Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


“ Alat Kesehatan “
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Managemen

Dosen Pengampu : Ns. Agus Nurdin, S.Kep, M.Kes

Disusun oleh :
Kelompok 3

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU


2021/2022

Jl. HARAPAN NO.50, RT.2/RW.7 LENTENG AGUNG KEC.JAGAKRASA KOTA


JAKARTA SELATAN, DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA
LAMPIRAN KELOMPOK 3

1. Adinda Risti Sofyandi ( 09200000140 )


2. Anisya Rhamada ( 09200000135 )
3. Dwi Sri Sukmawati ( 09200000144 )
4. Endan Rusdan ( 09200000117 )
5. Gahtan Darmahas F ( 09200000123 )
6. Reina Hapsari Putri ( 09200000121 )
7. Riska Setiani ( 09200000131 )
8. Selvina Widianti ( 09200000125 )
9. Sinta Fauziah ( 09200000136 )
10. Sofie Chaliani ( 09200000112)
11. Sylva Azzahra ( 09200000124 )
12. Zaeni Farhan ( 09200000143 )

ii
KATA PENGANTAR
Assalamualikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur kehadirat ALLAH SWT senantiasa kita ucapkan. Atas rahmat
dan karunianya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sistem informasi manajemen alat kesehatan” tidak lupa sholawat serta salam
tercurahkan bagi baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak

Makalah yang berjudul “Sistem informasi manajemen alat kesehatan” merupakan sedikit pengetahuan
tentang alat kesehatan serta informasi alat kesehatan. Pembahasan terkait informasi alat kesehatan
dengan pengelompokan alat kesehatan akan diuraikan lebih lanjut

Adapun penulisan makalah berjudul “Sistem informasi manajemen alat kesehatan” di buat untuk
memenuhi tugas mata Sistem informasi manajemen. Penulis tidak hanya membahas konteks alat
kesehatan saja, tetapi juga pengembanagan tentang pengelompokan alat kesehatan berdasarkan data
fiktif yang bersumber dari buku rujuakn pedoman klasifikasi alat kesehatan kementrian R.I .

Penulis mengucapkan terimkasih kepada pihak yang mendukung serta membantu penyelesaian
makalah. Harapanya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas di luaran sana serta
dapat diminati dan di pahami oleh kalangan siapapun itu dan dapat memberikan manfaat.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan.
Meskipun demikian penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Waalaikumssalam wr.wb

Cianjur, 12 juni 2022

penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... iii


DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iv
BAB I ...................................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 5
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................................... 5
B. RU MUSAN MASALAH .......................................................................................................... 6
C. TUJUAN .................................................................................................................................... 6
BAB II .................................................................................................................................................... 7
TUNJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................................... 7
ALAT KESEHATAN YANG TERMASUK GOLONGANMUDAH DI CARI ........................ 32
ALAT YANG TERGOLONSAH DICARI ................................................................................... 32
IZIN ALAT ...................................................................................................................................... 34
TATA CARA PENDAFTARAN IZIN PENYALUR ALAT KESEHATAN ............................. 36
ALUR PROSES PERIZINAN ....................................................................................................... 38
BAB III................................................................................................................................................. 38
PENUTUP............................................................................................................................................ 39
A. KESIMPULAN ....................................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 40

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap komponen,
bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan
dalam pemeliharaan dan perawatan, diagnosis, pemulihan, perbaikan, penyembuhan dan lain-
lain (Hartono, 1985). Semua alat kesehatan yang kontak langsung dengan pasien dapat
menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu, persediaan dari barang steril cukup memainkan
peran penting dalam mengurangi penyebaran penyakit dalam pelayanan kesehatan.
Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik,
dihadapkan kepada resiko terinfeksi, kecuali dilakukan kewaspadaan untuk mencegah
terjadinya infeksi.

Petugas kesehatan yang melayani pasien dan staf pendukung (seperti staf rumah tangga,
pembuangan sampah dan staf laboratorium) semuanya dihadapkan kepada resiko infeksi.
Infeksi yang terdapat di rumah sakit atau yang disebut dengan istilah infeksi nosokomial
merupakan fokus penting di semua negara. Namun di negara berkembang infeksi ini
merupakan penyebab utama penyakit dan kematian. Organisme penyebab infeksi nosokomial
biasanya datang dari tubuh pasien sendiri (flora endogen), kontak dengan staf (kontaminasi
silang), instrumen dan jarum yang terkontaminasi, dan lingkungan (flora eksogen). Infeksi ini
juga dapat terjadi pada pasien yang umumnya selalu berpindah-pindah dan waktu rawat di
rumah sakit lebih pendek, pasien sering dipulangkan sebelum infeksi ini menjadi nyata atau
timbul gejala. Kenyataannya sebagian besar infeksi nosokomial pada pasien rawat inap dan
rawat jalan menjadi nyata 2 setelah mereka pulang.

Di negara berkembang, infeksi ini jauh lebih tinggi, karena kurangnya pengawasan, praktik
pencegahan infeksi yang buruk, pemakaian sumber terbatas yang tidak tepat dan rumah sakit
yang penuh sesak (Tietjen et al., 2004). Suatu penelitian infeksi nosokomial di rumah sakit
khusus penyakit menular di Jakarta menunjukkan, dari 723 pasien, didapatkan 191 (26,4%)
pasien dengan 285 infeksi menurut lokasi anatomi. Dari 285 infeksi, tingkat infeksi
nosokomial tertinggi adalah infeksi saluran kemih (15,9%), diikuti infeksi bakteri (10,8%),
infeksi saluran pernafasan bawah (4,7%), infeksi saluran pencernaan (2,6%), infeksi kulit
(2,4%), infeksi selaput lendir oral (1,4%), infeksi jarum infus dan tingkat terendah adalah
infeksi saluran pernapasan atas (0,6%) (Janas et al., 1992). Rumah sakit sebagai institusi
penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien
dan petugas di rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit

5
adalah rendahnya angka infeksi nokosomial dan untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka
perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit (Depkes RI, 2001

B. RU MUSAN MASALAH
1. Apa itu Alkes / Alked ?
2. Apa saja yang termasuk Alkes / Alked ?
3. Penggolongan Alkes/Alked berdasarkan pemakaiannya ?
4. Penggolongan Alkes/Alked berdasarkan klasifikasinya ?
5. Analisa data tersebut , dan apa informasi yang di dapat ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu Alkes / Alked
2. Mengetahui apa saja yang termasuk Alkes / Alked
3. Mengetahui penggolongan Alkes/Alked berdasarkan pemakaiannya
4. Mengetahui penggolongan Alkes/Alked berdasarkan klasifikasinya
5. Menganalisa data tersebut , dan Menyimpulkan informasi yang di dapat

6
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
1. STETOSKOP
Stetoskop atau stethoscope adalah alat kedokteran yang paling sering dikaitkan
dengan profesi seorang dokter bahkan sepertinya sudah merupakan simbol seorang
dokter. Rasanya belum sah bila seorang dokter tidak memiliki alat ini. Tidak heran
kalau seorang dokter spesialis radiologi ataupun dokter ahli laboratorium klinik yang
jarang sekali perlu melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasiennya secara
langsungpun memiliki setoskop.

Stetoskop berasal dari kata Yunani stetos yang artinya dada dan skopein yang artinya
memeriksa. Alat kedokteran ini merupakan media untuk menyampaikan suara-suara
di dalam tubuh seorang pasien kepada telinga dokter yang memeriksanya.

Fungsi dari stetoskop ini adalah untuk mendengarkan detak jantung, suara usus, dan
lain sebagainya. Dengan kemampuannya ini, Stetoskop dapat digunakan pula untuk
mengetahui kerja paru-paru dan juga untuk mengukur tekanan darah dengan
mendengarkan denyut nadi. Stetoskop ini bisa di pakai berulang.

2. ENDOSCOPY
Endoscopy adalah merupakan alat untuk meneropong organ-organ dalam tubuh
manusia tanpa sayatan atau dengan sayatan kulit minimal. Salah satu fungsinya
adalah untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada alat-alat pencernaan bagian atas
dan juga tenggorokan.

Pemeriksaan / tindakan pengobatan didalam saluran pencernaan yang menggunakan


peralatan berupa teropong (Endoscop) Keunggulannya antara lain :
 Dapat melihat dengan jelas lokasi dan jenis kelainan dalam rongga saluran cerna
 Tindakan pengobatan dengan resikonya jauh lebih ringan daripada tindakan

7
operasi.
 Dapat menggantikan fungsi tindakan operasi, lebih nyaman, biaya lebih murah
danefisien.Hasil pemeriksaan dapat langsung dicetak.

3. COLONOSCOPY
Colonoscopy adalah alat kedokteran yang fungsinya untuk mengetahui kondisi
saluran pencernaan bagian bawah. Bagian tersebut dimulai dari rectum, anus sampai
dengan usus pada bagian bawah.

4. TENSI METER
Alat kedokteran ini dipergunakan untuk mengukur tensi atau tekanan
darah. Dipergunakan untuk pemeriksaan pasien hipertensi, anemia,
dan lain sebagainya. Ada dua jenis tensimeter yaitu tensimeter air
raksa dan tensimeter digital

Tensimeter air raksa di luar negeri saat ini sudah dilarang untuk
digunakan lagi karena bahaya dari air raksanya jika tensimeter
tersebut pecah. Tensimeter digital sendiri lebih canggih dan

8
praktis dipergunakan, namun harganya memang lebih mahal dibandingkan dengan
yang konvensional. Alat ini termasuk alat yang dapat di gunakan berulang.

5. TERMOMETER
Termometer adalah alat kedokteran yang dipergunakan untuk mengukur suhu tubuh.
Ada 2 jenis thermometer yaitu thermometer raksa dan digital. Perbedaannya terletak
pada alat pengukurannya.

Termometer berasal dari bahasa Yunani yaitu Thermos yang berarti panas dan meter
yang berarti mengukur. Jadi thermometer adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur tinggi rendahnya suhu benda.

Untuk termometer digital, jika suhu tubuh sudah di dapat maka alat tersebut akan
mengeluarkan bunyi dengan sendirinya sedangkan termometer raksa sendiri deteksinya
memakan waktu yang lama, sehingga kurang efisien untuk dipergunakan. Ini salah satu alat
yang wajib dimiliki dan tersimpan di kotak P3K Anda.

6. CT-SCAN
CT-SCAN Singkatan dari Computed Temography sedangkan Scan adalah foto. Sehingga
fungsi dari alat ini tiada lain adalah untuk menghasilkan foto bagian-bagian dalam dari tubuh
dengan lebih lengkap dan akurat. Hal ini dikarenakan foto yang dihasilkan dari CT-Scan ini
merupakan foto (gambar) bagian dalam tubuh berupa irisan.

9
7. X-RAY
Orang lebih mengenal alat kedokteran ini dengan sebutan rogten. Alat ini
dipergunakan untuk mengetahui bagian dalam khusus nya paru-paru. X-Ray
menjalankan fungsi kerjanya dengan penggunaan sinar radiasi.

8. LAPAROSCOPY
Alat kedokteran ini adalah alat yang berfungsi untuk pembersihan darah. Selain itu,
laparoscopy juga dipergunakan untuk melakukan inseminasi.

9. ALAT CEK DARAH


Alat cek darah biasanya memiliki tiga fungsi dalam satu alat. Selain untuk mengecek kadar
gula darah, juga dapat digunakan untuk mengecek asam urat dan kolesterol dalam
darah. Dipergunakan pada pemeriksaan penyakit kolesterol, asam urat, diabetes, dan lain
sebagainya.

10
10. ULTRASONOGRAPHY (USG)
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik,
yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang
kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG
diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu,
tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam
bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali
diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.

USG sering dipergunakan untuk melihat perkembangan janin dalam tubuh ibu hamil,
untuk mengecek adanya penyakit lain dalam tubuh seperti kanker, miom, dan lain
sebagainya.

11. ELEKTROKARDIOGRAFI (ECG)


Elektrokardiografi adalah alat kedokteran yang fungsinya untuk merekam aktivitas
elektro atau kelistrikan yang terjadi di dalam jantung. Hasilnya dapat terlihat pada
elektrodiagram. Biasanya dipergunakan pada penyakit-penyakit yang berkaitan
dengan fungsi dari jantung.

Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf,


yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri
atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika,
kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis".
Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting.

11
12. WARM WATER ZAK (BELD.) HOT WATER BOTLE (ING.)
Bentuk : berupa kantung dari karet dengan tutup di ujungnya, diisi air panas.
Fungsi : untuk kompres panas

13. IJSKAP (BELD.) ICE BAG (ING.) ESKAP (IND.)


Bentuk : berupa kantung dari karet dengan tutup di tengahnya, diisi pecahan es batu
Fungsi : untuk kompres dingin.

14. BORS POMP (BELD.) BREAST PUMP AND RELIEVE (ING.) POMPA SUSU
(IND.)
Fungsi : untuk membantu memompa air susu keluar
dari payudara wanita yang sedang menyusui.

15. TAPELHOED ATAU TAPELHOEDJE (BELD.) NIPPLE SHIELD (ING.)


PELINDUNG PUTING SUSU
Fungsi : untuk melindungi putting susu yang lecet pada waktu menyusui sehingga si
bayi dapat menghisap air susu melewati alat tsb.

12
16. WI NDRING (BELD.) AIR CUSION (ING.)
Bentuk : berupa alat yang terbuat dari karet berbentuk
lingkaran seperti ban mobil, diameter dalam 13,5 cm
luar 40 cm
Fungsi : sebagai tempat duduk pada penderita wasir/
ambeien.

17. URINAL
Fungsi : untuk menampung urine pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC.
Jenisnya :
 Urinal male : untuk pasien laki-laki
 Urinal female : untuk pasien wanita

18. BADPEN
biasa disebut juga pispot. Berguna untuk menyimpan cairan-cairan khusus untuk
pasien, misalnya kemih dan tinja. Bedpan biasa dibuat dengan bahan logam, plastik
ataupun kaca. Fungsi : untuk menampung feses pada pasien yang tidak boleh/bisa ke
WC,

19. PUS BASIN, EMESIS BASIN


Fungsi : untuk menampung muntah, nanah, kapas bekas dll.

13
20. GLOVES (ING.) HANDSCHOEN (BELD.) SARUNG TANGAN
Fungsi : untuk melindungi tangan dari pengaruh lingkungan sekeliling alat ini hanya
dapat digunakan 1 kali.

21. HETHER
Fungsi : untuk mengeluarkan/ pengambilan urine. Alat ini hanya dapat 1 kali pakai
Jenisnya :Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
 Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
 Balloon Cathether/ Foley Cathether : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan
balon dengan cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar
Cathether tidak copot.

22. URINE BAG


Fungsi : untuk menampung urine yang dihubungkan dengan Balloon Cathether/ Foley
Cathether untuk mengeluarkan/ pengambilan urine pada sistem tertutup
Alat ini bisa hanya untuk sekali pakai.

14
23. STOMACH TUBE (ING.) MAAG SLANG/ MAAG SONDE (BELD.)
Fungsi : untuk mengumpulkan cairan/ getah lambung, untuk membilas/ mencucui isi
perut, untuk pemberian obat-obatan. Alat ini nanya dapat digunakan sekali pakai.

24. FEEDING TUBE


Fungsi : untuk nutrisi/ pemberian cairan makanan melalui mulut atau hidung. Ini
adalah alat sekali pakai.

25. WING NEEDLE


Fungsi : sebagai perpanjangan vena untuk pemberian cairan infus atau obat intra vena dalam
jangka lama. ini termasuk kedalam alat sekali pakai.

26. INFUSION SET


Fungsi : selang untuk pemberian cairan infus. Ini adalah alat sekali pakai.

15
27. TRANSFUSION SET
Fungsi : untuk pemberian tranfusi darah. Termasuk kedalam alat sekali pakai

28. SPUIT/SYRINGE
Fungsi : untuk menyuntik. Alat sekali pakai

29. INJECTION NEEDLE (ING.) JARUM SUNTIK


Fungsi : untuk menyuntik digabungkan dengan alat suntik (Spuit = Syringe). Alat
sekali pakai.

30. GLISERIN SYRINGE (ING.) GLYSERIN SPUIT(BELD.) SPUIT GLISERIN


Fungsi : untuk menyemprotkan lavement/ clysma melaui anus cairan yang sering digunakan
adalah gliserin atau larutan sabun. Alat inidapat digunakan berulang.

31. CURRETE
Fungsi : untuk membersihkan rahim pada pasien abortus/ keguguran. Alat ini termasuk
kedalam alat yang dapat di gunakan berulang.

16
32. BUKU TEST BUTA WARNA/ ISHIHARA’S TEST FOR COLOUR
BLINDNESS
Fungsi : memeriksa buta warna

33. CHART VISION SNELLEN


Fungsi : memeriksa visus/ ketajaman penglihatan

34. REFLEX HAMER


Fungsi : memeriksa kemampuan refleksi dari bagian tertentu tubuh kita, misalnya
lutut.

35. TONGUE
depressor/ Tongue Blade (Ing.) Tong spatel (Ind.) Fungsi : untuk menekan lidah agar
dapat memeriksa/ melihat kelainan pada tenggorokan, misalnya amandel. Faringitis dll.

17
36. LARINGEAL MIROR
Fungsi : untuk memeriksa/ melihat keadaan dalam mulut/ tenggorokan

37. OBSTETRICAL STETHOSCOPE/ STETHOSCOPE MONOAURAL (ING.)


STETHOSCOPE BIDAN
Fungsi : untuk mendengar bunyi jantung bayi dalam kandungan ibu hamil

38. PLESTER
Fungsi : untuk menutupi luka dilengkapi pelekat. Sekali pakai.

39. EAR SPRECULUM


Fungsi : untuk memeriksa rongga telinga

18
40. RECTUM SPECULUM
Fungsi : untuk memeriksa lubang anus/ rektal

41. VAGINAL SPECULUM


Fungsi : untuk memeriksa lubang vagina

42. SCALPEL BLADE : PISAU BEDAH


Fungsi : pembedahan, sekali pakai.
Pisau bedah terdiri dari dua bagian yaitu gagang dan mata pisau
(mess/bistouri/blade). Kegunaanya adalah untuk menyayat berbagai organ atau
bagian tubuh manusia. Mata pisau disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan
disayat.

43. THUMB FORCEPS ATAU DISSECTING FORCEPS (ING.) ANATOMISCHE


PINSET (BELD.) PINSET ANATOMIS (IND.).
Ciri-ciri : bagian dalam kedua belah ujungnya bergaris-garis horisontal.

19
44. BANDAGE SCISSORS (ING.) VERBANDSCHAAR (BELD.) GUNTING
VERBAND ATAU GAAS
Fungsi : memotong verband atau kain kasa

45. SCALPEL HANDEL


Fungsi : pegangan pisau operasi

46. SURGICAL SCISSORD/GUNTING OPERASI


Fungsi : gunting untuk pembedahan

47. DISSECTING SCISSORS


Fungsi : gunting untuk memotong jaringan tubuh untuk keperluan praktek.

20
48. SURGICAL FORCEPS ATAU TISSUE FORCEPS (ING.) CHIRRURGICAL
PINSET (BELD.), PINSET OPERASI
Ciri-ciri : ujung piset keduanya bergigi.

49. CILIA PINSET / CILIA FORCEPS


Fungsi : untuk menjepit/ mencabut rambut.

50. SUTURE CLIP APPLYING / PINSET AGRAVE


Fungsi : untuk menjepitkan clip pada luka sehingga luka tidak terbuka.

51. ARTERIE KELM (BELD) ARTERY FORCEPS (ING)


Arteri klem tergolong alat seperti pegangan gunting dengan cantelan.
Fungsi : untuk menjepit pembuluh darah arteri.
 Kocher : ujungnya bergigi
 Pean : ujungnya tidak bergigi

21
52. PERITONEUM FORCEPS
Fungsi : untuk menjepit jaringan selaput perut.

53. NEEDLE HOLDERS (ING.) NAALD VOERDER (BELD.)


Fungsi : untuk menjepit jarum jahit (hechtnaald) serta menjahit luka terbuka seperti
luka kecelakaan atau pembedahan.

54. HECHT NAALD (BELD.) SURGICAL NEEDLES ATAU SUTURE NEEDLES


(ING.) JARUM JAHIT.
Fungsi : jarum untuk menjahit luka. Sekali pakai. Jenis-jenis jarum jahit
 Ujungnya bulat untuk menjahit otot
 Ujungnya segi tiga untuk menjahit kulit

55. CATGUT CHROMIC


Fungsi : Catgut Chromic adalah Catgut Plain yang dilapisi oleh chromium sehingga
daya kekuatan mengikatnya lebih lama. sekali pakai.

22
56. A THIN BEAM ELECTRIC TORCH
Alat seperti senter dan sejenisnya yang berguna untuk melihat bagian dalam mata,
termasuk lubang alami dan sebagainya. Selain itu juga digunakan untuk menguji
refleks mata (pupil) terhadap cahaya.

57. A WATCH / STOPWATCH


Alat untuk merekam detak denyut nadi jantung. Selain itu juga digunakan untuk
menghitung laju pernapasan dan tes pendengaran tertentu.

58. A MEASURING TAPE


pita pengukur.

59. TONGUE DEPRESSOR


Biasa digunakan untuk tes yang berhubungan dengan lisan. Sekali pakai.

23
60. A WEIGHING MACHINE
Alat untuk mengukur dan merekam berat.

61. TUNING FORKS


Alat ini memiliki bentuk yang sama seperti namanya, yaitu garpu tala. Biasa
digunakan sebagai resonator akustik dengan ciri khas berbentuk U dan terbuat dari
logam elastis. Gema dan getaran adalah beberapa objek yang diteliti ataupun
dihasilkan.

62. KIDNEY DISH


Berbentuk cekungan dangkal (seperti ginjal) dan biasa digunakan pada bangsal medis
maupun bedah sebagai tempat menaruh berbagai kotoran atau limbah medis. Kidney
dish biasa dibuat dengan bahan stainless steel, kertas atau plastik.

63. GAS CYLINDERS


Dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan tabung gas. Kebanyakan berisi
oksigen, nitrous oxide dan karbon dioksida.

24
64. OXYGEN MASK OR TUBES
Seperti namanya, alat ini digunakan sebagai masker untuk menghubungkan lubang
pernapasan pasien dengan tabung gas. Biasanya gas yang disalurkan adalah oksigen
dan obat dalam bentuk gas. Sekali pakai.

65. VAPORIZER
Alat untuk menghasilkan uap.

66. RETRAKTOR (WOUND HOOK)


Retraktor langenbeck, US Army Double Ended
Retraktor dan Retraktor Volkman penggunaannya
adalah untuk menguakan luka.

67. DESCHAMPS ANEURYSM NEEDLE


Penggunaannya adalah untuk mengikat pembuluh darah besar.

25
68. WOUND CURET
Penggunaannya dalah untuk mengeruk luka kotor, mengeruk ulkus kronis.

69. SONDE (PROBE)


Penggunaannya adalah untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan
mengetahui kedalam luka.

70. COLD HOT PACK


Cold hot pack adalah sebuah kantong berukuran 4,25” X 10,5” atau kira- kira 10,5
cm X 26 cm, yang berisikan gel yang membuat alat tersebut elastic dan fleksibel.
Kegunaannya: sebagai pengganti botol panas dan kantung es.

71. SKIN TRACTION KIT


Skin traction kit adalah perlengkapan yang digunakan untuk mencegah imobilisasi
persendian yang terluka atau meradang, atau pada patah tulang/ dislokasi tulang.
Dilengkapi dengan Elastik bandage (ELSET) dan tali untuk menggantungkan kaki
atau mengikatkannya agar tidak berubah tempat. Tersedia untuk dewasa dan anak-
anak.

26
72. KRUK atau CRUTCHES
Tongkat penyangga tubuh yang digunakan pada pasien yang mengalami gangguan/
cedera/ pasca operasi pada kakinya. Terbuat dari bermacam- macam bahan seperti
kayu, aluminium, dan campuran kayu dan logam.

73. TEPELHOED
Tepelhoed dalam bahasa Indonesia disebutnya: Pelindung Puting susu. Dalam bahasa
Inggris disebut: NIPPLE SHIELDS.

74. BREUKBAND
Breukband adalah alat yang berupa sabuk (ban pinggang) dan gunanya untuk para
penderita Hernia, agar dapat lebih bebas bergerak tanpa rasa sakit. Alat tersebut
terbuat dari kulit sapi, ada yang berkepala dua dan ada pula yang hanya berkepala
satu, sebelah kiri atau sebelah kanan saja.

27
75. PRESSURE GARMENTS
Yang dimaksud dengan “pressure garments” adalah pakaian yang bersifat mengepres atau
menekan tubuh atau bagian tubuh, seperti sejenis Kniedekker yang dipakai untuk
mengencangkan persendian lutut. Kegunaannya adalah untuk mencegah dan mengobati
bekas luka yang menonjol ke luar (hypertrophic scarring) di bagian dada dan perut. Adapula
yang berguna untuk membantu rehabilitasi dari persendian lutut atau siku sesudahnya
pembedahan atau kecelakaan (cedera). Alat tersebut disebut dengan nama: ARTHRO-PAD.

76. MASKER BEDAH ( SURGICAL MASK)


Fungsi dari masker ini adalah menghalangi cairan dari mulut atau hidung
menkontaminasi sekeliling karena masker ini dibuat untuk menjebak virus atau
bakteri yang keluar dar mulut atau hidung. Hanya dapat dipakai sekali. Jika bukan
untuk melakukan operasi atau kita bukan orang sakit, sangat disarankan untuk tidak
menggunakan masker ini. Namun jika tetap mau menggunakannya, sangat disarakan
untuk menganti masker bedahini beberapa kali selama sehari untuk memastikan virus
atau bakteri yang terperangkap dalam pori-pori masker tidak masuk ke dalam tubuh
kita.

77. SEPEDA FITNES PLATINUM MULTI


Fungsi Memiliki Fungsi bukan hanya pada kayuhan kaki saja, tetapi pada
gerakan tangan.

Sehingga cocok bagi yg ingin melakukan terapi.


Gerakan pada kayuhan tangan juga bisa dikunci agar
tidak digerakkan sehingga menjadi gerakan bersepeda
biasa.

28
78. KURSI RODA
Alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan
berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat. Alat ini
bisa digerakan dengan didorong oleh pihak lain, digerakan dengan menggunakan tangan,
atau dengan menggunakan mesin otomatis.

79. WALKER
Fungsi Walker Dapat menopang dan memberikan rasa aman pada pasien. Membantu
mempercepat pengembalian kebugaran Menjaga pasien pada saat melakukan latihan
berjalan.

80. RESUSITASI, BANTUAN NAFAS BUATAN


Alat Bantu Pernafasan (Resusitasi, Bantuan Nafas Buatan) Dewasa, Anak, Bayi
Ambu Bag Manual Resusitator Silikon HEADSTAR, atau nafas buatan, terdiri
dari 3 ukuran: Dewasa, Anak dan Bayi dan bebas dari bahan Latex karena terbuat
dari Silicon sehinnga dapat dipakai berulang kali. Ambu Bag terbuat dari bahan
Silicon yang memeberikan kehandalan, Awet dan tahan lama terhadap kondisi
ektrem lingkungan. Bahan Transparan membuat pemberian nafas buatan ke
pasien lebih mudah terlihat, dan desain putar antara BAG dan VALVE
memungkinkan sudut operasi dan tangan lebih mudah bergerak, demi keamanan
resusitasi.

29
81. RANJANG PASIEN RS
Ranjang Pasien RS Tempat Tidur Klinik 2 Engkol Badan Bisa Tegak dan Kaki bisa
diangkat SS, adalah hospital bed 2 crank, yang dapat diatur kemiringan punggung
dan kepala (Headrest) , dan tinggi dan rendahnya angkatan kaki (Footrest). Pagar kiri
dan kanan yang mudah dibuka dengan sistem SIDERAIL Stainless Steel. Pagar
bagian kepala (Head panel) dan pagar bagian kaki (Foot Panel) terbuat dari Stainless
Steel, sehingga mudah dibersihkan. Pada konstruksi besi lainnya dilapisi cat OVEN
(Powder Coating) sehingga hasilnya halus dan mengkilat, tidak mudah terkelupas.

82. ALAT CEK DAN UKUR SENSOR OKSIGEN DARAH DAN DETAK
JANTUNG PULSE OXIMETER SPO2
Alat vital yang diperlukan oleh pilot, pendaki gunung, olahragawan, penderita asma,
ambulance dan Unit Gawat Darurat, untuk mengukur tingkat persentasi kejenuhan
Oksigen darah pasien. Kadar persentasi tingkat kejenuhan Oksigen darah SPO2 se
90-100% adalah normal. Apabila Pulse Oximeter menunjukkan SPO2 dibawah 90%
maka terjadi tingkat kejenuhan oksigen darah yang berkurang, perlu dilakukan terapi
oksigen. Fitur:
 Dilengkapi detektor detak jantung
 Penggunaan sangat mudah, tinggal masukkan jari tangan ke dalam alat. – LCD
OLED display besar berwarna – Low Power consumption. 50 hours continuous to
work. – Low voltage indicator.
 Automatic power off when no signal.

30
83. ALAT PENGHISAP LENDIR DAN DARAH PORTABLE SUCTION PUMP
APPARATUS SMACH 1000 ML
Alat penghisap lendir medis jinjing, yang didesain untuk menghisap berbagai macam
lendir, air liur, dahak.

84. HEAVY-DUTY ELECTRIK SUCTION PUMP APPARATUS 2 TABUNG B70-


30
Alat penghisap cairan tubuh, seperti ludah, lendir, dan darah, yang ringan dan mudah
dibawa namun bertenaga dan powerful, berkapasitas tampung besar hingga 2 Liter (2
botol kaca). Product dariShenZhen YiDaTai Co.,Ltd. Sangat cocok untuk klinik atau
rumah sakit yang membutuhkan mobilitas dan penanganan yang cepat serta durasi
operasi.

85. LAMPU SOROT EXAMINATION LAMP KW MASTERLIGHT IBS


DENGAN RECHARGEABLE
lampu periksa LED multi-purpose untuk diagnosa, bedah, proses
persalinan dan sebagainya untuk pasien. Leher lampu yang flexible dan
handel ergonomis membuat Kawe Masterlight Examination Light
mudah digunakan oleh berbagai rumah sakit.

31
ALAT KESEHATAN YANG TERMASUK GOLONGANMUDAH DI CARI
1. Tensimeter 18. Alcohol Swab
2. Timbangan 19. Kotak P3k
3. Temometer 20. Plester
4. Alat Tes Gula Darah 21. Stestoskop
5. Pulse Oximeter 22. Bors Pomp (Pompa Susu)
6. Nebulizer 23. Bedpan
7. Tabung Oksigen 24. Kateter
8. Stetoskop 25. Buku Tes Buta Warna
9. Torniquet 26. Pinset Anatomi
10. Infuse Set 27. Bandage Scissors (Gunting
11. Aboquet Verband)
12. Spuit 28. Hecht Naald
13. Testpack 29. Reflex Testing Hammer
14. Hot Waterbag 30. Pengukur Badan
15. Ice Bag 31. Jarum Heacting
16. Sarung Tangan Medis 32. Kursi Roda
17. Masker Medis 33. Sepeda Fitnes

ALAT YANG TERGOLONSAH DICARI

1. penunjang ortopedi
2. Commode chair
3. Lampu inframerah
4. Kasur anti decubitus
5. uv lamp sterilizer
6. Otoscope
7. Endoscopy
8. Colonoscopy
9. Rectum speculum
10. Rekraktor
11. Deschamps Aneurysm Needle
12. Wound curet
13. Breukband
14. scalpe
Dari data di atas diperoleh informasi bahwa alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, dan/atau implan
yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mencegah, mendiagnosis suatu
penyakit atau kondisi seseorang. untuk manusia dengan satu atau beberapa tujuan sebagai berikut :
a) Diagnosis, pencegahan, pemantauan, perawatan, atau meringankan penyakit;
b) Diagnosis, pemantauan, perawatan, meringankan, atau memulihkan Cedera;
c) Pemeriksaan, penggantian, pemodifikasian, atau penunjang anatomi atau proses fisiologis;
d) Menyangga atau mempertahankan hidup
e) Mengontrol pembuahan;
f) Desinfeksi alat kesehatan;

32
g) Menyediakan informasi untuk tujuan medis atau diagnosis melalui pengujian in vitro terhadap
specimen dari tubuh manusia yang aksi utamanya di dalam atau pada tubuh manusia tidak
mencapai proses farmakologi, imunologi dan metabolism, tetapi dalam mencapai fungsinya
dapat dibantu oleh proses tersebut.

33
IZIN ALAT

A. Pedoman pelayanan izin alat kesehtan


Sesuai peraturan mentri kesehatan nomor 1191/Menkes/Per/VIII/2010
tentang Penyaluran Alat Kesehatan, bahwa penyaluran alat kesehatan
hanya dapat dilakukan oleh sarana yang telah memiliki Izin Penyalur Alat
Kesehatan (IPAK) dan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan tentang
Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB).

Berdasarkan kemampuan dari sarana distribusi alat kesehatan, maka Izin


Penyalur Alat Kesehatan dikelompokan menjadi 5 (lima) macam yaitu:
1. Alat Kesehatan Elektromedik Radiasi
2. Alat Kesehatan Elektromedik Non Radiasi
3. Alat Kesehatan Non Elektromedik Steril
4. Alat Kesehatan Non Elektromedik Non Steril
5. Produk Diagnostik Invitro
B. Jenis Layanan Distribusi Alat Kesehatan
1. Izin Penyalur Alat Kesehatan
2. Perluasan/Perubahan Izin Penyalur Alat kesehatan

C. Tempat Pendaftaran
Dalam melaksanakan pelayanan publik yang transparan dan akuntabel
maka pelayanan Pendaftaran Izin Penyalur Alat kesehatan dilakukan
secara online melalui website dengan alamat
http://www.regalkes.depkes.go.id dan proses selanjutnya dilakukan di
Unit Layanan Terpadu Kementerian Kesehatan RI, Gedung Prof.DR.
Sujudi, Lantai 5. Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9, Jakarta
Selatn
Konsultasi teknis dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Konsultasi di loket 5 Unit Layanan Terpadu jam 09.00 – 14.00
WIB sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Pemohon yang akan berkonsultasi harus menunjukan nomor
antrian dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
3. Konsultasi dilakukan secara efektif, efisien dan transparan.
4. Bila ingin melakukan perubahan jadwal konsultasi maka pemohon
harus mengambil nomor / jadwal kembali
D. Waktu dan Biaya
Lamanya waktu proses perizinan dihitung sejak mendapatkan tanda
terima tetap. Tanda terima tetap diberikan setelah pemohon mendapat
Hasil Evaluasi Tahap Praregistrasi dan membayar PNBP (Penerimaan
Negara Bukan Pajak) sesuai ketentuan yang berlaku.
Dalam rangka pelaksanaan pelayanan transparan dan akuntabel terdapat
perubahan dari yang semula diselenggarakan secara manual menjadi
online system, dimana sistem aplikasi tidak boleh dalam keadaan offline
sehingga perhitungan hari menggunakan hari kalender.

34
E. Konsultasi Teknis
Konsultasi teknis dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Konsultasi di loket 5 Unit Layanan Terpadu jam 09.00 –
14.00 WIB sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Pemohon yang akan berkonsultasi harus menunjukan nomor
antrian dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
3. Konsultasi dilakukan secara efektif, efisien dan transparan.
4. Bila ingin melakukan perubahan jadwal konsultasi maka pemohon
harus mengambil nomor / jadwal kembali

F. Waktu dan Biaya

Lamanya waktu proses perizinan dihitung sejak mendapatkan tanda


terima tetap. Tanda terima tetap diberikan setelah pemohon mendapat
Hasil Evaluasi Tahap Praregistrasi dan membayar PNBP (Penerimaan
Negara Bukan Pajak) sesuai ketentuan yang berlaku.

Dalam rangka pelaksanaan pelayanan transparan dan akuntabel


terdapat perubahan dari yang semula diselenggarakan secara manual
menjadi online system, dimana sistem aplikasi tidak boleh dalam
keadaan offline sehingga perhitungan hari menggunakan hari kalender.

Tabel 1. Biaya dan Waktu Perizinan Penyalur Alat Kesehatan

Izin Penyalur Alat Kesehatan Praregistrasi Registrasi Biaya

Izin Penyalur Alat Kesehatan 7 hari 45 hari Rp. 1.000.000

Perluasan/Perubahan Izin Penyalur Alkes 7 hari 45 hari Rp 1.000.000

G. Pengambilan Izin Penyalur Alat Kesehatan (IPAK)

1. Pemberitahuan Izin Penyalur Alat Kesehatan (IPAK) yang telah selesai dapat
dilihat pada website http://www.regalkes.depkes.go.id
2. Pengambilan sertifikat produksi dilakukan di loket Unit layanan terpadu dengan
membawa tanda terima tetap asli.
3. Tidak ada biaya diluar PNBP

35
TATA CARA PENDAFTARAN IZIN PENYALUR ALAT KESEHATAN

A. Umum

1. Pemohon harus mendaftarkan perusahaan untuk mendapatkan


USER ID dan PASSWORD melalui registrasi online pada alamat
http://www.regalkes.depkes.go.id
2. Pemohon harus mengisi semua persyaratan secara lengkap
melalui registrasi online
3. Pemohon yang melakukan proses perizinan di Unit Layanan
Terpadu harus membawa Kartu Pengenal (ID Card) dari
perusahaan atau surat kuasa dari perusahaan.

B. Tahap Perizinan

Proses perizinan Penyalur Alat Kesehatan dibagi menjadi 3 (tiga)


tahap yaitu:
1. Tahap Rekomendasi yaitu proses verifikasi terhadap pemeriksaan
sarana yang dilakukan di Dinas Kesehatan Propinsi sesuai
peraturan berlaku. Keluaran dari proses ini adalah Rekomendasi
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan laporan Berita Acara
Pemeriksaan Sarana penyalur.
2. Tahap praregistrasi yaitu proses untuk mengevaluasi kelengkapan
persyaratan pada tahap awal, jika telah memenuhi persyaratan pra
registrasi yang ditentukan maka selanjutnya melakukan
pembayaran PNBP sesuai ketentuan.
3. Tahap Registrasi yaitu proses evaluasi dan verifikasi terhadap
kelayakan sarana dalam memenuhi cara distribusi yang baik. Jika
dianggap perlu tim evaluasi dapat melakukan pemeriksaan
langsung ke sarana.
Pada tahap registrasi maka keluarannya dapat berupa:
a. Persetujuan IPAK
b. Surat Tambahan data
c. Surat Penolakan

C. Tahap Praregistrasi
1. Setelah diterima berita acara pemeriksaan dan rekomendasi serta
lampirannya sebagaimana dimaksud pada diatas pada poin D
No.4 dan 5, pemohon mengunggah (upload) semua dokumen
persyaratan sesuai petunjuk registrasi online sebagaimana
terlampir.
2. Berkas permohonan yang telah dikirim dengan benar akan
dilakukan verifikasi oleh evaluator untuk menentukan persyaratan
praregistrasi yang telah ditentukan, paling lambat 7 hari. Pemohon
harus melakukan pengecekan terhadap hasil evaluasi untuk segera
ditindak lanjuti

36
3. Permohonan yang sudah memenuhi persyaratan praregistrasi dan
telah dinyatakan memenuhi persyaratan untuk melanjutkan ke
tahap registrasi, akan mendapat pemberitahuan selesai
praregistrasi (notifikasi) dan Pemohon akan mendapat surat
pemberitahuan biaya PNBP yang harus dibayarkan serta
ketentuan lain yang harus diketahui sebelum melanjutkan ke tahap
registrasi.
4. Petugas loket akan memberikan lembar Surat Setoran Bukan
Pajak (SSBP) untuk pembayaran Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) pada bank persepsi/yang ditunjuk.
5. Pemohon harus melakukan pembayaran PNBP dan mengupload
bukti pembayaran PNBP maksimal 10 hari setelah mendapatkan
surat persetujuan selesai praregistrasi. Jika dalam 10 hari
pemohon tidak melakukan pembayaran PNBP, maka permohonan
dinyatakan batal dan harus melakukan proses praregistrasi ulang.
6. Pemohon yang sudah membayar PNBP berkasnya akan dievaluasi
lebih lanjut.

D. Tahap Registrasi
Setelah melakukan pembayaran PNBP, selanjutnya:
1. Setelah pemohon mengupload bukti bayar pada sistem online
maka pemohon akan mendapatkan tanda terima tetap.
2. Tanda terima tetap diberikan kepada pemohon melalui Unit
Layanan terpadu setelah menyerahkan semua dokumen
persyaratan (hard copy), surat pernyataan kesesuaian data (sesuai
contoh terlampir) dan print out surat perintah bayar serta bukti
pembayaran (SSBP) asli dan fotokopi rangkap 3 (tiga) dan
dimasukan ke dalam map warna biru muda, selanjutnya
diserahkan kepada petugas loket.
3. Hasil evaluasi tahap registrasi akan dikirim secara online.
Pemohon harus melakukan pengecekan terhadap hasil evaluasi.
4. Berkas yang masih perlu data tambahan harus segara dilengkapi
paling banyak 2 (dua) kali masing-masing dalam waktu maksimal
30 hari sejak setelah dikeluarkan surat tambahan data dihitung
mulai tanggal surat tambahan data diterima.
5. Apabila pemohon tidak dapat melengkapi data sesuai ketentuan
diatas maka akan dikeluarkan surat penolakan dan pemohon harus
mengajukan permohonan baru.
6. Biaya PNBP tidak dapat dikembalikan untuk berkas yang ditolak
7. Permohonan yang telah memenuhi persyaratan pada tahap
registrasi maka Direktur Jenderal mengeluarkan IPAK dalam
jangka waktu 45 hari.

37
ALUR PROSES PERIZINAN

BAB III

38
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Alat kesehatan (Alkes) didefinisikan sebagai instrumen, aparatus, mesin dan/atau
implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Selain kategori diatas, juga termasuk reagenin vitro dan kalibrator, perangkat lunak,
bahan atau material yang digunakan tunggal atau kombinasi, untuk menghalangi
pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap spesimen dari
tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama pada
tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi, atau metabolisme untuk dapat
membantu fungsi atau kerja yang diinginkan.

39
DAFTAR PUSTAKA

Graham, C. R., & Allen, S. (2011). Blended Learning Environments. In Encyclopedia of Distance
Learning. https://regalkes.kemkes.go.id di akses pada tanggal 11 juni 2022

40

Anda mungkin juga menyukai