Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Edutic/Vol.7, No.

1, November 2020 p-ISSN 2407-4489


e-ISSN 2528-7303

SISTEM PAKAR UNTUK PERLINDUNGAN TANAMAN PADI


MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Joko Kuswanto 1
1
Program Studi Informatika, Fakultas Teknik dan Komputer, Universitas Baturaja
Jl. Ki Ratu Penghulu No. 02301 Karang Sari Telepon (0735) 326122 Fax. 321822
Baturaja – 32113 OKU Sumatera Selatan
jokokuswanto@unbara.ac.id

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi sistem pakar untuk perlindungan tanaman
padi menggunakan metode forward chaining. Sistem pakar ini dapat digunakan dan
membantu ahli pertanian, petani maupun orang awam untuk proses diagnosa hama dan
penyakit pada tanaman padi dengan cara memasukkan gejala-gejala kerusakan yang terjadi
pada tanaman padi serta mampu memberikan informasi pengetahuan tentang hama dan
penyakit tersebut sehingga didapatkan solusi berupa pengendalian dari hama dan penyakit.
Sistem ini dikembangkan untuk menyimpan pengetahuan keahlian seorang pakar tanaman
padi, sehingga nantinya sistem yang dikembangkan ini dapat dijadikan asisten pandai untuk
membantu memecahkan permasalahan pada tanaman padi. Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan, menunjukan bahwa sistem pakar sudah layak digunakan untuk mendiagnosis hama
dan penyakit pada tanaman padi.

Kata-kata kunci: sistem pakar, padi, forward chaining

Abstract
The purpose of this research is making an application expert system for the protection of rice
plants using a method of forward chaining. Expert system can be used and help agricultural,
farmers and a layman to the process of the diagnosis pest and disease in rice plants by
entering the symptom that occurs in rice plants and able to provide information knowledge of
the pest and disease or controlled by solution of pest and disease. This system developed for
storing knowledge skill of a experts the rice crop, so that the system which developed as an
assistant smart enough to help solve the problem in the rice crop. From the tests has done,
suggests that expert system was already feasible used to diagnose pest and disease in rice.

Keywords: expert system, rice, forward chaining

31
Jurnal Ilmiah Edutic/Vol.7, No.1, November 2020 p-ISSN 2407-448
e-ISSN2528-7303

PENDAHULUAN suatu sistem yang dapat dijadikan


Kebutuhan setiap manusia akan sebagai alat untuk mempermudah
sadang, pangan, dan papan semakin petani mendapatkan informasi dan
hari semakin meningkat. Terutama melakukan konsultasi mengenai
kebutuhan pangan yang merupakan perlindungan tanaman padi dari hama
titik awal proses perkembangan dan penyakit. Sebuah sistem yang
manusia. Berbagai macam makanan dapat mengidentifikasi penyakit
dikonsumsi oleh manusia, baik tanaman padi dengan
makanan pokok maupun pelengkap mensubstitusikan kemampuan
yang semuanya sangat dibutuhkan seorang pakar ke dalam program
sebagai sumber energi untuk komputer sehingga bisa juga disebut
menjalankan berbagai aktifitas. Salah sebagai sistem pakar (Irsan, 2015).
satu makanan pokok bagi sebagian Dengan adanya sistem pakar, pihak
besar masyarakat Indonesia adalah yang bukan pakar dapat
nasi. Melihat begitu pentingnya nasi menyelesaikan masalah yang biasa
sebagai makanan pokok, maka padi diselesaikan oleh pakar.
yang merupakan bahan dasarnya pun Sistem pakar telah banyak
perlu diperhatikan, baik dari jenis, diterapkan dalam beberapa masalah,
kualitas dan jumlahnya. seperti untuk mendiagnosa penyakit
Untuk mendapatkan hasil padi ginjal pada manusia (Azhar, 2014),
yang sesuai dengan kebutuhan diagnosa hama anggek (Yuwono,
konsumen, maka diperlukan adanya 2017), Diagnosa Pulmonary TB
pengolahan lahan pertanian, (Novianti, 2018), Tanaman Melon
pemupukan maupun perlindungan. (Pramudeka, 2018).
Perlindungan itu sendiri yaitu Sistem pakar menggunakan
melindungi tanaman dari serangan metode inferensi forward chaining
hama dan penyakit, serta melakukan diterapkan pada pemilihan tipe
pemberantasan terhadap hama dan perumahan (Maliki, 2018) kerusakan
penyakit tersebut. Dalam hal ini, komputer (Kuswanto, 2020).
sangat diperlukan informasi atau Penelitian ini bertujuan menerapkan
pengetahuan dari seorang ahli metode inferensi forward chaining
pertanian khususnya tanaman padi. untuk perlindungan tanaman padi.
Namun secara kondisi yang ada
sekarang ini, ketersediaan dan METODE PENELITIAN
keberadaan ahli pertanian tidak selalu Metode yang dilakukan dalam
ada sehingga menjadi penghambat penelitian ini adalah metode
saat ada petani yang ingin bertanya inferensi. Inferensi merupakan otak
tentang permasalahan pertanian dari sistem pakar, berupa perangkat
khususnya padi. lunak yang melakukan tugas inferensi
Berdasarkan hal tersebut penalaran sistem pakar, biasa
menunjukkan bahwa perlu adanya dikatakan sebagai mesin pemikir

32
Jurnal Ilmiah Edutic/Vol.7, No.1, November 2020 p-ISSN 2407-448
e-ISSN2528-7303

(thinking machine) (Andreanus,


2017). Pada dasarnya inferensilah
yang mencari solusi dari suatu
permasalahan. Ada 2 cara yang dapat
dikerjakan dalam melakukan
Gambar 2. Alur proses kerja Metode
inferensi, yaitu: forward chaining
Forward Chaining
merupakan grup dari multiple
inferensi yang melakukan pencarian
Proses forward chaining
dari suatu masalah kepada solusinya,
dimulai dengan memberikan list
backward chaining menggunakan
indikasi atau keadaan yang sedang
pendekatan goal-driven, dimulai dari
dialami pada saat melakukan
ekspektasi apa yang diinginkan
konsultasi lalu diolah melalui proses
terjadi (hipotesis), kemudian mencari
penentuan solusi sehingga dapat
bukti yang mendukung (atau
diperoleh solusi yaitu cara
kontradiktif) dari ekspektasi tersebut
pengendalian perusak (hama dan
(Honggowibowo 2009).
penyakit) dari jenis perusak dan
Gambar 1 menunjukkan
gejala kerusakan yang telah dipilih.
bagaimana cara kerja metode
Untuk melihat bagaimana langkah
inferensi runut maju (Sapri, 2014).
konsultasi dapat di lihat melalui
Gambar 3.

Gambar 1. Runut Maju

Metode inferensi runut maju


cocok digunakan untuk menangani
masalah pengendalian (controlling)
dan peramalan (prognosis). Berikut
contoh inferensi dengan
menggunakan inferensi runut maju
(Yahya, 2011):
JIKA penderita terkena
penyakit epilepsi idiopatik dengan CF
antara 0,4 s/d 0,6
MAKA berikan obat
carbamazepine
Gambar 3. Flowchart Konsultasi
Gambar 2 menunjukkan
bagaimana alur proses kerja metode Data yang digunakan untuk
inferensi forward chaining. pembuatan sistem berdasarkan

33
Jurnal Ilmiah Edutic/Vol.7, No.1, November 2020 p-ISSN 2407-448
e-ISSN2528-7303

informasi dari ahli atau expert baik Kode Nama Gejala


dari jenis hama dan penyakit, gejala G011 Banyak binatang kecil di
dan pengendaliannya. Data yang tempat lembab, gelap dan
diperoleh dari ahli dikelompokkan teduh
dan diberi kode sehingga G012 Banyak malai dan bulir padi
mempermudah proses diagnosa saat yang hampa.
melakukan konsultasi. Adapun data- G013 Tanaman kerdil
data tersebut dapat dilihat pada Tabel G014 Tanaman padi terserang
1 pada fase masak susu
G015 Terdapat bekas tusukan dan
Tabel 1. Data gejala dari hama dan
pecah
penyakit
G016 Daun menggulung rapat
Kode Nama Gejala
seperti daun bawang
G001 Padi mengalami kerusakan
G017 Daun memucat, menguning,
sejak dari pesemaian hingga
akhirnya kering
dalam penyimpanan
G018 Daun terpotong seperti
G002 Tanaman yang terserang
digunting
banyak bekas potongan dan
G019 Tanaman padi yang diserang
terdapat bekas gigitan
kebanyakan berasal dari
G003 Kerusakan tanaman banyak
bibit-bibit lemah
kelihatan pada pagi hari
G020 Tanaman terpotong pada
G004 Daun dan batang hilang dari
pangkal batang
pertanaman
G021 Rusaknya akar muda dan
G005 Banyak potongan daun dan
bagian pangkal tanaman
batang terlihat mengambang
yang berada di bawah tanah
G006 Padi banyak terserang saat
G022 Tanaman padi muda yang
fase matang susu sampai
diserang mati sehingga
pemasakan biji (sebelum
terlihat adanya spot-spot
panen)
kosong di sawah
G007 Banyak biji hampa dan
G023 Warna daun menjadi
hilang
kemerahan, atau daun-daun
G008 Banyaknya kupu-kupu kecil
luar menguning, akhirnya
berwarna putih pada sore
menjadi kering
dan malam hari
G024 Pertumbuhan panjang
G009 Banyak daun padi muda
terhenti, sehingga daun-daun
menguning dan mati
teratur seperti kipas
G010 Padi yang sedang bunting
G025 Bunga tetap tersimpan di
buliran padinya keluar,
dalam upih-upih daun
berguguran, gabah-gabah
G026 Ujung daun berwarna
kosong dan berwarna keabu-
kuning, hijau jingga atau
abuan
kuning cokelat
34
Jurnal Ilmiah Edutic/Vol.7, No.1, November 2020 p-ISSN 2407-448
e-ISSN2528-7303

Kode Nama Gejala Kode Nama Hama dan Penyakit


G027 Pada daun yang masih muda J006 Wereng
terdapat bintik-bintik cokelat J007 Walang Sangit (Leptocorixa
G028 Pada daun terdapat bercak Acuta)
klorotis J008 Ganjur (Pachydiplosis
G029 Daunnya berbintik-bintik Eryzae)
kecil berwarna cokelat hitam J009 Hama Putih (Nymphula
G030 Tanaman yang terserang Depunctalis)
justru malah banyak J010 Orong-Orong
anakanya J011 Penyakit Mentek
G031 Daunnya sempit dan lancip J012 Penyakit Tugro
G032 Daun memutih kemudian J013 Penyakit Grassy Stunt
menguning J014 Penyakit Kerdil Kuning
G033 Pada satu rumpun terdapat (Yellow Dwarf)
banyak anakan J015 Penyakit Kresek
G034 Pada pucuk daun bagian
atas, terdapat bercak-bercak Setelah pemberikan kode pada
kuning dan bercak-bercak data gejala dan perusak selanjutnya
tersebut sejajar dengan adalah membuat rule, dimana rule
tulang daun yang dibuat akan diterapkan pada
G035 Pada serangan yang berat, sistem saat konsultasi sesuai dengan
penyakitnya merusak titik metode runut maju (forward chaning)
tumbuh, dan menyebabkan seperti pada Tabel 3.
matinya tanaman itu
Tabel 3. Rule hama dan penyakit
Setelah pemberikan kode pada Kode Rule
data gejala, selanjutnya adalah R1 IF G001 AND G002 AND
pemberian kode pada perusak yang G003 THEN J001
dalam hal ini adalah data tentang R2 IF G004 AND G005 THEN
hama dan penyakit. Adapun J002
pengkodean dari hama dan penyakit R3 IF G006 AND G007 THEN
tersebut ditunjukkan pada Tabel 2. J003
R4 IF G008 AND G009 AND
Tabel 2. Data hama dan penyakit G010 THEN J004
Kode Nama Hama dan Penyakit R5 IF G002 THEN J005
J001 Tikus R6 IF G011 AND G012 AND
J002 Keong Mas G013 THEN J006
J003 Burung R7 IF G014 AND G012 AND
J004 Sundep (Scirpophaga G015 THEN J007
Innotata) R8 IF G016 AND G017 THEN
J005 Ulat J008
35
Jurnal Ilmiah Edutic/Vol.7, No.1, November 2020 p-ISSN 2407-448
e-ISSN2528-7303

Kode Rule perlindungan tanaman padi dari hama


R9 IF G018 AND G019 THEN dan padi adalah sebagai berikut:
J009
R10 IF G020 AND G021 AND
G022 THEN J010
R11 IF G013 AND G023 AND
G024 AND G025 THEN
J011
R12 IF G013 AND G026 AND
G027 THEN J012
R13 IF G028 AND G029 AND
G030 AND G013 AND
G031 THEN J013
R14 IF G032 AND G033 AND
G013 THEN J014 Gambar 4. Tampilan Daftar Gejala
R15 IF G034 AND G035 THEN
J015 Gambar 5 akan menampilkan
jenis perusak dan besarnya presentase
HASIL PENELITIAN DAN sesuai dengan gejala-gejala yang
PEMBAHASAN telah dipilih pada tampilan gejala
yang ditunjukkan Gambar 4.
Tahap berikutnya implementasi
sistem berupa konsultasi. Untuk
melakukan konsultasi, tahap pertama
yang dilakukan oleh sistem adalah
menampilkan semua daftar gejala
yang digunakan sebagi acuan dalam
data basis aturan. Setelah memilih
gejala, mesin akan melanjutkan ke
proses diagnosa untuk menentukan
jenis hama dan penyakit, mesin
inferensi menggunakan metode
penelusuran maju. Data-data gejala
yang dipilih pengguna, dijadikan
acuan untuk menentukan
kemungkinan indikasi hama dan Gambar 5. Tampilan Hasil
penyakit. Proses selanjutnya akan Konsultasi
melakukan penelusuran terhadap
saran tentang bagaimana melakukan Bersarnya presentase
pengendalian terhadap hama dan didapatkan berdasarkan banyaknya
penyakit. Tampilan sistem pakar jumlah gejala-gejala yang telah
dimasukkan pada basis aturan yaitu
36
Jurnal Ilmiah Edutic/Vol.7, No.1, November 2020 p-ISSN 2407-448
e-ISSN2528-7303

pada aturan-gejala. Adapun Tabel 4. Gejala Kerusakan


perhitungan besarnya presentase No Kode Gejala
perusakn adalah sebagai berikut: 1 G002 Tanaman yang
terserang banyak
BP = m/n x 100% bekas potongan dan
terdapat bekas gigitan
Ket: 2 G003 Kerusakan tanaman
BP = Besarnya Presentase banyak kelihatan pada
m = Jumlah gejala yang dipilih pagi hari
saat melakukan konsultasi 3 G004 Daun dan batang
n = Jumlah gejala pada basis hilang dari
aturan pertanaman

Contoh perhitungan secara manual: Tabel 5. Perbandingan hasil


Gejala yang dipilih: konsultasi
1. G001 - Padi mengalami kerusakan Sistem Pakar Pakar
sejak dari pesemaian hingga Ulat 100% Ulat
dalam penyimpanan
2. G008 - Banyaknya kupu-kupu
kecil berwarna putih pada sore dan KESIMPULAN DAN SARAN
malam hari Sistem pakar untuk
3. G012 - Banyak malai dan bulir perlindungan tanaman padi ini di
padi yang hampa. kembangkan menggunakan metode
4. G013 - Tanaman kerdil forward chaining. Sistem pakar ini
dapat digunakan dan membantu
Gejala yang ada dalam basis aturan: proses diagnosa hama dan penyakit
berjumlah 3 gejala pada tanaman padi dengan cara
1. G011 - Banyak binatang kecil di memasukkan gejala-gejala kerusakan
tempat lembab, gelap dan teduh yang terjadi pada tanaman padi serta
2. G012 - Banyak malai dan bulir mampu memberikan informasi
padi yang hampa. pengetahuan tentang hama dan
3. G013 - Tanaman kerdil penyakit tersebut. Sistem ini
dikembangkan untuk menyimpan
Perhitungan: pengetahuan keahlian seorang pakar
J006 (Wereng) = 2/3 x 100 % tanaman padi, sehingga nantinya
= 67 % sistem yang dikembangkan ini dapat
dijadikan asisten pandai untuk
Perbandingan hasil pengujian dengan membantu memecahkan
sistem pakar dan diagnosis pakar permasalahan pada tanaman padi.
adalah pada Tabel 4 dan Tabel 5
berikut ini:

37
Jurnal Ilmiah Edutic/Vol.7, No.1, November 2020 p-ISSN 2407-448
e-ISSN2528-7303

DAFTAR PUSTAKA Komputer”, Jurnal INTECH


Anton Setiawan Honggowibowo, Vol. 1, No. 1, 2020: 17-23.
“Sistem Pakar Diagnosa
Penyakit Tanaman Padi Berbasis M. Irsan, Vidiyono Novian Pratama,
Web Dengan Forward dan Muhammad Fakih, “Sistem
Backward Chaining,” Jurnal Pakar Identifikasi Penyakit
Telkomnika Vol. 7 No. 3, Tanaman Padi Di Balai
Desember 2009: 187-194. Penyuluhan Pertanian Sepatan
Tangerang” Konferensi Nasional
Dito Rizki Pramudeka, Nurul Sistem & Informatika, STMIK
Hidayat, Randy Cahya STIKOM Bali, 9-10 Oktober
Wihandika, “Diagnosis Penyakit 2015.
Tanaman Melon Menggunakan
Promethee,” Jurnal Nita Novianti, Denny Pribadi, Rizal
Pengembangan Teknologi Amegia Saputra, “Sistem Pakar
Informasi dan Ilmu Komputer Diagnosa Pulmonary TB
Vol. 2, No. 12, Desember 2018: Menggunakan Metode Fuzzy
7386-7393. Logic,” Jurnal Informatika Vol.
5 No. 2, September 2018, pp
Doddy Teguh Yuwono, Abdul Fadlil, 228-236.
Sunardi, “Penerapan Metode
Forward Chaining Dan Certainty Ona Maliki, Fandi Dangkua, “ Sistem
Factor Pada Sistem Pakar Pakar Tipe Perumahan
Diagnosa Hama Anggrek Menggunakan Metode Forward
Coelogyne Pandurata,” Chaining,” Jurnal Informatika
Kumpulan jurnaL Ilmu UPGRIS Vol. 4, No. 2, 2018:
Komputer (KLIK) Volume 04, 150-157.
No.02 September 2017: 136-
145. Samsilul Azhar, Herlina Latipa Sari,
Leni Natalia Zulita, “Sistem
Jonhar Lucky Adrianus Matheus, Pakar Penyakit Ginjal Pada
“Aplikasi Sistem Pakar Manusia Menggunakan Metode
Identifikasi Penyakit Tanaman Forward Chaining,” Jurnal
Padi Dengan Metode Forward Media Infotama Vol. 10 No. 1,
Chaining Berbasis Android,” Februari 2014: 16-26.
Skripsi, Universitas Lampung,
2017. Sapri, “Penerapan Sistem Pakar
Untuk Diagnosa Penyakit Pada
Kuswanto, Joko, “Sistem Pakar Manusia Disebabkan Oleh
Kerusakan Hardware Nyamuk Dengan Metode
Forward Chaining,”.Jurnal

38
Jurnal Ilmiah Edutic/Vol.7, No.1, November 2020 p-ISSN 2407-448
e-ISSN2528-7303

Ilmiah MATRIK, Vol.16 No.2,


Agustus 2014:145-162.

Yahya Nur Ifriza dan Djuniadi,


“Perancangan Sistem Pakar Penyuluh
Diagnosab Hama Padi dengan
Metode Forward Chaining,” Jurnal
Teknik Elektro Vol. 7 No. 1 Januari -
Juni 2015: 30-36.

39

Anda mungkin juga menyukai