DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA :
AGROTEKNOLOGI-A
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
PEKANBARU
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas semua berkat dan
rahamat –Nyasehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan
judul “(Sistem Pemantauan Ekosistem Dan Teknik Pengamatan)” dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca. Terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu Agus
Sutikno,S.P,M.P yang telah membantu dan membimbing dalam
pembuatan makalah ini dan juga terima kasih kepada teman-teman yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Peran Pengamatan Dalam Pengendalian Hama Terpadu.........................................3
2.2 Pengambilan Sampel dan Program Pengamatan......................................................5
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesalahan Pengambilan Sampel......................5
2.4 Sifat Pengambilan Sampel........................................................................................6
2.5. Pengembangan Program Pengambilan Sampel.......................................................8
2.6. Program Pengamatan Petugas Perlindungan Tanaman Di Indonesia.......................8
BAB III PENUTUP........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan............................................................................................................13
3.2 Saran......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Dalam penerapan PHT, pengamatan ekosistem merupakankegiatan yang
agar diperoleh produksi pertanian tinggi, populasi hama dan kerusakan tanaman
dapat dipertahankan pada aras yang tidak merugikan, serta residu pestisida di
bersifat dinamik, selalu berubah antar waktu danantar tempat serta sangat peka
ekosistem meliputi keadaan cuaca, air, tanah, populasi hama dan penyakit, musuh
1
Di lapangan, populasi serangga berpengaruh pada kerusakan tanaman.
tingkat kerusakan tanaman, tentu saja dengan mempertimbangkan jenis hama dan
tanaman. Pengamatan populasi hama secara garis besar dibedakan menjadi tiga
bentuk, yaitu (1) pengamatan populasi mutlak, (2) pengamatan populasi relatif
pestisida. Parameter AE dapat saja berupa data populasi ataupun data kerusakan.
Data populasi hama dinyatakan dalam bentuk jumlah individu hama per
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk:
teknik pengamatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bermanfaat apabila tidak diikuti kegiatan pemantauan yangteratur dan dapat
dipercaya. Sebaliknya program pemantauan tidak bermanfaat apabila tidak
dikaitkan dengan suatu araspenentuan keputusan pengendalian seperti ambang
ekonomi. Pemantauan adalah suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan secara
berkala pada suatu obyek di lokasi tertentu untuk kepentingan pengambilan
keputusan. Pengamatan yang dilakukan secara insidentil yang tidak digunakan
untukpengambilan keputusan bukan merupakan kegiatan pemantauan.
4
AE, tidak perlu dilaksanakan pengendalian kimiawi Dalam pelaksanaan kegiatan
pemantauan perlu ditetapkan siapa yang menjadi pelaksana pemantauan apakah
petani atau petugas lapangan pemerintah yang ditugasi melakukan pemantauan
sepertipara POPT.Idealnya apabila semua petani dan kelompok tani pernah
memperoleh pelatihan pengamatan atau pelatihan PHT di SLPHT,tanggung jawab
pemanatauan di tingkat lapangan adalah petani beserta kelompoknya.
5
Keadaan lingkungan yang mempengaruhi aktivitas serangga yang
kita amati. Menyesuaikan dengan irama kehidupan serangga.
3. Sifat sebaran spasial serangga
Sifat sebaran serangga harus diketahui terlebih dahulu karena akan
digunakan untuk menentukan besar ukuran dan bentuk unit sampel,
frekuensi pengamatan, ukuransampel, dll
1. Metode mutlak
Metode ini menghasilkan angka pendugaan populasi dalam bentuk
jumlah individu per satuan permukaan tanah atau habitat serangga yang
kita amati.
2. Metode nisbi
Menghasilkan angka penduga populasi yang sulit untuk
dikonversikan dalam unit permukaan tanah karena banyaknya factor yang
mempengaruhi angka penduga.
3. Metode indeks populasi
Menghasilkan hitungan dari apa yang ditinggalkan dari hama tersebut
6
pengamatan baik untuk program penelitian atau untuk pengambilan
keputusan pengendalian hama. Biasanya unit sampel dikembangkan
berdasarkan sifat biologi serangga dan belajar dari pengalaman
sebelumnya. Unit sampel dapat berupa:
a. Unit luas permukaan tanah 1 x 1 m2
b. Unit volume tanah
c. Bagian tanaman seperti rumpun, batang, daun, pelepah daun
d. Dalam bentuk stadia hamanya sendiri. Sering digunakan untuk
evaluasi dalam musuh alami seperti jumlah larva parasit atau larva inang,
dst.
2. Penentuan interval pengambilan sampel
Jarak waktu pengamatan yang satu dengan waktu pengamatan yang
berikutnya pada petak pengamatan yang sama. Interval pengambilan
sampel merupakan jarak waktu pengamatan yang satu dengan waktu
pengamatan yang berikutnya pada petak pengamatan yang sama. Banyak
faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan interval pengamatan
antara lain tingkat tumbuh tanaman, daur hidup serangga yang diamati,
tujuan pengambilan sampel, faktor cuaca, dll. Untuk serangga yang
mempunyai siklus pendek dan kapasitas reproduksi tinggi, interval
pengamatan harus pendek agar tidak kehilangan informasi dari lapangan.
Demikian juga keadaan ini berlaku bagi komoditas tanaman yang peka
terhadap serangan hama seperti kapas, dan juga untuk jenis hama yang
peningkatan kerusakannya berjalan cepat.
3. Penentuan ukuran sampel
Dalam program pengambilan sampel dan pengamatan penentuan
berapa jumlah unit sampel yang harus diamati pada setiap waktu
pengamatan sangat menentukan kualitashasil pengamatan. Ukuran sampel
dipengaruhi oleh dua komponen utama yaitu varians (s2) yang
menjelaskan distribusi data sampel, dan biaya pengambilan sampel yang
terdiri atas ongkos tenaga dan alat-alat pengambilan sampel. Secara umum
dapat dikatakan semakin besar ukuran sampel (n) semakin dapat dipercaya
harga penduga parameter populasi. Tetapi apabila ukuran sampel besar
7
maka biaya pengambilan sampel juga semakin besar. Sebaliknya bila unit
sampel terlalu sedikit, analisa statistik akan menghasilkan keputusan yang
memiliki ketepatan dan ketelitian rendah, sehingga kualitas dan kegunaan
hasil pengamatan diragukan.
4. Desain atau pola pengambilan sampel
Ada beberapa pola yang dapat digunakan untuk menetapkan unit
sampel yang mana dari keseluruhan populasi yang harus diamati yang
menjadi anggota sampel. Pola yang paling ideal adalah secara acak
(random sampling), kemudian dikenal
a. Pola acak berlapis
b. Pola pengambilan sampel sistematik
c. Pola pengambilan sampel purposive atau yang sudah ditentukan
8
a. Pengamatan tetap
9
tentang penggunaan, peredaran dan penyimpanan pestisida. Pengamatan keliling
atau patroli dilaksanakan dengan menjelajahi wilayah pengamatan. Sebelum
melaksanakan pengamatan, PHP disarankan menemui petani/kelompok tani
pemandu, penyuluh atau sumber lain yang layak dipercaya; untuk memperoleh
informasi tentang adanya serangan OPT dan kegiatan pengendalian di wilayah
kerjanya. Informasi tersebut digunakan untuk menentukan daerah yang dicurigai
dan mengkonsentrasikan pengamatannya. Penentuan daerah yang dicurigai
didasarkan pada kerentanan varietas yang ditanam terhadap OPT utama di daerah
tersebut, stadia pertumbuhan tanaman dan jaraknya terhadap sumber serangan.
Serangan OPT di daerah yang dicurigai, diamati lima petak contoh yang terletak
pada perpotongan garis diagonal (A) dan pertengahan potongan-potongan garis
diagonal tersebut (B, C, D dan E). Jumlah rumpun yang diamati tiap unit contoh
adalah 10 rumpun/batang. Komponen-komponen yang diamati adalah luas
tanaman terserang, intensitas serangan, kepadatan populasi OPT, stadia/umur
tanaman, varietas dan tindakan pengendalian yang pernah dilakukan petani.
Dalam tiap petak contoh diamati 5 unit jumlah rumpun contoh yang diamati
dalam tiap unit contoh adalah sepuluh rumpun/tanaman.
a. Tanaman Pangan
b. Tanaman Sayuran
10
Pengambilan contoh pada pengamatan OPT tanaman sayur-sayuran
dilakukan pada 10 tanaman contoh setiap 0,1 ha atau 50 tanaman contoh per
hektar. Pengambilan tanaman contoh ditentukan secara acak (random).
Tanaman contoh ditentukan dengan 2 (dua) cara, yaitu random (acak) dan
diagonal. Cara random dilakukan pada perkebunan rakyat/pekarangan rumah,
sedangkan cara diagonal dilakukan (seperti pengambilan contoh pada tanaman
padi) pada perkebunan besar
3. Penilaian Kerusakan
I = ----------- X 100%
a+b
Keterangan:
11
a : Banyaknya contoh (daun, pucuk, bunga, buah, tunas, tanaman, rumpun
tanaman) yang rusak mutlak atau dianggap rusak mutlak.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengamatan adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi tentang
sesuatu obyek yang diamati/dikaji/diteliti. Pengamatan bisa dilakukan secara
berkala maupun insidentil. Ada beberapa maksud atau tujuan pengamatan yaitu
pengamatan untuk pengumpulan data penelitian, pengamatan untuk penyusunan
lapangan dan pengamatan untuk pengambilan keputusan.
3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami konsep dalam
pengamatan dan pengambilan sampel agar memudahkan mahasiswa dalam
menerapkannya dilapangan mudah
13
DAFTAR PUSTAKA
Sembel, 2012. Serangga –serangga Hama Tanaman Pangan, Umbi dan Sayuran.
Penerbit Bayumedia Publishing Malang
14