistem Pakar Forward hasilnya berupa


Nailulwardah, Diagnosis Penyakit chaining menu home, menu
Susilawati, Sapi Ternak diagnosis, menu
Zaenal Hakim Menggunakan informasi penyakit
Ayu Mira Metode Forward sapi,
Yunita(2022) Chaining Pada cv menu galeri, menu
Kandang Sapi dashboard, menu
Global Cijango data master pakar,
Berbasis Web” menu data analisa,
menu data laporan
analisa.
Dengan
implementasi Sistem
Pakar Diagnosis
penyakit Sapi Ternak
ini diharapkan
mampu membantu
pegawai
mendiagnosis
penyakit yang ada
pada sapi di
perusahaan CV.
Kandang Sapi Global
Cijango.

Merujuk pada peneitian yang diaakukan oeh Eli Nailulwardah, Susilawati,


Zaenal Hakim Ayu Mira Yunita(2022) “Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Sapi
Ternak Menggunakan Metode Forward Chaining Pada cv Kandang Sapi
Global Cijango Berbasis Web” maka pada penelitian ini akan dibangun sebuah
sistem pakar berbasis web dengan menggunakan forward chaining dan
mengambil studi kasus tanaman hewan Rusa Timor di Balai Besar Pelatihan
dan Peternakan Kupang. Dengan implementasi Sistem Pakar Diagnosis
penyakit Rusa Timor ini diharapkan mampu membantu pegawai mendiagnosis
penyakit yang ada pada Rusa Timor di Balai Besar Peatihan dan peternakan
Kupang.

H. Landasan Teori
1. Rusa Timor
Rusa Timor (Cervus timorensis) merupakan salah satu contoh satwa liar
asli Indonesia yang endemik. Upaya untuk menjaga keberadaan Rusa
Timor adalah dengan melakukan upaya penangkaran eks-situ, yang
dimana dilakukan oleh Balai Besar Pelatihan peternakan Kupang. Menurut
informasi sejak tahun 2015 terdapat 5 ekor rusa timor berkembangbiak
hingga 35 ekor pada tahun 2021, seiring berjalannya waktu kini pada
tahun 2023 jumah rusa mengalami penurunan karena adanya faktor
kematian dan peralihan ke BKSD sehingga jumah rusa sekarang hanya
tersissa 9 ekor dan dipastikan akan berkembangbiak lagi.
2. Penyakit pada Rusa Timor
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam upaya konservasi satwa liar
adalah aspek kesehatannya, mengingat begitu banyak faktor yang dapat
mempengaruhi status kesehatan dari rusa Timor itu sendiri. Salah satu
faktor yang perlu diperhatikan yaitu dari faktor lingkungannya. Jika terjadi
ketidaksesuaian lingkungan, kejadian penyakit akan mudah terserang
parasit. Secara umum, parasit terbagi menjadi dua jenis, yaitu endoparasit
yang merupakan parasit yang masuk ke dalam tubuh host seperti jenis
cacing dan protozoa serta ektoparasit, yang hanya menyerang permukaan
kulit host seperti jenis lalat, tungau,caplak dan nyamuk (Suwandi, 2001).
a. Jenis penyakit pada rusa timor
➢ Infeksi Cacing
Pada umumnya, ternak menunjukkan gejala kurus, bulu kusam
dan berdiri, diare atau bahkan sembelit, nafsu makan ternak
berkurang, telinga sapi tampak terkulai, dan bagian anus ternak
terlihat kotor akibat diare
➢ Pink Eye
Gejala diawali oleh adanya iritasi pada mata yang disebabkan
oleh kibasan ekor. Gejala klinis lainnya yaitu mata berair,
kemerahan pada bagian mata yang putih dan kelopaknya,
bengkak pada kelopak mata dan cenderum menjulingkan mata
untuk menghindari sinar matahari. Selanjutnya selaput bening
mata/kornea menjadi keruh dan pembuluh darah tampak
menyilanginya.
➢ Antraks
Gejala yang dialami rusa yaitu kesulitan bernapas, demam
tinggi, gemetar, berjalan sempoyongan, kondisi lemah, ambruk
dan kematian secara cepat. Kematian mendadak dan adanya
perdarahan di lubang-lubang kumlah (lubang hidung, lubang
anus, pori pori kulit).
➢ Patah Tulang
Gejala yang dialami nyeri hebat di area patah tulang, memar
dan bengkak pada area yang mengalami cedera, tulang mencuat
keluar dari kulit, pada patah tulang terbuka, kesemutan dan
mati rasa di area yang mengalami patah tulang, sulit
menggerakkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang.

3. Sistem pakar
Sistem pakar merupakan bagian dari kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence). Sistem pakar (Expert System) secara umum adalah sistem
yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar
komputer dapat bertindak menyelesaikan masalah seperti yang biasa
dilakukan oleh para ahli. Menurut Rosnelly (2016) “Sistem pakar adalah
sistem komputer yang ditujukan untuk meniru semua aspek (emulates)
kemampuan pengambilan keputusan (decision making) seorang pakar.
Sistem pakar memanfaatkan secara maksimal pengetahuan khusus
selayaknya seorang pakar memecahkan masalah”.
4. Forward chaining
Metode Forward Chaining adalah teknik pencarian yang dimulai
dengan fakta yang diketahui, kemudian mencocokan fakta-fakta tersebut
dengan bagian IF dari rules IF-THEN. Forward chaining bisa dikatakan
sebagai strategi Inferensi yang bermula dari sejumlah fakta yang diketahui.
Forward chaining disebut juga pencarian yang dimluai dari premis-premis
atau informasi masukan (IF) dahulu kemudian menuju konklusi atau
kesimpuan (THEN)
5. Konsep Basis Data
Pusat terkumpulnya semua data yang akan diproses oleh sebuah
program atau aplikasi adalah basis data tanpa basis data maka program
tidak berarti apa-apa. Menurut Fathansyah (2015:2) mendefinisakn “ basis
data adalah himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan
yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali
dengan cepat dan mudah”.
a. MYSQL
Menurut Madcoms (2016:2) mengemukakan bahwa
“MySQL adalah system menejemen database SQL yang bersifat
open source dalam paling popular saat ini. Sistem database
manajemen MySQL mendukung beberapa fitur seperti
multithreded, multi-user dan SQL database manajemen sistem
(DBMS). Database ini dibuat untuk keperluan sistem database
yang cepat, handal, dan mudah digunakan
b. PHP
Menurut Madcoms (2016:2) mengembangkan bahwa “PHP
(Hypertext Preprocessor) adalah bahasa pemograman script server-
side yang di desain
untuk pengembangan web. Disebut bahasa pemograman server-
side karena PHP diproses pada computer server. Hal ini berbeda
dibandingkan dengan bahasa pemograman client-side seperti
JavaScript yang diproses pada web browser (client)”.

I. Metodelogi Penelitian

Metodelogi penelitian yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah


metode waterfall. Metode air terjun atau yang sering disebut metode waterfall
sering dinamakan siklus hidup klasik (classic life cycle), dimana hal ini
menggambarkan pendekatan yang sistematis dan juga berurutan pada
pengembangan perangkat lunak, dimulai dengan spesifikasi kebutuhan
pengguna lalu berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning),
permodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem ke
para pelanggan/pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan pada
perangkat lunak lengkap yang dihasilkan. Tahapan waterfall dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Gambar 1 Tahapan Metode Watterfall

1. Requirements
Tahap ini pengembang sistem diperlukan komunikasi yang bertujuan
untuk memahami perangkat lunak yang diharapkan oleh pengguna dan
batasan perangkat lunak tersebut. Pada tahap ini semua data dikumpulkan
melalui wawancara dan studi Pustaka. Wawancara dilakukan secara
langsung dengan pakar dokter hewan di Balai Besar Pelatihan peternakan
Kupang dan studi Pustaka dilakukan dengan mengambil data dengan
mempeajari teori-teori atau literatur dari buku-buku, referensi-referensi
jurnal yang berhubungan dengan perancangan sistem.
2. Desain
Pada tahap ini, pengembang membuat desain sistem yang dapat membantu
menentukan perangkat keras (hardware) dan sistem persyaratan dan juga
membantu dalam mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.
Perancangan sistem input, merancang rule-rule yang akan digunakan
dalam mendiagnosa penyakit pada Rusa Timor berbasis web dan solusi
berdasarkan data yang ada.
3. Implementation
Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan di program kecil yang
disebut unit, yang terintegrasi dalam tahap selanjutnya. Setiap unit
dikembangkan dan diuji untuk fungsionalitas yang disebut sebagai unit
testing.
4. Verification
Pada ada tahap ini, sistem dilakukan verifikasi dan pengujian apakah
sistem sepenuhnya atau sebagian memenuhi persyaratan sistem, pengujuan
dapat dikategorikan ke dalam unit testing (dilakukan pada modul tertentu
kode), sistem pengujian (untuk melihat bagaimana sistem bereaksi ketika
semua modul yang terintegrasi) dan penerimaan pengujian (dilakukan
dengan atau nama pelanggan untuk melihat apakah semua kebutuhan
pelanggan puas).
5. Mentainance
Ini adalah tahap akhir dari metode waterfall. Perangkat lunak yang sudah
jadi dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk
dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah
sebelumnya.
J. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari sistem pakar ini adalah:
1. Mendiagnosa dan menangani penyakit pada Rusa Timor berdasarkan
gejala-gejala yang di input dan informasi yang ada tanpa perlu adanya
dokter.
2. Diagnosa penyakit harus akurat dan baik
3. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Rusa Timor ini dapat dijadikan sebagai alat
bantu analisis pegawai dalam menganalisis penyakit juga dapat
membandingkan gejala yang terjadi ketika pegawai kesulitan dalam
menemukan solusinya

K. Jadwal Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai