Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MATERNITAS

CARA PENYIMPANAN ASI PERAH

OLEH
KELOMPOK XVIII (TK II REG. A)

1. SARAH M. D. KAY (PO530320119140)


2. SHENNY R. NGURU (PO530320119141)
3. SHERYL S. PA (PO530320119142)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III
TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
perkenanNya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang “Cara
Penyimpanan ASI”. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas pelajaran
Keperawatan Maternitas, makalah ini diatur secara sistematis dan kami mengambil beberapa
sumber untuk menjadi acuan dalam tugas makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi sumber
pengetahuan kepada pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
sangat menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Kupang, Maret 2021

Tim penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2. Tujuan............................................................................................................................2
1.3. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian ASI Perah.....................................................................................................3
2.2. Cara Memerah/Memompa ASI......................................................................................3
2.3. Cara Memilih Wadah untuk Penyimpanan ASI.............................................................7
2.4. Cara Menyimpan ASI yang sudah Diperah...................................................................8
2.5. Penyimpanan dan Persiapan ASI yang Benar................................................................9
2.6. Batas Waktu Penyimpanan ASI Perah.........................................................................10
2.7. Cara Menghangatkan dan Memberikan ASI yang Disimpan......................................10
2.8. Cara Menyelamatkan ASI Perah saat Listrik Padam...................................................12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................13
3.2. Saran ............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nutrisi ASI penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kesibukan pekerjaan
menyebabkan ibu harus memerah dan menyimpan ASI untuk diberikan kepada bayi
saat ibu jauh dari bayinya. ASI mengandung sel-sel darah putih, immunoglobulin,
enzim dan hormon, serta protein spesifik, dan zat gizi lainnya yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemberian ASI tanpa tambahan bahan makanan
lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi sampai berusia 6 bulan. Setelah
bayi berusia 6 bulan diberikan tambahan Makanan Pendamping ASI (MPASI) dan
pemberian ASI dilanjutkan sampai dengan usia 2 tahun.
Pada kondisi tertentu bayi tidak dapat menyusui langsung dengan ibunya seperti ibu
yang bekerja dan bayi sakit yang harus dirawat diruang Neonatal Intensive Care Uni
(NICU). Sebelum diberikan kepada bayi, ASI yang telah diperah biasanya akan
diangkut dari tempat ibu menuju ke ruang NICU. Bila bayi belum akan menyusui maka
ASI yang telah diperah akan disimpan terlebih dahulu di lemari pendingin yang ada di
ruang NICU.
Di antara kandungan nutrisi yang ada di dalam ASI, terdapat laktoferin yang merupakan
protein yang bermanfaat bagi kesehatan bayi. Laktoferin adalah glikoprotein dengan
berat molekul 80 kDa, terdiri dari sekitar 690 residu asam amino yang memiliki fungsi
kekebalan dan berbagai aktivitas biologis. Nutrisi lain pada ASI yang dapat dipengaruhi
oleh penyimpanan ASI adalah lisozim. Lisozim adalah enzim aktif yang hadir sebanyak
3000 kali lipat lebih tinggi kandungannya pada ASI dibandingkan susu sapi dan
berfungsi sebagai enzim antibakteri. Lisozim mampu menghancurkan dinding luar
bakteri Gram positif dengan cara menghidrolisis ikatan β-1,4 dari residu asam N-
asetilmuramat dan Nasetilglukosamin bakteri. Penyimpanan ASI untuk sejumlah waktu
dan suhu dapat berdampak pada konsentrasi nutrisi ASI. Penyimpanan ASI beku selama
4 minggu pada suhu -20ºC mengurangi aktivitas komponen imunologi ASI seperti
lisozom, imunoglobulin A, laktroperoksidase, muramidase, laktoferin, dan peroksidase.

Pengurangan aktivitas komponen ASI ini dapat dikaitkan dengan peningkatan


kemampuan proliferasi bakteri. Rollo et al. (2014) menyelidiki dampak penyimpanan
ASI terhadap konsentrasi laktoferin pada suhu 18ºC dan 20ºC selama 3 dan 6 bulan.
1.2. Tujuan
1.1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui Cara Penyimpanan ASI.
1.2. Tujuan Khusus
1. Mampu mengetahui Pengertian ASI Perah.
2. Mampu mengetahui Memerah/Memompa ASI.
3. Mampu mengetahui Cara Memilih Wadah untuk Penyimpanan ASI.
4. Mampu mengetahui Cara Menyimpan ASI yang sudah Diperah.
5. Mampu mengetahui Penyimpanan dan Persiapan ASI yang benar.
6. Mampu mengetahui Batas Waktu Penyimpanan ASI Perah
7. Mampu mengatahui Menghangatkan dan Memberikan ASI yang Disimpan.
8. Mampu mengetahui Cara Menyelamatkan ASI Perah saat Listrik Padam.

1.3. Rumusan Masalah


1. Apa itu ASI Perah ?
2. Bagaimana Cara Memerah/Memompa ASI Perah?
3. Bagaimana Cara Memilih Wadah untuk Penyimpanan ASI ?
4. Bagaimana Cara Menyimpan ASI yang sudah Diperah ?
5. Bagaiaman Cara Penyimpanan dan Persiapan ASI yang benar ?
6. Bagaimana Batas Waktu Penyimpanan ASI Perah ?
7. Bagaimana Cara Menghangatkan dan Memberikan ASI yang Disimpan ?
8. Bagaiaman Cara Menyelamatkan ASI Perah saat Listrik Padam ?

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian ASI Perah


ASI perah adalah ASI yang diperah oleh ibu dan disimpan untuk diberikan kepada
bayinya selama ibu bekerja diluar rumah. ASI perah merupakan metode yang cocok
untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi meskipun ibu bekerja di luar rumah. Ibu
yang bekerja masih bisa tetap memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia 6
bulan meskipun tidak di rumah yaitu dengan cara mempersiapkan ASI perah.
Kebanyakan ibu yang bekerja kurang mengetahui tata kelola ASI perah yang baik dan
benar pada ibu pekerja. ASI dapat diperah dengan tangan, pompa ASI manual, ataupun
pompa ASI elektrik. Memerah dengan tangan yang dikenal dengan teknik Mermet lebih
dianjurkan karena lebih mudah dan tidak memerlukan banyak peralatan.

2.2. Cara Memerah/Memompa ASI


A. Memerah dengan Tangan
Di negara-negara miskin dan berkembang, teknik memerah dengan tagan (hand
expression) merupakan metode yang umum dipilih dibandingkan memerah dengan
alat pompa dikarenakan dana yang terbatas dan listrik yang sulit tersedia. Sementara
di negara-negara maju, kecenderungan ibu memilih suatu metode memerah
bervariasi. sebuah peneltitian di Australia menemukan bahwa satu bulan pasca
persalinan, sebanyak 64% ibu memilih alat pompa manual, diikuti alat pompa
elektrik 20%, dan memerah dengan tangan 16%. Sementara para ibu menyusui di
Amerika Serikat menggunakan lebih dari satu metode memerah (sehingga total
persentase lebih dari 100%), yaitu alat pompa elektrik 60%, alat pompa manual
35%, kombinasi alat pompa menggunakan baterai dan listrik 18%, memerah dengan
tangan 10%, dan alat pompa bertenaga baterai 3%.

Langkah-langkah memerah dengan tangan :


1. Cuci tangan dengan baik sebelum memerah.
2. Siapkan wadah ASI perah yang sudah bersih. Bila ibu belum mahir memerah
dengan tangan, siapkan wadah memerah yang lebar, seperti mangkuk lebar. Bagi
ibu yang sudah mahir bisa langsung memerah dan memasukkannya ke botol ASI
perah, gelas/cangkir kecil.

Gbr. Memasukan ASI perah ke dalam wadah

3. Cari tempat yang sepi dan tertutup (bila memungkinkan). Duduklah di tempat
yang nyaman, lalu rileks. Lakukan beberapa tip memicu reflex pengeluaran ASI.
4. Mulaihlah memijat payudara.

Gbr. Ibu sedang memijat

5. Duduklah dengan posisi badan sedikit maju ke depan agar gaya gravitasi
membantu ASI mengalir.
6. Carilah titik terbaik pada payudara di mana ASI mengalir paling deras ketika
payudara diperah (ditekan). Bentuklah jempol dan keempat jari sisanya dengan
posisi C-hold. Letakkan jari tangan kira-kira 4cm dari dasar puting. Tangan ibu
yang tidak memerah dapat menyangga payudara, terutama bila payudara ibu
besar dan berat.
7. Tekan payudara dengan cukup kuat, tetapi tidak menyakitkan kearah dalam
payudara menuju dinding dada. ASI bisa saja tidak langsung keluar, walau ibu
sudah menekan (memerah beberapa kali) karena diperlukan waktu untuk terjadi
reflex pengeluaran ASI.

Gbr. Memerah payudara

8. Pastikan menekan payudara ke dalam dinding dada, bukan kea rah putting.
Hindari menggesek jari di payudara. Lakukan pemerahan pada titik yang sama,
bukan dengan menggesek payudara.
9. Temukan ritme yang nyaman bagi ibu dengan siklus tekan–perah-lepaskan
(meniru cara bayi mengisap payudara).

Gbr. Siklus tekan-perah-lepaskan

10. Lakukan rotasi posisi jari tangan, rasakan bagian payudara yang lebih
keras/terdapat gumpalan. Ibu dapat memerah selama 20-30 menit ataua hingga
ASI tidak ada yang keluar lagi. Teruslah memerah sekitar 2-5 menit pasca
tetesan ASI yang terakhir.

B. Memerah dengan Alat Pompa


Memilih alat pompa sebaiknya dilakukan setelah ibu memperlajari mekanisme kerja
alat pompa dan menyesuaikan dengan kebutuhan ibu dan kondisi bayi. Misalnya,
bayi preterm/premature yang dirawat di NICU dalam jangka waktu lama atau bayi
kembar dua dan kembar tiga, perlu dipertimbangkan memiliki alat pompa dengan
mesin yang baik (hospital grade pump) yang dapat memompa kedua payudara
bersamaan. Perhatikan besar cpm (cycle per minute/siklus isap-lepas per menit)
yang dapat dihasilakn alat pompa elektrik. Alat pompa elektrik yang menghasilkan
40-60 cpm sudah dianggap baik.
Ada berbagai jenis pompa ASI di pasaran, yaitu pompa ASI manual dengan baterai,
dan pompa ASI elektrik (dengan listrik). Pompa ASI manual ada yang berbentuk
selinder maupun yang di tekan/dipencet.

Gbr. Alat pompa manual berbetuk Gbr. Pompa elektrik tunggal


seperti klakson (squeeze bulb)

Cara memerah ASI dengan alat pompa :


1. Ikuti pedoman penggunaan dari produsen pompa ASi.
2. Selalu cucui tangan setiap akan memompa.
3. Siapkan semua alat untuk memrah ASI, jaga kebersihannya. Semua bagian yang
bersentuhan dengan ASI harus dicuci dengan asir panas setiap kali habis dipakai.
4. Banyak pompa dibuat dengan ukuran sungkup bervariasi untuk mengakomodasi
putting yang lebih besar. Ibu harus menggunakan lingkaran dasar sungkup yang
cocok dengan putting. Selama pemompaan, pinggir lingkaran dasar sungkup
harus berada di luar putting dan areola. Putting harus bergerak maju-mundur
selama pemompaan, tidak dicubit, dipencet, dilukai, atau digosok. Lingkaran
dasar sungkup sekitar 21-40 mm.

5. Pompa yang isapan dan putaran/siklusnya dapat diatur, dipasang dengan putaran
paling cepat dan isapan paling rendah. Ketika ASi mulai keluar, isapan dapat
ditinggikan dan puataran direndahkan mendektai isapan fisiologi bayi.
6. Untuk mempertahankan produksi ASi, pemompaan harus dilakukan sampai ASi
dikeluarkan semua, sekitar 15-20 menit.
7. Hentikan pemompaan ASI jika aliran ASI sudah berhenti untuk menghindarai
trauma pada payudara.

2.3. Cara Memilih Wadah Untuk Penyimpanan ASI


a. Wadah harus aman untuk makanan (BPA FREE), bisa dicuci, dibersihkan, dan
dipanaskan.
b. Wadah bisa ditutup dengan rapat untuk menghindari kontaminasi bakteri.
c. Wadah memiliki ukuran 60-120ml dan cukup diisi 2/3 bagian saja.
d. Jenis-jenis wadah yang bisa digunakan : botol kaca (paling direkomendasikan),
botol plastic (pilih yang aman,
berbahan pp/polypropylene atau
polycarbonate), kantong plastic khusus
yang tidak mudah bocor, robek atau
rentan terkontaminasi.

Daya Tahan ASI


ASI beku ASI yang Sisa ASI
Wadah dan Suhu ASI yang sudah sudah yang
Penyimpanan segar dicairkan dihangatkan sudah
diminum
Suhu ruang 4-6 jam 1-2 jam Segera 2 jam
(16-29ºC) diminumkan

Cooler bag 24 jam


+ ice pack Tidak disarankan
(4-15ºC)
Kulkas 3 hari 24 jam 4 jam Dibuang
(0-4ºC)

Freezer
Kulkas 1 2 minggu
pintu
(-15ºC)

Kulkas 2 3-6 bulan


pintu
(-18ºC) Tidak boleh dibekukan Dibuang
kembali

Freezer 6-12
tunggal bulan
(-20ºC)

2.4. Cara Menyimpan ASI yang Sudah Diperah


a. Wadah tidak diisi penuh, cukup 2/3 saja berisi ASIP.
b. Beri label tanggal dan jam pada wadah berisi ASI yang akan disimpan.
c. Hasil memerah dalam 24 jam bisa digabung menjadi satu asal selama suhunya
sama. Jadi jika ada ASI yang baru diperah ibu, dinginkan minimal 1 jam di
kulkas terlebih dahulu, baru digabung dengan ASI lain yang telah diperah
sebelumnya.
d. Jangan campur ASI perah yang telah dihangatkan atau ASI yang baru diperah
dengan ASI yang sudah dingin atau beku.
e. Apabila terjadi mati listrik, tambahkan es batu ke dalam freezer dan pastikan
pintu freezer tertutup rapat selama mungkin. ASI yang sudah mencair seluruhnya
maka, harus digunakan dalam waktu 24 jam.

f. Sebaiknya, pisahkan tempat penyimpanan ASI dengan makanan lain di kulkas.


Jika tidak memungkinkan, pastikan wadah penyimpanan ASI dan makanan lain
tertutup rapat untuk menghindarkan kemungkinan terjadinya kontaminasi

2.5. Penyimpanan dan Persiapan ASI yang Benar


Dengan mengikuti teknik penyimpanan dan persiapan yang dianjurkan, ibu menyusui
dan pengasuh bayi dan anak yang mendapat ASI dapat menjaga keamanan dan kualitas
ASI perah untuk kesehatan bayi.
a. Sebelum memeras atau menangani ASI :
 Cuci tangan dengan baik dengan sabun dan air. Jika sabun dan air tidak tersedia,
gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol yang mengandung setidaknya
60% alkohol.

 Para ibu dapat memeras ASI dengan tangan atau dengan pompa manual atau
listrik.
 Jika menggunakan pompa, periksa kit pompa dan pipa untuk memastikannya
bersih. Buang dan ganti segera pipa yang berjamur.
 Jika menggunakan kit pompa bersama, bersihkan kenop pompa, sakelar daya,
dan meja dengan lap disinfektan.
b. Menyimpan ASI setelah memeras
 Gunakan kantong penyimpanan ASI atau wadah food grade bersih dengan tutup
rapat yang terbuat dari kaca atau plastik untuk menyimpan ASI perah.
 Hindari botol dengan simbol daur ulang angka 7, yang menandakan bahwa
wadah tersebut mungkin terbuat dari plastik yang mengandung BPA.
 Jangan pernah menyimpan ASI dalam lapisan botol sekali pakai atau kantong
plastik yang tidak dimaksudkan untuk menyimpan ASI.

 Susu yang baru diperah atau dipompa dapat disimpan :


- Pada suhu kamar (77 ° F atau lebih dingin) hingga 4 jam.
- Di lemari es hingga 4 hari.
 Paling baik di dalam freezer selama sekitar 6 bulan; hingga 12 bulan dapat
diterima. Meskipun pembekuan menjaga makanan tetap aman hampir tanpa batas
waktu, waktu penyimpanan yang disarankan penting untuk diikuti untuk kualitas
terbaik.

2.6. Batas Waktu Penyimpanan ASI


a. Bila akan diberikan dalam waktu 6 jam setelah pengambilan dapat disimpan dalam
suhu ruangan, tidak perlu disimpan di lemari pendingin.
b. Disimpan dalam termos yang diberi es batu dapat tahan hingga 24 jam.
c. Bila akan diberikan dalam waktu 72 jam, ASI disimpan di dalam lemari pendingin
(dibawah 5ºC, bukan dibekukan).
Bila akan diberikan dalam waktu 3 bulan, ASI disimpan di bagian atas lemari pendingin
(freezer), dibekukan pada suhu di bawah -18ºC. dengan penyimpanan khusus ini dapat
dibekukan untuk 6 bulan. Ini biasanya dilakukan pada ketika ibu akan pergi dalam
jangka waktu tertentu, sehingga perlu mengumpulkan sejumlah ASI sebelumnya.

1.7. Cara Menghangatkan dan Memberikan ASI yang Disimpan


Beberapa bayi terutama yang usianya lebih besar tidak mempermasalahkan minum ASI
perah dingin. Bila ibu ingin menghangatkan ASI perah, beberapa hal berikut ini perlu
diperhatikan :
a. ASI perah tidak boleh direbus karena akan menghilangkan kandungan ASI perah.
b. ASI perah tidak boleh dihangatkan di microwave karena selain dapat merusak
kandungan ASI, juga bisa terjadi beberapa bagian ASI perah panas dan dapat
membakar mulut bayi (hot spot).

c. Untuk ASI perah beku, ibu bisa mengeluarkannya dari lemari pembeku,lalu
dibiarkan cair di dalam kulkas kira-kira selama 24 jam, atau ibu dapat mengalirkan
air dingin bertahap menjadi hangat pada wadah ASI perah beku, atau meletakkan
wadah ASI perah ke dalam baskom berisi air hangat. Lebih baik membiarkan ASI
perah beku mencair di dalam kulkas dibandingkan diletakkan di ruangan/luar kulkas
d. ASI perah yang tidk beku dapat di hangatkan dengan cara mengalirkan air dingin
dengan cara mengalirkan air dingin bertahap menjadi hangat ke bagian luar wadah
ASI perah atau meletakkan wadah ASI perah ke dalam baskom berisi air hangat.
e. ASI perah beku yang sudah cair sempurna dapat bertahan hingga 24 jam di dalam
kulkas atau hingga 4 jam di suhu ruang.
f. ASI perah beku yang sudah dihangatkantidak boleh di bekukan kembali.
g. Lemak ASI yang terpisah dapat disatukan kembali dengan cara menggoyang pelan
wadah ASI, bukan dengan mengocok/mengaduknya.
h. Sisa ASI perah yang sudah di hangatkan dan tidak dihabiskan bayi dapat
dimasukkan ke dalam kulkas selama 1-2 jam dan bila tidak dikonsumsi bayi, segera
buang.

Mengalirkan air dingin lalu Meletakkan wadah ASI


hangat ke bagian luar perah ke dalam baskom air
wadah ASI perah hangat
1.8. Menyelamatkan ASI Perah Saat Listrik Padam
Berikut ini tip untuk menjaga ASI perah tetap beku selama listrik padam :
1. Jangan membuka lemari pembeku terlalu sering. Bukalah hanya bila sangat
terpaksa. Penuhi lemari pembeku, jangan biarkan banyak celah. Isi lemari
pembeku akan lebih tahan beku dengan kondisi yang padat-rapat. Isilah celah-
celah kosong dengan kantong-kantong air es, bongkahan es balok, ice gel/blue
ice. Sebaiknya, ibu sudah memiliki cadangan benda-benda ini sepanjang waktu.
2. Usahakan memiliki thermometer khusus makanan yang bisa ditempatkan di
dalam lemari pembeku sehingga ibu mengetahui suhu lemari pembeku selama
kulkas mati. Suhu yang di harapkan adalah <4ºC
3. Bila di dalam lemari pembeku terdapat daging mentah, pastikan daging mentah
tetap terbungkus rapat dan air/darah dari daging beku yang mencair tidak
mengotori lemari pembeku.
4. Bila terpaksa membawa ASI perah beku ke tempat lain, isilah coolerbag/box
sepenuh mungkin. Isilah ruang kosong dengan es batu, ice gel/bleu ice atau
gumpulan koran yang bisa berfungsi sebagai insulatot/penahan panas. Kemudian,
bungkus cooler bag/box dengan selimut/handuk.
5. Bila ibu tinggal di daerah yang sering terjaadi pemadaman listrik dan secara
financial ibu dan keluarga mampu membeli genset di rumah. Hal ini sangat
bermanfaat, apalagi bila ibu perlu memerah rutin (misalnya untuk ibu yang
bekerja di luar rumah).
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
ASI adalah cairan hidup yang mengandung berbagai zat gizi penting bagi bayi. Seperti
makanan, kualitas dan kuantitas zat gizi yang tergantung di dalam ASI perlu dijaga agar
tetap memberikan manfaat optimal bagi bayi. Penyimpanan ASI dalam jangka waktu
tertentu. Paling lama ASI dapat disimpan tidak lebih dari 6 bulan dalam keadaan beku.
Penyimpanan yang lebih lama dari 6 bulan akan menyebabkan lebih banyak komposisi
zat gizi yang terkandung dalam ASI terural (hilang).
Penyimpanan di suhu ruang ASI perah segar dapat diletakkan di ruangan dengan suhu
ruang antara 26-29ºC selama 3-4jam. Suhu ruang yang lebih panas b.d perkembangan
bakteri yang lebih cepat. Penyimpanan di dalam kulkas Jangan meletakkan ASI perah
di pintu kulkas. Letakkan ASI perah di dinding dalam kulkas yang suhu dinginnya
stabil. ASI perah yang disimpan di dalam kulkas dengan suhu kurang dari atau sama
dengan 4ºC dapat bertahanoptimal selama 72 jam (3 hari). Penyimpanan di dalam
lemari pembeku/freezer ASI perah harus diletakkan di kemari pembeku bagian dalam
untuk menghindari kontak langsung dengan udara yang lebih panas ketika pembeku
dibuka. Vitamin A, E, B, protein, lemak, enzim, laktosa, zinc, immunoglobulin,
lysozyme, dan laktoferin terjaga bila dibekukan. ASI perah yang dibekukan pada suhu
kurang dari -17ºC aman dibekukan hingga 3 bulan dan dapat optimal hingga 6 bulan.
Tempat/wadah untuk penyimpanan ASI harus aman untuk makanan (BPA FREE) dan
bisa untuk di cuci, dibersihkan dan dipanaskan. Wadah penyimpanan ASI juga harus
bisa ditutup rapat untuk menghindari kontaminasi dengan bakteri.
Dalam penyimpanan ASI yang sudah diperah wadah tidak diisi penuh dan juga harus
diberi label tanggal dan jam pada wadah berisi ASI yang akan disimpan. Hasil memerah
dalam 24 jam bisa digabung menjadi satu asal. Selama suhunya sama. Jangan campur
ASI perah yang telah dihangatkan dengan ASI yang baru diperah.
Dengan mengikuti teknik penyimpanan dan persiapan yang dianjurkan, ibu menyusui
dan pengasuh bayi dan anak yang mendapat ASI dapat menjaga keamanan dan kualitas
ASI perah untuk kesehatan bayi.
Jangan membuka lemari pembeku terlalu sering. Bukalah hanya bila sangat terpaksa.
Penuhi lemari pembeku, jangan biarkan banyak celah. Isi lemari pembeku akan lebih
tahan beku dengan kondisi yang padat-rapat. Bila di dalam lemari pembeku terdapat
daging mentah, pastikan daging mentah tetap terbungkus rapat dan air/darah dari daging
beku yang mencair tidak lemari pembeku. Bila ibu tinggal di daerah yang sering
terjaadi pemadaman listrik dan secara financial ibu dan keluarga mampu membeli
genset di rumah.

3.2. Saran
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai ilmu pengetahuan
atau wawasan umum tentang cara Penyimpanan ASIP. Kami menyadai bahwa dalam
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan
sarana yang kami miliki, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun selali
kami harapkan sehingga dimana mendatang makalah ini dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cdc.gov/breastfeeding/recommendations/handling_breastmilk.htm#
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/penyimpanan-asi-perah
https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/breastfeeding-and-work/expressing-and-storing-
breastmilk
Handy, Fransisca.2015.A-Z Perawatan Bayi. Jakarta: Pustaka Bandung
Monika, F.B.2014. Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta: Noura Books (PT Mizan Publika)
Taufiqa, Zuhrah.2021. Modul Edukasi ASI, Menyusui, dan Pertumbuhan Anak. Sumetra Barat:
Wonderland Publisher
Suririnah.2009. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai