OLEH
KELOMPOK XVIII (TK II REG. A)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
perkenanNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang “Cara
Penyimpanan ASI”. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas pelajaran
Keperawatan Maternitas, makalah ini diatur secara sistematis dan kami mengambil beberapa
sumber untuk menjadi acuan dalam tugas makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi sumber
pengetahuan kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
sangat menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Tim penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Tujuan............................................................................................................................2
1.3. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian ASI Perah.....................................................................................................3
2.2. Cara Memerah/Memompa ASI......................................................................................3
2.3. Cara Memilih Wadah untuk Penyimpanan ASI.............................................................7
2.4. Cara Menyimpan ASI yang sudah Diperah...................................................................8
2.5. Penyimpanan dan Persiapan ASI yang Benar................................................................9
2.6. Batas Waktu Penyimpanan ASI Perah.........................................................................10
2.7. Cara Menghangatkan dan Memberikan ASI yang Disimpan......................................10
2.8. Cara Menyelamatkan ASI Perah saat Listrik Padam...................................................12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................13
3.2. Saran ............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nutrisi ASI penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kesibukan pekerjaan
menyebabkan ibu harus memerah dan menyimpan ASI untuk diberikan kepada bayi
saat ibu jauh dari bayinya. ASI mengandung sel-sel darah putih, immunoglobulin,
enzim dan hormon, serta protein spesifik, dan zat gizi lainnya yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemberian ASI tanpa tambahan bahan makanan
lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi sampai berusia 6 bulan. Setelah
bayi berusia 6 bulan diberikan tambahan Makanan Pendamping ASI (MPASI) dan
pemberian ASI dilanjutkan sampai dengan usia 2 tahun.
Pada kondisi tertentu bayi tidak dapat menyusui langsung dengan ibunya seperti ibu
yang bekerja dan bayi sakit yang harus dirawat diruang Neonatal Intensive Care Uni
(NICU). Sebelum diberikan kepada bayi, ASI yang telah diperah biasanya akan
diangkut dari tempat ibu menuju ke ruang NICU. Bila bayi belum akan menyusui maka
ASI yang telah diperah akan disimpan terlebih dahulu di lemari pendingin yang ada di
ruang NICU.
Di antara kandungan nutrisi yang ada di dalam ASI, terdapat laktoferin yang merupakan
protein yang bermanfaat bagi kesehatan bayi. Laktoferin adalah glikoprotein dengan
berat molekul 80 kDa, terdiri dari sekitar 690 residu asam amino yang memiliki fungsi
kekebalan dan berbagai aktivitas biologis. Nutrisi lain pada ASI yang dapat dipengaruhi
oleh penyimpanan ASI adalah lisozim. Lisozim adalah enzim aktif yang hadir sebanyak
3000 kali lipat lebih tinggi kandungannya pada ASI dibandingkan susu sapi dan
berfungsi sebagai enzim antibakteri. Lisozim mampu menghancurkan dinding luar
bakteri Gram positif dengan cara menghidrolisis ikatan β-1,4 dari residu asam N-
asetilmuramat dan Nasetilglukosamin bakteri. Penyimpanan ASI untuk sejumlah waktu
dan suhu dapat berdampak pada konsentrasi nutrisi ASI. Penyimpanan ASI beku selama
4 minggu pada suhu -20ºC mengurangi aktivitas komponen imunologi ASI seperti
lisozom, imunoglobulin A, laktroperoksidase, muramidase, laktoferin, dan peroksidase.
BAB II
TINJAUAN TEORI
3. Cari tempat yang sepi dan tertutup (bila memungkinkan). Duduklah di tempat
yang nyaman, lalu rileks. Lakukan beberapa tip memicu reflex pengeluaran ASI.
4. Mulaihlah memijat payudara.
5. Duduklah dengan posisi badan sedikit maju ke depan agar gaya gravitasi
membantu ASI mengalir.
6. Carilah titik terbaik pada payudara di mana ASI mengalir paling deras ketika
payudara diperah (ditekan). Bentuklah jempol dan keempat jari sisanya dengan
posisi C-hold. Letakkan jari tangan kira-kira 4cm dari dasar puting. Tangan ibu
yang tidak memerah dapat menyangga payudara, terutama bila payudara ibu
besar dan berat.
7. Tekan payudara dengan cukup kuat, tetapi tidak menyakitkan kearah dalam
payudara menuju dinding dada. ASI bisa saja tidak langsung keluar, walau ibu
sudah menekan (memerah beberapa kali) karena diperlukan waktu untuk terjadi
reflex pengeluaran ASI.
8. Pastikan menekan payudara ke dalam dinding dada, bukan kea rah putting.
Hindari menggesek jari di payudara. Lakukan pemerahan pada titik yang sama,
bukan dengan menggesek payudara.
9. Temukan ritme yang nyaman bagi ibu dengan siklus tekan–perah-lepaskan
(meniru cara bayi mengisap payudara).
10. Lakukan rotasi posisi jari tangan, rasakan bagian payudara yang lebih
keras/terdapat gumpalan. Ibu dapat memerah selama 20-30 menit ataua hingga
ASI tidak ada yang keluar lagi. Teruslah memerah sekitar 2-5 menit pasca
tetesan ASI yang terakhir.
5. Pompa yang isapan dan putaran/siklusnya dapat diatur, dipasang dengan putaran
paling cepat dan isapan paling rendah. Ketika ASi mulai keluar, isapan dapat
ditinggikan dan puataran direndahkan mendektai isapan fisiologi bayi.
6. Untuk mempertahankan produksi ASi, pemompaan harus dilakukan sampai ASi
dikeluarkan semua, sekitar 15-20 menit.
7. Hentikan pemompaan ASI jika aliran ASI sudah berhenti untuk menghindarai
trauma pada payudara.
Freezer
Kulkas 1 2 minggu
pintu
(-15ºC)
Freezer 6-12
tunggal bulan
(-20ºC)
Para ibu dapat memeras ASI dengan tangan atau dengan pompa manual atau
listrik.
Jika menggunakan pompa, periksa kit pompa dan pipa untuk memastikannya
bersih. Buang dan ganti segera pipa yang berjamur.
Jika menggunakan kit pompa bersama, bersihkan kenop pompa, sakelar daya,
dan meja dengan lap disinfektan.
b. Menyimpan ASI setelah memeras
Gunakan kantong penyimpanan ASI atau wadah food grade bersih dengan tutup
rapat yang terbuat dari kaca atau plastik untuk menyimpan ASI perah.
Hindari botol dengan simbol daur ulang angka 7, yang menandakan bahwa
wadah tersebut mungkin terbuat dari plastik yang mengandung BPA.
Jangan pernah menyimpan ASI dalam lapisan botol sekali pakai atau kantong
plastik yang tidak dimaksudkan untuk menyimpan ASI.
c. Untuk ASI perah beku, ibu bisa mengeluarkannya dari lemari pembeku,lalu
dibiarkan cair di dalam kulkas kira-kira selama 24 jam, atau ibu dapat mengalirkan
air dingin bertahap menjadi hangat pada wadah ASI perah beku, atau meletakkan
wadah ASI perah ke dalam baskom berisi air hangat. Lebih baik membiarkan ASI
perah beku mencair di dalam kulkas dibandingkan diletakkan di ruangan/luar kulkas
d. ASI perah yang tidk beku dapat di hangatkan dengan cara mengalirkan air dingin
dengan cara mengalirkan air dingin bertahap menjadi hangat ke bagian luar wadah
ASI perah atau meletakkan wadah ASI perah ke dalam baskom berisi air hangat.
e. ASI perah beku yang sudah cair sempurna dapat bertahan hingga 24 jam di dalam
kulkas atau hingga 4 jam di suhu ruang.
f. ASI perah beku yang sudah dihangatkantidak boleh di bekukan kembali.
g. Lemak ASI yang terpisah dapat disatukan kembali dengan cara menggoyang pelan
wadah ASI, bukan dengan mengocok/mengaduknya.
h. Sisa ASI perah yang sudah di hangatkan dan tidak dihabiskan bayi dapat
dimasukkan ke dalam kulkas selama 1-2 jam dan bila tidak dikonsumsi bayi, segera
buang.
3.1. Kesimpulan
ASI adalah cairan hidup yang mengandung berbagai zat gizi penting bagi bayi. Seperti
makanan, kualitas dan kuantitas zat gizi yang tergantung di dalam ASI perlu dijaga agar
tetap memberikan manfaat optimal bagi bayi. Penyimpanan ASI dalam jangka waktu
tertentu. Paling lama ASI dapat disimpan tidak lebih dari 6 bulan dalam keadaan beku.
Penyimpanan yang lebih lama dari 6 bulan akan menyebabkan lebih banyak komposisi
zat gizi yang terkandung dalam ASI terural (hilang).
Penyimpanan di suhu ruang ASI perah segar dapat diletakkan di ruangan dengan suhu
ruang antara 26-29ºC selama 3-4jam. Suhu ruang yang lebih panas b.d perkembangan
bakteri yang lebih cepat. Penyimpanan di dalam kulkas Jangan meletakkan ASI perah
di pintu kulkas. Letakkan ASI perah di dinding dalam kulkas yang suhu dinginnya
stabil. ASI perah yang disimpan di dalam kulkas dengan suhu kurang dari atau sama
dengan 4ºC dapat bertahanoptimal selama 72 jam (3 hari). Penyimpanan di dalam
lemari pembeku/freezer ASI perah harus diletakkan di kemari pembeku bagian dalam
untuk menghindari kontak langsung dengan udara yang lebih panas ketika pembeku
dibuka. Vitamin A, E, B, protein, lemak, enzim, laktosa, zinc, immunoglobulin,
lysozyme, dan laktoferin terjaga bila dibekukan. ASI perah yang dibekukan pada suhu
kurang dari -17ºC aman dibekukan hingga 3 bulan dan dapat optimal hingga 6 bulan.
Tempat/wadah untuk penyimpanan ASI harus aman untuk makanan (BPA FREE) dan
bisa untuk di cuci, dibersihkan dan dipanaskan. Wadah penyimpanan ASI juga harus
bisa ditutup rapat untuk menghindari kontaminasi dengan bakteri.
Dalam penyimpanan ASI yang sudah diperah wadah tidak diisi penuh dan juga harus
diberi label tanggal dan jam pada wadah berisi ASI yang akan disimpan. Hasil memerah
dalam 24 jam bisa digabung menjadi satu asal. Selama suhunya sama. Jangan campur
ASI perah yang telah dihangatkan dengan ASI yang baru diperah.
Dengan mengikuti teknik penyimpanan dan persiapan yang dianjurkan, ibu menyusui
dan pengasuh bayi dan anak yang mendapat ASI dapat menjaga keamanan dan kualitas
ASI perah untuk kesehatan bayi.
Jangan membuka lemari pembeku terlalu sering. Bukalah hanya bila sangat terpaksa.
Penuhi lemari pembeku, jangan biarkan banyak celah. Isi lemari pembeku akan lebih
tahan beku dengan kondisi yang padat-rapat. Bila di dalam lemari pembeku terdapat
daging mentah, pastikan daging mentah tetap terbungkus rapat dan air/darah dari daging
beku yang mencair tidak lemari pembeku. Bila ibu tinggal di daerah yang sering
terjaadi pemadaman listrik dan secara financial ibu dan keluarga mampu membeli
genset di rumah.
3.2. Saran
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai ilmu pengetahuan
atau wawasan umum tentang cara Penyimpanan ASIP. Kami menyadai bahwa dalam
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan
sarana yang kami miliki, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun selali
kami harapkan sehingga dimana mendatang makalah ini dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm#
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/penyimpanan-asi-perah
https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/breastfeeding-and-work/expressing-and-storing-
breastmilk
Handy, Fransisca.2015.A-Z Perawatan Bayi. Jakarta: Pustaka Bandung
Monika, F.B.2014. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta: Noura Books (PT Mizan Publika)
Taufiqa, Zuhrah.2021. Modul Edukasi ASI, Menyusui, dan Pertumbuhan Anak. Sumetra Barat:
Wonderland Publisher
Suririnah.2009. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama