Nama Fasilitator
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnyalah laporan
tutorial ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada dr. Marlina Rajagukguk, MKT selaku
fasilitator dalam kegiatan tutorial ini karena telah membimbing kami selama tutorial.
Saya juga menyadari laporan ini masih belum sempurna baik dari penyusunan bentuk
dan materinya. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Tuhan beserta kita.
Terimakasih.
I. KLARIFIKASI ISTILAH
V. LEARNING OBJECTIVE
1. DD dan DX disertakan dengan gejala klinis
2. Etiologi & faktor resiko
3. Identifikasi penyebab malaria yang berkembang di papua
4. Cara mendignosis
5. Patofisiologi
6. Tatalaksana
7. Komplikasi
8. Pencegahan, prognosa dan Vaksinasi
9. Siklus dalam nyamuk dan tubuh manusia
10. Jenis nyamuk dan Jenis malaria
11. Anemia kenapa bisa terjadi
12. Klasifikasi malaria berat ringan
VI. PEMBAHASAN
1. DD dan DX
Malaria,
Gejala demam tergantung jenis malaria. Sifat demam akut (paroksismal) yang
didahului oleh stadium dingin (menggigil) diikuti demam tinggi kemudian berkeringat
banyak. Gejala klasik ini biasanya ditemukan pada penderita non imun (berasal dari
daerah non endemis). Selain gejala klasik di atas, dapat ditemukan gejala lain seperti
nyeri kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal, dan nyeri otot . Gejala tersebut
biasanya terdapat pada orang-orang yang tinggal di daerah endemis (imun)
Demam Tifoid,
Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
enterica serovar typhi (S.typhi) (Parry, 2004).
Setelah 7-14 hari tanpa gejala (asimptomatis) dapat muncul keluhan atau gejala yang
bervariasi mulai dari yang ringan dengan demam yang tidak tinggi, malaise, dan batuk
kering sampai dengan gejala yang berat dengan demam yang berangsur makin tinggi
setiap hari, serta rasa tidak nyaman. Gejala lain yang biasa dijumpai adalah demam
sore hari dengan serangkaian keluhan klinis, seperti anoreksia, mialgia, nyeri
abdomen , dan obstipasi, dapat disertai dengan lidah kotor, nyeri tekan perut, dan
pembengkakan pada stadium lanjut dari hati dan limpa atau dapat keduanya
(Nelwan,2012).
Hepatitis,
Hepatitis virus akut adalah infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hampir
semua kasus hepatitis virus akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus yaitu:
virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus
hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV). Jenis virus lain yang ditularkan
pascatransfusi seperti virus hepatitis G dan virus TT telah dapat diidentifikasi akan
tetapi tidak menyebabkan hepatitis. Semua jenis hepatitis virus yang menyerang
manusia merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B, yang merupakan virus
DNA.
DX
Malaria
Faktor Resiko
- Tidak memasang kawat kasa pada semua ventilasi
- Dinding rumah yang terbuat dari kayu/papan
- Keberadaan kandang ternak dekat rumah
- Kebiasaan keluar rumah pada malam hari
5. Patofisiologi
6. Tatalaksana
A. PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
1) Malaria falsiparum dan Malaria vivaks Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks
saat ini menggunakan ACT ditambah primakuin. Dosis ACT untuk malaria
falsiparum sama dengan malaria vivaks, Primakuin untuk malaria falsiparum hanya
diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,25 mg/kgBB, dan untuk malaria
vivaks selama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB. Primakuin tidak boleh diberikan
pada bayi usia < 6 bulan.
Pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaks adalah seperti yang tertera di
bawah ini:
Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) + Primakuin
2) Pengobatan malaria vivaks yang relaps Pengobatan kasus malaria vivaks relaps
(kambuh) diberikan dengan regimen ACT yang sama tapi dosis Primakuin
ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.
3) Pengobatan malaria ovale Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT
yaitu DHP ditambah dengan Primakuin selama 14 hari. Dosis pemberian obatnya
sama dengan untuk malaria vivaks.
4) Pengobatan malaria malariae Pengobatan P. malariae cukup diberikan ACT 1 kali
perhari selama 3 hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan
tidak diberikan primakuin
5) Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. vivax/P.ovale Pada penderita dengan
infeksi campur diberikan ACT selama 3 hari serta primakuin dengan dosis 0,25
mg/kgBB/hari selama 14 hari.
PENGOBATAN MALARIA BERAT
A. Pengobatan malaria berat di Puskesmas/Klinik non Perawatan Jika
puskesmas/klinik tidak memiliki fasilitas rawat inap, pasien malaria berat harus
langsung dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap. Sebelum dirujuk berikan artesunat
intramuskular (dosis 2,4mg/kgbb)
B. Pengobatan malaria berat di Puskesmas/Klinik Perawatan atau Rumah Sakit
Artesunat intravena merupakan pilihan utama. Jika tidak tersedia dapat diberikan kina
drip.
Kemasan dan cara pemberian artesunat
Artesunat parenteral tersedia dalam vial yang berisi 60 mg serbuk kering asam
artesunik dan pelarut dalam ampul yang berisi natrium bikarbonat 5%. Keduanya
dicampur untuk membuat 1 ml larutan sodium artesunat. Kemudian diencerkan
dengan Dextrose 5% atau NaCL 0,9% sebanyak 5 ml sehingga didapat konsentrasi 60
mg/6ml (10mg/ml). Obat diberikan secara bolus perlahan-lahan. Artesunat diberikan
dengan dosis 2,4 mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam ke 0, 12, 24. Selanjutnya
diberikan
7. Komplikasi
Komplikasi malaria berat yang didapat berupa black water fever, malaria billiosa,
anemia dan malaria related acute kidney injury (MAKI).
Semua penderita malaria berat harus ditangani di Rumah Sakit (RS) atau puskesmas
perawatan. Bila fasilitas maupun tenaga kurang memadai, misalnya jika dibutuhkan
fasilitas dialisis, maka penderita harus dirujuk ke RS dengan fasilitas yang lebih
lengkap. Prognosis malaria berat tergantung kecepatan dan ketepatan diagnosis serta
pengobatan.
Vaksinasi, untuk saat ini belum diproduksi secara massal, ataupun masih dalam tahap
penelitian, penelitian terbaru. University of Oxford menemukan vaksin dengan
efektifitas 77%. Yang menjadi harapan baru untuk lini vaksinasi malaria.
9. A. Siklus hidup plasmodium di tubuh manusia (siklus aseksual) Parasit yang masuk
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terifeksi (sporozoid) akan
menginfeksi sel di hati dan akan melakukan replikasi aseksual menjadi schizon,
schizon akan pecah dan menghasilkan banyak merozoid biasanya sekitar 2000-40.000
tergantung dari jenis spesies, menjadi matur “merozoid” terjadi 10-14 hari sampai
beberapa siklus (siklus eksoeritrositic). Merozoid selanjutnya akan menyebar ke
dalam aliran darah dan menginfeksi sel darah merah, pada P.vivax dan P. ovale tidak
semua parasit menyebar ke aliran darah ada yang dorman di hati dan dapat aktif
kembali. Merozoit yang menginfeksi sel darah merah akan berkembang menjadi
parasit dengan bentuk cincin karena adanya vakuola di dalam sel parasit sehingga sel
inti berada di tepi (tropozoit). Tropozoit matur bentunya lebih besar sehingga bentuk
cincin terlihat jelas. Tropozoit kemudian bereplikasi aseksual dengan pembelahan inti
menjadi schizon yang terdiri dari 10-30 inti bergantung species parasitnya.
Schizon yang telah matur akan pecah dan melepaskan banyak merozoid baru yang
akan menginfeksi sel darah merah lainnya (siklus eritrositer). Siklus replikasi
menyebabkan banyak eritrosit yang pecah dan rusak, berulangnya replikasi dan
kerusakan menyebabkan timbulnya gejala klinis. Periode sejak gigitan nyamuk yang
infektif sampai timbulnya gejala klinis dikenal sebagai masa inkubasi intrinsik.
Setelah beberapa kali bereplikasi, beberapa tropozoid berkembang menjadi gamet
jantan (mikrogametosit) dan betina (makrogamet) pada tahap inilah parasit akan
terbawa nyamuk saat menghisap darah manusia yang terinfeksi dan akan berkembang
di dalam tubuh nyamuk.
10. Di Papua terdapat 2 spesies nyamuk Anopheles telah diketahui menyebar di seluruh
kabupaten yaitu spesies An.farauti, dan An.punctulatus,
1. Malaria Falsiparum Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala demam
timbul intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi malaria
berat yang menyebabkan kematian.
2. Malaria Vivaks Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria berat yang
disebabkan oleh Plasmodium vivax.
3. Malaria Ovale Disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis biasanya
bersifat ringan. Pola demam seperti pada malaria vivaks.
4. Malaria Malariae Disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 3 hari.
5. Malaria Knowlesi Disebabkan oleh Plasmodium knowlesi. Gejala demam
menyerupai malaria falsiparum.
11. HB menurun menandakan anemia yang diawali dengan fungsi ginjal yang terganggu
akibat dehidrasi sehingga asupan ginjal untuk memproduksi sebagian darah
terganggu, dan bisa terjadi karena hemolisis yang disebabkan oleh plasmodium masuk
ke limfa yang berfungsi untuk menyaring eritrosit. Plasmodium masuk dan merusak
pabrik dari eritrosit.
Buku Saku Penatalaksanaan Kasus Malaria. Ditjen Pengendalian Penyakit dan penyehatan
Lingkungan. Kementrian Kesehatan RI. 2012.