1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan dan Diet
1.) Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2.) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3.) Apakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
4.) Apakah status fisik pasien yang dapat meningkatakan diet seperti
luka bakar dan demam?
5.) Apakah toleransi makanan/minumam tertentu?
c. Keluhan Utama
1.) Tidak nafsu makan
2.) Makan hanya sedikit atau kurang dari porsi yang disediakan
3.) Kelemahan fisik
4.) Penurunan berat badan
5.) Kesulitan menelan
d. Pemeriksaan fisik
1.) Keadaan fisik: apatis, lesu
2.) Berat badan : obesitas, kurus
3.) Otot : flaksia, tonus kurang, tidak mampu bekerja.
4.) Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, reflek menurun.
5.) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran
liver.
6.) Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
7.) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-
patah.
8.) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
9.) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane
mukosa pucat.
10.) Gusi: perdarahan, peradangan.
11.) Lidah: edema, hiperemasis.
12.) Gigi: karies, nyeri, kotor.
13.) Mata: konjungtiva pucat,kering, exotalmus, tanda-tanda
infeksi.
14.) Kuku: mudah patah.
15.) Pengukuran antopometri:
- Berat badan ideal: (TB- 100)*10%
- Tinggi badan
- IMT (Indeks Massa Tubuh)
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC) :
Nilai normal
Wanita :28,5 cm
Pria :28,3 cm
- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal
Wanita : 16,5-18 cm
Pria :12,5-16,5 cm
e. Laboratorium
1.) Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)
2.) Transferin (N:170-25 mg/100 ml)
3.) Hb (N: 12 mg%)
4.) BUN (N:10-20 mg/100ml)
5.) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N : laki-laki: 0,6-1,3
mg/100 ml, wanita: 0,5-1,0 mg/100 ml)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (NANDA,
2012-2014)
1) Definisi: keadaan dimana intake kurang (nutrisi) kurang dari
kebutuhan metabolisme tubuh (NANDA, 2012). Kemungkinan
berhubungan dengan:
- Efek dari pengobatan
- Mual dan muntah
- Gangguan intake makanan
- Radiasi/kemoterapi
- Penyakit kronis
- Diet dan pembatasan makanan
- Ketidakmampuan menelan
Intervensi Rasional
1.Kaji faktor yang mungkin menjadi 1. Banyak faktor yang
penyebab kekurangan nutrisi mempengaruhi kekurangan nutrisi
sehingga identifikasi faktor
penyebab menajdi penting
2. Tanyakan kebiasaan makan, 2. Data untuk perencanaan makan
pantangan makan, alergi dan jenis pasien
makanan yang disukai
3. Lakukan pemeriksaan fisik seperti 3.Menentukan status nutrisi pasien
sklera, konjungtiva, kulit dan tonus
otot
4. Timbang berat badan setiap hari 4.Berat badan merupakan salah
jika memungkinkan satu indikator status nutrisi
5. Kaji intake makan pasien yang 5.Ketidakseimbangan nutrisi
disediakan penyebab utama adalah kurangnya
asupan makanan
6. Sajikan makanan dalam keadaan 6.Meningkatkan selera makan
hangat dan kemasan yang menarik
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 7.Merencanakan jenis, jumlah
menentukan diet yang sesuai kalori dan diet yang sesuai
kebutuhan pasien
8. Jaga kebersihan lingkungan pasien 8.Lingkungan yang bersih dan
nyaman dapat meningkatkan selera
makan
9. Jaga kebersihan badan dan mulut 9.Meningkatkan selera makan
pasien
10. Anjurkan pasien makan dengan 10.Mengurangi rasa mual dan
porsi kecil tetapi sering sesuai meningkatkan asupan nutrisi.
dengan diet yang diberikan
Intervensi Rasional
1. Identifikasi faktor penyebab 1. Informasi awal dan dasar dalam
kelebihan nutrisi merencanakan intervensi
2. Diskusikan dengan pasien tentang 2. Memfasilitasi pasien untuk
kelebihan makanan menentukan faktor penyebab kelebihan
nutrisi dan menyelesaikan masalah
3. Lakukan pengukuran BMI 3. Menentukan derajat kelebihan nutrisi
4. Lakukan pengukuran berat badan 4. Berat badan merupakan salah satu
setiap tiga hari jika memungkinkan indikator status nutrisi pasien
5. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam 5. Gizi yang sesuai dengan kondisi
menentukan program diet yang pasien dapat menentukan status nutrisi
sesuai pasien
6. Ukur asupan makanan dalam 24 6. Menentukan keseimbangan intake
jam dengan kebutuhan nutrisi pasien
ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT X
PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas klien
Nama : Ny.N
Umur : 63 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Ruang dirawat : Kelas III perempuan
No reg : 40 xx xx
Status : Menikah
Tanggal masuk RS : 15-01-2019
Tanggal Pengkajian : 16-01-2019
Diagnosa medis : Ileus obstruktif parsial
Alamat : JL.Sutoyo S Gg.Serumpun RT.A RW.B
Pelambuan
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.S
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Suku : Banjar
Agama : Islam
Alamat : JL.Mentaos Timur RT.A RW.B
Hubungan dgn pasien : Anak
:N:84x/Menit
:R:22x/menit
:S:36,5’C
BB : 37 kg
LLA : 21 cm
IMT : 15.81
2. Kepala
Kepala kurang bersih,terdapat ketombe,tidak ada lesi ataupun
masabentuk kepala simetris,rambut berwarna hitam,tipi,panjang,dan
banyak uban.saat di palpasi tidak ada benjolan,dan pasien tidak ada
merasakan nyeri dibagian kepala.
3. Mata
Mata bersih keadaan bola mata simetris antara mata kanan dan
kiri.tidak ada peradangan didaerah mata,skiera tidak
ikterik,konjungtiva berwarna merah muda,pupil isokor
(diameter:3cm/3cm,gerakan bola mata normal dapat melihat 8 arah
dan reflek kornea normal.berdasarkan anamnesa tidk ada nyeri
didaerah mata.pasien tidak menggunka alat bantu penglihatan.
4. Hidung
Hidung terlihat bersih,bentuk simetris,tidak ada peradngan atau
pendarahan.funsi penciuman baik(dapat mencium semua aroma),tidak
ada polip atau sinus,maupun nyeri tekan.
5. Telinga
Telinga bersih,bentuk dun telinga simetris,tidak ada nyeri tekan atau
peradangan ,tidak ada cairan pada telinga dan fungsi pendengaran
baik.
6. Mulut
Keadaan mulut kurang bersih,gigi tidak lengkapfungsi menelan tidak
ada masalahbicara normal,fungsi mengecap baik(dapat merasakan
manis,asam,asin,pahit)
7. Leher
Leher terlihat bersih,tidak ada penigkatan vena jugularis,arteri karotis
teraba 84x/menit,tidak ada terdapat pembesaran tiroid dan kelenjar
limfe
8. Dada
Dada terlihat bersih,bentuk dada simetris ,pergerakan dinding dada
simetris,tidak ada pembengkakan dan tanda peradangan didaerah
dada,tidak ada nyeri,tekan,bunyi pada saat diperkusi yaitu resonan,saat
di palpasi tidak ada masa,saat di auskultasi bunyi napas vesikuler,tidk
ada bunyi napas tambahan seperti wheezing dan ronchi
9. Jantung
Pada saat di palpasi tidak teraba masa dan tidak ada nyeri tekan.denyut
jantung 84x/menit,saat diperkusi tidak ada pembesaran jantung,saat di
auskultasi bunyi jantung S,(LUB) dan bunyi jantung S 2 (DUB)
10. Abdomen
Warna kulit sawo matang,ketika dipalpasi tidak terdapat
masa,supel,BU+ (9x1menit),terdapat nyeri tekan pada perut,
NT:+++ P :Ileus Obstruktif Parsial
+++ Q : Nyeri Seperti Berdenyut
+++ R : Hilang Timbul
R: Seluruh bagian perut
S :5 (0-10)
11. Genetalia
Cukup bersih,tidak ada lesi dan tidak terpasang kateter
Skala aktivitas : 2
Keterangan:
4: Sangat tergantung
13. Kulit
Kulit terlihat bersih,berwarna sawo matang,tidak ada lesi,torgor kulit
baik (kembali <2 detik)
5. Aktivitas
- Dirumah : Sebelum sakit pasien biasanya hanya melakukan
aktivitas ringan seperti mencuci, menyapu, memasak
dll.
- Di RS : Saat dirawat pasien tidak bisa beraktivitas seperti
biasanya untuk makan, berpakaian, buang air,
berpindah dibantu orang lain`
6. Psikososial
a. Dirumah pasien mengatakan tidak ada masalah keluarga
b. Persepsi pasien terhadap penyakitnya adalah pasien berharap agar
cepat sembuh dan segera keluar dari rumah sakit
c. Mekanisme koping terhadap stress dialihkan dengan berdoa
kepada Allah SWT
d. Dampak penyakit pasien terhadap keluarga yaitu rutinas keluarga
menjadi terganggu karena harus menunggu pasien di rumah sakit
e. Pola interaksi pasien terhadap orang terdekat baik
f. Hubungan pasien dengan tenaga kesehatan selama dirawat pasien
kooperatif dengan tenaga kesehatan
V. KEBUTUHAN SPIRITUAL
- Agama yang dianut : Islam
- Kegiatan spiritual yang dilakukan : Sholat 5 waktu dan
berdoa kepada Allah
SWT
- Dampak penyakit thd kegiatan spiritual : Pasien tidak dapat
melakukan sholat 5
waktu seperti biasanya
tetapi pasien berdoa
kepada Allah SWT
17-01-2019
Flag Date/time
No Assay Result Units Range
s completed
Mg/d 70.0- 17-01-2019
1 GluC 157.3 High
L 99.0 07:09
VII. PENGOBATAN
1. Obat Oral
a. Amlodipine 10mg 1x1
- Manfaat : Digunakan untukmembantumengobati
penyakit tekanan darah tinggi/hipertensi dan
nyeri dada(Angina Pektoris)
- Efek samping: Mengantuk, pusing,sakit kepala, bengkak pada
pergelangan kaki, muka merah, mudah
kelelahan, jantung berdebar dan mual
2. Obat Injeksi
a. Ketoroiac 3x30
- Manfaat : Mengatasi nyeri sedang hingga berat untuk
sementara
-Efek Samping: Nyeri dasa, lemas, sesak, bicara rero, masalah
penglihatan atau keseimbangan,
BAB(hitam,berdarah,gelap)
b. Ceftriaxone 2x1
- Manfaat : Ceftriaxone adalah antibiotic dengan fungsi
mengobati berbagai macam infeksi bakteri.
- Efek Samping : Bengkak, nyeri, dan kemerahan ditempat
suntikan, mual, muntah, sakit kepala, sakit
perut, lidah sakit, vagina gatal.
c. Ranitidine 2x1
- Manfaat : Untuk mengatasi dan mencegah rasa panas
perut (heartburn), maag,dan sakit perut yang
disebabkan oleh tukak
- Efek Samping : Nyeri dada, demam, napas pendek, batuk
dengan lendir, mudah lebam atau berdarah,
masalah dengan penglihatan dan sakit kepala
d. Ringer Lactate 20 tpm
- Manfaat : Cairan infus yang biasa digunakan pada
pasien dewasa dan anak anak sebagai sumber
cairan elektrolit dan air untuk dehidrasi.
- Efek Samping : Nyeri dada, detak jantung abnormal,
penurunan tekanan darah, kesulitan bernafas,
batuk, bersin-bersin, ruam dan sakit kepala.
e. Futrolit 20 tpm
- Manfaat : Merupakan cairan infus yang digunakan untuk
membantu mengatasi kebutuhan karbohidrat,
cairan dan elektrolit dalam tubuh.
- Efek Samping : Rasa kesemutan, mudah merasa lelah, mual,
feses berwarna hitam, diare, kram pada otot,
rasa terbakar dikulit.
ANALISA DATA
- TTV
TD: 130/80 mmHg
N: 84x/ menit
R: 22x/ menit
S: 36,5 ◦C
PRIORITAS MASALAH
7. Jaga kebersihan
mulut dan
lingkungan klien
2 Gangguan rasa Setelah 1. Kaji skala nyeri 1. Memberi informasi
aman dan dilakukan untuk membantu
nyaman (nyeri) tindakan 2. Berikan klien menentukan
b.d ileus 3x24 jam kesempatan intervensi
obstruktif parsial diharapkan untuk
masalahnya mengucapkan 2. Mengetahui
teratasi, perasaan nyeri perasaan klien dan
dengan yang dirasakan nyeri klien
kriteria hasil:
3. Atur posisi yang 3. Memberikan
-Skala nyeri nyaman untuk kenyamanan bagi
berkurang klien klien
(skala 1/
kurang dari 4. Kaji TTV klien 4. Memeriksa keadaan
5) umum klien
- Menyatakan 5. Kolaborasi
secara verbal dengan dokter 5. Membantu
rasa nyeri dalam pemberian mempercepat
yang obat analgetik meredakan nyeri
dirasakan
berkurang
-Ekspresi
wajah rileks
-TTV dalam
batas normal
CATATAN KEPERAWATAN
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Rabu, 16 Ketidakseimbangan 1. Mengkaji faktor S: Klien mengatakan
Januari 2019 nutrisi kurang dari yang tidak nafsu makan
kebutuhan tubuh menyebabkan
b.d intake nutrient kekurangan O:
yang tidak adekuat nutrisi - Klien hanya
menghabiskan
2. Menanyakan 2-3 sendok
kebiasaan makan, makanan yang
alergi, jenis telah disediakan
makanan, dan - Klien tampak
pantangan lemah
5. Menyajikan
makanan dalam
keadaan hangat
6. Berkolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan diet
yang sesuai
7. Menjaga
kebersihan mulut
dan lingkungan
klien
2 Rabu, 16 Gangguan rasa 1. Mengkaji skala S: Klien mengatakan
Januari 2019 aman dan nyaman nyeri nyeri pada bagian perut
(nyeri) b.d ileus 2. Memberikan
obstruktif parsial klien kesempatan O:
untuk - Klien tampak
mengungkapkan meringis
perasaan nyeri - Klien tampak
yang dirasakan memegangi
perutnya
3. Mengatur posisi
yang nyaman P: Ileus obstruktif
untuk pasien parsial
- TTV
TD: 130/80
mmHg
N: 84x/ menit
R: 22x/ menit
S: 36,5◦C
A: Masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5
CATATAN PERKEMBANGAN
P = Intervensi dilanjutkan
I = - Menganjurkan makan
dengan porsi sedikit
tapi sering
-Menyajikan makanan
dalam keadaan hangat
- Berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk diet
yang sesuai
- Menjaga kebersihan
mulut dan lingkungan
klien
S=-5(0-10)
T=-hilang timbul
-TTN
TD=130/70
N=82x/menit
R=20x/menit
S=36,7oC
P= Intervensi dilanjutkan
P= intervensi dihentikan,
pasien pulang
I=-
E=-
P= - ileus obstruktif
parsial