Semester 7
Disusun Oleh :
Fasilitator
FAKULTAS KEDOKTERAN
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya, saya
dapat menyelesaikan laporan hasil tutorial ini.
Dengan selesainya laporan tutorial ini, saya mengucapkan terima kasih kepada dr.
Renatha Nainggolan M. Ked (Clinpath) SpPK selaku fasilitator yang telah membimbing saya
dalam menyelesaikan laporan tutorial ini.
Saya menyadari bahwa laporan tutorial ini tidak lepas dari berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari dokter selaku fasilitator dan berbagai
pihak yang membaca guna menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
dalam menunjang pendidikan di fakultas kedokteran Universitas Methodist Indonesia.
i
Daftar Isi
ii
PEMICU
Seorang ibu bernama Aminah berusia 35 tahun baru 3 bulan melahirkan bayinya dan selama ini
diberi ASI. Setelah 3 bulan berlalu, ibu Aminah harus kembali bekerja. Dia bingung bagaimana
cara melakukan pemberian ASI pada bayinya padahal di tempat kerjanya tentu amat sibuk. Lalu
Ibu Aminah datang ke dokter.
I. KLARIFIKASI ISTILAH
-
1
V. LEARNING OBJECTIVE
1. Pengertian ASI dan ASI eksklusif
2. Manfaat ASI bagi ibu dan anak
3. Jenis-jenis ASI
4. Bagaimana memberi ASI untuk ibu bekerja?
5. Lama penyimpanan ASI dan cara memompanya
6. Langkah menuju keberhasilan menyusui berdasarkan Menteri Kesehatan
7. Program pemerintah tentang pemberian ASI di tempat kerja
8. Contoh hambatan pemberian ASI eksklusif
9. Edukasi pemberian ASI
VI. PEMBAHASAN
1. Pengertian ASI dan ASI eksklusif
ASI
ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, bersifat
ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa
tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan
air putih, serta tanpa tambahan makanan padat , seperti pisang, bubur susu,
biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat
(Prasetyono, 2009).
ASI Eksklusif
ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
2
Dengan diberikannya ASI, dapat memperkuat ikatan batin ibu dan bayi.
Mengurangi kejadian maloklusi akibat penggunaan dot yang lama.
Perkembangan otak dan meningkatkan Intelligence Quotient (IQ).
Meningkatkan berat badan bayi
Manfaat bagi ibu:
Mencegah perdarahan pasca persalinan
Perangsangan pada payudara ibu oleh isapan bayi akan diteruskan ke otak dan
ke kelenjar hipofisis yang akan merangsang terbentuknya hormon oksitosin.
Oksitosin membantu mengkontrasikan kandungan dan mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan.
Menunda kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil.
Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil
pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai
bayi berusia 12 bulan.
Mengecilkan Rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan membantu Rahim
kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat
dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.
Lebih cepat langsing kembali
Menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak
yang tetimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang
menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.
Mengurangi risiko terkena kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kanker payudara.
Lebih ekonomis atau murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula,
perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan susu formula. ASI juga
menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, berupa jasa dokter dan biaya
perawatan rumah sakit.
3. Jenis-jenis ASI
Terdapat 3 jenis ASI, yaitu kolostrum yang keluar sejak hari pertama hingga
hari ke 3-5, ASI transisi pada hari ke 3-5 hingga hari ke 8-11, dan ASI
matang sejak hari ke 8-11 hingga seterusnya.
Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama dikeluarkan oleh kelenjar
payudara pada hari pertama hingga hari ke 3-5 setelah persalinan. Komposisi
kolostrum ASI setelah persalinan mengalami perubahan. Kolostrum berwarna
3
kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi protein dan sel-sel
hidup. Kandungan protein pada kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan
kandungan protein dalam susu matang, Sedangkan kandungan laktosanya
lebih rendah dibandingkan ASI matang.
Jumlah kolostrum yang diproduksi Ibu hanya sekitar 7,4 sendok teh atau 36,
23 ml per hari. Tetapi pada hari pertama bayi, kapasitas perut bayi pada ≈ 5-7
ml (atau sebesar kelerang kecil), pada hari kedua ≈ 12-13 ml, dan pada hari
ketiga ≈ 22-27 ml (atau sebesar kelereng besar/ gundu). Karenanya, meskipun
jumlah kolostrum sedikit tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi baru
lahir.
ASI Transisi
Sesuai namanya, ASI pada masa transisi ini diproduksi pada hari ke 3-5
hingga hari ke 8-11 dengan komposisi yang sedang berubah. Jumlah volume
ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah, sedangkan
lemak dan hidrat arang semakin tinggi. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan
bayi karena aktifitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi
dengan lingkungan. Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.
ASI Matang
Yaitu ASI yang keluar pada hari 8-11 hingga seterusnya. ASI matang
merupakan nutrisi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi
sampai enam bulan. ASI matang, dibedakan menjadi dua, yaitu susu awal atau
susu primer, dan susu akhir atau susu sekunder. Susu awal adalah ASI yang
keluar pada setiap awal menyusui, sedangkan susu akhir adalah ASI yang
keluar pada setiap akhir menyusui.
Susu awal, menyediakan pemenuhan kebutuhan bayi akan air. Jika bayi
memperoleh susu awal dalam jumlah banyak, maka semua kebutuhan air akan
terpenuhi. Bayi tidak akan memerlukan lagi air minum selain ASI sebelum
berumur 6 bulan walaupun bayi tinggal di daerah beriklim panas.
Susu akhir memiliki lebih banyak lemak daripada susu awal. Lebih banyaknya
lemak ini menyebabkan susu akhir kelihatan lebih putih dibandingkan dengan
susu awal. Lemak yang banyak ini memberikan banyak energi dalam ASI. Itu
sebabnya bayi harus diberi kesempatan menyusu lebih lama agar bisa
memperoleh susu akhir yang kaya lemak dengan maksimal. Lemak zat gizi
yang dibutuhkan untuk sumber energi. Laktosa adalah zat gula yang juga
memberikan energi/tenaga. Sedangkan protein merupakan zat yang
dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan.
4. Bagaimana memberi ASI untuk ibu bekerja?
4
5. Lama penyimpanan ASI dan cara memompanya
Penyimpanan ASI perah sebaiknya disesuaikan dengan penggunaannya. ASI
yang akan digunakan secepatnya, lebih baik dimasukkan ke dalam bagian
lemari pendingin yang tidak akan membuat beku.
ASI perah dapat disimpan mulai dari beberapa jam hingga beberapa bulan,
tergantung dari suhu penempatannya. Berikut prinsip penyimpanan ASI yang
harus diketahui:
ASI perah tahan hingga 6 jam jika ditaruh pada suhu ruangan sekitar
25 derajat Celcius.
ASI perah tahan hingga 24 jam, saat disimpan dalam kotak pendingin
yang ditambah kantung es (ice pack). Cara ini bisa menjadi salah satu
solusi untuk menyimpan ASIP saat mati listik.
ASI perah tahan sampai 5 hari, ketika ditaruh pada kulkas bagian
lemari pendingin dengan suhu minimal 4 derajat Celcius.
ASI perah tahan hingga 6 bulan apabila disimpan di dalam freezer
dengan suhu -18 derajat Celcius atau lebih rendah lagi.
5
9. Ulangi prosedur ini sampai payudara menjadi lembek dan kosong.
7
Mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi yang
dilahirkan.
Jumlah kalori yang terdapat dalam ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi
sampai usia enam bulan.
ASI mengandung zat pelindung atau antibodi yang melindungi terhadap
penyakit. Bayi yang diberi susu selain ASI, mempunyai risiko tujuh belas kali
lebih tinggi untuk mengalami diare dan tiga sampai empat kali lebih besar
kemungkinan terkena Infeksi Saluran Pernapasan Atas dibandingkan dengan
bayi yang mendapat ASI.
Dengan diberikannya ASI saja minimal sampai enam bulan, maka dapat
menyebabkan perkembangan psikomotorik bayi lebih cepat.
ASI dapat menunjang perkembangan penglihatan.
Dengan diberikannya ASI, dapat memperkuat ikatan batin ibu dan bayi.
Mengurangi kejadian maloklusi akibat penggunaan dot yang lama.
Perkembangan otak dan meningkatkan Intelligence Quotient (IQ).
Meningkatkan berat badan bayi
Manfaat bagi ibu:
Mencegah perdarahan pasca persalinan
Perangsangan pada payudara ibu oleh isapan bayi akan diteruskan ke otak dan
ke kelenjar hipofisis yang akan merangsang terbentuknya hormon oksitosin.
Oksitosin membantu mengkontrasikan kandungan dan mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan.
Menunda kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil.
Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil
pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai
bayi berusia 12 bulan.
Mengecilkan Rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan membantu Rahim
kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat
dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.
Lebih cepat langsing kembali
Menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak
yang tetimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang
menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.
Mengurangi risiko terkena kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kanker payudara.
Lebih ekonomis atau murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula,
perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan susu formula. ASI juga
8
menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, berupa jasa dokter dan biaya
perawatan rumah sakit.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pemicu di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif antara
dokter dan pasien, juga dokter dan perawat sangat penting karena merupakan kunci
9
untuk mencapai keselamatan pasien sehingga dapat mencegah terjadinya medical
error.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. 2010. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua. Jakarta: UI Press.
10
Afrida. 2019. Manajemen Rumah Sakit. Jakarta: UI
Chintia Timbongol, Widya Astuty L, Sri Sudewi. 2016. Identifikasi Kesalahan Pengobatan
(Medication Error) pada Tahap Peresepan (Prescribing) Di Poli Interna RSUD
Bitung. Pharmacon 5(3):1-6 ISSN
Djauzi, Samsuridjal, Supartondo. 2004. Komunikasi dan Empati, dalam Hubungan Dokter –
Pasien, Jakarta: Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia
11