Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEGIATAN MANAJEMEN DATA PENYAKIT MALARIA


DI PUSKESMAS OEBOBO

Kelompok 9 :
1. Maria Dolorosa S. Sikka (1907010169)
2. Kinanti Syamsudin (1607010238)
3. Paulus Hangga Luju (1907010202)
4. Mega I. Lilo (1907010285)
5. Klemens N.D. Ghuda (1907010242)
6. Erfina Intania Jaha (1907010182)
7. Meliantha Ellen Laalobang (2007010107)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas UTS pada mata kuliah Manajemen Data berupa
“Kegiatan Manajemen Data Penyakit Malaria di Puskesmas Oebobo” agar dapat menambah
wawasan para pembaca maupun penyusun.

Makalah ini membahas tentang definisi, gejala, pengumpulan data, pengolahan data,
analisis dan penyebarluasan informasi di puskesmas. Penyusun inging mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam membantu proses penyusunan makalah ini
sehingga dapat di selesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penyusun menyadari bahwa ada banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi semua
pembaca

Kupang, 28 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................4
2.1 Rumusan masalah................................................................................................................5
3.1 Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Definisi Dan Gejala Penyakit Malaria...............................................................................6
2.2 Proses Pengumpulan data penyakit Malaria di Puskesmas.............................................9
2.3 Cara Pengolahan data Penyakit Malaria.........................................................................10
2.4 Analisis dan penyajian data dari Penyakit Malaria........................................................11
2.5 Penyebarluasan informasi penyakit Malaria...................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
3.1 Simpulan.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13
LAMPIRAN.......................................................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Malaria adalah salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia dan menjadi ancaman di daerah tropis dan sub tropis yang mempengaruhi
angka kematian bayi, anak umur dibawah lima tahun dan ibu melahirkan serta
menurunkan produktivitas kerja. Pengendalian malaria dilakukan secara komprehensif
dengan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, hal ini bertujuanuntuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah KLB. Untuk mencapai
hasil yang optimal dan berkualitas upaya tersebut harus dilakukan terintegrasi dengan
layanan kesehatan dasar dan program lainnya (Kemenkes, 2017).
Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan
yang ada di masyarakat dimana menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT,
2001) di Indonesia terjadi 15 juta kasus malaria dengan 38.000 Kasus. Malaria di
Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 226.364 dengan kelengkapan laporan sebesar 86%.
Kasus malaria tertinggi yaitu ditemukan di Provinsi Papua sebanyak 216.380 kasus
dengan Annual Paracite Incidence (API)/angka kesakitan malaria 52,99 per 1.000
penduduk, diikuti Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 12.909 kasus (API
2,42), dan Provinsi Papua Barat sebanyak 7.079 kasus (API 1,3).
Angka kesakitan malaria di Provinsi NTT sejak tahun 2014-2019 cenderung
mengalami penurunan. Setiap tahun terjadi kasus malaria dan menyebar hampir di
seluruh wilayah NTT. Hal ini terlihat dari API pada tahun 2014 sebesar 14 per 1.000
penduduk. Pada tahun 2015 menurun menjadi 7 per 1.000 penduduk. Pada tahun 2016
menurun menjadi 6 per 1.000 penduduk. Pada tahun 2017 menurun menjadi 3,77 per
1.000 penduduk. Pada tahun 2018 menurun menjadi 3,2 per 1.000 penduduk. 2 Pada
tahun 2019 menurun menjadi 2,4 per 1000 penduduk. Di NTT beberapa kabupaten
dengan API tertinggi adalah Kabupaten Sumba Barat sebesar 29,53 per 1.000 penduduk.
Selanjutnya, Kabupaten Sumba Barat Daya dengan 8,71 per 1.000 penduduk. Urutan
ketiga yaitu Kabupaten Sumba Timur 5,42 per 1.000 penduduk

4
Umumnya penderita malaria ditemukan pada daerah-daerah terpencil dan sebagian
besar penderitanya dari golongan ekonomi lemah. Manajemen data kesehatan
mempelajari dan mengelolah sumber daya informasi dengan tujuan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat oleh karena itu malaria membutuhkan manajemen pelayanan
kesehatan agar menurunkan angka kejadian Malaria seperti pelayanan baik di Rumah
Sakit maupun di Puskesmas, akan diapresiasi oleh masyarakat luas selaku pengguna
layanan jika pelayanan kedua institusi pelayanan kesehatan tersebut bermutu. Pelayanan
kesehatan yang bermutu pasti menggunakan pendekatan manajemen sehingga
pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan produktif. Untuk bisa menyediakan
pelayanan kesehatan seperti itu. pimpinan dan staf dari kedua institusi pelayanan tersebut
harus menerepkan prinsip-prinsip manajemen.
Penulisan makalah ini betujuan untuk mengetahui tentang manajemen data kesehatan
khususnya pada penyakit Malaria di Puskesmas Oebobo yang dimana Puskesmas
Oebobo merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan salah satu tempat
dilakukannya pengambilan data penyakit yang berlokasi di jalan Bhakti Karya Kelurahan
Oebobo, Kecamatan Oebobo sebagai institusi penggerak dan pelaksanaan beragai
program kesehatan masyarakat.
2.1 Rumusan masalah
1.2.1 Apa definisi dan gejala dari penyakit Malaria?
1.2.2 Bagaimana proses Pengumpulan data penyakit Malaria di Puskesmas?
1.2.3 Bagaimana cara Pengolahan data Penyakit Malaria?
1.2.4 Bagaiamana Analisis dan penyajian data dari Penyakit Malaria?
1.2.5 Bagaimana Penyebarluasan informasi penyakit Malaria?

3.1 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dan gejala dari penyakit Malaria
1.3.2 Untuk mengetahui proses Pengumpulan data penyakit Malaria di Puskesmas
1.3.3 Untuk mengetahui cara Pengolahan data Penyakit Malaria
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana Analisis dan penyajian data dari Penyakit Malaria
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana Penyebarluasan informasi penyakit Malaria

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dan Gejala Penyakit Malaria


Malaria adalah suatu penyakit akut maupun kronik disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium dengan manifestasi berupa demam, anemia dan pembesaran limpa.
Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun
kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai
dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil,
anemia, dan pembesaran limpa.
Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam penularan malaria yaitu parasit
malaria (yang disebut Plasmodium) dan nyamuk anopheles betina. Parasit malaria
memiliki siklus hidup yang kompleks, untuk kelangsungan hidupnya parasit tersebut
membutuhkan host (tempatnya menumpang hidup) baik pada manusia maupun nyamuk,
yaitu nyamuk anopheles. Ada empat jenis spesies parasit malaria di dunia yang dapat
menginfeksi sel darah merah manusia, yaitu ;
1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmodium malariae
4. Plasmodium ovale
Keempat spesies parasit malaria tersebut menyebabkan jenis penyakit malaria yang
berbeda, yaitu;
1. Plasmodium falciparum
Menyebabkan malaria falsiparum (disebut juga malaria tropika), merupakan
jenis penyakit malaria yang terberat dan satu-satunya parasit malaria yang
menimbulkan penyakit mikrovaskular., karena dapat menyebabkan berbagai
komplikasi berat seperti cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal
ginjal akut, perdarahan, sesak nafas, dll.
2. Plasmodium vivax Menyebabkan malaria tertiana. Tanpa pengobatan: berakhir dalam
2 – 3 bulan. Relaps 50% dalam beberapa minggu – 5 tahun setelah penyakit awal.
3. Plasmodium malariae Menyebabkan malaria quartana. Asimtomatis dalam waktu
lama.

6
4. Plasmodium ovale Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan
Pasifik Barat. Lebih ringan. Seringkali sembuh tanpa pengobatan. Seorang penderita
dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut
infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran P.Falciparum dengan
P.Vivax atau P.Malariae. Infeksi campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi.
Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya. Malaria
yang disebabkan oleh P.Vivax dan P.Malariae dapat kambuh jika tidak diobati dengan
baik. Malaria yang disebabkan oleh spesies selain P.Falciparum jarang berakibat fatal,
namun menurunkan kondisi tubuh; lemah, menggigil dan demam yang biasanya
berlangsung 10-14 hari.

Menurut berat-ringannya gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 jenis:


1) Gejala malaria ringan (malaria tanpa komplikasi) Meskipun disebut malaria
ringan, sebenarnya gejala yang dirasakan penderitanya cukup menyiksa (alias
cukup berat). Gejala malaria yang utama yaitu: demam, dan menggigil, juga
dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot atau pegal-pegal.
Gejala-gejala yang timbul dapat bervariasi tergantung daya tahan tubuh
penderita dan gejala spesifik dari mana parasit berasal. Malaria sebagai
penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium mempunyai gejala utama
yaitu demam. Demam yang terjadi diduga berhubungan dengan proses
skizogoni (pecahnya merozoit atau skizon), pengaruh GPI (glycosyl
phosphatidylinositol) atau terbentuknya sitokin atau toksin lainnya. Pada
beberapa penderita, demam tidak terjadi (misalnya pada daerah hiperendemik)
banyak orang dengan parasitemia tanpa gejala. Gambaran karakteristik dari
malaria ialah demam periodic, anemia dan splenomegali. Manifestasi umum
malaria adalah sebagai berikut:
a) Masa inkubasi
Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies
parasit (terpendek untuk P. falciparum dan terpanjanga untuk P.
malariae), beratnya infeksi dan pada pengobatan sebelumnya atau pada
derajat resistensi hospes. Selain itu juga cara infeksi yang mungkin
disebabkan gigitan nyamuk atau secara induksi (misalnya transfuse
darah yang mengandung stadium aseksual).

7
b) Keluhan-keluhan prodromal Keluhan-keluhan prodromal dapat terjadi
sebelum terjadinya demam, berupa: malaise, lesu, sakit kepala, sakit
tulang belakang, nyeri pada tulang dan otot, anoreksia, perut tidak
enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di punggung.
Keluhan prodromal sering terjadi pada P. vivax dan P. ovale,
sedangkan P. falciparum dan P. malariae keluhan prodromal tidak
jelas.
c) Gejala – gejala umum
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria
proxym) secara berurutan yang disebut trias malaria, yaitu :
1. Stadium dingin (cold stage) Stadium ini berlangsung + 15
menit sampai dengan 1 jam. Dimulai dengan menggigil dan
perasaan sangat dingin, gigi gemeretak, nadi cepat tetapi
lemah, bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan (sianotik), kulit
kering dan terkadang disertai muntah.
2. Stadium demam (hot stage) Stadium ini berlangsung + 2 – 4
jam. Penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering,
sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi kuat
kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat
hingga 41oC atau lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang
sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang.
3. Stadium berkeringat (sweating stage) Stadium ini berlangsung
+ 2 – 4 jam. Penderita berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh
kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah normal.
Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur.
Setelah bangun tidur penderita merasa lemah tetapi tidak ada
gejala lain sehingga dapat kembali melakukan kegiatan sehari-
hari. Gejala klasik (trias malaria) berlangsung selama 6 – 10
jam, biasanya dialami oleh penderita yang berasal dari daerah
non endemis malaria, penderita yang belum mempunyai
kekebalan (immunitas) terhadap malaria atau penderita yang
baru pertama kali menderita malaria.Di daerah endemik
malaria dimana penderita telah mempunyai kekebalan
(imunitas) terhadap malaria, gejala klasik timbul tidak

8
berurutan, bahkan tidak selalu ada, dan seringkali bervariasi
tergantung spesies parasit dan imunitas penderita. Di daerah
yang mempunyai tingkat penularan sangat tinggi
(hiperendemik) seringkali penderita tidak mengalami demam,
tetapi dapat muncul gejala lain, misalnya: diare dan pegal-
pegal. Hal ini disebut sebagai gejala malaria yang bersifat
lokal spesifik. Gejala klasik (trias malaria) lebih sering dialami
penderita malaria vivax, sedangkan pada malaria falciparum,
gejala menggigil dapat berlangsung berat atau malah tidak ada.
Diantara 2 periode demam terdapat periode tidak demam yang
berlangsung selama 12 jam pada malaria falciparum, 36 jam
pada malaria vivax dan ovale, dan 60 jam pada malaria
malariae.
2) Gejala malaria berat (malaria dengan komplikasi) Penderita dikatakan
menderita malaria berat bila di dalam darahnya ditemukan parasit malaria
melalui pemeriksaan laboratorium Sediaan Darah Tepi atau Rapid Diagnostic
Test (RDT) dan disertai memiliki satu atau beberapa gejala/komplikasi berikut
ini:
a) Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai
penurunan kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti:
mengigau, bicara salah, tidur terus, diam saja, tingkah laku berubah).
b) Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri)
c) Kejang-kejang
d) Panas sangat tinggi
e) Mata atau tubuh kuning
f) Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit
berkurang, bibir kering, produksi air seni berkurang)
g) Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
h) Nafas cepat atau sesak nafas
i) Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum
j) Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
k) Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni

9
l) Telapak tangan sangat pucat (anemia dengan kadar Hb kurang dari 5 g
%) Penderita malaria berat harus segera dibawa/dirujuk ke fasilitas
kesehatan untuk mendapatkan penanganan semestinya.

2.2 Proses Pengumpulan data penyakit Malaria di Puskesmas

proses pengumpulan data merupakan sebuah proses manipulasi data untuk menjadi
sebuah informasi. Kumpulan data yang awalnya tidak memiliki informasi yang dapat
disimpulkan jika dilakukan proses pengolahan data maka akan menghasilkan informasi.
Informasi merupakan hasil dari pemrosesan data tertentu yang bermakna serta dapat
digunakan untuk mengambil keputusan suatu perusahaan terkait. Pengolahan data terdiri
dari beberapa kegiatan yaitu pencarian data, pengumpulan data, pemeliharaan data,
pemeriksaan data, perbandingan data, pemilihan data, peringkasan data, dan penggunaan
data.
Hasil wawancara dengan informan tentang jenis data dan sumber data yang telah
dikumpulkan terkait dengan kegiatan manajemen data penyakit malaria di Puskesmas
Oebobo dilakukan di puskesmas oebobo yaitu, berawal dari buku register. Buku register
harian ini terdiri dari kunjungan pasien dengan bermacam-macam penyakit. Dari buku
register kemudian dibuat lagi buku LB 1 (Laporan Bulanan), khusus untuk penyakit-
penyakit akan dituliskan semua datanya kemudian dipetakan/dibagi disesuai dengan
umur. Batasan umur yang dipakai untuk pendataan laporan ≤ 1 tahun sampai ≥70 tahun,
nantinya setiap bulan dibuat laporan sampai satu bulan sampai selesai.

2.3 Cara Pengolahan data Penyakit Malaria

Proses pengolahan data merupakan sebuah proses manipulasi data untuk menjadi
sebuah informasi. Kumpulan data yang awalnya tidak memiliki informasi yang dapat
disimpulkan jika dilakukan proses pengolahan data maka akan menghasilkan informasi.
Informasi merupakan hasil dari pemrosesan data tertentu yang bermakna serta dapat
digunakan untuk mengambil keputusan suatu perusahaan terkait. Pengolahan data terdiri
dari beberapa kegiatan yaitu pencarian data, pengumpulan data, pemeliharaan data,
pemeriksaan data, perbandingan data, pemilihan data, peringkasan data, dan penggunaan
data.

10
Proses pengolahan data yang di lakukan di Puskesmas oebobo yaitu dengan
menggunakan form pada bagian ini berisikan menu-menu yang memiliki link ke
modul-modul program. Selain itu juga untuk menampilkan data-data yang berkaitan
dengan data puskesmas dan data pasien. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada
formnya seperti Form pasien bertujuan untuk memasukkan data pasien kedalam database,
sebagai data pasienyang telah terdaftar. Setelah itu di lakukan desain keluaran, yang
merupakan hasil dari pengolahan, yang mana pengolahan dibuat dalambentuk
laporan. Adapun bentuk rancangan hasil dari keluaran data rekapitulasi kunjungan pasien.
selain itu juga di gunakan rumus untuk mengetahui berapa jumlah penyakit yang
terbanyak secara berurutan dari awal bulan hingga akhir bulan.
2.4 Analisis dan penyajian data dari Penyakit Malaria
Dalam menganalisis data penyakit di puskesmas Oebobo di gunakan program mini
lokakarya lintas sektor per 3 bulan dan lokakarya tahunan. Dari kegiatan ini maka akan
kelihatan masalahnya. Misalnya dari semua jenis penyakit apa yang menjadi masalah
ataupun kendala dan akan di tindak lanjut seperti apa. Kegiatan ini di lakukan per 3 bulan
dan pertahun.
2.5 Penyebarluasan informasi penyakit Malaria
Adapun penyebaran informasi di Puskesmas Oebobo dengan dilakukan dengan
kegiatan mini lokakarya atau pertemuan lintas sector yang di dalamnya tidak hanya
mengundang pegawai puskesmas itu sendiri tetapi adapun pihak – pihak dari kelurahan,
kecamatan, Pemberdayaan kesejahteraan Keluarga (PKK), Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM). Tujuannya untuk meningkatkan penyampaian informasi agar
tersampaikan dengan baik ke pihak yang membutuhkan. fungsi puskesmas melalui
penggalangan kerja sama tim baik lintas program maupun lintas sektor serta
terlaksananya kegiatan puskesmas sesuai dengan perencanaan. Informasi ini di sampaikan
pada saat di laksanakan kegiatan lintas sector.
Adapun program yang di laksanakan yaitu agar dapat memberdayakan masyarakat
dalam upaya Strategi promosi kesehatan untuk mengatasi persoalan yang terkait dengan
kesehatan yaitu pemberdayaan atau empowerment, dengan masyarakat sebagai sasaran
utama kegiatan promosi kesehatan. Untuk itu Tim Pengabdian Kepada Masyarakat
Program studi Ilmu Perpustakaan turut serta dalam upaya pemberdayaan masyarakat
melalui penguatan partisipasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Hasil dari
kegiatan ini adalah adanya kesamaan persepsi para kader PKK mengenai upaya
peningkatan derajat kesehatan melalui penyebarluasan informasi kesehatan dan penguatan

11
partisipasinya. Dengan adanya kegiatan pemberdayaan kader PKK yang terstruktur dan
komprehensif, dapat mendukung terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Malaria adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh plasmodium dan
termasuk dalam kelompok protozoa. Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles
betina yang membawa plasmodium hidup dan berkembang biak dalam tubuh nyamuk.
Malaria menyerang semua kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan, dan
memberi kontribusi yang tinggi terhadap angka kematian bayi, balita dan ibu hamil.
Malaria memiliki gejala khas yaitu demam, menggigil dan berkeringat. Upaya
memastikan seorang penderita positif malaria dilakukan dengan konfirmasi hasil tes
laboratorium terhadap sampel darah penderita. Malaria sebagai salah satu penyakit
menular, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena berdampak terhadap
kematian dan penurunan kualitas sumber daya manusia.
Terdapat beberapa tahapan dalam proses kegiatan manajemen data penyakit malaria di
Puskesmas Oebobo yaitu :
1. Pengumpulan data, menggunakan buku register yang akan di catat mengenai
penyakit – penyakit pada pasien kemudian di pindahkan ke buku LB 1 khusus
untuk penyakit dan sesuai dengan Batasan umur yang telah di tetapkan.
2. Pengolahan data, setelah semua penyakit sudah di catat dan semua datanya sudah
di isi lalu di input menggunakan form excel.
3. Analisis dan penyajian data, Oebobo di gunakan program mini lokakarya lintas
sektor per 3 bulan dan lokakarya tahunan.
4. Penyebarluasan informasi, dilakukan dengan kegiatan mini lokakarya atau
pertemuan lintas sector yang di dalamnya tidak hanya mengundang pegawai

12
puskesmas itu sendiri tetapi adapun pihak – pihak dari kelurahan, kecamatan,
Pemberdayaan kesejahteraan Keluarga (PKK), Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM).

DAFTAR PUSTAKA

Teuku Romi Imansyah Putra, 2011. Jurnal Kedokteran Syiah Malaria dan
Permasalahannya Kuala Volume 11 Nomor 2

Departemen kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia Jakarta.


2005:1-37
https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/spirakel/article/download/411/586&
ve

Fitriany Julia, Sabiq Ahmad. 2018. MALARIA. Jurnal Averrous Vol.4 No.2 2018

https://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/download/1039/558

Desita, Maria Yosephina, Yuliana Radja Riwu, and Ribka Limbu. "Evaluasi
Pelaksanaan Kegiatan Surveilans Malaria dalam Mendukung Eliminasi Penyakit
Malaria di Kabupaten Kupang." Media Kesehatan Masyarakat 3.2 (2021): 165-174

Setiawan, A. (2021). ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI


PENGOLAHAN DATA PASIEN RAWAT JALAN BERBASIS WEB DI
PUSKESMAS DESA TANAH MERAH. JURNAL PERANGKAT LUNAK, 3(2),
77-83..

Rodiah, S., Lusiana, E., & Agustine, M. (2016). Pemberdayaan Kader PKK dalam
Usaha Penyebarluasan Informasi Kesehatan di Kecamatan Jatinangor Kabupaten
Sumedang. Dharmakarya, 5(1).

13
LAMPIRAN

14
15

Anda mungkin juga menyukai