Anda di halaman 1dari 73

ASUHAN

KEPERAWATAN
KEBUTUHAN NUTRISI

Elfira Sri Futriani,S.Pd,S.Kep,M.Kes

1
TUJUAN
1. Menjelaskan nutrisi dan malnutrisi
2. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
nutrisi
3. Menjelaskan tipe dan alasan untuk
memodifikasi diet
4. Menjelaskan tentang cara pemberian makan
: mandiri dan kolaborasi
5. Menjelaskan tentang asuhan keperawatan
2
I. PENGERTIAN
Nutrisi adalah :
Ilmu gizi dan bagaimana tubuh menggunakan zat
gizi dalam makanan.
Nutrisi memiliki dampak besar dalam
kesejahteraan , perilaku dan berkembang.
Zat gizi adalah:
Zat yang diperlukan untuk pertumbuhan,
pemeliharaan dan perbaikan tubuh
( Caroline Bunker, edisi 10, 2014)
Zat gizi essensial adalah :
Zat gizi yang harus diperoleh manusia dari
makanan karena tubuh tidak dapat membuat zat
gisi essensial dalam jumlah memadai untuk
memenuhi kebutuhan tubuh.
Enam (6) kelompok zat gisi tersebut adalah :
1. Karbohidrat
2. Lemak
3. Protein
4. Air
5. Mineral
6. Vitamin
Fungsi nutrien:
1. Memberikan energi untuk proses dan
pergerakan tubuh .
2. Memberikan materi struktural untuk jaringan
tubuh.
3. Mengatur proses tubuh.

5
II. MASALAH NUTRISI
Masalah nutrisi kebanyakan orang Amerika
Konsumsi gizi berlebihan .
Empat masalah yang berhubungan dengan
kelebihan dan ketidakseimbangan diet :
1. Penyakit arteri koroner
2. Jenis kanker tertentu
3. Cedera pembuluh darah serebral (Stroke)
4. Diabetes Millitus

6
1. Malnutrisi
Secara harfiah Nutrisi buruk
Merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler / dapat di
katakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup / asupan
kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan
otot dan penurunan energi , pucat pada kulit,
membran mukosa , konjungtiva, dll.

7
2. Kelebihan nutrisi
Adalah asupan kalori yang melebihi kebutuhan
energi dalam bentuk bertambahnya jaringan
adiposa.

Tanda Klinis:
Berat Badan lebih dari 10% berat ideal
Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25
mm pada wanita.
Adanya jumlah asupan yang berlebihan
Aktivitas menurun atau monoton

8
Kemungkinan penyebab :
Perubahan pola makan
Penurunan fungsi pengecapan dan
penciuman

9
3. Kekurangan nutrisi
Adalah insufisiensi asupan nutrien dalam
memenuhi kebutuhan energi harian karena
asupan makanan yang tidak adekuat dan absorbsi
makanan yang tidak benar.
Asupan yang tidak adekuat dapat disebabkan oleh
ketidakmampuan mendapat dan mempersiapkan
makanan, pengetahuan yang tidak adekuat
mengenai nutrien essesnsial dan diet seimbang,
ketidaknyamanan selama dan setelah makan.

10
Tanda klinis:
Berat badan 10 20 % di bawah normal
Tinggi Badan di bawah ideal
Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60 %
ukuran standar
Adanya penurunan albumin serum
Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab:
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam
mencerna kalori akibat penyakit infeksi / kanker
Disfagia karena adanya kelainan persarafan
Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn /
intoleransi laktosa
Nafsu makan menurun

11
4. Disfagia
Adalah kesulitan menelan

5. Anoreksia
Adalah Kehilangan selera makan, mual atau
muntah.
Hal ini dapat di sebabkan oleh kondisi medis yang
menyebabkan imflamasi atau obstruksi sluran
gastrontestinal.

12
6. Obesitas
Merupakan masalah peningkatan BB yang
mencapai lebih dari 20% BB normal.
Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan
metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan
penurunan dalam penggunaan kalori.

7. Diabetes Mellitus
Merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang di
tandai dengan adanya gangguan metabolisme
karbohidrat akibat kekurangan insulin /
penggunaan karbohidrat secara berlebihan

13
8. Hipertensi
Merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan
oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi
seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan
kalsium , natrium dan gaya hidup yang berlebihan.

9. Penyakit jantung koroner


Merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan
oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan
merokok.
Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku /
gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dll

14
10. Kanker
Merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara
berlebihan

11. Anoreksia nervosa


Merupakan penurunan BB secara mendadak dan
berkepanjangan , ditandai dengan adanya
konstipasi, pembengkakan badan , nyeri
abdomen, kedinginan, letargi dan kelebihan
energi.

15
III. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NUTRISI

1. Perkembangan
Pada masa bayi dan remaja memiliki peningkatan
kebutuhan nutrisi.

2. Jenis kelamin
Kebutuhan pria dan wanita berbeda karena komposisi
tubuh dan fungsi reproduktifnya.
Massa otot pria yang lebih besar mengindikasikan
semakin besar kebutuhan kalori dan proteinnya.
Karena menstruasi wanita lebih banyak
memerlukan zat besi daripada pria.

16
3. Etnis dan budaya:
Nasi untuk orang Asia, pasta Italia, Kari india.

4. Kepercayaan mengenai makanan :


Kepercayaan mengenai efek makanan pada kesehatan
dan kesejahteraan dapat mempengaruhi pilihan
makanan. Banyak orang mendapatkan keyakinan
tentang suatu makanan melalui televisi,majalah,dll

5. Preferensi personal
Beberapa orang tertantang untuk mencoba makanan
baru dan sebaliknya. Preferensi selera, aroma, rasa,
suhu, warna, bentuk dan ukuranmakanan
mempengaruhi pilihan makanan seseorang .

17
6. Praktik keagamaan:
Beberapa orang katolik Roma menghindari
memakan daging sapi pada hari-hari tertentu,
Bebrapa kepercayaan Protestan melarang
memakan daging, teh, kopi atau alkohol. Yahudi
Ortodoks dan Islam melarang memakan babi.

7.Gaya hidup
Orang yang sibuk mungkin membeli bahan
makanan yang mudah disiapkan / makanan
restoran.

18
9. Obat dan Terapi
10. Kesehatan
11. Periklanan
12. Penyalahgunaan alkohol
Dapat menekan nafsu makan dan dapat
digunakan untuk menggantikan makanan dalam
diet seseorang.
13. Faktor psikologis
Anoreksia dan penurunan BB dapat
mengindikasikan stres atau depresi berat

19
IV. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Status nutrisi dapat dikaji dengan menggunakan
pedoman A-B-C-D
A Pengukuran Antropometrik (antropometric
measurement)
B Data Biomedis (biomedical data)
C Tanda-tanda klinis (clinical sign)
D Diet (dietary)

20
Tujuan mengkaji kebutuhan nutrisi

1. Mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi dan


pengaruhnya terhadap status kesehatan
2. Mengumpulkan informasi khusus guna menetapkan
rencana asuhan keperawatan terkait nutrisi.
3. Menilai keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi
dan kemungkinan untuk memodifikasi asuhan tersebut
(Potter & Perry, 2010)
4. Mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi yang
beresiko menyebabkan obesitas, DM, penyakit jantung,
hipertensi.
5. Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien
21
Tabel 1. Jumlah energi pangan yang dianjurkan

Jenis kelamin Kategori Pekerjaan kJ kkal

Laki-laki Menetap / duduk 10.500 2.510


(18 34 tahun) Agak aktif 12.000 2.900
Sangat aktif 14.000 3.350

Perempuan Berbagai pekerjaan umumnya 9.000 2.150


(18 54 tahun) Sangat aktif 10.500 2.500

22
1. Pengukuran antropometrik

a. Tinggi Badan
Satuan tinggi badan cm atau inci
Dewasa dan balita Berdiri tanpa alas kaki
Bayi posisi berbaring
Pada kasus tertentu, pasien yang mengalami
cedera dan fraktur tulang belakang posisi
berbaring

23
24
b. Berat Badan
Alat ukur yang lazim di gunakan adalah
timbangan manual, walaupun juga ada alat
ukur sistem digital elektrik.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur
BB adalah:
1) Alat serta skala alat ukur yang digunakan harus
sama setiap kali menimbang
2) Pasien di timbang tanpa alas kaki
3) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama
beratnya setiap kali menimbang
4) Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya
sebelum dan sesudah makan.
25
26
c. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untu menentukan persentase
lemak pada tubuh.
Pengukuran ini mencerminkan massa otot,
jumlah lemak di jaringan sub kutan, dan
status kalori.
Digunakan juga untuk mengkaji kemungkinan
malnutrisi , BB normal, atau
obesitas(Kamath,1986).
Area yang sering digunakan untuk
pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep,
skapula, dan supra iliaka.
27
Hal-hal yang harus diperhatikan saat
pegukuran:
Anjurkan klien untuk membuka baju guna
mencegah kesalahan pada hasilpengukuran
Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
Dalam pengukuran trisep , utamakan lengan klien
yang tidak dominan
Pengukuran trisep dilakukan pada titik tengah
lengan atas, antara akromion dan olekranon.
Alat yang digunakan adalah Kaliper

28
Gambar : Pemeriksaan Antropometrik

29
d. Lingkar tubuh
Area yang diukur kepala, dada, dan otot
bagian tengah lengan atas.
Lingkar dada dan kepala di gunakan untuk
pengkajian pertumbuhan dan perkembangan
otak bayi.
Lingkar lengan atas (LLA) dan lingkar otot lengan
atas (LOLA) di gunakan untuk menilai status
nutrisi.
Satuan ukuran LLA adalah cm , di ukur dengan
menggunakan alat ukur yang umum digunakan
tukang jahit (tape around).
Dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak
dominan .

30
Tabel 3: Ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) pada anak laki-laki dan
perempuan usia 16 bulan 14 tahun

Tahun Bulan 100 % (standar) 85 % 80 %


12,5 11,75
68 14,75
9 11 15,5 13,25 12,0
12 16,0 13,5 12,75
2 16,25 13,75 13,0
3 16,5 14,0 13,25
4 16,75 14,25 13,5
5 17,0 14,5 13,6
6 17,25 14,75 13,75
7 17,75 15,0 14,25
8 18,5 15,5 14,75
9 19,0 16,0 15,25
10 19,75 16,75 15,75
31
Tahun Bulan 100 % (standar) 85 % 80 %

11 19,75 16,75 15,75


12 20,5 17,5 16,5
13 21,25 18,0 17,0
14 22,25 19,0 17,75
15 23,5 20,0 18,5

Keterangan:

85 % standar = Batas terendah gizi baik


80 % standar = Batas terendah gizi kurang
< 80 % standar = Gizi buruk

Nilai normal LOLA :


-Pada laki laki = 25,3 cm
-Wanita = 23,3 cm

32
Tabel 4: Ukuran lingkar lengan atas untuk remaja dan dewasa

Usia 100 % standar 85 % 80 %


Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

15 16 25,0 24,5 21,0 20,5 20,0 19,5


16 26,0 24,5 22,0 21,0 20,5 19,5
17 27,0 25,0 23,0 21,5 21,5 20,0
Dewasa 29,5 28,5 25,0 23,5 23,5 23,0

33
2. Pemeriksaan Fisik

Prinsip pemeriksaan adalah head to toe


yaitu dari kepala sampai kaki.
Selanjutnya dilakukan pengamatan
terhadap tanda-tanda atau gejala klinis
defisiensi nutrisi.

34
Tabel 5: Pengkajian Umum status gizi individu

Area Pemeriksaan Tanda-tanda Normal Tanda-tanda Abnormal


(Malnutrisi)

Penampilan umum dan Gesit, energik, mampu Apatis, lesu, tampak lelah
vitalitas beristirahat dengan baik

Berat Badan Dalam rentang normal, Berat badan kurang atau


sesuai dengan usia dan TB berlebih.

Rambut Rambut bercahaya, Rambut kering,kusam,


berminyak, tidak kering. pecah-pecah, tipis, rapuh.

Kulit Lembut, sedikit lembab, Kering,kusam,pecah-pecah,


turgor kulit baik pucat / berpigmen.

Kuku Merah muda,keras Rapuh,pucat, bentuk sprt


sendok.

35
Area pemeriksaan Tanda-tanda Normal Tanda-tanda Abnormal
(Malnutrisi)

Mata Berbinar, jernih, lembab, Kering, konjungtiva pucat/


konjungtiva merah muda merah, kornea lembut.

Lidah Merah muda, lembab Berwarna merah/ magenta,


tampilan halus, bengkak,
ukuran lidah bertambah /
berkurang

Bibir Lembab Bengkak, pecah-pecah pada


sudut bibir

Gusi Merah muda, lembab Bengkak, meradang, mudah


berdarah, berbentuk seperti
spon

Otot Kenyal, berkembang degan Tonus buruk, lembek dan tidak


baik berkembang
36
Area pemeriksaan Tanda-tanda Normal Tanda-tanda Abnormal
(Malnutrisi)

Sistem cardiovaskular Nadi dan tekanan darah Frekwensi Nadi meningkat,


normal, irama jantung normal TD meningkat, Irama jantung
abnormal (tidak teratur)

Sistem pencernaan Nafsu makan baik, eliminasi Anoreksia, Indigesti, diare


normal dan teratur dan konstipasi

Sistem persarafan Refleks normal, waspada, Refleks menurun, emosi tidak


perhatian baik, emosi stabil stabil, kurang perhatian,
bingung dan emosi labil

Gigi Tidak ada karies, tidaknyeri, Karies tidak terisi, gigi


bersih terang, lurus, rahang ompong, permukaan berulat.
berbentuk baik

Leher (kelenjar) Tidak membesar Pembengkakan nodus tiroid


dan limfatik

37
Tabel 6: Tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi

Bagian tubuh Tanda Klinis Kemungkinan kkekurangan

Tanda umum Penurunan BB, lemah,lesu, rasa Kalori, cairan, Vitamin A


haus, adanya dehidrasi,
pertumbuhan terhambat

Rambut Kusut , kekuningan, kekurangan Protein


pigmen

Kulit Adanya radang pada kulit/ Niasin, ribovlafin, dan


dermatitis. biotinemak
Pada bayi terjadi dermatosis, Asam asetat,
adanya petechial hemorraghik, Pirodoksin
eksema

Mata Fotofobia/ penglihatan ganda. Riboflavin


Rabun senja Vitamin A

Mulut Stomatitis, Glositis Riboflavin, asam folat,


Vitamin B 12 dan zat besi 38
Bagian tubuh Tanda Klinis Kemungkinan kekurangan

Gigi Karies gigi Fluorida

Sistem Neuromuskular Kejang Vitamin D


Lemah otot Kalium

Tulang Riketsia Vitamin D

Sistem gastro intestinal Anoreksia Tiamin


Mual dan muntah Garam dapur

Sistem endokrin Gondok Iodium

Sistem cardiovaskular Adanya perdarahan Vitamin K


Penyakit jantung Tiamin
Anemial Piridoksin & zat besi

Sistem saraf Kelainan mental Sianokobalamin


Kelainan saraf perifer

39
3. Riwayat Diet & Riwayat kesehatan

Riwayat diet fokus pada :


Kebiasaan asupan makanan dan cairan,
Informasi tentang kesukaan, alergi dan area
yang relevan lainnya seperti kemampuan klien
untuk mendapatkan makanan.
Informasi tentang tingkat aktivitas / penyakit
klien untuk menntukan kebutuhan energi dan
membandingkan asupan makanan.

40
Pengkajian keperawatan meliputi:
Status kesehatan
Usia
Latar belakang budaya
Pola makan berdasarkan agama
1. Islam Daging babi, alkohol,
2. Kristen Alkohol, Hari suci melarang konsumsi
daging
3. Hindu semua daging , alkohol
4. Yahudi Daging babi, Kerang-kerangan, daging
setengah masak, Tidak memasak di hari sabat.

41
Status sosial ekonomi
Kesukaan makanan personal
Faktor psikologis
Penggunaan alkohol / obat-obatan illegal
Penggunaan vitamin
Mineral / suplemen herbal
Pengetahuan klien secara umum tentang
nutrisi
Obat yang di pesankan / di jual bebas
Labetalol Perubahan rasa (peningkatan BB )
Metildopa Mengurangi jumlah vit B 12, asam
folat dan zat besi

42
Anti Imflamasi:
Levodopa Perubahan rasa, menurunkan vvit B dan
absorbbsi obat-obatan dengan makan.
Anti psikotik
Klorpromazin Meningkatkan nafsu makan
Tiotixen Annoreksia berkurangnya riboflavin,
meningkatkan kebutuhan
Bronkhodilator
Albuterol sulfat Merangsang nafsu makan
Theofilin anoreksia
Penurunan kolesterol:
Kolestriamin Berkurangnya vit. Larut lemak (A,D,E,K),
vit B 12 , zat besi

43
Diuretik :
Furosemid Berkurangnya absorbsi obat-obatan
dengan makan
Spironolakton Meningkatkan absobsi obat-obatan
dengan makan
Minyak mineral Menurunkan absorbsi vitamin larut
lemak (A,D,E,K), karotin
Penghambat agregat platelet
Dipiridamol Menurunkan absorbsi obat-obatan dengan
makan
Pengganti kalium
Kalium klorida Menurunkan vit 12
Transquilizer :
Benzodiazepin Meningkatkan nafsu makan

44
Pengkajian Fisik
Disfagia (kesulitan menelan )
Area Tubuh Tanda Nutrisi Baik Tanda Nutrisi Buruk

Penampilan Waspada, responsif Tidak bergairah, apatis


umum
Berat Badan BB normal sesuai TB, Obesitas (10 % diatas BB ideal)
usia dan bangun tubuh Atau BB rendah
Postur Tegak, lengan dan Bahu berkedut, dada masuk,
tungkai lurus punggung bungkuk
Otot Berkembang baik, tegap, Tonu s buruk, tonus tidak
tonus baik, beberapa berkembang, gangguan
lemak di bawah kulit kemampuan untuk berjalan
denganbaik
Kontrol sistem Rentang perhatian baik, Tidak perhatian, iritabilitas,
saraf tidak lekas marah dan terbakar / kedut pada tangan
tidak gelisah, refleks dan kaki, kelemahan dan nyeri
normal, stabilitas otot 45
psikologis
Fiungsi gastro Nafsu makan dan Anorekesia, konstipasi atau diare,
intestinal pecernaan baik, eliminasi pembengkakan liver atau ginjal
reguler normal, tidak ada
massa yang terpalpasi
Fungsi Denyut dan irama jantung Denyut jantung cepat (diatas
kariovaskuler normal, kurangnya mur- 100denyut/mnt), hati membesar,
mur, TD normal sesuai usia ritme abnormal, TD meningkat
Vitalitas umum Ketahanan: energi, tidur Mudah lelah: tidak memiliki energi,
baik, kuat dan semangat mudah mengantuk, lelah dan apatis
Rambut Bersinar, berkilau, baik, Kusam,botak, pecah-pecah, kering,
tidak mudah patah, kulit tipis dan jarang, depigmentasi,
kepala sehat mudah rontol
Kulit (umum) Kulit halus dan sedikit Kasar, kering, berisik, pucat,
lembab dengan warna kulit berpigmen, iritasi, memar, ptekiae,
yang baik. kehilangan lemak subkutan
Wajah dan leher Warna merata, halus, Berminyak, berubah warna,
merah muda, penampilan berisikbengkak, kulit kering melebihi
sehat, tidak bengkak pipi dn di bawah mata, keadaan
bergumpal/ berplak pada kulit di
sekitar hidung dan mulut.
46
Bibir Lembut:warna baik, Kering, bersisik, bengkak,
lembut, tidak pecah- kemerahan dan bengkak (seilosis),
pecah / bengkak lesi angular pada ujung mulut, fisura
/ scar (stomatitis)
Mulut, membran Membran mukosa pink, Bengak, membran mukosa oral kotor
oral kemerahan pada rongga
mulut
Gusi Warna pink, sehat dan Gusi seperti spons yang mudah
merah, tidak bengkak atau berdarah, kemerahan marginal,
berdarah inflamasi
Lidah Warna merah atau pink Bengkak : magenta, berotot (glositis),
baik, tidak bengkak, papila hiperemik dan hipertropik
lembut, permukaan papila ,papila hipertropi
tampak, sedikit lesi
Gigi Tidak ada karies pada gigi, Karies tidak terisi, gigi ompong ,
tidak nyeri, bersih terang, permukaan berulat, fluorosis, ,
lurus, tidak ada gigi malformasi
gingsul, rahang berbentuk
baik, bersih dan tidak
berwarna
47
Mata Terang, bersih, bersinar, Mebran mata pucat (konjungtiva
tidak ada nyeri di ujung pucat), kemerahan pada
membran, kelopak mata, membran (injeksi konjungtiva),
lembab dan pink sehat kering, tanda tanda infeksi,
pembuluh darah baik, atau ttitik bitot, kemerahan dan
tidak ada bengkak di fisurapada susut kelopak mata
jaringan atau sclera, tidak Ilebitis angular), kekeringan pada
ada lingkaran hitam diatas membran mukosa (xerosis
mata konjungtiva)penampilan kornea
tumpul (xerosis kornea), kornea
lembut (keratomalasia )
Leher (kelenjar) Tidak membesar Pembengkakan nodus tyroid dan
limfatik
Tungkai , kaki Tidak nyeri, tidak lemah Edema,nyeri, kedut,kelemahan
atau tidak bengkak, warna
baik
Rangka Tidak ada malformasi Kaki bengkok, lutut berbunyi,
deformitas dada pada diafragma,
skapula dan rusuk prominen

48
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan di hubungkan
dengan masalah nutrisi aktual (mis: asupan
inadekuat) atau masalah yang meletakkan
klien pada risiko defisiensi nutrisi, seperti
trauma oral, luka bakar yang parah atau
infeksi.

49
1. Kekurangan nutrisi , berhubungan dengan:
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan
mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit
infeksi, luka bakar, ataupun kanker
Disfagia akibat kelumpuhan serebral
Penurunan absorbsi nutrisi akibat intoleransi
laktosa
Penurunan nafsu makan
Sekresi berlebihan , baik melalui latihan fisik,
muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya.
Ketidakcukupan absorbsi akibat efek samping
obat atau lainnya.
Kesulitan mengunyah
50
2. Kelebihan nutrisi , berhubungan dengan:
Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau
radiasi
Penurunan fungsi pengecap atau penciuman
Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
Penurunan kebutuhan metabolisme
Kelebihan asupan
Perubahan gaya hidup

51
C. Perencanaan

Tujuan dan hasil yang diharapkan


1. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi
kurang
2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau
parenteral

52
Rencana Tindakan :
1. Monitor perubahan faktor yang menyebabkan
terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau
kelebihannya dan status kebutuhan ntrisinya.
2. Kurangi faktor yang mempengaruhi perubahan
nutrisi
3. Ajarkan untuk merencanakan makanan
4. Kaji tanda vital dan bising usus
5. Monitor glukosa , elektrolit, albumin, dan
hemoglobin
6. Berikan pendidikan tentang cara diet,
kebutuhan kalori atau tindakan lainnya.

53
Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi
secara umum dapat dilakukan dengan cara:
Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang
menyebabkan penurunan nafsu makan.
Memberikan makanan yang disukai sedikit demi
sedikit tetapi sering dengan memerhatikan jumlah
kalori dan tanpa kontraindikasi.
Menata ruangan senyaman mungkin
Menurunkan stress psikologis
Menjaga kebersihan mulut
Menyajikan makanan mudah diceerna
Hindari makanan yang mengandung gas

54
Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis
secara umum dapat dilakukan dengan cara:
Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-
kumur menggunakan minuman bikarbonat rendah
kalori atau atau larutan hidrogen paroksida
dan air sebagai pembersih mulut.
Ajarkan tehnik mempertahankan nafsu makan
dengan mengubah variasi dan kepadatan seperti
jus atau sop kental
Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein

55
Tindakan pada gangguan kesulitan makan
secara umum dapat dilakukan dengan cara:
Atur posisi seperti duduk tegak 60 90 pada
kursi atau ditepi tempat tidur.
Pertahankan posisi selama 10 15 menit
Fleksikan kepala ke depan garis tengah tubuh 45
untuk mempertahankan kepatenan esofagus.
Mulai dari jumlah yang kecil
Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari
makanan yang pedas atau asam makanan berserat
( sayuran mentah) dan rendam makanan kering
agar lunak.

56
Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi
secara umum dapat dilakukan dengan cara:
Hindari makanan yang mengandung lemak
Berikan motivasi untuk menurunkan berat badan
Lakukan program olah raga

57
D. Implementasi
1. Pemberian Nutrisi melalui Oral
Merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri
dengan cara membantu memberikan makan /
nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan
selera makan pada pasien.

58
Alat dan bahan :
a. Piring
b. Sendok
c. Garpu
d. Gelas
e. Serbet
f. Mangkok cuci tangan
g. Pengalas
h. Jenis diet

59
Prosedur kerja:
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien
d. Pasang pengalas
e. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
f. Bantu untuk melakukan makan dengan cara
menyuapkan makanan secara sedikit demi sedikit
dan berikan minum sesudah makan.
g. Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan
anjurkan untuk duduk sebentar.
h. Catat hasil atau respon pemenuhan terhadap
makan
i. Cuci tangan

60
2. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga
lambung.
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu
menelan dengan cara memberi makan melalui
pipa lambung / pipa penduga .
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien.

61
Alat dan bahan :
a. Sarung tangan
b. Slang nasogastrik
c. Corong atau Spuit 60 cc
d. Pengalas
e. Bengkok
f. Plester, gunting
g. Makanan dalam bentuk cair
h. Air matang dalam gelas
i. Obat
j. Stetoskop
k. Klem
l. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
m. Vaselin/jelly

62
Prosedur kerja:
a. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Atur posisi pasien dengan posisi semi fowler
d. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan
pengalas di daerah dada.
e. Letakkan bengkok di dekat pasien
f. Tentukan letakkan pipa penduga dengan cara
mengukur panjang pipa dari epigastrium sampai
hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan
beri tanda batasnya.

63
g. Berikan vaselin / pelicin pada ujung pipa
dan klem pangkal pipa tersebut lalu
masukkan melalui hidung secara perlahan-
lahan sambil pasien dianjurkan untuk
menelannya.
h. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar
sudah masuk ke lambung dengan cara:
Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam
baskom yang berisi air (klem di buka),
perhatikan bila ada gelembung maka pipa
masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung
maka pipa masuk ke lambung, Setelah itu di
klem atau di lipat kembali.
64
Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung
melalui pipa tersebut dan dengarkan dengan stetoskop.
Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut
sudah masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada di
dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
i. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian
makanan dengan cara pasang corong atau spuit
pada pangkal pipa.
j. Masukkan air matang cc pada awal dengan cara
dituangkan lewa pinggirnya.
k. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia,
setelah itu bila ada masukkan obat dan beri
minuman lalu pipa penduga di klem.
l. catat hasil atau respon pasien selama pemberian
makanan
m. Lapas sarung tangan dan Cuci tangan
65
Gambar : Pasien terpasang NGT

66
Gambar: Memberikan makanan pada NGT

67
3. Pemberian nutrisi melalui parenteral
Merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah
vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral
total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi
parenteral pasrsial).
Dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan
melalui oral atau pipa nasogastrik dengan tujuan
untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya
memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.

68
Metode pemberian:
a. Nutrisi parenteral parsial:
Merupakan pemberian nutrisi melalui
intravena yang digunakan untuk
memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi
harian pasien karena pasien masih dapat
menggunakan saluran pencernaan.
Cairan yang biasa digunakan dalam
bentuk dextrose / cairan asam amino

69
B. Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena
dimana kebutuhan nutrisi sepenuhnya melalui cairan
infus karena keadaan saluran pencernaan pasien tidak
dapat digunakan.
Cairan yang dapat digunakan cairan yang
mengandung karbohidrat seperti : Triofusin E 1000,
cairan yang mengandung asam amino seperti : Pan
Amin G dan cairan yang mengandung lemak seperti
intralipid.

C. Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui


vena sentral untuk jangka waktu lama dan melalui
vena perifer

70
E. Evaluasi
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan
adanya kemampuan dalam makan serta adanya
perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang
dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan
dengan tidak adanya tanda kekurangan atau
kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau
parenteral ditunjukkan dengan adanya proses
pencernaan makan yang adekuat.

71
KASUS
Nn. A, usia 20 tahun, datang ke UGD RSUD Bekasi
karena mual , muntah dan tidak nafsu makan
sudah 4 hari. Saat dikaji klien di rawat di ruang
Nusa Indah , ketika dilakukan pengkajian
didapatkan data: Muntah tidak ada, mual masih
ada, nafsu makan masih kurang , makan habis
porsi, konjungtiva anemis, wajah agak pucat, K/U
lemah, BB sebelum sakit 50 Kg saat sakit 48 Kg,
TB 157 cm, TD 110/90 mmHg, Nadi 80 x/mnt,
Suhu 37 C, RR 20 x/mnt, Hb 10 gr %. Diagnosa
Medis: Gastritis
72
TUGAS :
1. Buat Data Fokus ( SUbjek & Objek)
2. Buat analisa data
3. Buat diagnosa keperawatan yang bisa ditegakkan
pada Nn A
4. Buatlah intervensi keperawatan untuk mengatasi
masalah Nn. A (Tujuan , Kriteria hasil dan
intervensi keperawatan)
5. Buatlah implementasi keperawatan untuk Nn. A
6. Buat Evaluasi akhir untuk Nn. A

73

Anda mungkin juga menyukai