Semester 6
Disusun Oleh :
DOSEN FASILITATOR
FAKULTAS KEDOKTERAN
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya, saya dapat
menyelesaikan laporan hasil tutorial ini.
Dengan selesainya laporan tutorial ini, saya mengucapkan terimakasih kepada dr.
Evirosa Simanjuntak, M.Biomed selaku fasilitator yang telah membimbing sayadalam
menyelesaikan laporan tutorial ini.
Saya menyadari bahwa laporan tutorial ini tidak lepas dari berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari dokter selaku fasilitator dan berbagai
pihak yang membaca guna menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
dalam menunjang pendidikandi fakultas kedokteran Universitas Methodist Indonesia.
i
Daftar Isi
ii
PEMICU
Lembar 1
Laki laki, usia 67 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nafsu makan menurun dan
susah BAB sejak 2 bulan lalu. Pasien mengatakan semua makanan terasa tidak enak. Riwayat
hipertensi ada. Berat badan pasien menurun 5 kg dalam 2 bulan.
Lembar 2
Pada pemeriksaan fisik, tampak sakit sedang, tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi
nadi 80 kali/menit, frekuensi napas 16x/menit, suhu tubuh afebris. Pemeriksaan fisik ditemukan
kongjungtiva tidak anemis, toraks dalam batas normal, abdomen dalam batas normal, wasting
ada, edema tidak ada. Berat badan 50 kg, tinggi badan 168 cm.
Lembar 3
Dari riwayat makanan, pasien makan dengan frekuensi 2 kali sehari yaitu nasi 150 gr dan
telur rebus 1 butir tiap kali makan. Pasien tidak memakai garam karena khawatir tekanan darah
naik. Pasien jarang makan sayur dan buah karena khawatir semakin susah BAB. Asupan cairan
pasien sekitar 6 gelas sehari.
I. KLARIFIKASI ISTILAH
Wasting kondisi kurang gizi akut disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang.
1
IV. KERANGKA KONSEP
2
V. LEARNING OBJECTIVE
1. Jelaskan perubahan fisiologis apa saja yang terjadi pada pasien.
2. Bagaimana car melakukan skrining dan assement
3. Apa saja kebutuhan nutrisi normal untuk lansia?
4. Menghitung IMT dan termasuk kemana , status gizi pada pasien
5. a.Faktor resiko terjadinya malnutrisi pada lansia
b.Dan apa saja dampak malnutrisi pada lansia
6. kalori yang dibutuhkan pasien untuk mencapai berat badan normal, dan
berapa kadar garam untuk riwayat hipertensi ?
7. bagaimana tatalaksana pemberian makan pada pasien ini ?
8. a. edukasi pola hidup sehat pada lansia
b.bagaimana edukasi nutrisi pada pasien ini ?
VI. PEMBAHASAN
1. Jelaskan perubahan fisiologis apa saja yang terjadi pada pasien.
Penurunan fungsional dari organ-organ tersebut akan menyebabkan
lebih mudah timbulnya masalah kesehatan pada lanjut usia. Masalah gizi
yang seringkali terjadi pada lanjut usia juga dipengaruhi oleh sejumlah
perubahan fisiologis. Adapun perubahan fisiologis tersebut sebagai
berikut:
d. Indeks Massa Tubuh IMT merupakan indikator status gizi yang cukup
peka digunakan untuk menilai status gizi orang dewasa diatas umur 18
tahun dan mempunyai hubungan yang cukup tinggi dengan persen lemak
dalam tubuh. IMT juga merupakan sebuah ukuran “berat terhadap
tinggi” badan yang umum digunakan untuk menggolongkan orang
5
dewasa ke dalam kategori Underweight (kekurangan berat badan),
Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus
atau cara menghitung IMT yaitu dengan membagi berat badan dalam
kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter (kg/m2).
Asesmen Klinis
Sejumlah besar tanda-tanda klinis dapat menunjukkan terjadinya
kekurangan gizi. Penilaian umum yang yang dapat dilihat, antara lain;
fisik individu, kulit yang terlihat kering/ bersisik, penyembuhan luka
yang buruk.
Tool Skrining
Malnutrisi Universal Screening Tool (MUST) adalah lima langkah tool
skrining untuk mengidentifikasi kekurangan gizi atau berisiko
kekurangan gizi pada orang dewasa.
Asesmen Antropometrik
Body Mass Index (BMI) dapat dipergunakan untuk memprediksi risiko
penyakit pada orang kurus maupun obesitas. Pengukuran BMI pada
orang lanjut usia memiliki keterbatasan-keterbatasan, hal ini dapat
disebabkan karena perubahan postur tubuh, hilangnya tonus otot. Pada
6
kasus tinggi badan tersebut, data diperoleh dari bagian tubuh lainnya,
seperti; kaki, lengan, rentang lengan. Sedangkan penggunaan data
antropometrik dimaksudkan untuk mendapatkan referensi nilai berbagai
bagian tubuh.
Tanda-tanda Biokimia
Serum albumin merupakan penanda yang biasa dipergunakan karena
dapat memprediksikan kematian pada orang lanjut usia. Selain itu juga
penilaian vitamin dan telusur elemen juga penting, karena apabila terjadi
kekurangan pada hal tersebut, dapat menyebabkan komplikasi medis.
Sampai saat ini tidak ada penanda biokimia tunggal malnutrisi sebagai
uji skrining. Hal utama dalam penanda biokimia adalah penilaian secara
detil dan adanya pemantauan.
7
penciuman, perasa dan sekresi air liur, melambatnya motilitas usus,
perubahan degeneratif yang mempengaruhi pencernaan (Miller, 2012).
6. kalori yang dibutuhkan pasien untuk mencapai berat badan normal, dan
berapa kadar garam untuk riwayat hipertensi ?
Kalori
BB ideal TB 168. = 61.2
66.5 + (13.7 X BB) + (5 X TB) - (6.8 X U)
66.5 + (13.7 X 61.2) + (5 X 168) - (6.8 X 67)
= 66.5 + 838.44 + 840 – 455.6
= 1.289,34 Kalori/hari
Untuk orang yang menderita hipertensi, konsumsi natrium dianjurkan
tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Sedangkan American Heart
Association (AHA) merekomendasikan konsumsi Na bagi orang dewasa
tidak lebih dari 2.400 mg/hari, atau setara dengan satu sendok teh garam
dapur sehari (Rijanti, 2015).
9
2. Tingkatkan jumlah kalori tanpa menambah jumlah makanan. Caranya
dengan menambahkan keju dan kuah daging di makanan, madu atau
maple syrup di dalam sereal.
3. Gunakan banyak herbal dan bumbu-bumbu karena indera penciuman
dan pengecap lansia pada umumnya telah menurun.
Masaklah makanan itu dengan warna-warna mencolok yang menggugah
selera.
4. Bagilah kebutuhan nutrisinya ke dalam beberapa kali makan dan
camilan dengan porsi kecil sehingga lebih mudah bagi orang tua untuk
menghabiskannya.
5. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan. Bila perlu tambahan
dengan suplemen nutrisi.
b. Faktor Istirahat
Istirahat yang cukup sangat di butuhkan dalam tubuh kita. Orang lansia
harus tidur lima sampai enam jam sehari. Banyak orang kurang tidur jadi
lemas, tidak ada semangat, lekas marah, dan stress. Bila kita kurang
tidur hendaknya di isi dengan ekstra makan. Dan bila tidur terganggu
perlu konsultasi ke dokter. Hobi untuk menonton televise boleh saja, tapi
jangan sampai larut malam.
c. Faktor Olahraga
Olahraga yang teratur apapun itu, baik untuk kesehatan kita seperti
senam, berenang, jalan kaki, yoga, waitangkung, taichi, dan lain-lain.
Berolahraga bersama orang lain lebih menguntungkan, karena dapat
bersosialisasi, berjumpa dengan teman-teman, dan mendapat kenalan
10
baru, mengadakan kegiatan lainnya, seperti bisa berwisata dan makan
bersama. Kebanyakan olahraga dilakukan pada pagi hari setelah subuh.
Dimana udara masih bersih. Berolahraga dapat menurunkan kecemasan
dan mengurangi perasaan depresi dan lowself esteem. Selain fisik sehat
jiwa juga terisi, membuat kita merasa muda dan sehat di usia tua.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pemicu diatas dapat disimpulkan bahwa laki – laki 67 tahun di diagnose dengan
malnutrisi pada lansia dengan keluhan nafsu makan berkurang dan susah BAB sejak dua
bulan yang lalu, semua makanan terasa tidak enak,pada pemeriksaan fisik tekanan darah
140/80 mmhg, dijumpai wasting, berat badan 50 kg dan tinggi badan 168 cm, Riwayat
penyakit hipertensi dan sehari hari pasien hanya makan 150 gr nasi dan sebutir telur tiap kali
makan, jarang makan buah dan sayur dan asupan cairan sekitar 6 gelas sehari. Maka pasien
11
termasuk dalam status gizi kurang dimana harus diberikan terapi berupa pemberian nutrisi
secara oral dan pemantauan peningkatan berat badan serta dilakukan penilaian gizi yang
lebih mendalam
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. Gambaran kesehatan usia lanjut di Indonesia. ISSN: 2088-270X.
Kuntjoro H. Pengkajian status nutrisi dan deteksidini timbulnya malnutrisi pada usia lanjut.
Jakarta: Sari Pustaka; 2011.hlm.1.
12
Lipoeto N, Megasari N, Putra AE. Malnutrisi dan Asupan kalori pada Pasien Inap di Rumah
Sakit. Majalah Kedokteran Indonesia 2006; Vol 56 No.11
Muis SF, Purohita N. Gizi pada Lansia. Dalam: Martono H, Pramarka K, editor (penyunting).
Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.hlm.642.
Setiati, S. Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan: untuk Pengasuh Orang Usia lanjut. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.
Soekirman. Hidup Sehat. Dalam: Gizi Seimbang Dalam Siklus Kehidupan Manusia. Jakarta:
Primamedia Pustaka; 2006.
13