Disusun oleh :
Kelompok 3
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur kehadirat ALLAH SWT senantiasa kita ucapkan. Atas rahmat
dan karunianya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul “Sistem informasi manajemen alat kesehatan” tidak lupa sholawat serta salam
tercurahkan bagi baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak
Makalah yang berjudul “Sistem informasi manajemen alat kesehatan” merupakan sedikit pengetahuan
tentang alat kesehatan serta informasi alat kesehatan. Pembahasan terkait informasi alat kesehatan
dengan pengelompokan alat kesehatan akan diuraikan lebih lanjut
Adapun penulisan makalah berjudul “Sistem informasi manajemen alat kesehatan” di buat untuk
memenuhi tugas mata Sistem informasi manajemen. Penulis tidak hanya membahas konteks alat
kesehatan saja, tetapi juga pengembanagan tentang pengelompokan alat kesehatan berdasarkan data
fiktif yang bersumber dari buku rujuakn pedoman klasifikasi alat kesehatan kementrian R.I .
Penulis mengucapkan terimkasih kepada pihak yang mendukung serta membantu penyelesaian
makalah. Harapanya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas di luaran sana serta
dapat diminati dan di pahami oleh kalangan siapapun itu dan dapat memberikan manfaat.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan.
Meskipun demikian penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.
Waalaikumssalam wr.wb
penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alat kesehatan meliputi barang, instrumen atau alat lain yang termasuk tiap komponen,
bagian atau perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan
dalam pemeliharaan dan perawatan, diagnosis, pemulihan, perbaikan, penyembuhan dan lain-
lain (Hartono, 1985). Semua alat kesehatan yang kontak langsung dengan pasien dapat
menjadi sumber infeksi. Oleh karena itu, persediaan dari barang steril cukup memainkan
peran penting dalam mengurangi penyebaran penyakit dalam pelayanan kesehatan.
Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik,
dihadapkan kepada resiko terinfeksi, kecuali dilakukan kewaspadaan untuk mencegah
terjadinya infeksi.
Petugas kesehatan yang melayani pasien dan staf pendukung (seperti staf rumah tangga,
pembuangan sampah dan staf laboratorium) semuanya dihadapkan kepada resiko infeksi.
Infeksi yang terdapat di rumah sakit atau yang disebut dengan istilah infeksi nosokomial
merupakan fokus penting di semua negara. Namun di negara berkembang infeksi ini
merupakan penyebab utama penyakit dan kematian. Organisme penyebab infeksi nosokomial
biasanya datang dari tubuh pasien sendiri (flora endogen), kontak dengan staf (kontaminasi
silang), instrumen dan jarum yang terkontaminasi, dan lingkungan (flora eksogen). Infeksi ini
juga dapat terjadi pada pasien yang umumnya selalu berpindah-pindah dan waktu rawat di
rumah sakit lebih pendek, pasien sering dipulangkan sebelum infeksi ini menjadi nyata atau
timbul gejala. Kenyataannya sebagian besar infeksi nosokomial pada pasien rawat inap dan
rawat jalan menjadi nyata 2 setelah mereka pulang.
Di negara berkembang, infeksi ini jauh lebih tinggi, karena kurangnya pengawasan, praktik
pencegahan infeksi yang buruk, pemakaian sumber terbatas yang tidak tepat dan rumah sakit
yang penuh sesak (Tietjen et al., 2004). Suatu penelitian infeksi nosokomial di rumah sakit
khusus penyakit menular di Jakarta menunjukkan, dari 723 pasien, didapatkan 191 (26,4%)
pasien dengan 285 infeksi menurut lokasi anatomi. Dari 285 infeksi, tingkat infeksi
nosokomial tertinggi adalah infeksi saluran kemih (15,9%), diikuti infeksi bakteri (10,8%),
infeksi saluran pernafasan bawah (4,7%), infeksi saluran pencernaan (2,6%), infeksi kulit
(2,4%), infeksi selaput lendir oral (1,4%), infeksi jarum infus dan tingkat terendah adalah
infeksi saluran pernapasan atas (0,6%) (Janas et al., 1992). Rumah sakit sebagai institusi
penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien
dan petugas di rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit
5
adalah rendahnya angka infeksi nokosomial dan untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka
perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit (Depkes RI, 2001
B. RU MUSAN MASALAH
1. Apa itu Alkes / Alked ?
2. Apa saja yang termasuk Alkes / Alked ?
3. Penggolongan Alkes/Alked berdasarkan pemakaiannya ?
4. Penggolongan Alkes/Alked berdasarkan klasifikasinya ?
5. Analisa data tersebut , dan apa informasi yang di dapat ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu Alkes / Alked
2. Mengetahui apa saja yang termasuk Alkes / Alked
3. Mengetahui penggolongan Alkes/Alked berdasarkan pemakaiannya
4. Mengetahui penggolongan Alkes/Alked berdasarkan klasifikasinya
5. Menganalisa data tersebut , dan Menyimpulkan informasi yang di dapat
6
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
1. STETOSKOP
Stetoskop atau stethoscope adalah alat kedokteran yang paling sering dikaitkan
dengan profesi seorang dokter bahkan sepertinya sudah merupakan simbol seorang
dokter. Rasanya belum sah bila seorang dokter tidak memiliki alat ini. Tidak heran
kalau seorang dokter spesialis radiologi ataupun dokter ahli laboratorium klinik yang
jarang sekali perlu melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasiennya secara
langsungpun memiliki setoskop.
Stetoskop berasal dari kata Yunani stetos yang artinya dada dan skopein yang artinya
memeriksa. Alat kedokteran ini merupakan media untuk menyampaikan suara-suara
di dalam tubuh seorang pasien kepada telinga dokter yang memeriksanya.
Fungsi dari stetoskop ini adalah untuk mendengarkan detak jantung, suara usus, dan
lain sebagainya. Dengan kemampuannya ini, Stetoskop dapat digunakan pula untuk
mengetahui kerja paru-paru dan juga untuk mengukur tekanan darah dengan
mendengarkan denyut nadi. Stetoskop ini bisa di pakai berulang.
2. ENDOSCOPY
Endoscopy adalah merupakan alat untuk meneropong organ-organ dalam tubuh
manusia tanpa sayatan atau dengan sayatan kulit minimal. Salah satu fungsinya
adalah untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada alat-alat pencernaan bagian atas
dan juga tenggorokan.
7
operasi.
Dapat menggantikan fungsi tindakan operasi, lebih nyaman, biaya lebih murah
danefisien.Hasil pemeriksaan dapat langsung dicetak.
3. COLONOSCOPY
Colonoscopy adalah alat kedokteran yang fungsinya untuk mengetahui kondisi
saluran pencernaan bagian bawah. Bagian tersebut dimulai dari rectum, anus sampai
dengan usus pada bagian bawah.
4. TENSI METER
Alat kedokteran ini dipergunakan untuk mengukur tensi atau tekanan
darah. Dipergunakan untuk pemeriksaan pasien hipertensi, anemia,
dan lain sebagainya. Ada dua jenis tensimeter yaitu tensimeter air
raksa dan tensimeter digital
Tensimeter air raksa di luar negeri saat ini sudah dilarang untuk
digunakan lagi karena bahaya dari air raksanya jika tensimeter
tersebut pecah. Tensimeter digital sendiri lebih canggih dan
8
praktis dipergunakan, namun harganya memang lebih mahal dibandingkan dengan
yang konvensional. Alat ini termasuk alat yang dapat di gunakan berulang.
5. TERMOMETER
Termometer adalah alat kedokteran yang dipergunakan untuk mengukur suhu tubuh.
Ada 2 jenis thermometer yaitu thermometer raksa dan digital. Perbedaannya terletak
pada alat pengukurannya.
Termometer berasal dari bahasa Yunani yaitu Thermos yang berarti panas dan meter
yang berarti mengukur. Jadi thermometer adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur tinggi rendahnya suhu benda.
Untuk termometer digital, jika suhu tubuh sudah di dapat maka alat tersebut akan
mengeluarkan bunyi dengan sendirinya sedangkan termometer raksa sendiri deteksinya
memakan waktu yang lama, sehingga kurang efisien untuk dipergunakan. Ini salah satu alat
yang wajib dimiliki dan tersimpan di kotak P3K Anda.
6. CT-SCAN
CT-SCAN Singkatan dari Computed Temography sedangkan Scan adalah foto. Sehingga
fungsi dari alat ini tiada lain adalah untuk menghasilkan foto bagian-bagian dalam dari tubuh
dengan lebih lengkap dan akurat. Hal ini dikarenakan foto yang dihasilkan dari CT-Scan ini
merupakan foto (gambar) bagian dalam tubuh berupa irisan.
9
7. X-RAY
Orang lebih mengenal alat kedokteran ini dengan sebutan rogten. Alat ini
dipergunakan untuk mengetahui bagian dalam khusus nya paru-paru. X-Ray
menjalankan fungsi kerjanya dengan penggunaan sinar radiasi.
8. LAPAROSCOPY
Alat kedokteran ini adalah alat yang berfungsi untuk pembersihan darah. Selain itu,
laparoscopy juga dipergunakan untuk melakukan inseminasi.
10
10. ULTRASONOGRAPHY (USG)
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik,
yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang
kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG
diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu,
tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam
bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran ini pertama kali
diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu penyakit.
USG sering dipergunakan untuk melihat perkembangan janin dalam tubuh ibu hamil,
untuk mengecek adanya penyakit lain dalam tubuh seperti kanker, miom, dan lain
sebagainya.
11
12. WARM WATER ZAK (BELD.) HOT WATER BOTLE (ING.)
Bentuk : berupa kantung dari karet dengan tutup di ujungnya, diisi air panas.
Fungsi : untuk kompres panas
14. BORS POMP (BELD.) BREAST PUMP AND RELIEVE (ING.) POMPA SUSU
(IND.)
Fungsi : untuk membantu memompa air susu keluar
dari payudara wanita yang sedang menyusui.
12
16. WI NDRING (BELD.) AIR CUSION (ING.)
Bentuk : berupa alat yang terbuat dari karet berbentuk
lingkaran seperti ban mobil, diameter dalam 13,5 cm
luar 40 cm
Fungsi : sebagai tempat duduk pada penderita wasir/
ambeien.
17. URINAL
Fungsi : untuk menampung urine pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC.
Jenisnya :
Urinal male : untuk pasien laki-laki
Urinal female : untuk pasien wanita
18. BADPEN
biasa disebut juga pispot. Berguna untuk menyimpan cairan-cairan khusus untuk
pasien, misalnya kemih dan tinja. Bedpan biasa dibuat dengan bahan logam, plastik
ataupun kaca. Fungsi : untuk menampung feses pada pasien yang tidak boleh/bisa ke
WC,
13
20. GLOVES (ING.) HANDSCHOEN (BELD.) SARUNG TANGAN
Fungsi : untuk melindungi tangan dari pengaruh lingkungan sekeliling alat ini hanya
dapat digunakan 1 kali.
21. HETHER
Fungsi : untuk mengeluarkan/ pengambilan urine. Alat ini hanya dapat 1 kali pakai
Jenisnya :Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
Balloon Cathether/ Foley Cathether : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan
balon dengan cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar
Cathether tidak copot.
14
23. STOMACH TUBE (ING.) MAAG SLANG/ MAAG SONDE (BELD.)
Fungsi : untuk mengumpulkan cairan/ getah lambung, untuk membilas/ mencucui isi
perut, untuk pemberian obat-obatan. Alat ini nanya dapat digunakan sekali pakai.
15
27. TRANSFUSION SET
Fungsi : untuk pemberian tranfusi darah. Termasuk kedalam alat sekali pakai
28. SPUIT/SYRINGE
Fungsi : untuk menyuntik. Alat sekali pakai
31. CURRETE
Fungsi : untuk membersihkan rahim pada pasien abortus/ keguguran. Alat ini termasuk
kedalam alat yang dapat di gunakan berulang.
16
32. BUKU TEST BUTA WARNA/ ISHIHARA’S TEST FOR COLOUR
BLINDNESS
Fungsi : memeriksa buta warna
35. TONGUE
depressor/ Tongue Blade (Ing.) Tong spatel (Ind.) Fungsi : untuk menekan lidah agar
dapat memeriksa/ melihat kelainan pada tenggorokan, misalnya amandel. Faringitis dll.
17
36. LARINGEAL MIROR
Fungsi : untuk memeriksa/ melihat keadaan dalam mulut/ tenggorokan
38. PLESTER
Fungsi : untuk menutupi luka dilengkapi pelekat. Sekali pakai.
18
40. RECTUM SPECULUM
Fungsi : untuk memeriksa lubang anus/ rektal
19
44. BANDAGE SCISSORS (ING.) VERBANDSCHAAR (BELD.) GUNTING
VERBAND ATAU GAAS
Fungsi : memotong verband atau kain kasa
20
48. SURGICAL FORCEPS ATAU TISSUE FORCEPS (ING.) CHIRRURGICAL
PINSET (BELD.), PINSET OPERASI
Ciri-ciri : ujung piset keduanya bergigi.
21
52. PERITONEUM FORCEPS
Fungsi : untuk menjepit jaringan selaput perut.
22
56. A THIN BEAM ELECTRIC TORCH
Alat seperti senter dan sejenisnya yang berguna untuk melihat bagian dalam mata,
termasuk lubang alami dan sebagainya. Selain itu juga digunakan untuk menguji
refleks mata (pupil) terhadap cahaya.
23
60. A WEIGHING MACHINE
Alat untuk mengukur dan merekam berat.
24
64. OXYGEN MASK OR TUBES
Seperti namanya, alat ini digunakan sebagai masker untuk menghubungkan lubang
pernapasan pasien dengan tabung gas. Biasanya gas yang disalurkan adalah oksigen
dan obat dalam bentuk gas. Sekali pakai.
65. VAPORIZER
Alat untuk menghasilkan uap.
25
68. WOUND CURET
Penggunaannya dalah untuk mengeruk luka kotor, mengeruk ulkus kronis.
26
72. KRUK atau CRUTCHES
Tongkat penyangga tubuh yang digunakan pada pasien yang mengalami gangguan/
cedera/ pasca operasi pada kakinya. Terbuat dari bermacam- macam bahan seperti
kayu, aluminium, dan campuran kayu dan logam.
73. TEPELHOED
Tepelhoed dalam bahasa Indonesia disebutnya: Pelindung Puting susu. Dalam bahasa
Inggris disebut: NIPPLE SHIELDS.
74. BREUKBAND
Breukband adalah alat yang berupa sabuk (ban pinggang) dan gunanya untuk para
penderita Hernia, agar dapat lebih bebas bergerak tanpa rasa sakit. Alat tersebut
terbuat dari kulit sapi, ada yang berkepala dua dan ada pula yang hanya berkepala
satu, sebelah kiri atau sebelah kanan saja.
27
75. PRESSURE GARMENTS
Yang dimaksud dengan “pressure garments” adalah pakaian yang bersifat mengepres atau
menekan tubuh atau bagian tubuh, seperti sejenis Kniedekker yang dipakai untuk
mengencangkan persendian lutut. Kegunaannya adalah untuk mencegah dan mengobati
bekas luka yang menonjol ke luar (hypertrophic scarring) di bagian dada dan perut. Adapula
yang berguna untuk membantu rehabilitasi dari persendian lutut atau siku sesudahnya
pembedahan atau kecelakaan (cedera). Alat tersebut disebut dengan nama: ARTHRO-PAD.
28
78. KURSI RODA
Alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami kesulitan
berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera, maupun cacat. Alat ini
bisa digerakan dengan didorong oleh pihak lain, digerakan dengan menggunakan tangan,
atau dengan menggunakan mesin otomatis.
79. WALKER
Fungsi Walker Dapat menopang dan memberikan rasa aman pada pasien. Membantu
mempercepat pengembalian kebugaran Menjaga pasien pada saat melakukan latihan
berjalan.
29
81. RANJANG PASIEN RS
Ranjang Pasien RS Tempat Tidur Klinik 2 Engkol Badan Bisa Tegak dan Kaki bisa
diangkat SS, adalah hospital bed 2 crank, yang dapat diatur kemiringan punggung
dan kepala (Headrest) , dan tinggi dan rendahnya angkatan kaki (Footrest). Pagar kiri
dan kanan yang mudah dibuka dengan sistem SIDERAIL Stainless Steel. Pagar
bagian kepala (Head panel) dan pagar bagian kaki (Foot Panel) terbuat dari Stainless
Steel, sehingga mudah dibersihkan. Pada konstruksi besi lainnya dilapisi cat OVEN
(Powder Coating) sehingga hasilnya halus dan mengkilat, tidak mudah terkelupas.
82. ALAT CEK DAN UKUR SENSOR OKSIGEN DARAH DAN DETAK
JANTUNG PULSE OXIMETER SPO2
Alat vital yang diperlukan oleh pilot, pendaki gunung, olahragawan, penderita asma,
ambulance dan Unit Gawat Darurat, untuk mengukur tingkat persentasi kejenuhan
Oksigen darah pasien. Kadar persentasi tingkat kejenuhan Oksigen darah SPO2 se
90-100% adalah normal. Apabila Pulse Oximeter menunjukkan SPO2 dibawah 90%
maka terjadi tingkat kejenuhan oksigen darah yang berkurang, perlu dilakukan terapi
oksigen. Fitur:
Dilengkapi detektor detak jantung
Penggunaan sangat mudah, tinggal masukkan jari tangan ke dalam alat. – LCD
OLED display besar berwarna – Low Power consumption. 50 hours continuous to
work. – Low voltage indicator.
Automatic power off when no signal.
30
83. ALAT PENGHISAP LENDIR DAN DARAH PORTABLE SUCTION PUMP
APPARATUS SMACH 1000 ML
Alat penghisap lendir medis jinjing, yang didesain untuk menghisap berbagai macam
lendir, air liur, dahak.
31
ALAT KESEHATAN YANG TERMASUK GOLONGANMUDAH DI CARI
1. Tensimeter 18. Alcohol Swab
2. Timbangan 19. Kotak P3k
3. Temometer 20. Plester
4. Alat Tes Gula Darah 21. Stestoskop
5. Pulse Oximeter 22. Bors Pomp (Pompa Susu)
6. Nebulizer 23. Bedpan
7. Tabung Oksigen 24. Kateter
8. Stetoskop 25. Buku Tes Buta Warna
9. Torniquet 26. Pinset Anatomi
10. Infuse Set 27. Bandage Scissors (Gunting
11. Aboquet Verband)
12. Spuit 28. Hecht Naald
13. Testpack 29. Reflex Testing Hammer
14. Hot Waterbag 30. Pengukur Badan
15. Ice Bag 31. Jarum Heacting
16. Sarung Tangan Medis 32. Kursi Roda
17. Masker Medis 33. Sepeda Fitnes
1. penunjang ortopedi
2. Commode chair
3. Lampu inframerah
4. Kasur anti decubitus
5. uv lamp sterilizer
6. Otoscope
7. Endoscopy
8. Colonoscopy
9. Rectum speculum
10. Rekraktor
11. Deschamps Aneurysm Needle
12. Wound curet
13. Breukband
14. scalpe
Dari data di atas diperoleh informasi bahwa alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, dan/atau implan
yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mengidentifikasi, mencegah, mendiagnosis suatu
penyakit atau kondisi seseorang. untuk manusia dengan satu atau beberapa tujuan sebagai berikut :
a) Diagnosis, pencegahan, pemantauan, perawatan, atau meringankan penyakit;
b) Diagnosis, pemantauan, perawatan, meringankan, atau memulihkan Cedera;
c) Pemeriksaan, penggantian, pemodifikasian, atau penunjang anatomi atau proses fisiologis;
d) Menyangga atau mempertahankan hidup
e) Mengontrol pembuahan;
f) Desinfeksi alat kesehatan;
32
g) Menyediakan informasi untuk tujuan medis atau diagnosis melalui pengujian in vitro terhadap
specimen dari tubuh manusia yang aksi utamanya di dalam atau pada tubuh manusia tidak
mencapai proses farmakologi, imunologi dan metabolism, tetapi dalam mencapai fungsinya
dapat dibantu oleh proses tersebut.
33
IZIN ALAT
C. Tempat Pendaftaran
Dalam melaksanakan pelayanan publik yang transparan dan akuntabel
maka pelayanan Pendaftaran Izin Penyalur Alat kesehatan dilakukan
secara online melalui website dengan alamat
http://www.regalkes.depkes.go.id dan proses selanjutnya dilakukan di
Unit Layanan Terpadu Kementerian Kesehatan RI, Gedung Prof.DR.
Sujudi, Lantai 5. Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9, Jakarta
Selatn
Konsultasi teknis dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Konsultasi di loket 5 Unit Layanan Terpadu jam 09.00 – 14.00
WIB sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Pemohon yang akan berkonsultasi harus menunjukan nomor
antrian dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
3. Konsultasi dilakukan secara efektif, efisien dan transparan.
4. Bila ingin melakukan perubahan jadwal konsultasi maka pemohon
harus mengambil nomor / jadwal kembali
D. Waktu dan Biaya
Lamanya waktu proses perizinan dihitung sejak mendapatkan tanda
terima tetap. Tanda terima tetap diberikan setelah pemohon mendapat
Hasil Evaluasi Tahap Praregistrasi dan membayar PNBP (Penerimaan
Negara Bukan Pajak) sesuai ketentuan yang berlaku.
Dalam rangka pelaksanaan pelayanan transparan dan akuntabel terdapat
perubahan dari yang semula diselenggarakan secara manual menjadi
online system, dimana sistem aplikasi tidak boleh dalam keadaan offline
sehingga perhitungan hari menggunakan hari kalender.
34
E. Konsultasi Teknis
Konsultasi teknis dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Konsultasi di loket 5 Unit Layanan Terpadu jam 09.00 –
14.00 WIB sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Pemohon yang akan berkonsultasi harus menunjukan nomor
antrian dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
3. Konsultasi dilakukan secara efektif, efisien dan transparan.
4. Bila ingin melakukan perubahan jadwal konsultasi maka pemohon
harus mengambil nomor / jadwal kembali
1. Pemberitahuan Izin Penyalur Alat Kesehatan (IPAK) yang telah selesai dapat
dilihat pada website http://www.regalkes.depkes.go.id
2. Pengambilan sertifikat produksi dilakukan di loket Unit layanan terpadu dengan
membawa tanda terima tetap asli.
3. Tidak ada biaya diluar PNBP
35
TATA CARA PENDAFTARAN IZIN PENYALUR ALAT KESEHATAN
A. Umum
B. Tahap Perizinan
C. Tahap Praregistrasi
1. Setelah diterima berita acara pemeriksaan dan rekomendasi serta
lampirannya sebagaimana dimaksud pada diatas pada poin D
No.4 dan 5, pemohon mengunggah (upload) semua dokumen
persyaratan sesuai petunjuk registrasi online sebagaimana
terlampir.
2. Berkas permohonan yang telah dikirim dengan benar akan
dilakukan verifikasi oleh evaluator untuk menentukan persyaratan
praregistrasi yang telah ditentukan, paling lambat 7 hari. Pemohon
harus melakukan pengecekan terhadap hasil evaluasi untuk segera
ditindak lanjuti
36
3. Permohonan yang sudah memenuhi persyaratan praregistrasi dan
telah dinyatakan memenuhi persyaratan untuk melanjutkan ke
tahap registrasi, akan mendapat pemberitahuan selesai
praregistrasi (notifikasi) dan Pemohon akan mendapat surat
pemberitahuan biaya PNBP yang harus dibayarkan serta
ketentuan lain yang harus diketahui sebelum melanjutkan ke tahap
registrasi.
4. Petugas loket akan memberikan lembar Surat Setoran Bukan
Pajak (SSBP) untuk pembayaran Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP) pada bank persepsi/yang ditunjuk.
5. Pemohon harus melakukan pembayaran PNBP dan mengupload
bukti pembayaran PNBP maksimal 10 hari setelah mendapatkan
surat persetujuan selesai praregistrasi. Jika dalam 10 hari
pemohon tidak melakukan pembayaran PNBP, maka permohonan
dinyatakan batal dan harus melakukan proses praregistrasi ulang.
6. Pemohon yang sudah membayar PNBP berkasnya akan dievaluasi
lebih lanjut.
D. Tahap Registrasi
Setelah melakukan pembayaran PNBP, selanjutnya:
1. Setelah pemohon mengupload bukti bayar pada sistem online
maka pemohon akan mendapatkan tanda terima tetap.
2. Tanda terima tetap diberikan kepada pemohon melalui Unit
Layanan terpadu setelah menyerahkan semua dokumen
persyaratan (hard copy), surat pernyataan kesesuaian data (sesuai
contoh terlampir) dan print out surat perintah bayar serta bukti
pembayaran (SSBP) asli dan fotokopi rangkap 3 (tiga) dan
dimasukan ke dalam map warna biru muda, selanjutnya
diserahkan kepada petugas loket.
3. Hasil evaluasi tahap registrasi akan dikirim secara online.
Pemohon harus melakukan pengecekan terhadap hasil evaluasi.
4. Berkas yang masih perlu data tambahan harus segara dilengkapi
paling banyak 2 (dua) kali masing-masing dalam waktu maksimal
30 hari sejak setelah dikeluarkan surat tambahan data dihitung
mulai tanggal surat tambahan data diterima.
5. Apabila pemohon tidak dapat melengkapi data sesuai ketentuan
diatas maka akan dikeluarkan surat penolakan dan pemohon harus
mengajukan permohonan baru.
6. Biaya PNBP tidak dapat dikembalikan untuk berkas yang ditolak
7. Permohonan yang telah memenuhi persyaratan pada tahap
registrasi maka Direktur Jenderal mengeluarkan IPAK dalam
jangka waktu 45 hari.
37
ALUR PROSES PERIZINAN
BAB III
38
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Alat kesehatan (Alkes) didefinisikan sebagai instrumen, aparatus, mesin dan/atau
implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
Selain kategori diatas, juga termasuk reagenin vitro dan kalibrator, perangkat lunak,
bahan atau material yang digunakan tunggal atau kombinasi, untuk menghalangi
pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan pengujian in vitro terhadap spesimen dari
tubuh manusia, dan dapat mengandung obat yang tidak mencapai kerja utama pada
tubuh manusia melalui proses farmakologi, imunologi, atau metabolisme untuk dapat
membantu fungsi atau kerja yang diinginkan.
39
DAFTAR PUSTAKA
Graham, C. R., & Allen, S. (2011). Blended Learning Environments. In Encyclopedia of Distance
Learning. https://regalkes.kemkes.go.id di akses pada tanggal 11 juni 2022
40