Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin meningkatnya perkembangan zaman dan semakin

berkembangnya tekhnologi untuk mendiagnosis suatu penyakit termasuk juga

penyakit pada tumbuhan kopi. Maka di butuhkan sebuah sistem cerdas yang

dapat secara cepat untuk mengetahui jenis penyakit pada tanaman kopi yang

menggunakan metode Certainty Factor , yang dapat memberikan alternatif solusi

optimal untuk mendiagnosa penyakit secara individu. Sistem ini, dapat

membantu seseorang agar mengetahui jenis penyakit di dalam tanaman kopi

berdasarkan gejala penyakit dan akan keluar jawaban dari pertanyaan serta

solusi untuk menyembuhkan atau memusnahkan penyakit serta hama yang

terdapat pada tanaman kopi menggunakan metode Certainty Factor.

Kopi merupakan salah satu komoditas yang sangat penting, tidak saja

sebagai sumber mata pencaharian tetapi juga menduduki tatanan perekonomian

nasional, usaha tani kopi memberikan sumbangan cukup besar sebagai sumber

devisa dalam menopang pembangunan nasional yang tinggi, sehingga dapat di

jadikan sebagai sumber pendapatan petani. Indonesia merupakan Negara

penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brazil dan Columbia. sebagai komoditas

yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, sudah selayaknya pengembangan usaha tani

kopi ini mendapat perhatian yang besar, mengingat kontribusinya yang besar

pada perekonomian nasional. Permintaan pasar dalam negeri terhadap kopi dari
tahun ke tahun makin meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk. Oleh

sebab itu peluang untuk pemasaran kopi masih terbuka.

Rendahnya produktivitas kopi antara lain disebabkan oleh teknik budidaya

tanaman yang kurang memadai, sehingga mendorong timbulnya berbagai gangguan

pertumbuhan tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

produktivitas kopi adalah adanya penyakit tanaman.

Secara umum, Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi

pengetahuan manusia ke komputer yang merancang untuk memodelkan kemampuan

menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan sistem ini, orang

awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu

informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat di peroleh dengan bantuan para

ahli di bidangnya.

Sistem pakar ini juga akan dapat membantu aktivitas pada pakar sebagai

asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam

penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan

kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh

satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut

disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan

keputusan untuk menyelesaikan masalah tertentu.

Sudah banyak sistem pakar yang di kembangkan di berbagai bidang yakni

bidang kedokteran, ekonomi, elektronika, komputer pertanian dan bidang lainnya.

Mencermati begitu banyaknya pengguna sistem pakar saat ini penulis

mendapat ide untuk memanfaatkan teknologi komputer yaitu merancang aplikasi


sistem pakar yang digunakan untuk membantu dalam mendignosa penyakit yang

menyerang tanaman kopi yang belum pernah di rancang oleh orang lain sebelumnya.

Perancangan suatu program aplikasi sistem pakar gunanya untuk melakukan

dignosa mengenai penyakit pada tanaman kopi. Program aplikasi sistem pakar ini

mendapat masukan/informasi dari pada para petani kopi dan beberapa sumber lain

seperti buku, majalah untuk dijadikan landasan bagi seorang pakar melakukan

diagnosa terhadap penyakit tanaman kopi dan hasil diagnose yang diberikan oleh

program aplikasi sistem pakar ini diharapkan dapat membantu tidak hanya petani

kopi, tapi juga kalangan umum yang memerlukan informasi ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Indentifikasi masalah pada kegiatan menganalisis penyakit pada tanaman kopi

antara lain:

1. Keberadaan pakar pada bidang tanaman masih sangat sedikit.

2. Kurangnya pemahaman petani kopi tentang penyakit apa saja yang dapat

menyerang tanaman kopi.

3. Kurangnya pemahaman petani kopi tentang bagaimana cara pengendalian

hama pada tanaman kopi.


1.2.2 Batasan Masalah

Penulis membuat batasan masalah yang akan dijadikan pedoman dalam

pelaksanaan skripsi, yaitu:

1. Sistem tidak menentukan hama dari tanaman kopi.

2. Sistem pakar ini hanya akan mendiagnosis gejala-gejala fisik yang muncul

pada tanaman kopi.

3. Input berupa gejala-gejala penyakit tanaman kopi.

4. Output yang dihasilkan adalah penyakit tanaman kopi beserta

pengendaliannya.

5. Sistem ini hanya mendiagnosis penyakit tanaman kopi jenis arabika.

6. Perancangan program aplikasi sistem pakar ini menggunakan metode

Certainty Factor.

1.2.3 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah

bagaimana merancang suatu sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit tanaman

beserta saran penegendaliannya pada tanaman kopi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari skripsi ini adalah untuk merancang suatu sistem pakar yang

dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memberikan informasi mengenai penyakit

tanaman kopi beserta pengendaliannya yang nantinya dapat digunakan untuk

mengurangi resiko berproduksi tanaman kopi.


1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari sistem pakar ini adalah memberikan kemudahan bagi user untuk

mendiagnosis penyakit tanaman kopi berdasarkan gejala yang tampak dan sistem

akan memberikan cara pengendalian penyakit, khususnya bagi petani perkebunan dan

tidak menutup kemungkinan sistem pakar ini digunakan oleh penyuluh pertanian dan

bukan dibidang penyakit tanaman sehingga dapat menggantikan peran dari seorang

pakar penyakit tanaman khususnya penyakit tanaman kopi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecerdasan Buatan

Kecerdasan Buatan (Artificial Inteligence atau AI) di definisikan sebagai

kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan.Sistem seperti ini umumnya

dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin

(komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan manusia.

Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem

pakar, permainan komputer (games), logica fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan

robotika.

2.2 Sistem Pakar

Sistem Pakar adalah program komputer yang menyimulasi penilaian dan

perilaku manusia atau organisasi yang memiliki pengetahuan dan pengalaman ahli

dalam bidang tertentu. Biasanya, sistem seperti ini berisi basis pengetahuan yang

berisi akumulasi pengalaman dan satu set aturan untuk menerapkan pengetahuan

dasar untuk setiap situasi tertentu. Sistem pakar yang canggih dapat ditingkatkan

dengan penambahan basis pengetahuan atau set aturan. Di antara banyak sistem

pakar yang ada, yang terkenal adalah aplikasi bermain catur dan sistem diagnosis

medis.
Defenisi system pakar yang paling dikena adalah:

a. Sebuah model dan prosedur terkait yang memaparkan, dalam satu domain

tertentu, derajat keahlian dalam pemecahan masalah yang dibanding dengan

seorang pakar manusia (Ignizio).

b. Sistem Pakar adalah sistem komputer yang mengemulasi kemampuan

pengambilan

c. Sistem Pakar adalah suatu program komputer yang di rancang untuk

memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan seseorang

(Durki)

2.3 Sejarah Sistem Pakar

Sistem Pakar mulai di kembangkan pada pertengahan tahun 1960-an oleh

Artificial Intelligence Corporation Pada pertengahan tahun 1960-an, terjadi

pergantian dari program serba bisa (general-purpose) ke program yang spesialis

(special-purpose) dengan di kembangkannya DENDRAL oleh E. Feigenbaum dari

Universitas Stanford dan kemudian oleh MYCIN.

Pada pertengahan tahun 1970, beberapa sistem pakar mulai muncul.

Sebuah pengetahuan kunci yang di pelajari saat itu adalah kekuatan dari sistem pakar

Berasal dari pengetahuan spesifik yang dimilikinya, bukan dari formalisme

-formalisme khusus dan pola penarikan kesimpulan yang digunakannya.

Awal 1980 teknologi sistem pakar yang mula-mula dibatasi oleh suasana

akademis mulai muncul sebagai aplikasi komersil, khususnya XCON,

XSEL (dikembangkan dari R-1 pada Digital Equiptment Corp.) dan CATS-1

(dikembangkan oleh General Electric).


Sistem pakar untuk melakukan diagnosis kesehatan telah di kembangkan sejak

pertengahan tahun 1970. Sistem pakar untuk melakukan diagnosis pertama di

buat oleh Bruce Buchanan dan Edward Shortliffe di Stanford University. Sistem ini

diberi nama MYCIN (Heckerman, 1986). MYCIN merupakan program interaktif

yang melakukan diagnosis penyakit meningitis dan infeksi bacremia serta

memberikan rekomendasi terapi antimikroba. MYCIN mampu memberikan

penjelasan atas penalarannya secara detail. Dalam uji coba, dia mampu

menunjukkan kemampuan seperti seorang spesialis. Meskipun MYCIN tidak pernah

di gunakan secara rutin oleh dokter, MYCIN merupakan inferensi yang bagus dalam

kecerdasan buatan yang lain.

2.4 Ciri-Ciri Sistem Pakar

Sistem pakar yang baik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Terbatas pada domain keahlian tertentu.

2. Berdasarkan pada kaidah/rule tertentu.

3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

4. Mudah dimodifikasi,yaitu dengan menambah atau menghapus suatu

kemampuan dari basis pengetahuannya.

5. Sistem dapat mengaktifkan kaidah secara searah yang sesuai, dituntun

oleh dialog dengan pemakai.

2.5 Keuntungan dan kelemahan Sistem pakar

1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.

2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.

3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.


4. Menghasilkan output dan produktivitas.

5. Meningkatkan kualitas.

6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang

termasuk keahlian langka).

7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.

8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.

9. Memiliki reliabilitas.

10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.

11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan

mengandung ketidak pastian.

12. Sebagai media pelengkap dalam penelitian.

13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.

14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

Disamping memiliki beberapa keutungan, Sistem Pakar juga memiliki

beberapa kelemahan, antara lain:

1. Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.

2. Sulit dikembngkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan

pakar dibidangnya.

3. Sistem pakar tidak 100% bernilai besar.


2.6 Konsep Dasar Sistem Pakar

Menurut Efraim Turban,konsep dasar Sitem pakar mengandung : keahlian,

ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelskan Keahlian

adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan dibidang tertentu yang diperoleh dari

pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk pengetahuan termasuk

keahlian adalah:

a. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.

b. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.

c. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenan dengan lingkup permasalahan

tertentu.

d. Strategi-strategi gobal untuk menyelesaikan masalah.

e. Meta-knowledge (Pengetahuan tentang pengetahuan).

Bentukbentuk ini memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil keputusan

lebih cepat dan lebih baik baik daripada seseorang yang bukan ahli. Seorang ahli

adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal

baru seputar topik permasalahan (domain), menyusun kembali pengetahuan jika

dipandang perlu, memecah aturan-aturan jika dibutuhkan, dan menentukan relevan

tidaknya keahlian mereka. Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk

kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari

sistem pakar.
Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu :

a. Tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya).

b. Representasi pengetahuan (ke komputer).

c. Inferensi pengetahuan.

d. Pengalihan pengetahuan ke user.

2.7 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar terdiri dari dua bagian utama yaitu development environment dan

consultation environment. Development environment digunakan untuk memasukkan

pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan consultation

environment digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh

pengetahuan pakar. Komponen-komponen sistem pakar dalam kedua bagian tersebu

dapat dilihat pada gambar berikut.


Gambar Struktur Sistem Pakar

Sumber : (http://anggadona.blogspot.co.id/2014/04/expert-system-sistem-pakar-

berikut-ini.html )

Di bawah ini akan di jelaskan secara ringkas komponen-komponen yang

membentuk sistem pakar:

a. Antar Muka Pengguna (User Interface)

User interface merupakan mekanisme yang di gunakan oleh pengguna dan

sistem pakar untuk berkomunikasi, informasi yang di terima dari pemakai di

ubahnya ke dalam bentuk yang dapat di terima oleh sistem dan di mengerti

oleh pemakai.
b. Basis pengetahuan (knowledge base)

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi,

dan penyelesaian masalah, komponen ini disusun atas dua elemen dasar,

pertama yaitu fakta berisikan informasi tentang obyek permasalahan tertentu

dan aturan berisikan aturan cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta

yang telah diketahui.

c. Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian

dalam menyelesaikan masalah-masalah dari sumber pengetahuan dalam

program komputer.

d. Mesin Inferensi

Mesin inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme fungsi berpikir

dan pola-pola penalaran sistem yang di gunakan oleh seorang pakar.

Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan

mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik.

e. Workplace

Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory).

Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang

dicapai.

f. Fasilitas Penjelasan

Faslitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan

kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem

kepada pemakai.
g. Perbaikan Pengetahuan.

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya

serta kemampuan untuk belajar dari kinerjanya. Kemampuan tersebut adalah

penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu

menganalisi penyebab kesuksesan dan kegagalan yang di alaminya.

2.8 Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi,

dan penyelesaian masalah yang dapat berasal dari pakar, jurnal, majalah, dan sumber

pengetahuan lain. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari

fakta yang sudah diketahui. Ada 2 bentuk basis pengetahuan yang umum digunakan,

yaitu :

a. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning)

Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan direpresentasikan dengan

menggunakan aturan berbentuk : If-Then. Penalaran ini digunakan jika

terdapat sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu, dan

pakar dapat melakukan penyelesaian secara berurutan.

b. Penalaran berbasis kasus (Cased-Based Reasoning)

Pada penalaran ini, basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah

dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan

yang terjadi sekarang.


2.9 Representasi Pengetahuan.

Pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk model mental yang

menggambarkan objek dengan tepat dan merepresentasikannya dalam aksi yang

dilakukan terhadap suatu objek. Representasi pengetahuan merupakan metode yang

digunakan untuk mengkodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang

berbasis pengetahuan. Perepresentasian dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat

penting masalah dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan

masalah.

2.10 Mekanisme Inferensi (Inference Engine)

Mekanisme Inferensi adalah bagian dari sistem pakar yang melakukan

penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan urutan dan pola

tertentu. Selama proses konsultasi antar sistem dengan pemakai, mekanisme inferensi

menguji aturan satu sampai kondisi aturan itu benar.

2.11 Metode Certainty Facktor

Salah satu metode yang berhubungan dengan ketidak pastian

adalah Faktor Kepastian (Certainty Factor).

Certainty Factor (CF) menunjukan ukuran kepastian terhadap suatu

fakta atau aturan. Penentuan nilai ini diberikan oleh pakar antar 0 dan 1.

Definisi menurut David McAllister adalah suatu metode untuk

membuktikan apakah suatu fakta itu pasti ataukah tidak pasti yang berbentuk

metric yang biasanya digunakan dalam sistem pakar. Metode ini sangat

cocok untuk sistem pakar yang mendiagnosis sesuatu yang belum pasti.
Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan

dalam pembuatan MYCIN. Certainty Factor (CF) merupakan nilai parameter klinis

yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan.

Certainty Factor didefinisikan sebagai persamaan berikut :

CF (H, E) = MB (H, E) MD (H, E)

1. CF (H, E) : Certainty Factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala

(evidence) E. Besarnya CF berkisar antara -1 sampai 1. Nilai -1 menunjukkan

ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan kepercayaan

mutlak.

2. MB (H, E) : ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief)

terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.

3. MD (H, E) : ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased

disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.

Bentuk dasar rumus Certainty Factor, adalah sebuah aturan JIKA E MAKA

H seperti ditunjukkan oleh persamaan 2 berikut: CF (H, e) = CF (E, e) * CF (H, E)

Dimana :

1. CF (H, e) : certainty factor hipotesis yang dipengaruhi oleh evidence e.

2. CF (E, e) : certainty factor evidence E yang dipengaruhi oleh evidence e.

3. CF (H, E) : certainty factor hipotesis dengan asumsi evidence diketahui

dengan pasti, yaitu ketika CF(E, e) = 1


Jika semua evidence pada antecedent diketahui dengan pasti maka

persamaannya akan menjadi: CF (E, e) = CF (H, E)

Dalam aplikasinya, CF(H,E) merupakan nilai kepastian yang diberikan oleh

pakar terhadap suatu aturan, sedangkan CF(E,e) merupakan nilai kerpercayaan yang

diberikan oleh pengguna terhadap gejala yang dialaminya.

Metode certainty factor ini hanya bisa mengolah 2 bobot dalam sekali

perhitungan. Untuk bobot yang lebih dari 2 banyaknya, untuk melakukan perhitungan

tidak terjadi masalah apabila bobot yang dihitung teracak, artinya tidak ada aturan

untuk mengkombinasikan bobotnya, karena untuk kombinasi seperti apapun hasilnya

akan tetap sama.

Misalnya, untuk mengetahui apakah kopi tersebut memiliki penyakit atau

tidak, dilihat dari hasil perhitungan bobot setelah semua ciri-ciri tanaman kopi

diinputkan dan semua bobot dihitung dengan menggunakan Centrainty Factor

adalah tanaman kopi yang memiliki bobot mendekati +1 dengan ciri-ciri tanaman

kopi. Sedangkan tanaman kopi mempunyai bobot mendekati -1 adalah tanaman kopi

yang dianggap tidak memiliki penyakit, serta tanaman kopi yang memiliki bobot

sama dengan 0 diagnosisnya tidak diketahui atau unknown atau bisa disebut dengan

netral.
Sebagai contoh, berikut ini adalah sebuah aturan dengan CF yang diberikan

oleh seorang pakar:

Keterangan:

1. CF (H,E)

Certainty Factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E.

Besarnya CF berkisar antara 1 sampai dengan 1. Nilai 1 menunjukkan

ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan kepercayaan

mutlak.

2. MB(H,E)

Ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap

hipotesis H dipengaruhi oleh gejala E.

3. MD(H,E)

Ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap

hipotesis H dipengaruhi oleh gejala E.

Suatu sistem pakar sering kali memiliki kaidah lebih dari satu dan terdiri dari

beberapa premis yang dihubungkan dengan AND atau OR. Pengetahuan mengenai

premis dapat juga tidak pasti, hal ini dikarenakan besarnya nilai (value) CF yang

diberikan oleh saat menjawab pertanyaan sistem atas premis (gejala) yang dialami

tanaman kopi atau dapat juga dari nilai CF hipotesis.


Formula CF untuk beberapa kaidah yang mengarah pada hipotesis yang sama

dapat dituliskan Persamaan 2.

CF (R1) + CF (R2) [CF (R1) * CF (R2)] : nilai CF (R1) dan CF (R2)>0

CF (H) CF (R1) + CF (R2) + [CF (R1) * CF (R2)] : nilai CF (R1) dan CF (R2)<0

(1) + (2) : nilai dari CF (R1) dan CF (R2) berlawanan tanda

1-min [|(CF (R1) | , | CF (R2) | ]

Kesimpulan : jika pada gejala tanaman kopi mutlak nilai 1 atau dari dua

jenis gejala yang dipilih berdampak pada tanaman kopi maka akan dapat menentukan

atau menyimpulkan bahwa tanaman kopi tersebut memiliki penyakit. Sebaliknya jika

nilai mutlak -1 atau salah satu dari jenis gejala yang dipilih tidak berdampak pada

jenis tanaman kopi maka dapat disimpulkan hasil tidak diketahui.

2.12 Kelebihan dan Kekurangan Metode Certainty Factors

Kelebihan metode Certainty Factors adalah:

1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur

sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis penyakit

tanaman kopi.

2. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali

hitung

3. Hanya dapat mengolah 2 data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga.

Kekurangan metode Certainty Factors adalah:

a. Ide umum dari pemodelan ketidakpastian manusia dengan

menggunakan numerik metode certainty factors biasanya diperdebatkan.


Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk

metode certainty factorsdiatas memiliki sedikit kebenaran.

b. Metode ini hanya dapat mengolah ketidakpastian/kepastian hanya

2 data saja. Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data

yang lebih dari 2 buah.

2.13 Tanaman Kopi

Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam

famili Rubiaceae. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai tinggi

12 m. Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor yang mempunya nilai

ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia, di samping merupakan salah satu

komoditas unggulan yang dikembangkan. Sudah hampir tiga abad kopi diusahakan

penanamannya di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri

maupun luar negeri. Lebih dari 90% tanaman kopi diusahakan rakyat. Di Dunia

perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, akan tetapi yang paling sering

dibudidayakan adalah kopi arabika dan robusta.

Tanaman kopi digolongkan ke dalam genus Coffea keluarga Rubiaceae.

Genus Coffea memiliki lebih dari 100 anggota spesies. Dari jumlah tersebut hanya

tiga spesies yang dibudidayakan untuk tujuan komersial, yakni Coffea arabica,

Coffea canephora, dan Coffea liberica.

Pada umumnya tanaman kopi hanya dimanfaatkan bijinya untuk diekstrak

sebagai minuman. Namun di beberapa tempat ada juga yang mengkonsumsi daunnya

dengan cara diseduh seperti daun teh. Pemanfaatan kayu pohon kopi sebagai bahan

kontruksi dan mebel jarang dilaporkan.


Sebagian besar biji kopi yang diperdagangkan secara global dihasilkan dari

tanaman Coffea arabica dan Coffea canephora dengan nama popular kopi arabika

dan kopi robusta. Sisanya dalam jumlah yang tidak signifikan merupakan jenis Coffea

liberica yang diperdagangkan dengan nama kopi liberika dan kopi excelsa.

Upaya mengklasifikasikan tanaman kopi sudah dimulai sejak tahun 1623 oleh

Caspar Bauhin, seorang botanis asal Swiss. Kemudian dirumuskan secara lebih

komprehensif oleh Carl Linneus dalam karyanya Species Plantarum pada tahun

1753. Tanaman kopi yang dikenal saat itu dimasukkan dalam genus Coffea dengan

nama spesies Coffea arabica.

Kopi arabika merupakan jenis tanaman kopi yang pertama kali

dibudidayakan. Asal tanaman ini dari dataran tinggi Etiopia. Kemudian dibawa dan

dikembangkan bangsa Arab di Yaman. Di abad ke-17 orang-orang Eropa

membawanya ke Jawa dan Brasil. Hingga akhirnya menyebar ke berbagai belahan

dunia, lihat sejarah kopi.

Kopi robusta baru ditemukan pada tahun 1898 di Kongo oleh Emil Laurent,

seorang pedagang asal Perancis. Selain di Kongo tanaman ini diperkirakan ada juga

di daerah Sudan, Liberia dan Uganda. Awalnya tanaman ini disebut sebagai spesies

Coffea laurentii sesuai dengan nama penemunya. Belakangan berdasarkan penamaan

ilmiah terkini disebut sebagai Coffea canephora var. Robusta.

Tidak ada catatan pasti kapan dan siapa yang menemukan kopi liberika.

Tanaman ini ditemukan pertama kali di daerah Liberia. Selain di Liberia diketahui

juga tumbuh di hutan-hutan Burkina Faso, Pantai Gading, Gabon, Gambia, Gana,
Maurtania, Nigeria, Uganda, Kamerun hingga Angola. Nama ilmiah untuk kopi

liberika adalah Coffea liberica var. Liberika.

Kopi excelsa ditemukan pada tahun 1905 oleh August Chevalier, seorang

botanis asal Perancis. Awalnya jenis kopi ini dinamakan Coffea excelsa, namun

belakangan digolongkan sebagai salah satu varietas liberika dengan nama Coffea

liberica var. Dewevrei.

Dewasa ini hanya ada 3 jenis kopi yang dibudidayakan untuk tujuan

komersial. Pertama, Coffea arabica dikenal dengan nama arabika. Kedua, Coffea

canephora dikenal dengan nama robusta. Ketiga, Coffea liberica yang memiliki dua

varietas yakni Coffea liberica var. Liberica diperdagangkan dengan nama liberika dan

Coffea liberica var. Dewevrei yang diperdagangkan dengan nama excelsa.

Berikut adalah jenis-jenis Tanaman Kopi:

a. Coffea arabica

Pohon kopi arabika berbentuk perdu, namun bila tidak dipangkas

ketinggiannya bisa mencapai 6 meter. Tanaman ini bisa ditanam di bawah

naungan pohon peneduh ataupun lahan terbuka. Pohon kopi arabika memiliki

perkaran yang dalam, bisa ditanam secara tumpang sari dengan tanaman kayu

atau tanaman lainnya.

Daun kopi arabika berukuran relatif kecil dibanding jenis kopi lainnya,

panjangnya 10-15 cm dan lebarnya 4-6 cm. Tanaman bisa menyerbuk sendiri, proses

penyerbukan bisa terjadi diantara bungan yang terdapat dalam satu pohon. Lamanya

perkembangan buah sejak berbunga hingga siap panen berkisar 7-9 bulan. Buahnya

berwarna merah ketika matang dan mudah rontok.


Tanaman kopi arabika hanya tumbuh dengan baik bila dibudidayakan di atas

ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut. Idealnya ditanaam pada ketinggian

1.200-1.950 meter. Suhu harian rata-rata yang dibutuhkan tanaman kopi arabika

berkisar 15-24C dengan curah hujan 1.200-2.200 mm per tahun. Lihat juga artikel

kopi arabika.

b. Coffea canephora var. Robusta

Pohon kopi robusta bisa tumbuh hingga 12 meter bila tidak dipangkas.

Tanaman ini memiliki sistem perakaran yang dangkal sehingga membutuhkan

tanah yang subur. Daun kopi robusta cukup besar dengan panjang sekitar 20-

35 cm dan lebar 8-15 cm.

Tanaman kopi robusta melakukan penyerbukan silang. Ukuran

buahnya lebih kecil dibanding arabika. Diameternya berkisar dari 16-18 mm.

Waktu yang diperlukan mulai dari berbunga hingga buah siap panen sekitar 9-

11 bulan. Buah yang telah matang tetap kuat menempel pada tangkainya.

Jenis robusta bisa tumbuh dengan baik di dataran yang lebih rendah dibanding

arabika, sekitar 250-1.500 meter dari permukaan laut. Tanaman ini

membutuhkan suhu rata-rata yang lebih hangat, sekitar 18-36C dengan curah

hujan 2.200-3.000 mm per tahun. Lihat juga artikel kopi robusta.


c. Coffea liberica var. Liberica

Pohon kopi liberika memiliki ukuran yang cukup besar, bila tidak

dipangkas tingginya bisa mencapai 18 meter. Ukuran buah kopi liberika

paling besar diantara kopi budidaya lainnya dengan diameter sekitar 18-30

mm. Hanya saja rasio berat kering terhadap berat buah segarnya sangat

rendah.

Tanaman kopi liberika bisa hidup dengan baik pada ketinggian kurang

dari 700 meter. Bahkan ada tipe kopi liberika yang tahan ditanam di

lingkungan tanah yang memiliki tingkat keasaman tinggi seperti lahan

gambut.2 Lihat juga artikel kopi liberika.

d. Coffea liberica var. Dewevrei

Pohon kopi excelsa memiliki sifat-sifat yang sangat mirip dengan liberika.

Tidak banyak catatan mengenai karakter jenis kopi ini. Tanaman ini bisa

tumbuh dengan baik di dataran rendah pada rentang ketinggian 0-700 meter

dari permukaan laut. Seperti liberika, kopi excelsa dibudidayakan secara

terbatas. Lihat juga artikel mengenai kopi excelsa.

2.14 Penyakit Tanaman kopi

Penyakit tanaman terbagi menjadi dua yaitu penyakit nonbiotis dan penyakit

biotis. penyakit nonbiotis yaitu suatu penyakit pada tanaman yang disebabkan

oleh organisme tak hidup misalnya difisiensi unsur hara, keracunan mineral,

kelembaban, suhu, sinar yang tidak sesuai, kekurangan oksigen, polusi, dan reaksi

tanah. Penyakit biotis. Penyakit biotis yaitu penyakit yang disebabkan organisme
hidup yang kesemuanya adalah jasad renik atau mikro organisme yaitu jamur, bakteri,

virus, dan nematoda.

Adapun penyakit-penyakit yang menyerang tanaman kopi adalah sebagai

berikut :

a. Karat Daun

Karat daun kopi (coffe leaf rust) sering juga disebut penyakit daun kopi

(koffie-bladziekte, Bld.) adalah penyakit kopi yang paling penting diseluruh

dunia. Untuk indoensia penyakit ini merupakan penyakit yang terpenting pada

kopi arabika (Coffea Arabica L). Penyakit ini disebabkan oleh patogen

Hemileia vastarix B. et. Br. Yang merupakan penyakit utama pada tanaman

kopi arabika, sedangkan pada tanaman kopi robusta penyakit ini tidak

menjadi masalah.

b. Jamur Upas

Penyakit jamur upas disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor B.et

Br. Penyakit jamur upas adalah jamur yang polifag (dapat memarasit

banyak tumbuhan) dan tercatat lebih dari 140 tumbuhan inang. Selain

kopi, antara lain jamur upas dapat menyerang karet, teh, kakao, kina,

jeruk, mangga, nangka, jati, apel, kelengkeng, dan melinjo. Penyakit ini

banyak terdapat di kebun-kebun yang lembab, antara lain yang

pemangkasannya kurang dan pohon pelindungnya terlalu berat. Penyakit

lebih banyak terdapat di daerah yang curah hujannya agak tinggi.


4. Bercak Daun

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora coffeicola yang

dapat muncul di pembibitan sampai tanaman dewasa. Daun yang sakit

timbul bercak berwarna kuning yang teping dikelilingi halo (lingkaran)

berwarna kuning. Penyakit ini umumnya dijumpai di kebun dataran

rendah yang kelembapan udaranya tinggi, di pesemaian yang terlalu

gelap, dan pemberian peteduh yang terlalu rimbun.

5. Akar Coklat

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fomes noxius Corner. Jamur

akar coklat menular ke tanaman sehat karena adanya kontak antar akar

yang sehat dengan yang sakit. Jamur menular dengan sangat lambat,

penularan yang lambat ini disebabkan karena umumnya jamur hanya

terdapat pada akar tunggang dan sebagian dari akar-akar cabang yang besar.

Selain menyerang kopi antara lain jamur dapat menyerang karet, teh,

kakao, kelapa sawit, kelapa, kina, kapok, kapas, dan nangka.

6. Akar Hitam

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Rosellina bunodes. Jamur dapat

menular dengan beberapa cara, yang terpenting adalah melalui kontak

antara akar yang sehat dengan yang sakit. Tetapi selain itu jamur dapat

juga menular dengan rizomorf di bawah tanah. Penyakit ini dapat

menimbulkan kerugian yang berarti.


7. Nematoda

Nematoda adalah salah satu hama utama yang menyerang sistem perakaran

pada tanaman kopi yang dapat menyebabkan kematian pada tamanan kopi.

Nematoda ini dapat menyerang semua fase pertumbuhan tanaman, mulai

dari fase pembibitan sehingga fase tanaman menghasilkan. Ada dua jenis

Nematoda yang sering menyebabkan kerusakan pada tanaman kopi yakni

paratylenchus coffeae dan radhopholus similis. Kedua Nematoda ini

tergolong Nematoda endo-parasit yang hidup berpindah-pindah disekitar

perakaran tanaman (rhizomorf). Daur hidup masing-masing Nematoda

tersebut adalah sekitar 45 hari untuk pratylechus coffeae dan sekitar satu

bulan untuk radhopholus similis. Serangan nematoda ini dapat di ketahui

secara langsung dengan melihat gejala-gejala yang terlihat pada tanaman kopi

yang terserang. Gejala-gejala tersebut antara lain:

1. Tanaman yang terserang nematoda kelihatan kerdil dengan daun menguning

dan mudah gugur.

2. Pertumbuhan cabang primer terhambat sehingga pertumbuhan bunga juga

terhambat.

3. Bagian akar serabut yang terserang membusuk dan berwarna coklat dan

berair.

4. Pada serangan berat tanaman akhirnya kering dan mati.

Adapun gejala penyakit tanaman kopi adalah sebagai berikut:

1. Daun menguning

2. Daun timbul dengan bercak kuning kecoklatan OR daun mudah sekali gugur
3. Daun kusam, layu, dan menggantung

4. Daun memiliki bercak seperti tepung berwarna Orange pada bagian bawah

OR daun pada pohon menjadi gundul OR daun timbul bercak penyebar

5. Buah tumbuh prematur dan kosong OR batang pendek/kerdil OR akar

membusuk dan putus

6. Buah timbul bercak hingga membusuk OR daun timbul bercak melingkar

membentuk halo.

7. Akar tertutuo oleh kerak dan butir-butir tahan OR tanah memiliki anyaman

benang jamur berwarna kehitaman

8. Akar terdapat titik hitam OR batang terdapat titik hitam

9. Akar memiliki anyaman benang jamur berwarna putih

10. Batang memiliki benang-benang jamur tipis seperti sutra OR batang

mengalami Nekrosis OR buah mengalami Nekrosis

2.15 Penjelasan tentang Flowchart

Flowchart atau Bagan alir adalah bagan (chart) yang menunjukkan

alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir

(flowchart) digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.

Jenis jenis Flowchart

Ada beberapa jenis flowchart diantaranya:

1. Bagan alir sistem (systems flowchart).

2. Bagan alir dokumen (document flowchart).


3. Bagan alir skematik (schematic flowchart).

4. Bagan alir program (program flowchart).

5. Bagan alir proses (process flowchart).

1. System Flowchart

System flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan arus

pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari

prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa

yang dikerjakan di sistem.

2. Document Flowchart

Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir

formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang

menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.

3. Schematic Flowchart

Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip

dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem.

Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan

alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang

digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan


komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan simbol-simbol bagan alir.

Penggunaan gambar-gambar ini memudahkan untuk dipahami, tetapi sulit dan lama

menggambarnya.

4. Program Flowchart

Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang

menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program

dibuat dari derivikasi bagan alir sistem.

Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika

program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer

terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program

digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer

secara logika. Bagan alat- logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. Gambar

berikut menunjukkan bagan alir logika program. Bagan alir program komputer

terinci (detailed computer program flow-chart) digunakan untuk menggambarkan

instruksi-instruksi program komputer secara terinci. Bagan alir ini dipersiapkan oleh

pemrogram.

5. Process Flowchart

Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir yang banyak

digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis sistem untuk

menggambarkan proses dalam suatu prosedur.


6. Simbol dan Notasi Flowchart

Dipakai sebagai alat Bantu menggambarkan proses di dalam program. Dan

dibagi menjadi tiga kelompok :

7. Flow Direction Symbols

dipakai untuk menggabungkan antara symbol yang satu dengan symbol

lainnya
BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penyusunan skripsi ini, dibutuhkan beberapa data maupun

informasi sebagai bahan refrensi yang bisa mendukung kebenaran materi uraian

pembahasan. Agar menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat dalam

mendiagnosa penyakit kopi ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Dalam

bab ini menunjukkan bagaimana penelitian dilakukan guna memperoleh data-

data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi.

3.1 Tahapan-tahapan penelitian

Tahapan-tahapan penelitian menguraikan kerangka kerja peneliti atau

tahap-tahap yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian atau penyusunan

skripsi. Tahapan penelitian ini dilakukan agar dapat menyelesaikan masalah

yang akan dibahas. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan

informasi-informasi berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Sehingga dapat

diketahui keadaan atau kedudukan masalah tersebut baik secara teoritis maupun

praktis. Pengetahuan yang diperoleh dari studi pendahuluan sangat berguna

menyusun kerangka teoritis tentang pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis

yang akan diuji kebenarannya melalui pelaksanaan penelitian lapangan. Studi

pendahuluan dapat dilakukan dengan studi dokumenter, kepustakaan dan studi

lapangan.
Berikut dibawah merupakan tahapan-tahapan penelitian yang telah disusun:

Identfikasi Masalah

Tujuan dan Manfaat

Pengumpulan Data

Analisa Sistem

Perancangan Sistem

Implementasi Sistem

Kesimpulan dan
Saran

Gamabar 3.1 Tahapan-tahapan penelitian

Berikut adalah penjelasan dari Tahapan-tahapan penelitian:

1. Identifikasi masalah

Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh

dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan

menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah


kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum

bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan

(observasi, survey, dsb).

Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang

mempermasalahkan suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu

fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai

pembeda antara sesuatu dengan yang lain.

2. Tujuan penelitian dan Manfaat

Tujuan Penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya

hasil, sesuatu yang diperoleh setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan

dicapai atau dituju dalam sebuah penelitian. Sedangkan manfaat penelitian

adalah dampak dari pencapaiannya tujuan.

3. Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah.

4. Analisa Sistem

Analisa sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

untuk mengidentifikasikn dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,

kesempatan kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-

kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-

perbaikannya.
5. Perancangan Sistem

Perancangan Sistem merupakan sebagai penggambaran, perencanaan, dan

pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah

kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

6. Implementasi Sistem

Impelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang

sudah disusun secara matang dan terperinci.

7. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan adalah Hasil dari pembahasan dalam sebuah masalah yang telah

dibahas. Sedangkan Saran adalah sebuah solusi yang ditujukan untuk

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Saran harus bersifat

membangun,mendidik,dan secara objrktif dan sesuai dengan topik yang

dibahas.

3.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun orang tua di jalan kota cane Kabupaten

Tanah Karo , Sumatera Utara, Indonesia.


3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data dapat diartikan sebagai suatu cara yang

digunakan dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan masukan

dalam menyusun skripsi ini. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data

yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini yaitu sebagai berikut:

3.4.1 Studi Pustaka

Dengan teknik ini, penulis mendapatkan informasi apa saja yang

berhubungan dengan penyusuan skripsi ini yang melalui buku-buku

referensi dan mencari melalui berbagai situs-situs di internet yang

berkaitan, sehingga penulis dapat mengumpulkan data dan informasi yang

diinginkan.

3.4.2 Studi Literatur

Penulis mencoba mencari perbandingan dengan studi sejenis dari bebrapa

penulisan di beberapa karya ilmiah, seperti jurnal dan skripsi.

3.4.3 Observasi

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tinjauan

secara langsung ke objek yang diteliti. Untuk mendapatkan data yang

bersifat nyata dan meyakinkan maka penulis melakukan pengamatan

langsung terjun ke kebun kopi untuk mendapatkan data sesuai dengan

kenyataan.
3.4 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dimulai dari Mei dan berakhir September 2017. Penelitian

ditujukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses perancangan

dan pembuatan sistem beserta proses pengujian diagnosa Penyakit Kopi yang akan

dibuat. Berikut dibawah ini merupakan jadwal penelitian yang disusun dalam

bentuk Gantt Chart.

Waktu
Mei Juni Juli Agustus September

kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4
Pengumpul
an data
Analisi
sistem
Perancanga
n sistem
Pembangu
nan sistem
Ujicoba
sistem
Penulisan
skripsi

3.5 Teknik Analisa

Sistem pakar untuk identifikasi dini penyakit tanaman kopi ini bekerja

dengan mengadaptasi pengetahuan dan kreativitas petani atau serta didukung

dengan literatur-literatur berkaitan dengan penyakit kopi, baik dari buku-buku

maupun dari internet. Setelah mengamati dan mencari informasi baik dari pakar

maupun pengguna (petani), diketahui bahwa jenis penyakit kopi berbagai macam
gejala yang menyertainya sangat kompleks dan beberapa penyakit memiliki gejala

yang hampir sama.

Sistem pakar ini dibuat untuk memberikan pengetahuan diagnosis awal kepada

pengguna tentang penyakit kopi yang serta juga sebagai alat bantu bagi

seorang Pengguna (petani) untuk dapat mengambil keputusan atau diagnosis

yang tepat terhadap suatu gejala sehingga diperoleh mencegahan yang tepat.

Perancangan sistem ini meliputi:

1. Sistem mengadaptasi pemikiran pakar dalam mendiagnosis penyakit kopi

yang dituangkan dalam suatu kaidah diagnosis.

2. Sistem menganalisis masukan pengguna dengan aturan yang ditetapkan.

3. Sistem dapat mengambil keputusan berdasarkan masukan dari pengguna.

4. Sistem memberikan informasi berupa pengetahuan kepada pengguna

mengenai angka kemungkinan penyakit kopi yang berdasarkan keluaran

Certainty Factor.

3.6 Analisis Kebutuhan Masukan

Para pakar memberikan masukan dan juga digunakan sebagai basis

pengetahuan dari sistem dalam mendiagnosis penyakit pada tanaman Kopi,

seperti:

1. Data gejala baru yang belum terdapat dalam sistem. Data gejala meliputi

id_gejala dan nama gejala.

2. Data penyakit berupa nama penyakit, definisi penyakit, serta solusi penanganan

yang belum terdapat dalam sistem.


3. Data aturan ditambahkan sesuai dengan gejala dan nama penyakit yang

ditimbulkan. Pakar diminta memberikan nilai bobot dari masing-masing

gejala. Data aturan meliputi id aturan, id penyakit, dan nilai kepercayaan.

3.7 Analisis Kebutuhan Proses

Proses inti dari sistem ini adalah proses penalaran. Sistem akan melakukan

penalaran untuk menentukan jenis penyakit tanaman kopi berdasarkan gejala

yang dimasukkan oleh user. Pada sistem telah disediakan aturan basis

pengetahuan untuk penelusuran jenis penyakit tanaman Kopi.

3.8 Analisis Kebutuhan Keluaran

Data keluaran dari sistem ini adalah hasil diagnosis dari penyakit

tanaman kopi yang di masukkan user, berupa kemungkinan jenis penyakit

arabika. Keterangan tentang penyakit arabika pada tanaman kopi , solusi dan nilai

kepercayaan berdasarkan metode Certainty Factor. Hasil output sistem terdiri dari

nilai kepercayaan jenis penyakit Arabika, jenis penyakit Arabika dan solusi

berdasarkan jenis penyakit pada tanaman Kopi.


3.9 Flowchart Menu Utama

Fungsi Flowchart adalah untuk menggambarkan, menyederhanakan rangkaian

proses atau prosedur sehingga mudah dipahami dan mudah dilihat berdasarkan urutan

langkah dari suatu proses.

Manfaat Flowchart

1. Sebagai dekumentasi prosedur kerja dalam ISO

2. Sebagai pedoman untuk menjalankan operasional

3. sebagai benchmark (patokan)

4. sebagai peta kerja untuk untuk mencegah terjadi kehilangan arah

5. untuk mempermudah pengambilan keputusan

Gambar dibawah ini menampilkan proses yang terdapat dalam sistem

pakar ini adalah start, gejala, rule base, Certainty Factor, penyakit, dan END solusi.
START

DIAGNOSA

MEMASUKKAN
PILIHAN GEJALA

DATA
ya
MASIH ADA

tidak

HASIL
PILIHAN
GEJALA

ANALISA

CERTAINTY
FACTOR

KESIMPULAN PENYAKIT
DAN NILAI CF

END
3.10 Perancangan Mesin Inferensi

Setiap Penyakit, dilakukan perhitungan menggunakan rumus pada metode

Certainty Factor untuk mencari evidence tunggal. Nilai CF evidence tunggal

pada setiap rule kembali dihitung lagi menggunakan rumus CF kombina si

untuk setiap nilai CF evidence tunggal mendapat perlakuan sebagai nilai CF1

dan CF2. Berikut ini rumus untuk menghitung nilai CF evidence maupun nilai

CF kombinasi yang diterapkan untuk setiap premis tunggal hasil pecahan dari

premi majemuk.

Untuk proses penarikan kesimpulan dapat dilihat pada Gambar 4,

merupakan gambaran pencarian solusi sistem pakar dengan menggunakan

flowchart atau diagram alir.

Gambar 4 Flowchart Inference


2.11 Perancangan Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman dalam

penyelesaian masalah yang digunakan dalam sistem kecerdasan buatan. Basis

pengetahuan digunakan untuk penarikan kesimpulan hasil dari proses pelacakan.

Basis pengetahuan bersifat dinamis, sehingga pakar dapat menambah atau mengubah

basis pengetahuan tersebut sesuai data yang baru. Nilai Certainty Factor untuk

penelitian ini adalah nilai Certainty Factor yang kaidah nilainya melekat pada suatu

rule tertentu dan besarnya nilai diberikan oleh pakar.

Dalam perancangan ini kaidah produksi dituliskan dalam bentuk

pernyataan IF [premis] THEN [konklusi]. Pada perancangan basis pengetahuan

sistem pakar ini premis adalah gejala dan konklusi adalah jenis penyakit

leukemia, sehingga bentuk pernyataannya adalah IF [gejala] THEN [jenis penyakit

Kopi].

Pada sistem pakar ini dalam satu kaidah dapat memiliki lebih dari satu

penyakit. Gejala-gejala tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logika

AND.

Anda mungkin juga menyukai