Anda di halaman 1dari 11

Jurnal POROS TEKNIK Volume 10, No.

1, Juni 2018 :38-48 ISSN 2085-5761 (Print)


ISSN 2442-7764 (Online)

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIK KLINIK HEWAN DAN


SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI
MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Gunawan Rudy Cahyono1), Saberan2),


Marlina Hidayati3)
m4sgunana@gmail.com1), saberanpoliban@gmail.com2),
marlinahid2@gmail.com3)

1, 2, 3) Teknik Informatika, Politeknik Negeri Banjarmasin


Abstrak
Sistem Informasi rekam medik merupakan sistem yang bertujuan untuk mengelola
data pasien yang mendaftar untuk berobat hingga pasien tersebut meninggalkan klinik.
Diagnosa penyakit bertujuan untuk mengetahui, mengidentifikasi mengenai suatu jenis
penyakit atau masalah kesehatan yang diderita atau dikeluhkan oleh pasien. Kesalahan
dalam mendiagnosa pasien sangatlah fatal, karena diagnosa juga menentukan tindakan
apa saja yang akan dilakukan kedepannya. Untuk mempermudah suatu klinik untuk
mengelola data pasien, dan untuk mempermudah dokter maupun petani dalam
mendiagnosa penyakit sapi yang terserang penyakit, maka dibuatlah suatu program sistem
informasi yang dapat mengelola data pasien dan mengidentifikasi penyakit sapi. Program
sistem pakar ini meniru cara berpikir seorang ahli spesialis penyakit hewan dalam
melakukan identifikasi suatu penyakit. Program sistem informasi ini dibuat untuk
membantu dalam mengelola data pasien serta mencari kesimpulan tentang penyakit
melalui analisa gejala yang menyerang beserta pencegahan atau solusi yang sesuai untuk
mengatasinya. Pengembangan aplikasi rekam medik ini menggunakan metode sistem
pakar certainty factor dan menggunakan pemrograman PHP dan untuk database-nya
menggunakan MySQL. Sistem informasi ini tentunya sangat membantu peternak
mengenali penyakit sapi yang dideritanya sehingga tersadar untuk merujuknya ke dokter
ahli, bagi seorang pakar (dokter) akan terbantu sebagian tugasnya karena tidak perlu lagi
mengira - ngira penyakit yang diderita pasien sehingga pada nantinya akan terhindar dari
kesalahan diagnosa karena daya ingat.

Kata Kunci : Certainty factor, Diagnosa Penyakit , Sistem Pakar

1. PENDAHULUAN yang lama, proses pencatatan laporan


penyakit belum berorientasi masalah
Penyelenggaraan kesehatan di klinik (Problem Oriented Record / POR).
hewan juga tidak lepas dari peran serta Diagnosa merupakan tindakan untuk
rekam medik untuk menyimpan data pasien. mengetahui, mengidentifikasi mengenai
Rekam medik adalah berkas yang berisikan suatu jenis penyakit atau masalah kesehatan
catatan dan dokumen tentang identitas yang diderita atau dikeluhkan oleh pasien.
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, Seorang pakar hewan adalah dokter spesialis
dan pelayanan lain kepada pasien pada hewan yang akan melakukan identifikasi
sarana pelayanan kesehatan. Catatan permasalahan penyakit hewan. Para dokter
tersebut kemudian diolah dan selanjutnya ahli terus menemukan solusi untuk mengatasi
akan bermanfaat bagi pihak manajemen penyakit hewan dengan penemuan baru dan
untuk mengetahui informasi mengenai data selalu mencoba memberikan pelayanan
yang telah ada[2]. Beberapa permasalahan terbaik terhadap pasien. Seorang pakar
yang sering terjadi adalah pencatatan rekam dapat menentukan hasil identifikasi penyakit
medik masih dilakukan dengan cara yang diderita oleh pasien dan kemungkinan
mencatat pada buku rekam medik, sehingga memberikan penanganan, serta obat yang
sering terjadi human error, proses pencarian tepat kepada pasien.
data pasien memakan waktu

1
ISSN 2085-5761 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 10 No. 1, Juni 2018 : 38-48
ISSN 2442-7764 (Online)

Tidak dipungkiri meskipun seorang dokter jawab atas klinik hewan yang terdapat di
spesialis adalah orang yang ahli dalam Dinas tersebut, wawancara dilakukan untuk
bidangnya tetap memiliki keterbatasan dalam mendapatkan bagaimana gambaran alur
hal ingatan dan stamina kerja, sehingga bisa penerimaan pasien sampai dengan
saja melakukan kesalahan dalam pencatatan rekam medik. Serta berkonsultasi
mendiagnosa pasiennya[4]. Kesalahan dalam dengan Drh.Prastya Idi Hastuti dokter hewan
mendiagnosa pasien dapat menimbulkan dari Dinas Peternakan dan Perkebunan
masalah yang berkelanjutan terhadap Kabupaten Banjar dan Drh.Whidia Nunkrah
tindakan dokter selanjutnya [5]. Dalam hal ini dokter hewan dari Balai Pembibitan Ternak
diperlukan sistem informasi rekam medik Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Pelaihari
klinik hewan, pendataan rekam medik dan untuk mendapatkan gambaran mengenai
dalam proses pencarian data dapat jenis-jenis penyakit pada sapi, gejala-gejala
dipermudah, dengan memakai waktu yang yang menjadi acuan diagnosa, maupun
lebih sedikit. tindakan yang akan di berikan.
Para peternak kadang menemui hewan Sedangkan Metode literatur yaitu studi
ternaknya terlihat tidak sehat, membawa pustaka. Metode studi pustaka merupakan
hewan ternak ke klinik hewan, khususnya teknik pencarian dengan melakukan
hewan bertubuh besar seperti sapi, tentu pencarian data lewat literatureliteratur yang
menyusahkan para peternak, terlebih lagi terkait misalnya buku-buku referensi, artikel
jarak tempat peternakan dengan klinik hewan tentang masalah rekam medik, sistem pakar,
yang jauh. Lambatnya mengetahui jenis penyakit pada sapi dan pemograman PHP,
penyakit serta tidak mengetahui cara java dan MySQLi.
pencegahannya mengakibatkan hewan
terkena penyakit yang dapat membuat hewan 2.2 Data Penelitian
mati. Dari kondisi tersebut, maka diperlukan Bahan yang digunakan dalam penelitian
alternatif sistem pakar penyakit sapi secara ini adalah data-data yang terdiri dari data
online. jenis penyakit pada sapi dan juga data gejala
Dengan adanya sistem pakar diagnosa penyakit pada sapi serta nilai kepastian dari
penyakit sapi, dengan bantuan teknologi gejala tersebut. Lokasi pelaksanaan
komputer diharapakan dokter bisa penelitian bahan laporan penelitian di tempat
mendiagnosa penyakit hewan yang Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan
menyerang sapi secara tepat dan bagi Pakan Ternak Pelaihari.
peternak, penyakit yang menyerang ternak
sapinya dapat diketahui secara dini sehingga 2.3 Perancangan Basis Pengetahuan
memperkecil terjadinya penyakit yang lebih Dalam perancangan basis pengetahuan
berbahaya, dan jika terdapat penyakit yang ini digunakan kaidah produksi sebagai sarana
serius peternak bisa segera menghubungi untuk representasi pengetahuan. Kaidah
dokter hewan. produksi dituliskan dalam bentuk pernyataan
Oleh karena itu, penulis merancang JIKA [premis] MAKA [konklusi]. Pada
Sistem Informasi Rekam Medik Klinik Hewan perancangan basis pengetahuan sistem
dan Sistem Pakar Penyakit Sapi pakar ini premis adalah gejala–gejala yang
Menggunakan Metode Certainty Factor terlihat pada sapi dan konklusi adalah jenis
dimana sistem pakar tersebut bisa diakses penyakit yang diderita. Sehingga bentuk
oleh siapa saja dan sistem informasi rekam pernyataannya adalah JIKA [gejala] MAKA
medik yang diakses oleh petugas klinik [stadium]. Bentuk pernyataannya adalah :
seperti dokter dan admin untuk
memanagemen data klinik. JIKA [gejala1]
DAN [gejala2]
2. METODE PENELITIAN DAN [gejala3]
MAKA [penyakit]
2.1 Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam proses Adapun contoh kaidah sistem pakar
pengumpulan data sebagai bahan penentuan penyakit sapi adalah sebagai
pembuatan sistem adalah Metode berikut :
Wawancara. Teknik wawancara dilakukan
dengan cara berkonsultasi langsung dengan JIKA Kaki pincang ketika berjalan
Hj. Mahdalena, S.Sos.M.Kes di Dinas DAN Suhu tubuh meningkat
Peternakan dan Perkebunan Kabupaten DAN Persendian kaki tampak membesar
Banjar, sebagai ketua bidang peternakan dan MAKA Penyakit Radang Sendi
kesehatan hewan, beliau juga bertanggung

2
Jurnal POROS TEKNIK Volume 10, No. 1, Juni 2018 :38-48 ISSN 2085-5761 (Print)
ISSN 2442-7764 (Online)

Metode penalaran yang digunakan dalam Faktor kepastian menunjukkan ukuran


sistem adalah penalaran pelacakan maju kepastian suatu fakta atau aturan. Notasi
(Forward Chaining) yaitu dimulai dari faktor kepastian :
sekumpulan fakta-fakta tentang suatu gejala
yang diberikan oleh pengguna sebagai CF[h,e] = MB[h,e] – MD[h,e] (1)
masukan sistem, untuk kemudian dilakukan
pelacakan sampai tujuan akhir berupa Dimana CF[h,e] faktor kepastian merupakan
diagnosis kemungkinan jenis gangguan hasil pengurangan dari MB[h,e] ukuran
perkembangan yang diderita dan penjelasan kepercayaan terhadap hipotesis h dengan
tentang penyakit yang diderita serta cara MD[h,e] ukuran ketidakpercayaan terhadap
pengobatannya. evidence h.
Dalam perancangan dan pembuatan sistem
2.4 Certainty Factor pakar penentuan jenis penyakit sapi ini
Dalam kenyataan sehari-hari, para pakar menggunakan konsep meansure of believe /
seringkali berurusan dengan data - data yang MB (nilai keyakinan) dan meansure of
tidak menentu dan tidak pasti. Ketidakpastian disbelieve / MD (nilai ketidakyakinan).
disebabkan oleh dua faktor, yaitu aturan yang Konsep ini diformulasikan dengan rumusan
tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak dasar sebagai berikut:
pasti atas suatu pertanyaan yang diajukan
oleh sistem. MB[h, e1 ^ e2] = (2)
Nilai yang digunakan sebagai level 

0 MD[h, e1^ h, e 2]  1

kepercayaan pada suatu hipotesis yang MB[ h, e1]  MB[ h, e 2] * (1  MB[ h, e1]) lainnya 
memberikan suatu informasi yang tersedia
adalah certainty factor. Berikut adalah aturan
nilai kepercayaan yang diberikan oleh MYCIN MD[h, e1 ^ e2] = (3)
 0 MB[ h, e1^ h, e 2]  1
[6].  
 MD[ h, e1]  MD[ h, e 2] * (1  MD[ h, e1]) lainnya 
Tabel 1. Interpretasi Nilai CF
Kepercayaan CF 2.5 Desain Tabel Pengetahuan dan Gejala
Tidak pasti - 1.0 Tabel pengetahuan melakukan
Hampir tidak pasti - 0.8 penyimpanan terhadap data yang telah
Kemungkinan tidak - 0.6 didapat yaitu informasi gejala dan penyakit
Mungkin tidak - 0.4 yang berisikan data gejala dan data penyakit
Tidak tahu - 0.2 to 0.2 beserta nilai MB dan MD dari gejala yang
Mungkin 0.4 mempengaruhi nilai CF dari penyakit. Tabel
Kemungkinan besar 0.6 informasi gejala dan penyakit berguna untuk
Hampir pasti 0.8 menyatakan relasi antara himpunan gejala
Pasti 1.0 dan himpunan penyakit.

Ada dua tahap model yang sering Tabel 3. Desain Pengetahuan dan Gejala
digunakan untuk menghitung tingkat Penyakit Penyakit
keyakinan (CF) dari sebuah rule yaitu hasil Gejala 1 n
wawancara dan metode perhitungan. MB MD ........ MB MD
Dengan menggali dari hasil wawancara P1
dengan pakar Nilai CF didapat dari P2
interpretasi term dari pakar menjadi nilai MD
atau MB tertentu. Yang di gunakan untuk ...
menghitung nilai CF dari suatu rule dengan Pn
beberapa metode.

Tabel 2. Interpretasi MB dan MD Dalam mengisi nilai MB dan MD suatu


Kepercayaan MB / MD gejala terhadap penyakit perlu diperhatikan,
Tidak tahu / tidak ada 0 - 0.29 meskipun penyakit 1 dan penyakit 2 memiliki
Mungkin 0.3 – 0.49 gejala yang sama, nilai MB dan MD nya bisa
sama dan bisa saja berbeda, tergantung
Kemungkinan besar 0.5 - 0.69
tingkat kepercayaan pakar seberapa yakin
Hampir pasti 0.7 – 0.89
gejala tersebut menyebabkan penyakit 1 atau
Pasti 0.9 - 1.0
penyakit 2.

3
ISSN 2085-5761 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 10 No. 1, Juni 2018 : 38-48
ISSN 2442-7764 (Online)

Tabel 3. Contoh Pengetahuan dan Gejala Perhitungan CF untuk penyakit Jembrana


Penyakit 1 Penyakit 2 1) MB1 = [suhu tubuh meningkat, 0.6] = 0.6
Gejala 2) MD1 = [suhu tubuh meningkat, 0.02] =
MB MD MB MD
0.02
Diare 0.75 0.2 0.85 0.2
3) CF = 0.6 – 0.02 = 0.58
Sulit bernafas 0.7 0.2 0.7 0.25
Perhitungan CF untuk penyakit Leptospirosis
1) MB1 = [kekakuan otot, 0.8] = 0.8
2.5 Perhitungan Uji Manual
2) MD1 = [kekakuan otot, 0.02] = 0.02
Pada perhitungan sistem pakar banyak
3) CF = 0.8 – 0.02 = 0.78
menggunakan Metode Certainly factor yaitu
kepastian berdasarkan tinggkat kepastian
Untuk masing-masing perhitungan di
yang sudah di tentukan oleh para pakar.
bandingkan dengan nilai masing-masing jenis
Dalam mendiagnosa, diperlukan minimal dua
penyakit sehingga bisa dibandingkan mana
buah gejala yang dipilih, tetapi jika hasil CF
penyakit yang terbesar nilai CF nya sehingga
Penyakit 1 dan Penyaki 2 hasilnya sama,
bisa di dapat tingkat kepastiannya.
maka diperlukan lebih dari dua gejala agar
Berdasarkan hasil pengujian diatas, didapat
hasilnya lebih akurat.
bahwa nilai CF tertinggi dimiliki oleh penyakit
Perhitungan manual untuk mendapatkan
Infeksi Kuman Klostridia dengan nilai
nilai certainty factor, yaitu sebagai berikut :
persentase CF = 0.93dengan kondisi derajat
pertama-tama sebagai contoh dipilih gejala
CF = Pasti.
suhu tubuh meningkat, lemah dan kekakuan
otot. Nilai MB dan MD tiap gejala mengacu
2.6 Analisa Kebutuhan
pada tabel aturan..
Sistem yang akan dibuat berupa sistem
informasi rekam medik klinik hewan dan
MB[h,e1 ^ e2]= (4)
sistem pakar diagnosa penyakit pada sapi.
MB[h,e1] + MB[h,e2] * (1-MB[h,e1])
Terdapat form untuk mendata dokter, jadwal
dokter, data obat, data penyakit, data gejala,
MD[h,e1 ^ e2] = (5)
data sistem pakar data pemilik hewan, data
MD[h,e1] + MD[h,e2] * (1-MD[h,e1])
hewan dan data rekam medik.
Didapat nilai tiap penyakit yang
Tabel 4. Analisa Kebutuhan
mempunyai gejala seperti di atas adalah
Jenis
sebagai berikut : Kebutuhan
Kebutuhan
Perhitungan CF untuk penyakit Infeksi 1. Mampu mengelola dan
Kuman Klostridia merekam data pasien
1) MB1 = [suhu tubuh meningkat, 0.6] + dan Dokter.
[lemah, 0.8] * (1-[ suhu tubuh meningkat, 2. Mampu Mengelola data
0.6]) = 0.92 penyakit, data
2) MB2 = [MB1, 0.92] + [kekakuan otot, 0.8] * pemeriksaan, yang
(1-[MB1, 0.92]) = 0.984 diarsipkan dalam bentuk
Kebutuhan
3) MD1 = [suhu tubuh meningkat, 0.02] + laporan
Fungsional
3. Mampu Mendiagnosa
[lemah, 0.02] * (1-[ suhu tubuh meningkat,
secara tepat berdasarkan
0.02]) = 0.0396 keluhan pasien.
4) MD2 = [MD1, 0.0396] + [kekakuan otot, 4. Memiliki User dengan
0.02] * (1-[MD1, 0.00396]) = 0.058808 level berbeda
5) CF = 0.984 – 0.058 = 0.93 5. Mendiagnosa pada rekam
medik secara manual dan
Perhitungan CF untuk penyakit Salmonelosis secara otomatis
1) MB1 = MB1 = [suhu tubuh meningkat, 0.6] 1. Mampu mendukung
+ [lemah, 0.8] * (1-[ suhu tubuh berbagai sistem operasi
Kebutuhan
meningkat, 0.6]) = 0.92 Windows.
Nonfungsional
2) MD1 = [suhu tubuh meningkat, 0.02] + 2. Mampu memantau
laporan di luar Klinik
[lemah, 0.02] * (1-[ suhu tubuh meningkat,
0.02]) = 0.0396
3) CF = 0.92 – 0.0396 = 0.88 2.7 DFD
Dalam sistem ini akan ada 4 user dengan
level yang berbeda, yaitu admin sebagai user
dengan level tertinggi yang bisa mengakses
semua form, level pakar untuk mengakses
data hewan, data rekam medik, data sistem

4
Jurnal POROS TEKNIK Volume 10, No. 1, Juni 2018 :38-48 ISSN 2085-5761 (Print)
ISSN 2442-7764 (Online)

pakar, level non-member yaitu mengakses Tabel 6. t_user


sistem pakar tetapi tidak bisa mengakses No Field Type Lebar
halaman konsultasi dan level member yang 1 Username* Varchar 30
bisa mengakses semua halaman di web 2 Nama_depan Varchar 30
sistem pakar. 3 Nama_belakang Varchar 30
4 Password Varchar 32

Tabel 7. t_knowledge
No Field Type Lebar
1 Id_knowledge * Varchar 3
2 Id_gejala Varchar 3
3 Id_penyakit Varchar 3
4 MB Float
5 MD Float

Tabel 8. t_gejala
No Field Type Lebar
1 Id_gejala * varchar 3
2 Gejala Text
3 Tipe_Gejala Int 1
Gambar 1. DFD level 0

Data flow diagram merupakan gambaran Tabel 9. t_penyakit


proses aliran data yang terjadidalam suatu No Field Type Lebar
sistem. Data flow diagram gambaran dari 1 Id_penyakit * Varchar 3
sistem pakar pendiagnosaan penyakit sapi 2 Nama_penyakit Text
berbasis web adalah sebagai berikut: 3 Informasi_penyakit longtext

Tabel 10. t_bukutamu


No Field Type Lebar
1 No* Int 4
2 Nama Varchar
3 Email Varchar
4 no_tlpn Varchar
5 Alamat Varchar
6 Pesan longtext

Tabel 11. t_temp


No Field Type Lebar
1 Id_gejala Varchar 3
2 Id_penyakit Varchar 3
3 MB Float
4 MD Float

Tabel 12. t_temphasil


Gambar 2. DFD level 1 No Field Type Lebar
1 Id_penyakit varchar 3
2.8 Database 2 CF Float

Tabel 5. t_informasi Tabel 13. t_dokter


No Field Type Lebar No Field Type Lebar
1 Id_dokter * Int 11
1 Id_informasi * Varchar 3 2 Nama_dokter Text
3 Jk Varchar
2 Judul_informasi Text
4 Alamat Varchar
3 Keyword_informasi Varchar 30 5 No_hp Varchar

4 Isi_informasi longtext

5
ISSN 2085-5761 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 10 No. 1, Juni 2018 : 38-48
ISSN 2442-7764 (Online)

Tabel 14. t_jadwal_dok Tabel 19. t_tindakan


No Field Type Lebar No Field Type Lebar
1 Id_jadwal * Int 5 1 Id_tindakan * Int 5
2 Id_dokter Int 11 2 Nm_tindakan varchar 11
3 Waktu Text 3 Ket Text
4 Lap Int 5
Tabel 15. t_obat
No Field Type Lebar Tabel 20. t_rekammedik
1 Id_obat * Int 5 No Field Type Lebar
2 Nama_obat Varchar 1 nomorRm * varchar
3 Jmlh_obat Varchar 2 Id_hewan Varchar
4 Satuan Varchar 3 Id_dokter Varchar
5 Detail Varchar 4 Keluhan Varchar
5 Diagnosa Varchar
Tabel 16. T_registrasi 6 Tindakan Varchar
No Field Type Lebar 7 Id_penyakit Varchar
1 Id_hewan* Int 5 8 Jam Varchar
2 hewan Varchar 9 Tgl Date
3 Jenis Varchar 10 Kodeuser Varchar
4 Nama_pemilik Varchar
5 Tgl_lahir Date Tabel 21. t_user
6 alamat Varchar No Field Type Lebar
1 username * varchar
Tabel 15. t_pasien 2 Nama_depan varchar
No Field Type Lebar 3 Nama_belakang varchar
1 Kd_pemilik* Int 10 4 Password Varchar
2 Id_hewan Int 5
3 Foto_pasien Text Tabel 22. t_user_man
4 Tgl_daftar Date No Field Type Lebar
1 Id_user* Int 5
Tabel 16. t_penyakit 2 Last_name Varchar
No Field Type Lebar 3 First_name Varchar
1 Id_penyakit * Int 5 4 Jk Varchar
2 Nama_penyakit varchar 5 Alamat Varchar
6 No_hp Varchar
Tabel 17. t_racik_obat 7 Tgl_lahir Date
No Field Type Lebar 8 Username varchar
1 Kode_resep * varchar 9 Password varchar
2 Nama_obat Text 10 Photo varchar
3 Racik Text 11 Akses Int 3
4 Aturan pakai Text
5 Pengambil_obat varchar 2.9 Flowchart
6 Petugas_apotek varchar Dalam halaman rekam medik, dokter akan
7 Id_dokter varchar mengisi gejala, pada saat mengisi gejala
8 Tgl_racik Date akan terdapat dua pilihan, yaitu mengisi
gejala secara manual atau secara otomatis
Tabel 18. t_tmp_obat dengan sistem pakar.
No Field Type Lebar
1 Id_temp * Int
2 NomorRm varchar
3 Id_obat Varchar
4 Ambil Varchar
5 Jam_ambil Varchar
6 Tgl_ambil Date
7 Kduser Varchar

6
Jurnal POROS TEKNIK Volume 10, No. 1, Juni 2018 :38-48 ISSN 2085-5761 (Print)
ISSN 2442-7764 (Online)

Pada halaman ini terdapat kamus data


yang menjelaskan mengenai sapi yang
berhubungan dengan sistem pakar. Pada
glosari ini berisi pengertian-pengertian
mengenai penyakit sapi.

Gambar 5. Tampilan Gloassry

Halaman ini berfungsi untuk melakukan


proses konsultasi. Untuk pengunjung yang
belum melakukan proses registrasi atau login
ke dalam sistem, maka akan ditampilkan
pesan yang menyatakan pengunjung harus
melakukan proses registrasi atau login
terlebih dahulu. Apabila pengunjung telah
melakukan login ke dalam sistem, maka akan
ditampilkan pilihan-pilihan gejala yang
mungkin dialami oleh sapi pengunjung.

Gambar 3. Flowchart

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Implementasi


Halaman ini merupakan halaman utama
yang ditujukan bagi pengunjung yang belum
terdaftar dalam sistem. Pada halaman ini
terdapat beberapa menu pada bagian atas
yaitu beranda, konsultasi, glosari, info sapi,
tentang saya dan buku tamu. Pada bagian
menu akan berubah ketika ada pengguna
yang masuk ke dalam sistem untuk
melakukan konsultasi.

Gambar 5. Tampilan Konsultasi

Pilihan tersebut berupa kotak yang harus


diberi tanda centang jika gejala tersebut
dialami oleh sapi pengguna. Jika telah yakin
bahwa gejala yang dipilih adalah benar gejala
yang dirasakan oleh sapi tersebut, maka
pengunjung dapat menekan tombol proses
diagnosa yang terdapat pada bagian bawah
pilihan gejala untuk melihat hasil dari proses
konsultasi tersebut.

Gambar 4. Tampilan Utama

7
ISSN 2085-5761 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 10 No. 1, Juni 2018 : 38-48
ISSN 2442-7764 (Online)

Halaman ini merupakan halaman hasil


konsultasi atau hasil diagnosa dari proses
pemilihan gejala sebelumnya. Pada halaman
ini ditampilkan perbandingan nilai CF dari
masing-masing stadium. Kemudian ditarik
kesimpulan berdasarkan nilai CF yang paling
tinggi. Pada bagian bawah terdapat
penjelasan penyakit dan solusi untuk
menangani penyakit. Gambar 8. Halaman Proses Rekam Medik

Form ini berfungsi untuk mencatat keluhan


pasien dan memilih dokter yang menangani.

Gambar 9. Input Keluhan

Setelah disimpan maka yang diinputkan


pada form keluhan akan tampil pada tabel
data rekam medik.

Gambar 6. Hasil Konsultasi

Halaman ini merupakan halaman utama


yang ditujukan bagi dokter atau pakar. Pada Gambar 10. Hasil Input Keluhan
halaman ini terdapat beberapa menu pada
bagian atas yaitu home, rekam medik, data Form input diagnosa berfungsi untuk
knowledge, gejala, penyakit dan sistem mencatat diagnosa penyakit dan tempat
pakar. memasukkan tindakan dokter.

Gambar 7. Halaman Utama Pakar

Halaman rekam medik awalnya hanya ada


Gambar 11. Form Input Diagnosa
halaman kosong dengan form pencarian,
saat user mencari id hewan tampilannya
Setelah disimpan maka yang diinputkan
akan berubah menampilkan informasi hewan
pada form diagnosa akan tampil pada tabel
yang dicari id hewannya
data rekam medik.

8
Jurnal POROS TEKNIK Volume 10, No. 1, Juni 2018 :38-48 ISSN 2085-5761 (Print)
ISSN 2442-7764 (Online)

Gambar 12. Hasil Input Diagnosa


Gambar 15. Halaman Gejala
Knowledge atau basis pengetahuan
merupakan bagian yang sangat penting Untuk menambah gejala, pakar hanya perlu
dalam pembangunan sistem pakar. Dimana memasukkan gejala pada isian yang tersedia.
basis pengetahuan ini merupakan tempat Kemudian menekan tombol simpan untuk
disimpannya data-data yang dibutuhkan oleh melakukan penyimpanan.
sistem inferensi untuk melakukan proses
analisa penyakit. Pada halaman data
knowledge ini berfungsi untuk menambah,
merubah, atau menghapus data pengetahuan
sistem pakar.

Gambar 16. Form Input Gejala

Gambar 13. Halaman Data Knowledge 3.2 Hasil Pengujian


Untuk proses pengujian akan dipilih 3
Untuk menambah data knowledge, pakar gejala yang ada berdasarkan hasil
perlu memilih gejala dan penyakit, kemudian perhitungan manual pada bab sebelumnya
mengisi nilai MD dan nilai MB pada isian yaitu: suhu tubuh meningkat, lemah dan
yang tersedia. Kemudian menekan tombol kekakuan otot. Maka dilakukan penandaan
simpan untuk melakukan penyimpanan. atas 3 gejala tersebut pada menu pilih gejala.

Gambar 14. Form Data Knowledge Gambar 17. Pemilihan Gejala

Data gejala ini sangat diperlukan dalam Setelah dilakukan pemilihan gejala, maka
proses pembuatan basis pengetahuan, tekan tombol proses diagnosa. Maka akan
karena data gejala ini ditampilkan juga dalam muncul halaman hasil yang menunjukkan
halaman konsultasi. Halaman ini merupakan hipotesa atau hasil diagnosa tingkat stadium
halaman yang berfungsi untuk menambah, yang diderita.
menghapus, merubah dan melihat gejala apa
saja yang ada didalam sistem pakar.

9
ISSN 2085-5761 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 10 No. 1, Juni 2018 : 38-48
ISSN 2442-7764 (Online)

4. KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat dari


penelitian ini adalah Hasil perbandingan
antara diagnosa dengan menggunakan
sistem pakar dan perhitungan manual sistem
menunjukkan sistem sudah mampu
mendeteksi suatu penyakit berdasarkan
gejala yang di inputkan. Gejala fisik masukan
dari user akan diolah dalam proses diagnosa
menjadi hipotesa tingkat kepastian penyakit
yang diderita menggunakan nilai certainty
factor. Nilai persentase certainty factor
Gambar 18. Hasil Pengujian menunjukkan tingkat kepastian dari jenis
penyakit tersebut. Pakar melakukan proses
Maka nilai CF tertinggi adalah Infeksi masukan berupa data – data mengenai
Kuman Klostridia dengan nilai CF = 0.93 gejala dan jenis penyakit sebagai basis
dengan kondisi derajat CF = pasti. Dari hasil pengetahuan. User atau pengguna
pengujian tersebut didapat sistem sudah melakukan konsultasi melalui sejumlah
mampu mendeteksi tingkat penyakit dengan
pertanyaan yang digambarkan melalui
baik dan hasilnya sama melalui perhitungan
sejumlah gejala yang dialami sapi.
manual.
Perhitungan CF untuk penyakit Infeksi Berdasarkan pengujian yang dilakukan
Kuman Klostridia. aplikasi rekam medik yang di bangun sudah
1) MB1 = [suhu tubuh meningkat, 0.6] + mengikuti sistem rekam medik yang sudah
[lemah, 0.8] * (1-[ suhu tubuh meningkat, ada.
0.6]) = 0.92
2) MB2 = [MB1, 0.92] + [kekakuan otot, 0.8] * 5. DAFTAR PUSTAKA
(1-[MB1, 0.92]) = 0.984
3) MD1 = [suhu tubuh meningkat, 0.02] + [1] Anggara, Dimas. 2015. Rancang
[lemah, 0.02] * (1-[ suhu tubuh meningkat, Bangun Sistem Informasi Rekam
0.02]) = 0.0396 Medik Rawat Jalan Di Rumah Sakit
4) MD2 = [MD1, 0.0396] + [kekakuan otot, Umum Mitra Mulia Husada Bandar
0.02] * (1-[MD1, 0.00396]) = 0.058808 Jaya Kabupaten Lampung Tengah
5) CF = 0.984 – 0.058 = 0.93 .Tugas Akhir. Fakultas Teknik
Universitas Lampung : Bandar
Perhitungan CF untuk penyakit Lampung.
Salmonelosis [2] Departmen Kesehatan RI. 2008.
1) MB1 = MB1 = [suhu tubuh meningkat, 0.6] Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
+ [lemah, 0.8] * (1-[ suhu tubuh 269/MenKes/Per/III/2008. - Tentang
meningkat, 0.6]) = 0.92 Rekam Medik. Jakarta : Departmen
2) MD1 = [suhu tubuh meningkat, 0.02] + Kesehatan RI.
[lemah, 0.02] * (1-[ suhu tubuh meningkat, [3] Departmen Kesehatan RI. 2006.
0.02]) = 0.0396 Pedoman Penyelenggaraan Rekam
3) CF = 0.92 – 0.0396 = 0.88 Medik Rumah Sakit di Indonesia –
Perhitungan CF untuk penyakit Jembrana Revisi 2 tahun 1996. Jakarta :
1) MB1 = [suhu tubuh meningkat, 0.6] = 0.6 Departmen Kesehatan RI.
2) MD1 = [suhu tubuh meningkat, 0.02] = [4] Elhasya. 2017. Kelebihan dan
0.02 Kekurangan Menjadi Dokter. [online].
3) CF = 0.6 – 0.02 = 0.58 Available at :
http://www.situsmedis.com/2017/05/kel
Perhitungan CF untuk penyakit e ihan-dan-kekurangan-menjadi-
Leptospirosis dokter.html [Accessed 16 February
1) MB1 = [kekakuan otot, 0.8] = 0.8 2018].
2) MD1 = [kekakuan otot, 0.02] = 0.02 [5] Judarwanto, Widodo. 2015. 10
3) CF = 0.8 – 0.02 = 0.79 Kesalahan Diagnosa Yang Sering
Terjadi. [online]. Available at:
https://www.Kompasiana.com/kesalaha

10
Jurnal POROS TEKNIK Volume 10, No. 1, Juni 2018 :38-48 ISSN 2085-5761 (Print)
ISSN 2442-7764 (Online)

ndiagnosa-paling-sering-terjadi.html
[Accessed 16 February 2018].
[6] Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Andi Peoject.
[7] Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial
Intelligence. Yogyakarta : Graha Ilmu.
[8] Lestari. 2012. Definisi Sistem Pakar.
Arsip Fakultas Teknik Informatika
Universitas Muhammadiyah Sukabumi:
Sukabumi.
[9] Pertiwi, Devina Citra dan Eri
Normayanti. 2014. Perancangan
Sistem Pakar Penyakit Zoonosis Pada
Sapi Menggunakan Metode Certainly
Factor Berbasis Web. Tugas Akhir.
Program Studi Teknik Informatika
Politeknik Negeri Banjarmasin :
Banjarmasin.
[10] Sibagariang, Swono. 2015. Sistem
Pakar Diagnosa Penyakit Sapi Dengan
Metode Certainy Factor Berbasis
Android. Skripsi. Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara : Padang
Bulan Medan.
[11] Subronto dan Ida Tjahajati. 2007. Ilmu
Penyakit Ternak (Mamalia).
Yogyakarta : UGM Gadjah Mada
University Press.
[12] Turban, Efraim. 1995. Decicion
Support System and Expert System.
United States of America : Prentice
Hall International Inc.
[13] Yulita, Evie Rizkie dan Sylka Fahrina.
2012. Perancangan Sistem Pakar
Penyakit Tanaman Padi Menggunakan
Metode Certainly Factor Berbasis Web.
Tugas Akhir. Program Studi Teknik
Informatika Politeknik Negeri
Banjarmasin : Banjarmasin.

11

Anda mungkin juga menyukai