Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SURVEILANS MALARIA

Mata Kuliah: Surveilans Kesehatan Masyarakat


Dosen Pengampu:
Fatihah Ranggauni Hardy, SKM, M.EPID

Kelas 4A
Kelompok
Ari Fathin Azizah (1710713041)
Indah RindiYani (1910713014)
Eka Pratiwi (1910713020)
Citra Risky Alifah (1910713121)
Mujhijha Sulthon Batavia (1910713134)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Surveilans Kesehatan Masyarakat
dengan judul “Surveilans Malaria” yang disajikan berdasarkan referensi dari berbagai
sumber.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen Pembimbing Fatihah
Ranggauni Hardy, SKM, M.EPID, yang telah memberikan banyak bimbingan serta
masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih
juga hendak kami ucapkan kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan
kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa
selesai pada tepat waktu.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan dapat
memberi banyak manfaat serta inspirasi para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi terciptanya makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Jakarta, 02 Juni 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3
I.1 Latar Belakang..................................................................................................3
I.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
I.3 Tujuan................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5
II.1 Definisi dan Rantai Penularan Malaria..........................................................5
II.2 Pentingnya Surveilans Malaria.......................................................................6
II.3 Definisi Surveilans Malaria Spesifik...............................................................7
II.4 Tujuan Surveilans Malaria..............................................................................7
II.5 Definisi Kasus Malaria.....................................................................................8
II.6 Data yang Dikumpulkan, Sistem Puldat, Instrument, dan pelaporan........8
II.7 Analisis Data......................................................................................................9
II.8 Diseminasi dan Umpan Balik.........................................................................13
II.9 Aksi Surveilans Malaria.................................................................................14
II.10 Evaluasi Surveilans Malaria......................................................................15
BAB III Penutup............................................................................................................17
III.1 Kesimpulan......................................................................................................17
III.2 Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi angka kematian bayi, balita, ibu hamil serta dapat menurunkan
produktivitas kerja. Angka kesakitan Malaria di kabupaten Sumbawa masih tinggi
yang dilihat dari annual Parasit incident tahun 2008 s/d tahun 2011. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan Sistem Surveilans Malaria
di Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Besar, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif. Subyek penelitian adalah
petugas surveilans malaria Dinas Kesehatan, Pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas), dan Rumah Sakit. Objek penelitian adalah dokumen laporan
surveilans epidemiologi malaria tahun 2013. Teknik analisis data didapatkan dari
wawancara dan observasi yang di analisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan
pada tahap input jenis data belum lengkap, kuantitas tenaga sudah lengkap tetapi
kualitas tenaga belum memadai, sarana dan dana sudah cukup tersedia. Pada tahap
proses pengumpulan data menggunakan format laporan mingguan W2 dan format
laporan bulanan, format laporan dan alur pelaporan sederhana, kelengkapan laporan
mingguan dan bulanan 100%, ketepatan waktu laporan mingguan W2 >80% dan
laporan bulanan > 90%, Analisis dan interpretasi data sudah dilakukan namun
analisis hubungan masih 20% dilakukan oleh puskesmas. Output yang dihasilkan
berupa gambaran endemisitas wilayah, annual parasite incident dan slide positivity
rate yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan peta. Penyebarluasan informasi
dilakukan dalam bentuk laporan, loka karya dan profil. Umpan balik dilakukan
setiap bulan melalui rapat koordinasi, pertemuan rutin dan supervisi secara berkala.
Evaluasi sistem surveilans berdasarkan atribut surveilans sudah sederhana,
akseptabel, sensitivitas belum dapat di nilai, nilai prediktif positif rendah 1,75%,
ketepatan waktu laporan >80%.

3
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Rantai Penularan, Definisi?
2. Apa Saja Pentingnya Surveilans Malaria?
3. Apa Definisi Surveilans Malaria Spesifik?
4. Apa Saja Tujuan Surveilans Malaria?
5. Apa Definisi Kasus Surveilans Malaria?
6. Bagaimana Data yang dikumpulkan, Sistem Puldat, Instrument, dan Pelaporan
Surveilans Malaria?
7. Bagaimana Analisis Data Surveilans Malaria?
8. Bagaimana Diseminasi dan Umpan Balik Malaria?
9. Apa saja Aksi Surveilans Malaria?
10. Bagaimana Evaluasi Surveilans Malaria?

I.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami Rantai Penularan, Definisi, dan Faktor Risiko
Malaria
2. Mengetahui dan memahami Kriteria Prioritas/Pentingnya Surveilans Malaria
3. Mengetahui dan memahami Definisi Surveilans Malaria Spesifik
4. Mengetahui dan memahami Tujuan Surveilans Malaria
5. Mengatahui dan memahami Definisi Kasus Surveilans Malaria
6. Mengetahui dan memahami Data yang dikumpulkan, Sistem Puldat, Instrument,
dan Pelaporan Surveilans Malaria
7. Mengetahui dan memahami Analisis Data Surveilans Malaria
8. Mengetahui dan memahami Diseminasi dan Umpan Balik Malaria
9. Mengetahui dan memahami Aksi Surveilans Malaria
10. Mengetahui dan memahami Evaluasi Surveilans Malaria.

4
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi dan Rantai Penularan Malaria


Istilah malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu mal yang artinya buruk
dan area yang berarti udara. Istilah malaria juga muncul dengan berbagai nama lain
seperti demam roma, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura, dan
paludisme. Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
(protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk
anopheles betina. Biasanya malaria menyerang penduduk yang tinggal di daerah
endemis atau orang-orang yang bepergian ke daerah yang angka penularannya tinggi
(Prabowo, 2004).
Menurut Harijanto (2006) dalam Fitriany & Sabiq (2018), malaria adalah suatu
penyakit akut maupun kronik disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium dengan
manifestasi berupa demam, anemia dan pembesaran limpa. Sedangkan menurut ahli lain
malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh
infeksi plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan pembesaran
limpa.
Malaria pada manusia dapat disebabkan oleh P. malariae, P.vivax, P. falciparum dan
P. ovale. Masa inkubasi dari masing-masing plasmodium adalah berbeda-beda.
Plasmodium falciparum masa inkubasinya 7-27 hari, P. vivax masa inkubasinya 13-17
hari, P. malariae masa inkubasinya 23-69 hari, dan P. ovale masa inkubasinya 14 hari
(Mahawati et al., 2021). Saat ini telah ditemukan 67 spesies yang dapat menularkan
malaria dan 24 diantaranya ditemukan di Indonesia. Selain oleh gigitan nyamuk,
malaria dapat ditularkan secara langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang
tercemar darah serta dari ibu hamil kepada bayinya (Fitriany & Sabiq, 2018).

5
Sumber: The Jenner Institute (2021)

Gambar 1. Malaria Transmission Cycle


Siklus hidup parasit malaria sangat kompleks. Ketika nyamuk mengigit manusia,
parasit (sporozoit) disuntikkan ke dalam aliran darah. Kemudian disaat itu mereka
melakukan perjalanan langsung ke hati yang mana sporozoit tersebut akan matang
selama sekitar 6 hari. Pada tahap ini tidak ada gejala penyakit pada orang yang telah
terinfeksi. Sporozoit membelah dengan cepat dengan masing-masing menghasilkan
20.000 merozoit yang meledak atau meluap dari sel hati dan terus menyerang sel darah
merah. Pada saat itu mereka berkembang lebih jauh sebelum meledak dari sel darah
merah untuk menginfeksi sel darah merah lainnya (The Jenner Institute, 2021).
II.2 Pentingnya Surveilans Malaria
Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius di Nusa
Tenggara Barat dimana angka kesakitan malaria masih cukup tinggi yaitu masih
tergolong daerah endemis malaria sedang (API 1–5 perseribu penduduk). Salah satu
kabupaten di NTB yang masih memiliki angka kesakitan malaria tinggi adalah
Kabupaten Sumbawa Besar, hal tersebut dapat dilihat dari Annual Parasit Incident
(API) pada 4 tahun terakhir dari tahun 2008 s/d tahun 2011 (Zainuddin & Hendrati,
2014).
Berdasarkan World Malaria Report Tahun 2018, Indonesia menyumbang 8% kasus
malaria di kawasan South East Asia Region (SEARO) setelah India (89%). Oleh karena
itu, target global program malaria adalah fokus pada eliminasi malaria tahun 2030.
Eliminasi malaria di Indonesia ditegaskan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor. 293/Menkes/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi Malaria di
Indonesia dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor. 443.41/465/SJ tanggal 8

6
Februari 2010 kepada seluruh Gubernur dan Bupati/Walikota tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Eliminasi Malaria di Indonesia yang harus dicapai secara bertahap
mulai dari tahun 2010 sampai seluruh wilayah Indonesia bebas malaria selambat-
lambatnya tahun 2030.
Eliminasi malaria NTB ditargetkan tercapai lebih cepat dari target nasional. Berbagai
upaya mendorong percepatan eliminasi dilakukan provinsi dan kabupaten. Pembagian
kelambu dilakukan terutama untuk daerah endemis. Pemerintah kabupaten juga
mengupayakan larvaciding, dan penebaran ikan pemakan larva di kolam atau lagoon
untuk menekan perindukan nyamuk. Mass blood survey (MBS), contact survey, dan
penemuan penderita demam massal (mass fever survey) dilakukan untuk penemuan
kasus dini agar cepat mendapat pengobatan. Belajar dari 3 kabupaten yang lebih dulu
mendapat sertifikat eliminasi malaria, mereka berhasil menekan jumlah kasus malaria
dengan cara menghilangkan tempat perindukan nyamuk dan melakukan surveilans ketat
penyakit malaria.
II.3 Definisi Surveilans Malaria Spesifik
Surveilans epidemiologi menurut (Depkes RI, 2014) merupakan suatu proses
pengamatan terus-menerus dan sistematik terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta
kondisi yang memperbesar risiko penularan dengan melakukan pengumpulan data,
analisis, interpretasi dan penyebaran interpretasi serta tindak lanjut perbaikan dan
perubahan.
Sedangkan surveilans malaria menurut (Depkes RI, 1998) merupakan kegiatan terus-
menerus, teratur, dan sistematis dalam pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi
data malaria untuk menghasilkan informasi yang akurat dan dapat disebarluaskan serta
digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan tindakan penanggulangan yang cepat dan
tepat sesuai kondisi pada daerah setempat yang ingin diteliti terkait surveilans malaria.
II.4 Tujuan Surveilans Malaria
Tujuan  surveilans menurut (Depkes RI, 1994) dalam program pemberantasan
malaria antara lain:
1. Melakukan pengamatan dini (SKD) malaria di Puskesmas dan unit pelayanan
kesehatan lainnya dalam rangka mencegah kejadian luar biasa (KLB) malaria

7
2. Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang dapat disebarluaskan dan
dipergunakan sebagai dasar penanggulangan malaria yang cepat dan tepat yang
direncanakan sesuai dengan permasalahan.
3. Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) secara dini.
4. Mengetahui trend penyakit dari waktu ke waktu.
5. Mendapatkan gambaran distribusi penyakit malaria menurut orang, tempat dan
waktu.
II.5 Definisi Kasus Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (Protozoa) dari genus
plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. Malaria ditemukan
hampir seluruh bagian dunia, terutama negara yang beriklim tropis dan subtropis. Penduduk
yang berisiko terkena malaria berjumlah 2,3 miliar atau 41% dari jumlah penduduk dunia.
Setiap tahun kasusnya berjumlah sekitar 300–500 juta kasus dan mengakibatkan 1,5–2,7 juta
kematian, terutama di negara benua Afrika. Di Indonesia, penyakit ini ditemukan tersebar di
seluruh kepulauan (Harijanto, 2000).
Malaria merupakan salah satu indikator dari target Pembangunan Mellenium Development
Goals (MDGs) ke-6 yaitu memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, di
mana ditargetkan untuk menghentikan penyebaran dan mengurangi kejadian insiden malaria
pada tahun 2015 yang dilihat dari indikator menurunnya angka kesakitan dan angka kematian
akibat malaria.
Angka kesakitan Malaria di kabupaten Sumbawa Besar masih tinggi hal ini dapat terlihat
dari API (Annual Parasit Incident) pada 4 tahun terakhir dari tahun 2008 s/d tahun 2011. Oleh
karena itu supaya angka kejadian penyakit malaria dapat ditekan atau diturunkan diperlukan
pelaksanaan sistem surveilans malaria yang baik. Evaluasi Atribut Surveilans ini sangat
bermanfaat untuk mengetahui pelaksanaan sistem surveilans di Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumbawa Besar dengan harapan angka kejadian penyakit malaria dapat diturunkan.
II.6 Data yang Dikumpulkan, Sistem Puldat, Instrument, dan pelaporan
a. Data yang dikumpulkan
Dinas Kesehatan sebanyak 12 laporan (100%), laporan mingguan W2 Dinas Kesehatan
sebanyak 52 laporan (100%). Kemudian ketepatan waktu pengiriman laporan bulanan dari
puskesmas ke Dina Kesehatan sebanyak 272 laporan (90,7%), Ketepatan waktu pengiriman
laporan mingguan W2 dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan sebanyak 1070 laporan (82,3%),
Ketepatan waktu pengiriman laporan bulanan dari Rumah Sakit ke Dinas Kesehatan sebanyak
10 laporan (83,3%), Laporan W2 dari Rumah Sakit 42 laporan (80,7).

8
b. Sistem Puldat
Kesederhanaan erat kaitannya dengan ketepatan waktu dan akan mempengaruhi jumlah
sumber daya atau sumber dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan sistem tersebut (Depkes
RI, 1994). hasil wawancara dengan semua responden diketahui bahwa alur pelaporan sederhana.
Pernyataan tersebut sangat sesuai dengan absensi laporan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumbawa ditinjau dari ketepatan waktu laporan, laporan bulanan Puskesmas tepat waktu
(90,7%), laporan W2 Puskesmas tepat waktu (82,3%), laporan W2 Rumah Sakit tepat waktu
(80,7%), laporan bulanan Rumah Sakit tepat waktu (83,3%). Ketepatan waktu laporan
Puskesmas disebabkan beberapa Puskesmas letaknya berjauhan dengan Dinas kesehatan
Kabupaten Sumbawa dan sulit dijangkau dengan sarana transportasi maupun dengan sarana
telekomunikasi.
c. Instrument
Kesederhanaan erat kaitannya dengan ketepatan waktu dan akan mempengaruhi jumlah
sumber daya atau sumber dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan sistem tersebut (Depkes
RI, 1994). hasil wawancara dengan semua responden diketahui bahwa alur pelaporan sederhana.
Pernyataan tersebut sangat sesuai dengan absensi laporan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumbawa ditinjau dari ketepatan waktu laporan, laporan bulanan Puskesmas tepat waktu
(90,7%), laporan W2 Puskesmas tepat waktu (82,3%), laporan W2 Rumah Sakit tepat waktu
(80,7%), laporan bulanan Rumah Sakit tepat waktu (83,3%). Ketepatan waktu laporan
Puskesmas disebabkan beberapa Puskesmas letaknya berjauhan dengan Dinas kesehatan
Kabupaten Sumbawa dan sulit dijangkau dengan sarana transportasi maupun dengan sarana
telekomunikasi.
d. Pelaporan
Laporan bulanan petugas pelaksana sistem surveilans malaria di 25 Puskesmas selama 1
tahun sebanyak 300 laporan (100%), Laporan mingguan W2 Puskesmas di 25 Puskesmas
sebanyak 1300 laporan (100%), Laporan bulanan Rumah Sakit sebanyak 12 laporan (100%),
laporan mingguan Rumah Sakit 52 laporan (100%), laporan bulanan Dinas Kesehatan sebanyak
12 laporan (100%), laporan mingguan W2 Dinas Kesehatan sebanyak 52 laporan (100%).

II.7 Analisis Data


II.7.1 Input
Pelaksanaan sistem surveilans malaria pada tahap input dapat dilihat dari 2 hal yaitu
data dan sarana penunjang.
A. Data

9
1) Sumber Data
Dinas Kesehatan mendapatkan data malaria dari puskesmas dan Rumah
Sakit. Sumber data yang diperoleh puskesmas berasal dari petugas
pustu/polides, laboratorium puskesmas, hasil kegiatan epidemiologi dan
hasil kegiatan pasif case detection (PCD). Sedangkan Rumah Sakit
memperoleh data malaria dari instalansi rawat jalan dan rawat inap. sumber
data dari tempat pelayanan lain yang ada di masyarakat seperti dokter
praktek, bidan praktek belum terkoordinir dengan baik oleh Dinas Kesehatan
maupun Puskesmas.
Sumber data malaria di Kabupaten Sumbawa didapatkan dari Puskesmas
dan rumah sakit. Puskesmas mendapatkan data dari laboratorium puskesmas
untuk puskesmas yang tidak mempunyai laboratorium dapat memakai pasif
case detection (PCD) untuk mendiagnosa penyakit malaria. Sedangkan
untuk Rumah Sakit juga data malaria didapatkan dari labratorium rumah
sakit.
2) Jenis Data

Dapat dilihat pada gambar diatas menunjukan Jenis Data Surveilans


Malaria berdasarkan Unit Kerja di Kabupaten Sumbawa Tahun 2013
terdapat Puskesmas yang melaporkan jenis data rutin adalah sebanyak 25
puskesmas dan 1 Rumah sakit. Sedangkan data tidak rutin berupa data
vektor, data lingkungan dan data curah hujan tidak dilaporkan. Hal tersebut
menunjukan bahwa jenis data surveilans malaria di Kabupaten Sumbawa
belum lengkap, karena seperti yang kita ketahui jika data tidak rutin tidak
lengkap hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kejadian kasus
malaria. Tidak adanya data tidak rutin itu sendiri disebabkan karena di

10
Kabupaten Sumbawa belum pern ah dilakukan survei vektor malaria yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat yang disebabkan kerena tidak
adanya tenaga ahli entomologi sehingga tidak bisa ditentukan vektor
penyebab malaria dan penyebab yang lainny juga karena di Kabupaten
Sumbawa tidak ada data tentang jenis penyakit anopheles (Zainudin, 2013).
Hal ini akan berdampak pada perencanaan, penanggulangan dan
pemberantasan penyakit malaria. Dengan data yang lengkap kegiatan
analisis dan interpretasi data akan dapat dilakukan, sehingga dapat
digunakan sebagai perencanaan penanggulangan dan pemberantasan, Depkes
RI (1999) dalam (Zainudin, 2013).
B. Sarana Penunjang
Sarana penunjang terdiri dari: buku pedoman, format laporan dan
peralatan berupa ketersediaan sarana surveilans epidemiologi. di Kabupaten
Sumbawa sendiri sudah tersedia dengan cukup sesuai dengan indikator sarana
dalam Kepmenkes RI No.1116/Menkes/SK/VIII/2003, seperti buku pedoman
pelaksanaan sistem surveilans malaria sudah tersedia di semua Puskesmas,
format laporan mingguan dan laporan bulanan sudah tersedia di Puskesmas dan
Rumah Sakit, peralatan penunjang seperti kendaraan roda dua, kendaraan roda
empat, peralatan elektronik dan peralatan telekomunikasi yang walaupun
penggunaannya masih secara bersama-sama dengan program lain tetapi sudah
tersedia di semua Puskesmas dan Rumah Sakit. tidak kalah penting adalah
ketenagaan, ketenagaan di Kabupaten Sumbawa secara kuantitas tenaga
surveilans malaria sudah tersedia di semua unit pelayanan kesehatan baik di
Puskesmas, Rumah Sakit maupun Dinas Kesehatan.
II.7.2 Proses
A. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data terdiri dari kelengkapan laporan, ketepatan
waktu pengiriman, kompilasi data, analisis data, dan interpretasi data.

11
Dapat dilihat ditabel Hasil Dari Pengumpulan Data Kegiatan Surveilans
Malaria Berdasarkan Unit Kerja di Kabupaten Sumbawa Tahun 2013 dimana Laporan
bulanan malaria itu di laksanakan setiap bulan dari tanggal 1 sampai tanggal 5
pada bulan selanjutnya, sedangkan laporan mingguan dilaksanakan setiap hari
Senin. Dapat dilihat bahwa laporan bulanan Dinas Kesehatan sebanyak 12
laporan (100%), laporan mingguan W2 Dinas Kesehatan sebanyak 52 laporan
(100%). Kemudian ketepatan waktu pengiriman laporan bulanan dari puskesmas
ke Dinas Kesehatan sebanyak 272 laporan (90,7%), Ketepatan waktu
pengiriman laporan mingguan W2 dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan sebanyak
1070 laporan (82,3%), Ketepatan waktu pengiriman laporan bulanan dari Rumah
Sakit ke Dinas Kesehatan sebanyak 10 laporan (83,3%), Laporan W2 dari
Rumah Sakit 42 laporan (80,7). Berikutnya menurut kompilasi data dapat dilihat
bahwa puskesmas yang melaksanakan kompilasi data menurut variabel waktu,
tempat dan orang adalah sebanyak 25 puskesmas atau 100%. Rumah Sakit
kompilasi data surveilans malaria hanya di kelompokkan menurut variabel
orang, waktu. Dinas Kesehatan kompilasi data surveilans malaria
dikelompokkan menurut variabel orang, waktu dan tempat. Dari tabel diatas
analisis data malaria yang paling banyak dilakukan oleh Puskesmas adalah
dalam bentuk analisis perbandingan dan analisis kecenderungan sebanyak 25
Puskesmas (100%), bentuk analisis yang paling sedikit dilakukan oleh
Puskesmas adalah analisis hubungan sebanyak 5 Puskesmas (20,0%).

12
II.7.3 Output
Dalam Output terdapat beberapa cakupan data yang diambil yaitu berdasarkan
informasi epidemiologi, penyebarluasan informasi, dan umpan balik. Tahap
output pada penelitian ini yaitu Informasi Epidemiologi dari hasil analisis data
lalu di peroleh informasi epidemiologi, informasi epidemiologi ini akan semakin
bermanfaat bila dapat dikomunikasikan atau disebarluaskan baik secara tulisan
maupun lisan kepada masyarakat atau pada pimpinan untuk pengambilan
keputusan.
Di Kabupaten Sumbawa sendiri informasi epidemiologi yang dihasilkan
berupa Annual Parasite Insidence (API), Endemisitas, Slade Positive Rate
(SPR). Dalam indikator proses yang tertuang dalam Kepmenkes No.
1116/Menkes/SK/VIII/2003, penerbitan bulletin kajian epidemiologi ditargetkan
sebanyak empat kali dalam setahun. Namun kenyataannya Pada tahun 2013 di
Kabupaten Sumbawa hanya ada 1 kali penerbitan bulletin yang diterbitkan oleh
Sub Din P2PL hal itu disebabkan oleh karena beberapa kendala antara lain
banyaknya petugas surveilans malaria merangkap dengan tugas lain,
keterbatasan nya sumber daya manusia yang tersedia sehingga pembuatan
bulletin tidak dapat terlaksana dengan baik.
II.8 Diseminasi dan Umpan Balik
II.8.1 Diseminasi
Diseminasi adalah suatu kegiatan yang ditunjukan kepada suatu
kelompok atau individu yang menjadi target agar mereka memperoleh informasi,
timbul kesadaran, menerima dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut.
Informasi yang paling banyak dilakukan oleh puskesmas adalah bentuk
laporan, bentuk loka karya dan dalam bentuk profil Puskesmas. Penyebarluasan
informasi dalam bentuk bulletin, seminar, media massa Puskesmas. Rumah
Sakit penyebarluasan informasi hanya melalui laporan yang disampaikan ke
Dinas Kesehatan, Dinas Kesehatan penyebarluasan informasi dilakukan dalam
bentuk laporan, bulletin, loka karya setiap sebulan sekali dan melalui profil
Dinas Kesehatan (Zainudin, 2013).
II.8.2 Umpan Balik

13
Dioutput dari analisis data salah satunya adalah umpan balik. Umpan
balik merupakan suatu tindakan yang penting sama pentingnya dengan tindakan-
tindakan follow up lainnya. Bentuk umpan balik yang dilaksanakan oleh Rumah
Sakit adalah dalam bentuk laporan, sedangkan bentuk umpan balik yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan adalah bentuk laporan, supervisi, pertemuan
rutin dan rapat koordinasi yang dilaksanakan setiap bulan.
Fungsi umpan balik ini adalah untuk memberikan informasi secara
teratur dalam rangka antisipasi deteksi dini kejadian luar biasa. Umpan balik
yang dilaksanakan oleh Dinas kesehatan Kabupaten Sumbawa berupa rapat
koordinasi dengan Puskesmas setiap bulan dan profil Dinas kesehatan di tahun
2013 hal tersebut cukup memberikan informasi secara teratur dalam rangka
antisipasi deteksi dini kejadian luar biasa mengingat penyakit malaria sering
menimbulkan kejadian luar biasa dan juga umpan balik ini berperan sebagai
motivator bagi petugas surveilans malaria dalam melaksanakan kegiatan
surveilans epidemiologi malaria di institusi kerjanya masing-masing.
II.9 Aksi Surveilans Malaria
Sasaran intervensi kegiatan dalam aksi surveilans malaria yaitu sisa
fokus aktif dan individu kasus positif dengan penularan setempat. Kegiatan yang
dilakukan yaitu sebagai berikut :
A. Penemuan dan tata laksana penderita
Dalam penemuan dan tata laksana penderita kita dapat menemukan penderita
malaria dengan mengkonfirmasi mikroskopis baik secara pasif di unit pelayanan
kesehatan pemerintah dan swasta maupun penemuan penderita secara aktif,
mengobati semua penderita malaria (kasus positif) dengan obat malaria efektif
dan aman yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI dan melibatkan
sepenuhnya peran praktek swasta dan klinik serta rumah sakit swasta dalam
penemuan dan pengobatan penderita.
B. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
Dalam pencegahan dan penanggulangan faktor risiko kita dapat melakukan
pengendalian vektor yang sesuai antara lain dengan kegiatan membagikan
kelambu berinsektisida atau penyemprotan rumah untuk menurunkan tingkat
penularan di lokasi yang baru terjadi malaria maupun dilokasi lama terjadi

14
malaria dan memberikan perlindungan dengan kelambu berinsektisida kepada
penduduk diwilayah yang terjadi malaria.
C. Surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah
Semua unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta melaksanakan system
kewaspadaan dini KLB malaria, dianalisis dan dilaporkan secara berkala ke
Dinas Kesehatan setempat, melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap
semua kasus positif malaria untuk menentukan asal penularan penderita dan
memperkuat system informasi malaria sehingga semua kasus dan hasil kegiatan
intervensi dapat dicatat dengan baik dan dilaporkan.
D. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Melakukan peningkatan promosi kesehatan dalam rangka meminimalisir
penyebaran kasus malaria, menggalang kemitraan dengan program, sektor, LSD,
organisasi internasional kemasyarakatan, dan lain-lain.
E. Peningkatan sumber daya manusia
Melaksanakan re-orientasi program menuju tahap pemeliharaan dengan
disampaikan kepada petugas kesehatan yang terlibat dan melaksanakan pelatihan
tenaga kesehatan untuk menjaga kualitas pemeriksaan darah.
II.10 Evaluasi Surveilans Malaria
Sumber data malaria di Kabupaten Sumbawa sebagian besar didapatkan
dari unit pelayanan kesehatan pemerintah seperti Puskesmas dan Rumah Sakit,
sumber data malaria yang berasal dari masyarakat seperti kader kesehatan
malaria atau juru malaria desa serta unit pelayanan kesehatan swasta seperti
dokter praktek swasta, bidan praktek swasta belum terekam dengan baik di
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa. Jenis data malaria di Kabupaten
Sumbawa belum tersedia dengan lengkap hanya memuat jenis data rutin saja
sedangkan data tidak rutin tidak tersedia dengan lengkap baik di Puskesmas,
Rumah Sakit maupun di Dinas Kesehatan Kabupaten. Tenaga pelaksana sistem
surveilans malaria di Kabupaten Sumbawa secara kuantitas sudah tersedia di
semua unit pelayanan kesehatan namun secara kualitas tenaga pelaksana sistem
surveilans malaria belum memadai. Data surveilans malaria sudah akseptabel
yaitu sudah di manfaatkan oleh program lain untuk intervensi penanggulangan
dan pencegahan kejadian malaria. Sensitivitas dari sistem surveilans malaria

15
tidak dapat dihitung karena selama kurun waktu 5 tahun terakhir tidak ada
kejadian luar biasa dari kasus malaria (Zainudin, 2013).

16
BAB III
PENUTUP
III.1 Simpulan
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit (protozoa)
dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.
Ketika nyamuk mengigit manusia, parasit (sporozoit) disuntikkan ke dalam aliran darah.
Kemudian disaat itu mereka melakukan perjalanan langsung ke hati yang mana
sporozoit tersebut akan matang selama sekitar 6 hari. Sporozoit akan membelah dan
menghasilkan ribuan merozoit. Merozoit yang menyerang hati tepatnya sel hepatosit.
Sel hepatosit pecah kemudian merozoit keluar dan menyerang eritrosit, eritrosit pecah
dan merozoit keluar menyerang eritrosit lainnya.
Surveilans malaria merupakan kegiatan terus-menerus, teratur, dan sistematis dalam
pengumpulan, pengolahan, analisis, interpretasi data malaria untuk menghasilkan
informasi yang akurat dan dapat disebarluaskan serta digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat sesuai kondisi pada
daerah setempat yang ingin diteliti terkait surveilans malaria. Surveilens malaria
bertujuan untuk melakukan pengamatan dini (SKD) malaria di Puskesmas dan unit
pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka mencegah kejadian luar biasa (KLB)
malaria, menghasilkan informasi yang cepat dan akurat yang dapat disebarluaskan dan
dipergunakan, menanggulangi KLB secara dini, mengetahui trend penyakit dari waktu
ke waktu, dan mendapatkan gambaran distribusi penyakit malaria menurut orang,
tempat dan waktu.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumbawa Besar, terdapat laporan mingguan W2
sebanyak 52 laporan (100%) serta ketepatan waktu pengiriman laporan bulanan dari puskesmas
ke Dinas Kesehatan sebanyak 272 laporan (90,7%), Ketepatan waktu pengiriman laporan
mingguan W2 dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan sebanyak 1070 laporan (82,3%), Ketepatan
waktu pengiriman laporan bulanan dari Rumah Sakit ke Dinas Kesehatan sebanyak 10 laporan
(83,3%), Laporan W2 dari Rumah Sakit 42 laporan (80,7) dengan sistem pengumpulan data dan
pelaporan sederhana. Pelaporan data dilakukan berdasarkan jangka waktu data tahunan,
bulanan, dan mingguan.
Analisis data meliputi input, proses, dan output. Yang termasuk kedalam input yaitu
sumber data, jenis data, dan sarana penunjang. Yang termasuk kedalam proses yaitu

17
sistem pengumpulan data. Kemudian yang termasuk ke dalam output yaitu Annual
Parasite Insidence (API), Endemisitas, Slade Positive Rate (SPR).
Diseminasi yang dilakukan adalah dengan memberikan informasi dalam bentuk
laporan, bentuk loka karya dan dalam bentuk profil kesehatan, dan media massa. Bentuk
umpan balik yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit adalah dalam bentuk laporan,
sedangkan bentuk umpan balik yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan adalah bentuk
laporan, supervisi, pertemuan rutin dan rapat koordinasi yang dilaksanakan setiap bulan.
Aksi surveilans malaria yang dilakukan yaitu dengan kegiatan penemuan dan tata
laksana penderita, pencegahan dan penanggulangan faktor risiko, surveilans
epidemiologi dan penanggulangan wabah, peningkatan komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE), dan peningkatan sumber daya manusia. Evaluasi dari sistem surveilans
Kabupaten Sumbawa Besar yaitu tenaga pelaksana sistem surveilans malaria di
Kabupaten Sumbawa secara kuantitas sudah tersedia di semua unit pelayanan kesehatan
namun secara kualitas tenaga pelaksana sistem surveilans malaria belum memadai. Data
surveilans malaria sudah akseptabel yaitu sudah di manfaatkan oleh program lain untuk
intervensi penanggulangan dan pencegahan kejadian malaria. Sensitivitas dari sistem
surveilans malaria tidak dapat dihitung karena selama kurun waktu 5 tahun terakhir
tidak ada kejadian luar biasa dari kasus malaria.

III.2 Saran
Dari waktu ke waktu malaria akan semakin sulit di eliminasi karena keadaan yang
semakin komplikatif, oleh karenanya dibutuhkan kerjasama lebih banyak tidak hanya
dinas perkebunan dan perikanan sehingga masalah dapat ditangani bersama. Pendataan
kasus malaria sangat penting dan membantu agar dapat dikontrol dengan baik oleh
petugas kesehatan. Oleh karena itu, pendataan kasus malarian di Indonesia agar lebih
dioptimalkan lagi agar data yang dikumpulkan dapat menjadi acuan meminimalisir
malaria.

18
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (1994). Program Pemberantasan Malaria. Ditjen PPM & PLP.
Depkes RI. (1998). Peran Surveilans dalam upaya penanggulangan KLB penyakit
menular dan Keracunan. Ditjen PPM & PLP.
Depkes RI. (2014). Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan.
Fitriany, J., & Sabiq, A. (2018). Malaria. Averrous, 4(2).
Kepmenkes RI. (2009). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
293/MENKES/SK/IV/2009 tentang Eliminasi Malaria di Indonesia. Kemenkes RI.
Jakarta.
Mahawati, E., Martina, P., Wulandari, F., Purba, D. H., & Sari, M. (2021). Penyakit
Berbasis Lingkungan. Yayasan Kita Menulis.
Prabowo, A. (2004). Malaria: Mencegah Dan Mengatasi. Niaga Swadaya.
The Jenner Institute. (2021). Malaria. https://www.jenner.ac.uk/about/resources/about-
malaria
Zainudin, & Y. L. (2013). Evaluasi pelaksanaan sistem surveilans malaria di dinas
kesehatan kabupaten sumbawa besar. Berkala Epidemiologi, 2(3), 342–354.
http://e-journal.unair.ac.id/index.php/JBE/article/view/1301

19

Anda mungkin juga menyukai