Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT

PADA TANAMAN KELAPA SAWIT BERBASIS


ANDROID MENGGUNAKAN METODE FORWARD
CHAINING

PROPOSAL

Oleh:
Salamun Sukriandi
19.11.2651

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman sawit merupakan tanaman industri penghasil minyak masak, minyak industri
dan mintak untuk bahan bakar. Indonesia sebagai negara agraris yang mengandalkan sektor
pertanian sebagai pendapatannya tentu saja sangat serius untuk menanggapi berbagai masalah
dari sektor pertanian, tidak terkecuali sektor kelapa sawit.
Bahkan pada saat virus Covid-19 menyerang, salah satu sektor yang tidak terdampak
pandemi adalah industri kelapa sawit ( Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian,
Airlangga Hartarto ). Sebagai produsen minyak sawit utama yang menguasai 55% pangsa
pasar dunia dan komoditas ini berkonstribusi terhadap 3,5% pertumbuhan ekonomi nasional,
maka pemerintah dan masyarakat wajib membela industri ini. Pertumbuhan ini merupakan hal
yang positif dan harus tetap dipertahankan. Untuk mempertahankan produktifitas dari tanaman
sawit ini diperlukan pemeliharaan yang tepat agar tidak terjadinya gagal panen. Salah satu
unsur pemeliharaan dari Tanaman Menghasilkan (TM) yaitu pengendalian penyakit.
Salah satu faktor yang sering terjadi yaitu terjadinya kerugian yang diakibatkan karena
adanya penyakit tanaman yang dapat mempengaruhi atau mengurangi produktivitas
pertumbuhan kelapa sawit. Lambat dan kurang tepatnya penanganan juga menjadi alasan
terjadinya gagal panen. Kurang cepatnya penanganan bisa terjadi karena para petani kurang
memperhatikan atau bahkan mengabaikan gejala gejala yang timbul pada tanaman sawit,
apalagi pada pertanian tradisional dimana untuk melakukan diagnose penyakit merupakan hal
yang sulit dikarenakan kurangnya pengetahuan dari para petani.
Terdapat beberapa penyakit pada tanaman sawit yang sering dijumpai di kebun kelapa
sawit seperti Penyakit akar yang menyebabkan tanaman sawit tumbuh tidak normal dan daun
berubah warna dari hijau menjadi kuning. Penyakit busuk pangkal batang yang menyebabkan
pelepah tanaman sawit patah dan menggantung serta pangkal batang menghitam dan akhirnya
roboh. Penyakit busuk kuncup yang menyebabkan bagian kuncup pada tanaman sawit
membusuk, Penyakit garis kuning yang menyebabkan tanaman sawit daun daun sawit
berbercak kuning dan akan menyebar ke daun yang lain. Penyakit tajuk yaitu dimana daun dari
tanaman sawit sobek atau bahkan tidak ada sama sekali.
Penyakit penyakit diatas sangat sering dijumpai pada tanaman sawit, karena penyakit
penyakit tersebut mengeluarkan gejala gejala fisik yang dapat dilihat langsung. Dengan
penanganan dan penanggulangan yang tepat, para petani dapat mengurangi atau bahkan
menghilangkan penyakit tersebut.
Pendiagnosaan penyakit pada tanaman sawit harus dilakukan secara cepat dan tepat
dikarenakan penyakit pada tanaman kelapa sawit dapat dengan cepat menyerang dan menyebar
ke tanaman lain di sekitarnya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu
petani kelapa sawit untuk melakukan diagnosa awal dan melakukan penanganan yang tepat.
Pada penelitian ini akan dibuat suatu aplikasi sistem pakar yang dapat memberikan
informasi tentang penyakit tanaman sawit beserta gejalanya, kemudian akan disajikan cara
penanganan dan solusi penanggulangannya. Sistem pakar merupakan kecerdasarn buatan yan
dapat mengadopsi pengetahuan pakar manusia ke dalam computer sehingga computer dapat
menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar, dengan adanya sistem ini maka petani
akan lebih mudah dan cepat dalam meminimalisir penyakit dalam tanaman kelapa sawit.
Salah satu metode yang sering digunakan pada sistem pakar yaitu metode forward
chaining dimana metode ini adalah metode yang melakukan penelusuran dengan pengambilan
fakta fakta untuk dapat menarik kesimpulan. Dengan menggunakan metode ini maka
keakuratan data yang didapat akan sangat baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan Batasan masalah diatas, maka dirumuskan permasalah


yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana cara membantu petani untuk mengetahui cara penggunaan aplikasi ?


2. Bagaimana cara membuat aplikasi sistem pakar yang dapat mendiagnosa penyakit pada
tanaman kelapa sawit ?

1.3 Batasan Masalah

Mengingat adanya keterbatasan pada waktu dan untuk memfokuskan penelitian, maka
penelitian akan dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut :

1. Sistem ini hanya digunakan untuk mendiagnosa penyakit yang didasarkan pada gejala
fisik yang Nampak.
2. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode forward chaining.
3. Sistem ini dirancang untuk dapat digunakan pada Smartphone berbasis android dengan
bantuan aplikasi inVentor.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat suatu aplikasi sistem pakar yang dapat mendiagnosa penyakit pada tanaman
kelapa sawit berbasis android.
2. Membantu petani untuk mengenali gejala dan penyakit pada tanaman sawit dan
memberikan informasi tentang cara penanganan dan penanggulangannya.

1.5 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian yang dilalui ini diharapkan dapat memberi manfaat ke semua pihak
yang terlibat.

1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai sistem pakar.


2. Untuk menerapkan ilmu yang sudah diperoleh di perkuliahan sehingga dapat dijadikan
bekal untuk terjun dalam dunia kerja.
3. Dapat memberikan informasi mengenai penyakit tanaman sawit kepada petani.
4. Dapat dijadikan literatur untuk pendidikan dimasa mendatang serta menambah
referensi perpustakaan pada topik sistem pakar.
1.6 Hipotesis

Menurut Cresswell (2009) dalam Research Design: Qualitative, Quantitative, and


Mixed Methods Approaches, hipotesis penelitian adalah prediksi peneliti mengenai hubungan
antar variabel yang diinginkan. Lalu, berguna sebagai jawaban sementara dari pertanyaan
penelitian. Hipotesis penelitian sebagai berikut :

1) Dengan adanya aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit dalam tanaman
kelapa sawit akan mengurangi terjadinya gagal panen dalam perkebunan kelapa sawit.
2) Para pekerja dan masyarakat dapat mengetahui dan mengantisipasi dengan cepat dan
tepat jika tanaman sawit terkena penyakit.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu para petani untuk mengenali dan
menanggulangi suatu penyakit yang menyerang tanaman Kelapa Sawit. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka diperlukan adanya tinjauan Pustaka tentang berbagai hal yang berhubungan
dengan teori yang digunakan dalam studi ini.

2.1.1 Sistem Informasi

Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu
untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem berasal dari Bahasa latin “systema” dan Bahasa Yunani
“sustema” adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
Bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai suatu tujuan.
Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu entitas yang berinteraksi.

Menurut Fatansyah (2015) bahwa “Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang
terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan satuan fungsi dan tugas khusus) yang saling
berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses tertentu”.

Sistem memiliki karakteristik atau sifat sifat yang tertentu yaitu mempunyai komponen,
Batasan sistem, lingkungan, penghubung, input, output, pengolah, dan sasaran atau tujuan.
Adapun karakteristik dari sistem yaitu :

1. Komponen
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan saling bekerja
sama untuk membentuk satu kesatuan
2. Batasan
Sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnya.

3. Lingkungan
Hal apapun yang berada diluar sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan
luar sistem dapat bersifat menguntungkan namun juga dapat bersifat merugikan.

4. Penghubung
Sistem merupakan media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem yang
lainnya.

5. Input
Input adalah energi yang dimasukan kedalam sistem, input dapat berupa masukan
perawatan atau maintenance dan masukan sinyal (signal input). Maintenance adalah
energi yang dimasukkan kedalam sistem agar sistem tersebut dapat terus beroperasi.
Sedangkan masukan sinyal atau signal input adalah energi yang di proses untuk
mendapatkan keluaran.

6. Output
Output adalah hasil energi yang telah diolah dan diklasifikasi menjadi keluaran yang
berguna, dan sisa pembuangan keluaran dapat digunakan untuk masukan pada
subsistem yang lain.

7. Sasaran / Tujuan
Didalam suatu sistem pasti memiliki sebuah sasaran atau tujuan. Tujuan dari sistem
sangat menentukan masukan yang diperlukan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan
oleh sistem.

2.1.2 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia (Pakar)
ke komputer, sehingga komputer dapat menyelesaikan permasalahan tersebut layaknya seorang
pakar Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar yang dibuat. Kemampuannya untuk
memberikan keputusan seperti seorang pakar di dalam bidang tertentu merupakan salah satu
hal yang diperlukan oleh manusia dalam berbagai aspek kehidupan. (Sidauruk Acimah, Ade
Pujianto, 2017)

Pengertian sistem pakar secara umum adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke dalam computer yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
menyelesaikan masalah layaknya seorang pakar. Dengan adanya sistem pakar ini, masyarakat
awam pun dapat terbantu untuk menyelesaikan masalahnya ataupun hanya untuk mencari
informasi. Dalam penyusunanannya sistem pakar mengkombinasikan kaidah kaidah penarikan
kesimpulan dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau beberapa pakar
dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut kemudian disimpan didalam
komputer dan kemudian digunakan dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah
tertentu.

Terdapat dua komponen utama pada sistem pakar yang terdiri dari knowledge base dan
inference engine. Knowledge base berisis tentang pengetahuan yang digunakan dalam sistem
pakar, sedangkan inference engine menghasilkan kesimpulan yang dihasilkan oleh sistem
pakar.

Tujuan dari sistem pakar yaitu untuk mentransfer kepakaran yang dimiliki oleh seorang
manusia ke dalam computer, kemudian kepada orang lain. Kepakaran atau expertise adalah
pengetahuan yang meluas (ekstensif) dan spesifik yang diperoleh melalui rangkaian pelatihan,
membaca, dan pengalaman. Pengetahuan dapat membuat pakar dapat mengambil keputusan
secara lebih baik dan lebih cepat dari pada non pakar dalam memecahkan problem yang
kompleks.

Terdapat 2 metode sistem pakar yaitu :

1) Metode Forward Chaining yaitu metode dimana penelusuran dimana dimulai dari
pengambilan fakta-fakta erlebih dahulu baru kemudian ditarik kesimpulan.
2) Metode Backward Chaining yaitu kebalikan dari forward chaining dimana dimulai dari
sebuah hipotesa dan meminta untuk meyakinkan atau mengabaikan. Backward
chaining inference engine sering disebut : objeck-Driven/Goal-Driven.

2.1.3 App Inventor

App Inventor adalah aplikasi web sumber terbuka yang awalnya dikembangkan oleh
Google, dan saat ini dikelola oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT). App Inventor
memungkinkan pengguna baru untuk memprogram komputer untuk menciptakan aplikasi
untuk sistem operasi Android. App Inventor menggunakan antarmuka grafis, serupa dengan
antarmuka pengguna pada Stratch dan StarLogo TNG, yang memungkinkan pengguna untuk
men-drag-and-drop aplikasi yang bisa dijalankan pada perangkat Android. Dalam menciptakan
App Inventor, Google telah melakukan riset yang berhubungan dengan komputasi edukasional
dan menyelesaikan lingkungan pengembangan online Google.

2.1.4 Sistem Operasi Android

Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat bergerak
layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android awalnya dikembangkan oleh
Android, Inc., dengan dukungan finansial dari Google, yang kemudian membelinya pada tahun
2005. Sistem operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya
Open Handset Alliance, konsorsium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras, perangkat
lunak, dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar terbuka perangkat seluler.
Ponsel Android pertama mulai dijual pada bulan Oktober 2008.
Antarmuka pengguna Android umumnya berupa manipulasi langsung, menggunakan
gerakan sentuh yang serupa dengan tindakan nyata, misalnya menggeser, mengetuk, dan
mencubit untuk memanipulasi objek di layar, serta papan ketik virtual untuk menulis teks.
Selain perangkat layar sentuh, Google juga telah mengembangkan Android TV untuk televisi,
Android Auto untuk mobil, dan Android Wear untuk jam tangan, masing-masingnya memiliki
antarmuka pengguna yang berbeda. Varian Android juga digunakan pada komputer jinjing,
konsol permainan, kamera digital, dan peralatan elektronik lainnya.
Android adalah sistem operasi dengan sumber terbuka, dan Google merilis kodenya di
bawah Lisensi Apache. Kode dengan sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android
memungkinkan perangkat lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para
pembuat perangkat, operator nirkabel, dan pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki
sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi (apps) yang memperluas fungsionalitas
perangkat, umumnya ditulis dalam versi kustomisasi bahasa pemrograman Java. Pada bulan
Oktober 2013, ada lebih dari satu juta aplikasi yang tersedia untuk Android, dan sekitar 50
miliar aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko aplikasi utama Android. Sebuah survei
pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah platform paling populer bagi
para pengembang, digunakan oleh 71% pengembang aplikasi bergerak. Di Google I/O 2014,
Google melaporkan terdapat lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan Android, meningkat
dari 583 juta pada bulan Juni 2013.
Faktor-faktor di atas telah memberikan kontribusi terhadap perkembangan Android,
menjadikannya sebagai sistem operasi telepon pintar yang paling banyak digunakan di dunia,
mengalahkan Symbian pada tahun 2010. Android juga menjadi pilihan bagi perusahaan
teknologi yang menginginkan sistem operasi berbiaya rendah, bisa dikustomisasi, dan ringan
untuk perangkat berteknologi tinggi tanpa harus mengembangkannya dari awal. Sifat Android
yang terbuka juga telah mendorong munculnya sejumlah besar komunitas pengembang aplikasi
untuk menggunakan kode sumber terbuka sebagai dasar proyek pembuatan aplikasi, dengan
menambahkan fitur-fitur baru bagi pengguna tingkat lanjut atau mengoperasikan Android pada
perangkat yang secara resmi dirilis dengan menggunakan sistem operasi lain.
Pada November 2013, Android menguasai pangsa pasar telepon pintar global, yang
dipimpin oleh produk-produk Samsung, dengan persentase 64% pada bulan Maret 2013. Pada
Juli 2013, terdapat 11.868 perangkat Android berbeda dengan beragam versi. Keberhasilan
sistem operasi ini juga menjadikannya sebagai target ligitasi paten "perang telepon pintar" antar
perusahaan-perusahaan teknologi. Hingga bulan Mei 2013, total 900 juta perangkat Android
telah diaktifkan di seluruh dunia, dan 48 miliar aplikasi telah dipasang dari Google Play.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam
penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian meliputi data–
data pada perkebunan kelapa sawit dan para pekerja.

3.2 Langkah Langkah

Metode-metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dan data-data yang


diperlukan adalah sebagai berikut:

1) Metode Observasi, melalui metode ini penulis melakukan observasi langsung pada
perkebunan sawit.
2) Metode Wawancara, penulis melakukan wawancara langsung ke perusahaan dan
masyarakat serta membahas langsung hal yang terkait dengan penyakit tanaman kelapa
sawit.
3) Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan berbagai sumber referensi baik berupa
buku, artikel, dan sumber-sumber lainnya sebagai acuan dalam sistem pakar berbasis
android.

3.3 Data dan Sumber Data

Sumber data yang diperoleh penulis berasal dari hasil pengamatan dan pengambilan data
baik yang data pada buku maupun wawancara langsung pekerja pada kebun kelapa sawit.
Adapun data yang diperlukan sebagai berikut :

1) Data Primer yaitu data-data penyakit tanaman kelapa sawit yang sering ditemui pada
masyarakat tersebut.
2) Data Sekunder yaitu data – data yang dikumpulkan dari berbagai sumber seperti buku
literatur, jurnal,makalah dan data umum (nama ilmiah, cara penanganan penyakit).
BAB IV
JADWAL PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan – pada tanggal – 2022, dimana penelitian ini
dilakukan untuk mengumpulkan data yang terjadi di lapangan. Tempat penelitian ini dilakukan
pada perkebunan sawit di Kalimantan Tengah.

DAFTAR PUSTAKA

Sidauruk Acimah, Ade Pujianto, 2017. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Kelapa
Sawit Menggunakan Teorema Bayes

Deno, Rio Nursaseta & Prabowo, 2014. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kelapa Sawit
Berbasis Web Menggunakan php dan mysql

Yamin, 2019. Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Tanaman Kelapa Sawit Berbasis Android
Menggunakan Metode Forward Chaining Studi Kasus Pada PT. Tidar Kerinci Agung

Saragih, Sihombing, Rahmi, 2015. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kelapa Sawit
Menggunakan Metode Dempster Shafer Berbasis Web

Ilmi, 2017. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Pohon Sawit Dengan Metode Forward
Chaining

Cresswell, 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches
LAMPIRAN

Pada bagian ini, merupakan penjelasan dari pembuatan aplikasi yang dimulai dari
perancangan tampilan lalu membuat perintah-perintah untuk menggabungkannya dengan yang
lain. Tujuan dari pembuatan lampiran ini yaitu untuk mempermudah pembaca dalam
memahami pembuatan program aplikasi ini dimulai dari awal perancangan hingga selesai.

*lampiran penjelasan pembuatan aplikasi belum dapat dibuat dikarenakan aplikasi belum
dibuat.

BIODATA MAHASISWA
Nama Salamun Sukriandi
Jenis Kelamin Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir Kumai, 6 Agustus 2001
NIM 19.11.2651
Jurusan S1 Informatika
Fakultas Ilmu Komputer
Judul Proposal Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Pada Tanaman
Kelapa Sawit Berbasis Android Menggunakan Metode
Forward Chaining
Dosen Pembimbing Arif Dwi Laksito M.Kom

Anda mungkin juga menyukai