Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MANAJEMEN BENCANA
BENCANA ALAM (KEKERINGAN)

OLEH:
Nama :Erfina Intania Jaha
NIM :1907010182
Kelas : V D/IKM

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
perkenan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kekeringan.

Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bencana
Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis dan merupakan referensi dari beberapa
sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas. Saya berharap makalah ini dapat
memberikan sumbangan yang berarti dalam proses kegiatan belajar dan dapat memberikan
pengetahuan pada pembaca.

Saya selaku penyusun makalah ini sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman- teman, Dosen mata kuliah Manajemen Bencana
sangat penulis harapkan agar tugas berikutnya dapat lebih baik lagi.

Kupang, 28 Agustus 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negeri rentan bencana. Ketika sebuah bencana terjadi,
masyarakat selalu ingin tahu tentang berbagai hal mengenai bencana tersebut, misalnya
tentang penyebab, korban, kerugian, dampaknya secara luas, penanggulangan, dan lainnya.
Dalam situasi ketidakpastian yang ditimbulkan bencana, kebutuhan masyarakat terhadap
berita-berita bencana akan meningkat tajam. Kebutuhan informasi seputar bencana yang
meningkat tajam ini menggerakkan liputan bencana yang intensif dari media massa. Media-
media di Indonesia masih menunjukkan euforia saat memberitakan bencana. Sebagian besar
media hanya mengeksploitasi bencana sebagai ‘kisah satir yang menghibur’, dengan
berbagai praktik dramatis asi, demi kepentingan akumulasi modal semata.

Indonesia adalah salah satu negeri rentan bencana, baik dari aspek geologis, klimatologis,
maupun sosial demografis (Sudibyakto et.al. 2012: 7). Dari aspek geologis, kepulauan
Indonesia termasuk dalam wilayah Pacific Ring of Fire(Deretan Gunung Berapi Pasifik), yang
bentuknya melengkung dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi Utara.
Selain itu, Indonesia juga terletak di pertemuan dua lempeng tektonik dunia dan dipengaruhi
oleh tiga gerakan, yaitu Gerakan Sistem Sunda di tagihan barat, Gerakan Sistem Pinggiran
Asia Timur dan Gerakan Sirkum Australia fwww. walhi.or.id/kampanye/bencana-). Faktor
geologis tersebut menyebabkan Indonesia rentan terhadap letusan gunung berapi, gempa
bumi, dan tsunami. Dari aspek iklim, sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kerentanan
tinggi karena ancaman banjir, tanah longsor, dan wabah penyakit

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu bencana alam?
2. Bagaimana dampak bencana alam kekeringan?
3. Bagaimana cara penanggulangan bencana alam kekeringan?
4. Pengaruh kekeringan terhadap kesehatan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Bencana Alam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bencana adalah sesuatu yang
menyebabkan (menimbulkan) kesusahan, kerugian atau penderitaan.
Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: 
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.

Bencana alam juga dapat diartikan sebagai bencana yang diakibatkan oleh gejala
alam. Sebenarnya gejala alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi
pada bumi.Namun,hanya ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan
segala produk budidayanya (kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat
menyebutnya sebagai bencana.

B. Dampak Bencana Alam (Kekeringan)

Kekeringan merupakan salah satu masalah serius yang sering muncul ketika musim
kemarau tiba. Banyak tempat di Indonesia mengalami masalah kekurangan air atau
defisit air atau kekeringan. Dari perspektif kebencanaan kekeringan didefinisikan
sebagai kekurangan curah hujan dalam periode waktu tertentu (umum-nya dalam satu
musim atau lebih) yang menyebabkan kekurangan air untuk berbagai kebutuhan (UN-
ISDR, 2009). Kekurangan air tersebut berpengaruh terhadap besarnya aliran
permukaan pada suatu DAS. Pada umumnya bencana kekeringan tidak dapat
diketahui mulainya, namun dapat dikatakan bahwa kekeringan terjadi saat air yang
ada sudah tidak lagi mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari Kerusakan lahan dan
dampak kerugian yang diakibatkan oleh kejadian kekeringan sangat luas dan nilai
ekonomi kerugian cukup besar. Secara umum kejadian kekeringan dapat ditinjau dari
aspek: hidro-meteorologi, pertanian, dan hidrologi (Wilhite, 2010). Dari aspek hidro-
meteorologi kekeringan timbul dan disebabkan oleh berkurangnya curah hujan selama
periode tertentu. Dari aspek pertanian dinyatakan kekeringan jika lengas tanah
berkurang sehingga tanaman kekurangan air. Lengas tanah (soil moisture) merupakan
parameter yang menentukan potensi produksi tanaman. Ketersediaan lengas tanah
juga erat kaitannya dengan tingkat kesuburan tanah. Secara hidrologi kekeringan
ditandai dengan berkurang-Nya air pada sungai, waduk dan danau (Nalbantis et al.,
2008)

C. Bagaimana cara penanggulangan bencana alam kekeringan?


Bahaya kekeringan telah menimbulkan banyak kerugian-kerugian dan penderitaan
yang cukup berat. Untuk itu diperlukan upaya-upaya yang dapat menanggulangi
bahaya kekeringan. Kegiatan penanggulangan bahaya kekeringan terdiri atas
kesiapsiagaan, mitigasi, peringatan dini, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi
(LIPI: 2006). Mitigasi dilakukan untuk mengurangi risiko/ dampak yang ditimbulkan
oleh bahaya khususnya bagi penduduk,seperti korban jiwa, kerugian ekonomi,dan
kerusakan sumber Daya alam.
Kesiapsiagaan merupakan bagian dari strategi pengurangan risiko bencana yang
mendahulukan aspek pencegahan terhadap dampak dari bencana. Untuk dapat
mengurangi potensi bencana yang akan terjadi disekitar tempat tinggal rawan bencana
maka perlu dilakukan peningkatan kesiapsiagaan. Kesiapsiagaan merupakan usaha
yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya bencana. Selain dilakukan
penanggulangan prabencana dengan mitigasi dan kesiapsiagaan bahaya kekeringan,
perlu juga dilakukan penanggulangan pada saat terjadi bahaya kekeringan dengan cara
adaptasi terhadap bahaya kekeringan.
Adaptasi bencana merupakan upaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan melakukan perubahan yang mengarah pada peningkatan daya tahan terhadap
perubahan Adaptasi yang dilakukan dalam menghadapi kekeringan yaitu dengan
adaptasi pola tanam, penggunaan air secara efisien, penyediaan alokasi dana untuk
membeli air bersih dari swasta, serta menjaga kesehatan dan menyediakan obat untuk
menghadapi penyakit akibat musim kemarau (kekeringan).

D. Pengaruh kekeringan terhadap kesehatan?

Akibat dari kekeringan ini akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan yang
ditandai berbagai penyakit, Hepatitis A dan tipes misalnya, penyakit ini dapat timbul
akibat berkurangnya volume air. Ketika kemarau datang, sungai-sungai serta sumur
mengalami penurunan volume yang membuat pelarutan kotoran yang masuk ke air
menjadi lebih sulit. Kemarau juga dapat menimbulkan gangguan pernapasan.
Berbagai dampak juga timbul akibat kemarau. Di bidang ekonomi, warga harus
merogoh kocek lebih untuk membeli air. Sedangkan di kesehatan, kekeringan
berdampak pada munculnya sejumlah penyakit. Dia pun menjelaskan kebutuhan air
setiap individu sangat penting. Sekitar tiga persen tubuh manusia terdiri dari air. Air
pun dibutuhkan tubuh untuk tetap menjaga kesehatan organ, terutama ginjal.
Pengaruh kemarau terhadap kesehatan memang tidak dapat langsung dirasakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber Daya alam. Posisi geografis
dan geodinamik Indonesia telah menempatkan tanah air kita sebagai salah satu
wilayah yang rawan terhadap bahaya alam maupun bencana alam. Bahaya
alam merupakan fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau
mengancam kehidupan manusia, kehilangan harta benda, kehilangan mata
pencaharian, dan kerusakan lingkungan, misalnya: tanah longsor, banjir,
kekeringan, kebakaran, dan lain-lain. Menurut Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007, bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan
tanah longsor.
Kekeringan merupakan salah satu bencana hidrometeorologis yang silih
berganti terjadi di Indonesia. Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di
bawah kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan
lingkungan. Bahaya kekeringan adalah dampak dari perubahan iklim global El
Nino dan La Nina. El Nino sebagai penyimpangan iklim yang mengakibatkan
kemarau panjang, sedangkan La Nina yang menyebabkan musim penghujan
panjang. Keduanya merupakan fenomena alam yang bersifat normal dan selalu
terulang pada pola tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Tondobala Linda. 2011. Pendekatan Untuk Menentukan Kawasan Rawan
Bencana di Pulau Sulawesi. Jurnal Sabua. 3 (3) : 41 – 43

Nazaruddin Muzayin. 2015. Jurnalisme Bencana di Indonesia, Setelah


Sepuluh Tahun. Jurnal Komunikasi. 10 (1) : 79 – 43

Sarwono. 2017. MITIGASI, KESIAPSIAGAAN, DAN ADAPTASI


MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA KEKERINGAN, KABUPATEN
GROBOGAN(Implementasi Sebagai Modul Konstektual Pembelajaran
Geografi SMA Kelas X Pokok Bahasan Mitigasi Bencana). Jurnal GeoEco. 3
(1) : 53 - 57

Anda mungkin juga menyukai